Anda di halaman 1dari 5

Nur Eva, Karakteristik Kecerdasan Anak Cerdas Istimewa 20

KARAKTERISTIK KECERDASAN ANAK CERDAS ISTIMEWA


Nur Eva
Fakultas Pendidikan Psikologi, Universitas Negeri Malang
nur.eva2012@gmail.com

Abstrak
Anak Cerdas Istimewa (Gifted Children) menunjukkan kecerdasannya sejak usia dini. Penelitian ini bertujuan
mengetahui kecerdasan anak cerdas istimewa pada usia dini, yaitu antara usia 3-5 tahun. Metode yang digunakan
adalah kualitatif dengan melakukan wawancara terhadap tiga ibu dari anak cerdas istimewa. Data dianalisis
dengan analisis tematik. Hasil analisis menunjukkan bahwa anak cerdas istimewa mempunyai kemampuan
membaca lebih awal, kritis, dan mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Hal ini menunjukkan anak cerdas
istimewa usia dini mengalami lompatan kecerdasan.
Kata Kunci: anak cerdas istimewa, usia dini, kecerdasan

Abstract
Gifted Children show their intelligence from an early age. This study aims to determine the intelligence of
special intelligent children at an early age, namely between the ages of 3-5 years. The method used is qualitative
by conducting interviews with three mothers of special intelligent children. Data were analyzed by thematic
analysis. The results of the analysis show that gifted children have the ability to read earlier, critically, and have
high learning motivation. This shows that intelligent children of early age experience a leap of intelligence.
Keywords: gifted children, early age, intelligence

Kecerdasan sering didefinisikan sebagai olimpiade, dll. Program khusus untuk siswa cerdas
kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan istimewa diberikan pada jenjang Sekolah Menengah
pengetahuan, memecahkan masalah, dan berfikir Pertama (SMP) ketika anak cerdas istimewa berusia
rasional dalam hal yang abstrak dan beradaptasi sekitar 11-12 tahun. Artinya anak cerdas istimewa
dengan situasi baru (Eggen & Kauchak, 2010). Para baru mendapatkan program pendidikan khusus
ahli Psikologi meyakini bahwa kecerdasan adalah sebagai fasilitas untuk mengoptimalkan pendidikan
potensi yang bersifat bawaan (nature) dan siswa cerdas istimewa pada saat memasuki masa
lingkungan (nurture). Faktor yang bersifat bawaan remaja. Lebih dari 10 tahun anak cerdas istimewa
menyebabkan kecerdasan mulai tampak dalam tidak memperoleh layanan pendidikan sesuai
kehidupan individu sejak usia dini, ketika dengan potensi yang dimilikinya. Pendidikan
lingkungan belum memberikan kontribusi secara sebagai aktivitas sepanjang hayat (long life)
signifikant. dimulai sejak dini. Tanpa identifikasi pada usia dini,
Pada usia 0-6 tahun anak dalam periode anak cerdas istimewa akan banyak membuang
keemasan (golden age). Masa keemasan ini ditandai waktu untuk mengoptimalkan pendidikannya,
oleh berkembangnya jumlah dan fungsi sel-sel saraf selanjutnya masyarakat akan kehilangan kontribusi
otak anak. Para ahli neuroscience mengemukakan anak cerdas istimewa yang seharusnya diterima.
bahwa, anak sejak dilahirkan telah memiliki Padahal upaya mengoptimalkan pendidikan siswa
milayaran sel neuron yang siap dikembangkan. cerdas istimewa dapat dilakukan sejak dini, yaitu
Pada saat ini pertumbuhan sel jaringan otak terjadi sejak anak dideteksi sebagai anak cerdas istimewa
sangat pesat, dan sampai pada usia 4 tahun (golden pada usia dini. Berdasarkan hal ini, deteksi dini
age) 80% jaringan otaknya telah tersusun. Dampak anak cerdas istimewa menjadi penting dilakukan
dari pertumbuhan otak pada masa keemasan ini untuk mengoptimalkan pendidikannya sejak siswa
akan terlihat dalam pertumbuhan fisik dan psikis cerdas masuk dalam pendidikan formal pada
anak. Bahkan berbagai potensi yang dimiliki anak jenjang Sekolah Dasar (SD) dengan berbagai
dapat diidentifikasi pada masa keemasan ini. program yang sesuai.
Termasuk dalam melakukan identifikasi anak Penelitian ini bertujuan mengetahui kecerdasan
cerdas istimewa. anak cerdas istimewa pada usia dini, yaitu antara
Selama ini, Indonesia melakukan identifikasi usia 2-3 tahun, yaitu usia periode emas
terhadap anak cerdas istimewa pada saat akan perkembangan anak.
mengikuti program pendidikan khusus, seperti, Identifikasi anak cerdas istimewa dapat
kelas akselerasi, kelas cerdas istimewa, kelas dilakukan sejak dini (van Tiel & Widyorini, 2014).
21 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 5, Nomor 2, Maret 2016, hlm 20-24

