Anda di halaman 1dari 3

RESUME PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL

“KONSEP DASAR PPI DAN ESENSI PROGRAM PPI”

NAMA : ENJELINA PUTRI ARVITA

NIM/ NO.ABSEN : 19003059/ 12

KODE KELAS : 202010030053

DOSEN

GRAHITA KUSUMASTUTI., S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
1. Pengertian PPI
Program Pembelajaran Individual (PPI) diadopsi dari istilah Individualized Educational
Program (IEP) yang dikembangkan dalam sistem pendidikan di Amerika Serikat. IEP
merupakan dokumen tertulis yang dikembangkan dalam suatu rencana pembelajaran bagi
ABK, yang mendorong siswa mengerjakan tugas sesuai dengan kondisi dan motivasinya
(Mercer & Mercer, 1985:5 dalam (Farisia, 2017)). Dalam referensi lain disebutkan bahwa PPI
merupakan program pembelajaran yang didasarkan pada gaya, kekuatan, dan kebutuhan
khusus siswa dalam belajar (Lynch, 1994 dalam (Farisia, 2017)).
Program Pembelajaran Individual dikenal dengan The Individualized Education
Program (IEP) yang diprakarsai oleh SAMUEL GRIDLEY HOWE tahun 1871, yang merupakan
salah satu bentuk layanan pendidikan bagi ABK. Bentuk pembelajaran ini sudah diperkenalkan
di Indonesia sejak tahun 1992, yang merupakan satu rancangan pembelajaran bagi anak
berkebutuhan khusus agar mereka mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhannya dengan
lebih memfokuskan pada kemampuan dan kelemahan kompetensi peserta didik.
Program Pembelajaran Individual harus merupakan program yang dinamis, artinya
sensitif terhadap berbagai perubahan dan kemajuan peserta didik, yang diarahkan pada hasil
akhir yaitu kemandirian yang sangat berguna bagi kehidupannya, mampu berperilaku sesuai
dengan lingkungannya atu berperilaku adaptif.
Menurut Endang Rusyani (2009) PPI ini bertolak dari suatu pandangan yang mengakui
bahwa manusia merupakan makhluk individu. Individu mengandung arti suatu kesatuan dari
jiwa dan raga (a whole being) yang tidak terpisahkan satu sama lain yang dikenal sebagai
organisme. Di dalam organisme tersebut terdapat dorongan (drives) yang bersumber pada
kebutuhan-kebutuhan dasar (basic needs) dan merupakan daya penggerak (motivation) untuk
mempertahankan keutuhan hidupnya (survive). Dorongan, kebutuhan dan motivasi tersebut
sifatnya berbeda-beda, dalam arti memiliki ciri khas tersendiri antara organisme yang satu
dengan yang lainnya. Pandangan ini pada dasarnya menghendaki agar kegiatan proses
pembelajaran lebih bersifat individual.
Secara teoretis pembelajaran yang diindividualisasikan didefinisikan sebagai suatu
siasat (strategi) untuk mengatur kegiatan belajar setiap siswa. Pembelajaran individual adalah
rancangan pembelajaran yang dikembangkan untuk memfasilitasi perbedaan individu.
Pembelajaran individualmerupakan siklus pembelajaran berkelanjutan yang mencakup
diagnosis, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. Pembelajaran individual merupakan
salah satu model belajar yang memperhatikan perbedaan individu.
PPI diadopsi dari salah satu langkah IEP, yang disebut Individual Instructional
DesicionMaking. Langkah ini berisi rancangan program intervensi tiap-tiap individu ABK, dan
pelaksanaannya sesuai dengan penempatan anak. Apabila penempatan ABK pada lembaga
sekolah, maka program berupa pembelajaran yang diindividualisasikan.

2. Fungsi Program Pembelajaran Individual


a. Untuk memberi arah pengajaran dengan mengetahui kekuatan, kelemahan dan minat
siswa maka program yang diindividualisasikan terarah pada tujuan atas dasar
kebutuhan dan sesuai dengan tahap kemampuannya saat ini.
b. Menjamin setiap ABK memiliki suatu progrm yang diindividualkan untuk
mempertemukan kebutuhan khs mereka dan mengkomunikasikan program tersebut
kepada orang-orang yang berkepentingan.
c. Meningkatkan keterampilan guru dalam melakukan asesmen tentang karakteristik
kebutuhan belajar tiap anak dan melakukan usaha mempertemukan dengan
kebutuhan-kebutuhan siswa.
d. Meningkatkan potensi untuk komunikasi antar/dengn anggota tim, khususnya
keterlibatan orang tua, sehingga sering beretemu dan saling mendukung untuk
keberhasilan ABK dalam pendidikan
e. Menjadi wahana bagi peningkatan usaha untuk memberikan pelayanan pendidikan
yang lebih efektif.
3. Komponen Program Pembelajaran Individual.
Secara garis besar komponen Progrm Pembelajaran Individual meliputi :
a. Deskripsi tingkat kecakapan/kemampuan saat ini (performance levels): tingkat
kemampuan/kecakapan yang diketahui setelah dilakukan asesmen, sehingga guru
kelas dapat mengetahui kekuatan, kelemahan dan kebutuhan pembelajaran siswa
yang bersangkutan. Informasi ini umumnya berkaitan dengan kemampuan akademik,
pola perilaku khusus, keterampiln menolong diri, bakat voksional, dan kemampuan
berkomunikasi .
b. Sasaran program tahunan/tujuan pengajaran tahunan ( longrange or annual goals)
Komponen ini merupakan kunci komponen pembelajaran karena dapat
memperkirakan program jangka panjang selama kegiatan sekolah dan dapat dipecah-
pecah menjadi beberapa sasaran. Kerjasama antara guru dan orangtua perlu dilakukan
sehingga tujuan pembelajaran lebih realis. Merumuskan tujuan PPI hrus
memperhatikan empat kriteria yaitu:
a) Dapat diukur adalah pernyataan harus menggunakan kata kerja oprsional
(menyebutkan ,menjelaskan, mendefinisikan,mengidentifikasi, menulis dll) dan
tidak menimbulkan penafsiran ganda (memahami, mengetahui, mengerti )
b) Positif merupakan tujuan itu harus membawa perubahan ke arah positif (mis.
“siswa dpat merespon waktu dengan tepat” bukan “ siswa dapat bertahan
menutup mulut” c. orientasi pada siswa > merumuskan apa yang dipelajari
bukan apa yang siswa pikirkan (mis: siswa dapat menanggapi secara lisan
pertanyaan dengan dua-tiga prase) d. relevan -> sesuai dengan kebutuhan
individu.
c. Sasaran belajar jangka pendek (shortterm objectives)
Sasaran belajar jangka pendek/tujuan jangka pendek harus dikonsep dan
dikembangkan melalui analisa tugas, dipakai sebagai acuan dalam proses
pembelajaran guna mencapai kemampuan yang lebih spesifik. Sasaran belajar ini
harus dapat diamati, dapat diukur, berpusat pada siswa, positif dan hendaknya
mencerminkan pengajaran antara tingkat kecakapan dan tujuan akhir.

Referensi

Farisia, H. (2017). Strategi optimalisasi kemampuan belajar anak berkebutuhan khusus (abk) melalui
program pembelajaran individual (ppi). SELING Jurnal Program Studi PGRA, 3, 1–17.

Anda mungkin juga menyukai