TINJAUAN PUSTAKA
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan
berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang
dengan usianya.
dan berat.
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
11
Kementrian Kesehatan RI, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak, 2016.
7
8
pada fase kehidupan sebelumnya. Masa anak usia dini sering disebut
dengan “golden age” atau masa emas. Pada masa ini hampir seluruh
potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara
tepat dan hebat. Perkembangan setiap anak tidak sama karena setiap
yang sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut karena
pada masa ini potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan
perkembangan selanjutnya.
dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi
14
RI, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.
10
anak.
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca
indra dan sistim reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus
prasekolah usia 4-5 tahun secara fisik dan motorik, dia juga menjelaskan
kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan anak usia 4-5 tahun yaitu
sebagai berikut16 :
15
Ibid.
16
A. Aghnaita, “Perkembangan Fisik-Motorik Anak 4-5 Tahun Pada Permendikbud No. 137
Tahun 2014 (Kajian Konsep Perkembangan Anak).,” Al-Athfal: Jurnal Pendidikan Anak, 3 2
(2017): 219–234.
12
oleh sifat keras kepala dan perbedaan pendapat antara anak dan
37,4°C).
17
K. E. Allen, “Profil Perkembangan Anak: Prakelahiran Hingga Usia 12 Tahun.” (2010).
13
bahasa yang tepat serta respons yang tepat dari anak terhadap
mata Snellen.
b. Perkembangan Motorik.
dengan mudah.
binatang sederhana.
huruf.
15. Semakin akurat dalam memukul paku dan pasak dengan palu.
c. Kegiatan Pembelajaran
antaranya adalah:
ditendang.
dengan anak.
lainnya.
Sebagian besar anak usia lima tahun berada dalam fase yang
cukup tenang dan semakin tinggi rasa percaya dirinya dan rasa
kg).
dewasa.
Snellen.
b. Perkembangan Motorik.
tambahan.
terjatuh.
13. Berdiri di atas satu kaki dengan baik selama sepuluh detik.
segitiga, A, I, O, U, C, H, L, T.
c. Kegiatan Pembelajaran
antaranya adalah:
18
Ibid.
19
sebagai berikut 20 :
Tabel 2.4 Kemampuan motorik Kasar dan Halus Anak usia 3-6 tahun.
19
Ibid.
20
R. Fitriani, R., & Adawiyah, “Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini.,” Jurnal Golden
Age, 2 1 (01) (2018): 25–34.
20
menendang.
21
M.Kep Ns. Arif Rohman Mansur, Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah, 1st ed. (PADANG:
Andalas Univesity Press, 2019).
21
1. Menggunting kertas
benar adalah ibu jari dan jari tengah masuk ke dalam kedua lubang
ini.
22
2. Melipat Kertas
tangan dan jemari tangan, terutama saat anak melipat dan menekan
3. Memutar Koin
memutar koin paling lama akan menjadi pemenang. Atau kita bisa
yang bisa memutar koin tanpa membuat koin keluar atau jatuh dari
atas meja akan mendapatkan reward. Hal ini akan memacu mereka
4. Menghubungkan Titik-Titik
hewan, dan lainnya. Selain latihan jemari tangan, aktivitas ini juga
aktivitas ini di atas meja, agar otot lengan anak bisa bekerja dengan
lebih fleksibel.
23
5. Menjiplak
6. Meronce
ini bisa membantu untuk menguatkan tiga jari itu. Kita hanya
7. Menempel Bentuk
diwarnai.
24
remas kertas berair itu sampai lembut. Aktivitas ini juga mampu
ukurannya lebih kecil dari penjepit jemuran itu. Kita bisa meminta
tersebut juga sama. Dua pasang “baju” itu harus disatukan dengan
seutas benang.
26
dengan aturan sosial yang ada dan anak lebih mampu untuk
kepribadianya.22
23
b. G Putra, “Kecerdasan Sosial Remaja Berbasis Nilai Konservasi Dalam Menanggapi Isu-Isu
Media Sosial Di Smp Walisongo 1 Kota Semarang,” Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Semarang (2019).
24
W. E. W. Zeniarti, Z., Hastuti, H., & Elfi, “Kecerdasan Sosial Anak Usia Dini Desa Labuandiri
Buton.,” Shautut Tarbiyah, 21 1 (2015): 161–180.
25
Arum Dwi Mahatfi, “Korelasi Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecerdasan Emosi Siswa
Sekolah Dasar,” BASIC EDUCATION 4 (2015): 215.
28
membina hubungan 26 Hal ini sama juga disajikan dalam bentuk tabel
dibawah ini:
untuk mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain (empati),
dan berperilaku dengan baik pada diri sendiri dan dalam membina
berinteraksi sehari-sehari.
a. Lebih menyukai bekerja dengan dua atau tiga teman yang dipilih
d. Rasa ingin tahu yang besar, mampu bicara dan bertanya apabila
27
Ahmat Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya (Jakarta:
Kencana, 2011).
