Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Bina Bicara


Berdasarkan pemikiran Xavier Tan & Njiokiktijien (2006), menyatakan bahwa bina
bicara diartikan sebagai tempat pelatihan berbicara dan perbaikan pada gejala-gejala
gangguan bicara, dan kognitif linguistik yang diatur oleh otak bagian kiri. (219899)
Pengembangan kemampuan berbicara merupakan serangkaian upaya yang dilakukan
kepada anak agar mereka memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap sehingga
mereka dapat mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaannya saat berbicara.
Hermanto (2008), menyatakan bahwa melalui pembelajaran bina bicara diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan berkomunikasi anak, dengan didukung oleh berbagai
persiapan dan dukungan yang baik. Adapun bentuk dukungan tersebut adalah adanya
pembinaan kemampuan artikulasi yang baik dan terprogram, adanya sarana dan prasarana
sekolah yang mendukung program bina bicara tersebut, serta adanya pengkondisian yang
tidak memaksa bagi anak dengan gangguan bicara. (7775)
Didalam pelaksanaannya, bina bicara meliputi :
1. Latihan prabicara, seperti : latihan arah mimic wajah, latihan suara, dan
pelemasan organ bicara.
2. Latihan pembentukan suara, seperti : meniup dengan hembusan, letupan,
menghirup dan menghembuskan nafas melalui hidung.
3. Latihan pembentukan suara, seperti : menyadarkana ank bersuara, merasakan
getaran, menirukan ucapan guru, melafalkan vokal suara.
4. Pembentukan fonem
5. Pembetulan dan penyadaran irama
6. Pengembangan berbicara.

B. Tujuan Bina Bicara


Menurut Nugroho (2004), ada tiga macam tujuan dari bina bicara (jurnal) yaitu :
1. Bidang pengetahuan
Bertujuan agar anak memiliki pengetahuan terkait dengan :
a. Cara mengucapkan seluruh bunyi dari bahasa Indonesia
b. Cara mengucapkan kata, kelompok kata, dan kelompok kalimat.
c. Mengevaluasi bicaranya sendiri yang sesuai dengan pengamatan visual,
auditif, dan kinestetik.
d. Cara meningkatkan kualitas bicara dan mengendalikan alat ucap.
e. Cara dalam pemilihan kata yang tepat.
2. Bidang keterampilan
Bertujuan agar anak terampil, seperti :
a. Terampil dalam mengucapkan bunyi-bunyian dari bahasa Indonesia
b. Terampil dalam mengucapkan kata, kelompok kata, dan kelompok kalimat
dalam bahasa Indonesia.
c. Terampil dalam melakukan evaluasi terhadap bahasa nya sendiri.
d. Terampil dalam mengendalikan ucapannya dan meningkatkan mutu dari
berbicara.
e. Terampil dalam menggunakan kata, kelompok kata, dan kalimat dengan
tepat, baik, dan benar.
3. Bidang sikap
Bertujuan agar anak memiliki sikap seperti :
a. Suka berkomunikasi dengan orang lain.
b. Suka melakukan evaluasi terkait dengan pengembangan kemampuan
berbicaranya.

Adapun tujuan umum dari bina bicara ini adalah :

1. Dapat berkomunikasi dengan baik dilingkungan masyarakat.


2. Dapat bekerja dan berintegrasi didalam kehidupan bermasyarakat.
3. Dapat berkembang sesuai dengan asas dari perkembangan seumur hidup.

C. Sarana dan Prasarana Bina Bicara


Adapun sarana dan prasarana penunjang dari pelaksanaan bina bicara ini adalah :
1. Alat-alat stimulasi visual, seperti : cermin, gambar, kartu identifikasi, pias kata,
dan lainnya.
2. Alat stimulasi auditoris, seperti : speech trainer, alat bantu dengar baik klasikal
maupun individual, dan lainnya.
3. Alat-alat untuk stimulasi vibrasi, seperti : vibrator dan sikat getar.
4. Alat-alat latihan pernafasan, seperti : peluit, terompet, harmonica, saluran kayu
dengan bola ping pong dan lainnya.
5. Alat-alat untuk pelemasan organ bicara, seperti : permen bertangkai, madu, dan
lainnya.
6. Layanan bina bicara seperti :
a. Layanan individual yaitu adanya ruang khusus dengan lama latihan
kisaran 20-25 menit.
b. Layanan klasikal yaitu adanya percakapan dari hati ke hati melalui latihan
mendengar dan berbicara secara terpadu.
c. Adanya layanan nonformal yaitu layanan yang diberikan kapan saja terkait
dengan pembetulan kata,ataupun kalimat yang salah.

D. Metode Bina Bicara


Ada beberapa metode dalam pelaksanaan bina bicara yaitu :
1. Metode berdasarkan penyajian materi
a. Metode global berdiferensiasi
Metode ini merupakan metode yang didasarkan kepada perimbangan
kebahasaan, dimana bahasa pertama terlihat pada ujaran secara total.
Dengan demikian, saat mengajar atau melatih anak dapat dilakukan
dengan ujaran secara utuh baru dilanjutkan dengan fonem-fonem sebagai
satuan bahasa yang terkecil.
b. Metode analisis sintetis
Metode ini merupakan metode kebalikan dari metode global
berdiferensiasi, dimana penyajian materinya dimulai dari fonem ke kata
dan kalimat.

2. Berdasarkan modalitas
a. Metode multisensory
Menggunakan seluruh sensori dalam berbicara. Seperti : penglihatan,
pendengaran, perabaan, dan kinestetik.
b. Metode suara
Dikenal juga dengan metode auditori verbal, yaitu metode berbicara yang
lebih memanfaatkan pendengaran dengan sistem amplifikasi pendengaran.

3. Berdasarkan fonetika
a. Metode yang bertitik tolak pada fonetik, yaitu berdasarkan kepada mudah
sukarnya bunyi menurut ilmu fonetik yang dianggap sama bagi semua
anak. Bunyi bahasa yang di ajarkan biasanya bunyi yang paling depan/
muka dimulut. Hal ini dikarenakan mudah untuk ditiru.
b. Metode tangkap dan peran ganda, yaitu metode yang menuntut guru untuk
peka dalam menangkap fonem yang diucapkan anak secara spontan.

Anda mungkin juga menyukai