Orang tua adalah lingkungan sosial pertama dan 4) Menyukai angka dan hitungan
terdekat dengan anak. Gogul, McCumsey, & 5) Menggambar tiga dimensi
Hewett (1985) menjelaskan bahwa orang tua 6) Bermain puzzle
mengenali keberbakatan anak cerdas istimewa sejak 7) Mempunyai pemahaman asosiasi dan sebab
awal, yaitu pada usia 0-6 tahun. Berdasarkan Tabel akibat yang baik
1 diketahui bahwa orang tua banyak menemukan Van Tiel dan Widyorini (2014) juga
karakteristik anak cerdas istimewa pada usia 2 – 3 menjelaskan bahwa pada aspek kepribadian anak
tahun. cerdas istimewa mengembangkan perilaku, sebagai
Tabel 1. Identifikasi Anak Cerdas Istimewa Usia Dini oleh berikut:
Orang Tua
1) Sangat mandiri
Prosentase Usia 2) Tidak mau dicampuri dan tidak bisa didikte
7 0 – 6 bulan 3) Keras kepala
15 6 – 12 bulan 4) Menginginkan segala sesuatu sekarang juga
23 1 - 2 tahun 5) Tidak putus asa untuk mendapatkan sesuatu
25 2 – 3 tahun yang diinginkan
17 4 – 5 tahun 6) Perfeksionis
13 selanjutnya 7) Sangat konsentrasi pada sesuatu yang tengah
100 dikerjakan
Sumber: Gogul, McCumsey, & Hewett (1985) Pada saat anak cerdas istimewa memasuki usia 4
– 6 tahun terjadinya lompatan perkembangan
Mooij (1991); De Hoop dan Jansen (1999) ditandai dengan berikut ini:
menjelaskan bahwa anak cerdas istimewa usia dini 1) Belajar membaca dan berhitung sendiri
menunjukkan perkembangan fisik dan psikis yang 2) Mempunyai konsentrasi, ketahanan kerja yang
lebih maju dari pada teman sebayanya. Hal ini tinggi, dan mampu melakukan banyak hal dalam
tampak bahwa pada kemampuan bahasa, imajinasi, waktu bersamaan
sosial, dan motorik. 3) Senang belajar
Stichting (2002) memberikan daftar beberapa 4) Sangat energik, tingkat aktivitas yang tinggi,
indikator untuk perkembangan anak dengan potensi banyak bergerak, dan sedikit tidur
kecerdasan yang baik, yaitu: 5) Mempunyai daya ingat yang kuat
1) Skor Apgar yang tinggi, yaitu antara 8 – 10 pada 6) Perfeksionis
usia 5 – 10 menit pertama saat baru dilahirkan 7) Mudah belajar dengan metode yang tidak umum
2) Lahir lebih berat badan dari rata-rata anak baru 8) Penggunaan Bahasa yang sangat baik
lahir 9) Mandiri
3) Lebih cepat membangun kontak mata dan 10) Mampu mengerjakan tugas yang kompleks
membalas senyum Namun, ada sebagian anak cerdas istimewa usia
4) Mempunyai perkembangan motorik yang lebih dini mempunyai perkembangan yang tertinggal dari
cepat teman sebayanya, terutama pada kemampuan
5) Mempunyai daya ingat yang kuat bahasa, emosi, dan sosial. Adapun kecerdasannya
6) Mempunyai pola hidup yang teratur baru nampak pada periode perkembangan
7) Menuntut banyak perhatian dan tergantung selanjutnya. Fenomena ini disebut the late bloomer
8) Sangat waspada, tidak sabaran, dan sensitif (Silverman, 2002). Dengan demikian, identifikasi
9) Perkembangan komunikasi dan kepribadian anak cerdas istimewa pada usia dini membutuhkan
yang lebih cepat kecermatan tingkat tinggi. Hal ini penting untuk
Van Tiel dan Widyorini (2014) menjelaskan memetakan, membantu menyelesaikan masalah,
bahwa pada usia 2,5 – 4 tahun anak cerdas istimewa dan mengoptimal pendidikan (Davis, Rimm, &
akan menunjukkan gejala perkembangan kognitif Siegle, 2011).
yang melompat jauh lebih maju dari teman Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa
sebayanya, yaitu: kecerdasan anak cerdas istimewa telah tampak sejak
1) Mempunyai perhatian yang luas pada sekitarnya usia dini. Namun, kajian kecerdasan anak cerdas
2) Menyukai berbagai bentuk benda istimewa belum banyak dilakukan di Indonesia.
3) Menyukai huruf sehingga mampu membaca Padahal anak cerdas istimewa adalah kekayaan
dengan caranya sendiri Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki
Nur Eva, Karakteristik Kecerdasan Anak Cerdas Istimewa 22