31
orang lain.
orang lain.
lain. 28
usia tersebut.
perhatian guru.
1. Faktor Eksternal
a. Keluarga
luas.
yang memiliki keluarga yang tidak utuh seperti salah satu orang
tua tidak ada, atau bercerai maupun orang tua yang sering
b. Sekolah
30
Nurmalitasari, “Nurmalitasari, F.”
33
anak. 31
a. Faktor Lingkungan
yang cerdas.
b. Faktor Gizi
cukup untuk dapat bekerja dengan keras. Makan dan minum yang
31
Putra, “KECERDASAN SOSIAL REMAJA BERBASIS NILAI KONSERVASI DALAM
MENANGGAPI ISU-ISU MEDIA SOSIAL DI SMP WALISONGO 1 KOTA SEMARANG.”
32
M. Z. Rosyadi, “Hubungan Antara Kecerdasan Sosial Dan Keaktifan Siswa Dengan Hasil
Belajar Ips,” Joyful Learning Journal, 9 2 (2020): 102–108.
34
c. Pembentukan
d. Kebebasan
masalah.
e. Status Kesehatan
kecerdasan social anak itu sendiri. Hal ini sesuai dengan teori yang
33
Y. Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011).
35
2. Faktor Internal
a. Faktor Hereditas
34
Ibid.
35
U. Latifah, “Aspek Perkembangan Pada Anak Sekolah Dasar: Masalah Dan Perkembangannya,”
Academica: Journal of Multidisciplinary Studies, 1 2 (2017): 185–196.
36
36
Nurjannah, “Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui
Keteladanan.”
37
b. Pembawaan
c. Kematangan Tubuh
37
P. Rahmi, “Mengembangkan Kecerdasan Sosial Dan Emosinal Anak Usia Dini,” Bunayya:
Jurnal Pendidikan Anak, 6 1 (2020): 19–44.
38
Rosyadi, “Hubungan Antara Kecerdasan Sosial Dan Keaktifan Siswa Dengan Hasil Belajar Ips.”
39
Ibid.
38
sebaya.
40
Ibid.
41
B. Sujiono, Y. N., & Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak (Jakarta: indeks,
2010).
42
Suwanti, I., & Suidah, “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Mental Emosional Pada Anak
Usia Prasekolah (4-6 Tahun).”
39
kehidupan ini. Hal senada dikemukakan oleh Euis bahwa pola asuh
atau cara yang dipilih orang tua dalam mendidik anak-anaknya yang
adalah sikap atau cara yang dilakukan orang tua dalam berhubungan
atau berinteriksi dengan anak. Dalam interaksi anatara orang tua dan
anak tersebut, terdiri dari cara orang tua menjaga, merawat, mendidik,
yang belum dewasa agar menjadi pribadi yang lebih dewasa dan
43
Listia Fitriyani, “Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosi
Anak,” Lentera 17, no. 1 (2015): 93–110, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/artikel EQ.pdf.
44
I. Agustiawati, “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Di SMA Negeri 26 Bandung,” Doctoral dissertation,
Universitas Pendidikan Indonesia (2014).
40
Metode pola asuh yang digunakan oleh orang tua kepada anak
anak. Ada banyak jenis-jenis pola asuh yang sering menjadi pedoman
diandalkan bagi kemajuan bangsa ke depan. Jenis pola asuh orang tua
Menurut Baumrind ada tiga jenis pola asuh orang tua yaitu pola asuh
permisif (permissive).45
kepada semua perintah dan keinginan orang tua, kontrol yang sangat
ditandai dalam hubungan orang tua dengan anak tidak hangat dan
45
Ayun, “Pola Asuh Orang Tua Dan Metode Pengasuhan Dalam Membentuk Kepribadian Anak.”
2015
41
sering menghukum. Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang ditandai
kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi, anak jarang
dengan orang tua. Orang tua malah menganggap bahwa semua sikap
permasalahan anak-anaknya.
Pola asuh yang bersifat otoriter ini juga ditandai dengan hukuman
seperti ini sangat ketat dan bahkan masih tetap diberlakukan sampai
sendiri.
sosial.
b. Indulgent, yaitu pola pengasuhan dengan orang tua yang rendah pada
(responsiveness).
46
Fitriyani, “Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengembangkan Kecerdasan Emosi Anak.”
43
a. Pola Asuh Otoriter Pola asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh
c. Pola Asuh Permisif Pola asuh ini ditandai dengan cara orang tua
Menurut Djamarah ada lima belas tipe pola asuh orang tua dalam
keluarga, yaitu 48 :
a. Gaya Otoriter
b. Gaya Demoktratis
c. Gaya Laizes-Faire
d. Gaya Fathernalistik
e. Gaya Karismatik
47
Agustiawati, “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Di SMA Negeri 26 Bandung.”
48
S. B. Djamarah, Pola Asuh Orang Tua Dan Komunikasi Dalam Keluarga., 1st ed. (Jakarta:
Rineka Cipta, 2014).
44
g. Gaya Pelopor
h. Gaya Manipulasi
i. Gaya Transaksi
l. Gaya Pamrih
n. Gaya Konsultan
o. Gaya Militeristik.
Dari beberapa pola asuh diatas pada dasarnya ada tiga pola asuh
Hourlock yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh
permisif.
bisa dalam bentuk sikap atau tindakan verbal maupun non verbal hal ini
Sadar atau tidak, dalam praksisnya berbagai pola asuh itu sering terjadi
45
dalam buku yang ia tulis mejelaskan tiga pola asuh orang tua yang
ramah.
49
H. Idris Meity, Pola Asuh Anak, Melejitkan Potensi Dan Prestasi Sejak Usia Dini. (Jakarta:
Luxima, 2012).
46
yang ketat dari orang tua terhadap mereka adalah karena mereka
50
R. Marini, “Penerapan Pola Asuh Orang Tua Dalam Menumbuhkan Kemandirian Pada Anak
Usia Balita Di Lingkungan UPTD SKB Kota Cimahi.,” Skripsi STKIP Siliwangi. Tidak
Diterbitkan. (2010).
47
Dari sikap orang tua yang kontrol dan terarah, juga mendorong
rasa percaya diri, dan mau berkerja sama. Karena perlakuan yang
bersikap tegas pada situasi dan kondisi yang diperlukan tetapi tetap
tanggung jawab yang tulus dari setiap tindakan yang telah dan akan
akan bebas dalam bergaul, dan segala jenis peraturan atau hukuman
48
diri, mencari perhatian, karena anak kurang perhatian dari orang tua.
Selain itu anak menjadi mudah frustasi. Setelah dewasa mereka juga
Sedangkan menurut Juhardin terdapat ada tiga pola suh yang terjadi
Ketika anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan orang tua. Pola
asuh otoriter yang diterapkan orang tua kepada anak akan memberikan
dampak positif bagi perilakunya, akibat dari keinginan orang tua yang
kepada anak. Tetapi pola asuh ini dapat memberi dampak negatif jika
51
S. Juhardin, H., & Roslan, “Dampak Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Anak (Studi Di
Desa Amberi Kecamatan Lambuya Kabupaten Konawe).,” Jurnal Neo Societal 1 (2016).
49
Pola asuh demokrasi merupakan pola asuh yang paling baik. Dimana
anaknya, mau memberikan masukan. Dalam pola asuhan ini, orang tua
Dalam pola asuhan ini, orang tua memberikan kebebasan pada anak
berdampak negatif pada perilakunya. Pada pola asuh ini tidak ada
disimpulkan bahwa setiap pola asuh yang orang tua terapkan pada
pola asuh yang diterapkan orang tua, pola asuh secara demokratis
dan orang tua bersikap friendly pada anak, dan memjadikan anak
1. Budaya setempat.
Dalam hal ini mencakup segala aturan, norma, adat dan budaya yang
berkembang di dalamnya.
52
D. W. L. Hadi, S., & Putri, “Komunikasi Konseling Sebagai Media PARENTING.,”
TASÂMUH, 14 2 (2017): 145–158.
51
4. Orientasi religious.
mengikutinya.
5. Status ekonomi.
7. Gaya hidup.
2. Perubahan budaya, yaitu dalam hal nilai, norma serta adat istiadat
rendah pada keluarga akan berdampak negatif pada pola asuh yang
berpotensi akan menimbulkan pola asuh yang positif dari orang tua
2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan yaitu proses perubahan sikap dan tata laku sesorang atau
53
Agustiawati, “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS Di SMA Negeri 26 Bandung.”
54
Juhardin, H., & Roslan, “Dampak Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Anak (Studi Di Desa
Amberi Kecamatan Lambuya Kabupaten Konawe).”
53
pendidikan yang dimiliki orang tua rendah maka pola asuh yang
yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka pola asuh yang
3. Kepribadian
terhadap pola asuh orang tua, yaitu jika kepribadian orang tua
anak.
54
4. Jumlah Anak
perhatian dan waktunya terbagi antara anak yang satu dengan anak
yang lainnya. Banyaknya anak akan berdampak negatif pada pola asuh
anaknya namun ada saja perilaku negatif yang ditunjukan oleh salah
satu anak.
mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu factor eksternal (berasal dari
BAB III
Variable Perancu
1. Lingkungan
2. Sekolah
3. Usia
4. Hereditas
Keterangan :
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Sosial
Kabupaten Bondowoso.
56
3.2 Hipotesis
H0 : Tidak Ada hubungan antara pola asuh orang tua dan Kecerdasan
Sosial Emosional anak usia 4-5 tahun di Desa Pakem Kecamatan Pakem
Kabupaten Bondowoso.
H1 : Ada hubungan antara pola asuh orang tua dan Kecerdasan Sosial
Emosional anak usia 4-5 tahun di Desa Pakem Kecamatan Pakem Kabupaten
Bondowoso.
57