Indonesia. Mereka merupakan modal yang luar 1) A menyukai buku dan mampu membaca pada
biasa untuk membangun Indonesia. Jika kecerdasan usia tiga tahun
anak cerdas istimewa diketahui sejak dini maka Pada usia dua tahun. saya suka membelikan
orang tua, guru, dan masyarakat dapat mainan edukatif. Seperti bentuk-bentuk angka,
mengoptimalkan potensi kecerdasan yang dimiliki huruf dan gambar. Saya sebenarnya tidak
untuk kontribusi dalam kehidupan. Berdasarkan hal bermaksud mengajari membaca. Tapi ternyata
itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketika ada tulisan di jalan, A bisa membaca. Sejak
bagaimana karakteristik kecerdasan anak cerdas itu anak saya sangat suka dengan buku. Selalu
istimewa pada usia 2-3 tahun. minta hadiah berupa buku.
Awalnya saya lihat anak saya senang merapikan
METODE koran Jawa Pos yang di ruang tamu. Saya
Penelitian ini dilakukan dengan metode menyangka hanya buat mainan. Ternyata anak saya
kualitatif sesuai dengan tujuan penelitian yaitu membaca koran. Waktu itu usia tiga tahun.
untuk bertujuan untuk mengetahui bagaimana 2) A mempunyai daya ingat yang kuat, senang
karakteristik kecerdasan anak cerdas istimewa pada belajar, dan tertarik pada angka
usia 2-3 tahun. Metode kualitatif digunakan untuk Pada waktu sekolah TK, anak saya sudah hafal
memberikan kesempatan pada peneliti dan informan perkalian, senang menulis angka, mengerjakan
untuk melakukan eksplorasi terhadap karakteristik semua buku sampai habis, dan tidak suka bermain.
kecerdasan anak cerdas istimewa pada usia 2-3 3) A tidak putus asa untuk mendapatkan sesuatu
tahun. yang diinginkan.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik A sering ngotot minta dijelaskan berbagai hal,
wawancara tidak terstruktur untuk mendapatkan marah jika tidak sesuai dan sering meremehkan
kondisi yang lebih alamiah. Data yang dikumpulkan orang lain
tentang indikator kecerdasan anak cerdas istimewa
pada usia dini, seperti: aspek kognitif, afektif, dan Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu B
motorik. Wawancara dilakukan pada ibu yang diketahui bahwa:
memiliki anak cerdas istimewa. Pada saat dilakukan 1) B mempunyai perhatian yang luas pada
wawancara, anak cerdas istimewa berusia 13 – 14 sekitarnya
tahun. Sebelum dilakukan wawancara, anak cerdas B senang bermain di luar rumah. Ia suka hal
istimewa diukur tingkat kecerdasannya dengan yang natural seperti ikan, kepik, putri malu. Waktu
menggunakan Tes Wechsler Intelligence for Scale itu di sekitar rumah saya masih ada tanah kosong.
Children (WISC-IV). Berdasarkan hasil Tes WISC 2) B menyukai buku sejak kecil
diperoleh skor 130 dengan kategori cerdas istimewa Kami mempunyai program ke gramedia
(gifted). Dalam wawancara ibu menceritakan seminggu sekali. B jika memilih buku lama sekali.
berbagai perilaku yang merupakan indikator dari Ia suka buku yang berkaitan dengan kreativitas.
kecerdasan ketika anak usia 0 – 6 tahun. Subyek Bahkan pada suatu hari ia lebih memilih beli buku
berjumlah tiga orang. daripada beli baju. B merengek-rengek minta
Data hasil wawancara berupa verbatim diantar ke gramedia.
dianalisis dengan analisis tematik. Analisis tematik 3) B mampu mengerjakan tugas yang kompleks
adalah cara mengidentifikasi tema-tema yang B suka bereksperimen dengan telur, hujan,
terpola dalam suatu fenomena. Tema-tema ini dapat menggunakan CD untuk menciptakan pelangi, dan
diidentifikasi, dikodekan secara induktif (data ingin mengerjakan tenaga surya dari matahari. B
driven) dari data kualitatif mentah (transkrip juga suka memasak.
wawancara, biografi, rekaman video, dan 4) B mempunyai daya ingat yang kuat dan senang
sebagainya) maupun secara deduktif (theory driven) belajar
berdasarkan teori maupun hasil penelitian terdahulu B pada usia empat tahun mampu menghafal
(Boyatzis, 1998). huruf hijaiyah. Ia senang mengerjakan PR sepulang
sekolah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan tiga subyek: A, B, Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu C
dan C. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu A diketahui bahwa:
diketahui bahwa:
23 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 5, Nomor 2, Maret 2016, hlm 20-24

1) C mempunyai perhatian yang luas pada Secara umum ketiga subyek menggambarkan
sekitarnya bahwa anak cerdas istimewa menunjukkan adanya
C suka bertanya banyak hal. Kadang untuk lompatan perkembangan kognitif dan kepribadian.
menjawabnya saya harus membeli buku agar bisa Hal ini sesuai dengan yang telah dijelaskan oleh
menjelaskan dengan benar. Van Tiel dan Widyorini (2014) menjelaskan bahwa
2) C perfeksionis dan keras kepala pada usia 2,5 – 4 tahun anak cerdas istimewa akan
C dalam bergaul memilih teman, ia enggan menunjukkan gejala perkembangan kognitif yang
bermain dengan anak yang tidak baik. Ia memilih melompat jauh lebih maju dari teman sebayanya,
pulang jika di sekolah tidak ada yang menarik seperti: mempunyai perhatian yang luas pada
untuk dipelajari. sekitarnya, menyukai berbagai bentuk benda,
3) C menyukai angka dan hitungan menyukai huruf sehingga mampu membaca dengan
C mendapat piala untuk kategori matematika caranya sendiri, menyukai angka dan hitungan,
waktu di sekolah TK. Setiap anak mendapat piala menggambar tiga dimensi, bermain puzzle, dan
sesuai dengan minat pelajaran. mempunyai pemahaman asosiasi dan sebab akibat
4) C belajar membaca dan berhitung sendiri yang baik.
Dulu waktu C masih TK saya bekerja. C selalu Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ibu
menunjukkan kemampuannya ketika saya di rumah. dapat mengidentifikasi kecerdasan yang dimiliki
Saya tidak tahu siapa yang mengajari dia. anak cerdas istimewa pada usia dini. Tampaknya
Termasuk bisa membaca dan berhitung. Gurunya di latar belakang kondisi status sosial ekonomi ibu
sekolah bercerita C suka membacakan cerita untuk juga mempengaruhi kemampuan dalam melakukan
teman-temannya identifikasi kecerdasan yang dimiliki anak cerdas
istimewa. Semua ibu dalam penelitian ini
Diskusi
berpendidikan tinggi, yaitu sarjana strata satu dan
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui mempunyai ekonomi yang baik sehingga
bahwa anak cerdas istimewa menampakkan mempunyai pengetahuan yang cukup untuk
kecerdasannya sejak usia dini. Semua subyek mengidentifikasi kecerdasan anak usia dini.
menampilkan lompatan perkembangan kognitif
seperti: mempunyai perhatian yang luas pada
sekitarnya, menyukai huruf sehingga mampu Daftar Rujukan
membaca dengan caranya sendiri, menyukai angka Boyatzis, R.E. (1998). Transforming Qualitative
dan hitungan, dan mempunyai pemahaman asosiasi Information. Sage: Cleveland
dan sebab akibat yang baik.
Davis, G.A., Rimm, S.B., Siegle, D. (2011).
Anak cerdas istimewa dengan mudah
Education of the Gifted and Talented (Sixth
mempelajari banyak hal. Hal ini ditemukan pada Edition). USA: Pearson.
subyek pertama yang tanpa diketahui ibunya ia
De Hoop, F. & Jansen, D.J. (1999). Omgaan met
mampu membaca pada usia tiga tahun.
(hoog) begaafde kinderen. Uitgevruj Intro:
Sebagaimana dijelaskan Marrow (1983) bahwa Baarn dalam van Tiel, J.M. & Widyorini, E.
pada usia 3 tahun anak cerdas istimewa sangat (2014). Deteksi dan Penanganan Anak Cerdas
tertarik dengan aktivitas membaca. Istimewa (Anak Gifted) Melalui Pola Alamiah
Pada penelitian ini ada temuan tambahan yang Tumbuh Kembang. Jakarta: Prenada
bukan merupakan tujuan penelitian, yaitu terkait Eggen dan Kauchak, (2010). Educational
dengan aspek kepribadian. Anak cerdas istimewa Psychology: Windows On Classrooms. USA:
mengembangkan karakteristik kepribadian, seperti, Pearson
keras kepala, tidak putus asa untuk mendapatkan Gogul, E.M., McCumsey, J., & Hewet, G. (1985).
sesuatu yang diinginkan, perfeksionis, dan sangat What parents are saying. G/C/T, 7-9,
konsentrasi pada sesuatu yang tengah dikerjakan. November-Desember dalam Davis, G.A.,
Hal ini sesuai dengan temuan dari berbagai Rimm, S.B., Siegle, D. (2011). Education of the
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya (Van Gifted and Talented (Sixth Edition). USA:
Tiel dan Widyorini, 2014). Anak cerdas istimewa Pearson.
keras kepala dalam memegang pendapat. Orang tua Moleong, L.J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif.
tanpa pengetahuan yang luas seringkali kurang Bandung: Rosdakarya
memahami berbagai pendapat yang dipilih anak Mooij, T.(1991). Schoolproblemen van
cerdas istimewa. hoogbegaafde kinderen, richtlijnen voor passend
Nur Eva, Karakteristik Kecerdasan Anak Cerdas Istimewa 24

onderwijs. Dick Coutinho: Muiderberg dalam


van Tiel, J.M. & Widyorini, E. (2014). Deteksi
dan Penanganan Anak Cerdas Istimewa (Anak
Gifted) Melalui Pola Alamiah Tumbuh
Kembang. Jakarta: Prenada
Silverman, L.K. (2002). Upside-Down Brilliance:
The Visual-Spatial Learner. Denver, Colorado:
DeLeon Publishing
Van Tiel, J.M. & Widyorini, E. (2014). Deteksi dan
Penanganan Anak Cerdas Istimewa (Anak
Gifted) Melalui Pola Alamiah Tumbuh
Kembang. Jakarta: Prenada

Anda mungkin juga menyukai