Pengantar
Program Pembelajaran Individual (PPI) merupakan rencana pembelajaran yang dirancang
untuk satu orang peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK). PPI harus merupakan program
yang dinamis artinya sensitif terhadap berbagai perubahan dan kemajuan peserta didik, dan
disusun oleh sebuah tim yang paling tidak terdiri dari orang tua/wali murid, guru kelas, guru
mata pelajaran, guru pendidikan khusus/PLB, dan peserta didik yang bersangkutan yang disusun
secara bersama-sama. Idealnya PPI tersebut disusun oleh tim terdiri dari Kepala Sekolah,
Komite Sekolah, Tenaga ahli dan Profesi terkait, orang tua/wali murid, guru kelas, guru mata
pelajaran dan guru pendidikan khusus/PLB, serta peserta didik yang bersangkutan.
3. Bimbingan akademik di luar kelas (remedial teaching) oleh guru kelas/GPK/ lainnya.
f. Merencanakan penggunaan sumber dan media belajar; sumber belajar mana yang akan
digunakan, media apa yang sesuai dan tidak membahayakan peserta didik.
5. merancang atau menyusun bahan ajar yang disesuaikan dengan keberagaman peseta
didik,
7. menyediakan layanan program khusus bagi peserta didik yang mempunyai kebutuhan
khusus, termasuk peserta didik yang berkesulitan belajar atau peserta didik yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Konsep Program Pembelajaran Individual
Program Pembelajaran Individual (PPI) adalah sebuah rencana pembelajaran yang didesain
untuk memenuhi kebutuhan belajar anak (IDEA, Tahun 1990). PPI merupakan bukti keterlibatan
orang tua dalam mengambil keputusan pendidikan bagi anak mereka (Strickland dan Turnbull
1993). PPI menjadi dokumen yang sangat penting karena tidak hanya bertujuan untuk
memastikan bahwa setiap PDBK mendapatkan program yang sesuai dengan karakteristik unik
mereka. Tetapi juga ketika guru dihadapkan pada orang tua yang memiliki ekspektasi yang tidak
sesuai dengan kondisi anak, maka PPI dapat menjadi dokumen yang membantu guru dalam
penyamaan persepsi bagi orang tua terhadap kemampuan anak saat ini dan target
pembelajaran mereka. Secara sederhana PPI dapat diartikan:
1. PPI merupakan sarana untuk memastikan bahwa PDBK mendapatkan program yang
sesuai kebutuhan dan dievaluasi secara berkala (Bateman 2011)
2. PPI adalah adalah asumsi guru terhadap kemampuan yang mungkin dapat dikuasai oleh
PDBK dalam periode waktu tertentu melalui pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan belajar, potensi, hambatan, dan karakteristik unik PDBK.
4. PPI adalah rencana tertulis untuk penyediaan layanan bagi PDBK yangdikembangkan dan
dilaksanakan dengan melibatkan orang tua, guru dan ahli dari interdisipliner yang
didasarkan pada kondisi objektif anak (kebutuhan belajar, potensi, hambatan dan
karakteristik unik PDBK) yang dirancang sehingga memungkinkan PDBK untuk
berkembang optimal sesuai kapasitas dan potensinya.
3. Rincian layanan pendidikan khusus dan layanan lain yang terkait, termasuk seberapa
besar peserta didik dapat berpartisipasi di kelas reguler
4. Sasaran
5. Metode
6. Ketercapaian sasaran
7. Evaluasi
1. Pelajarilah hasil asesmen peserta didik yang meliputi kemajuan peserta didik, dan
masalah kontekstual yang ada di lingkungan rumah, dan sekolah.
2. Identifikasi potensi dan hambatan peserta didik saat ini.
4. Identifikasi dan prioritaskan hasil pembelajaran yang diharapkan dicapai pada akhir
periode PPI.
5. Identifikasi tujuan spesifik, dapat dicapai, dan terukur yang dibangun diatas kekuatan
saat ini dan mencerminkan langkah-langkah pembelajaran selanjutnya untuk mengatasi
area yang membutuhkan pengembangan.
8. Identifikasi strategi untuk mengatasi hambatan apa pun untuk mencapai tujuan.
9. Memperjelas peran dan tanggung jawab untuk memastikan implementasi penuh dari
PPI.
10. Mengevaluasi efektivitas PPI dan meninjau kemajuan sebelum PPI berikutnya.
Pembelajaran Akomodatif
Pengantar
Pengertian akomodasi pembelajaran (Lerner & Kline, 2006) adalah penyesuaian dan
modifikasi program pendidikan untuk memenuhi kebutuhan PDBK. Akomodasi dalam
pembelajaran yang diperuntukkan untuk PDBK tetap mengacu pada dua prinsip pembelajaran.
Jadi akomodasi dapat diartikan sebagai perubahan berupa penyesuaian dan modifikasi yang
dibeikan untuk PDBK sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Piaget (dalam Carpendale, Muller,& Bilbok, 2008: 799),
berpendapat bahwa pengetahuan dibangun atas dua proses yakni scheme, proses asimilasi dan
proses akomodasi. Akomodasi adalah proses dimana anak memperluas dan memodifikasi
representasi-representasi mental mereka tentang dunia, pengalaman-pengalaman baru.
Sedangkan Kaufmann dan Hallahan (2006: 57) mengatakan tentang akomodasi, “... changes in
the delivery of instruction, type of student performance, or method of assessment which do not
significantly change the content or conceptual difficulty of the curriculum.” yang bermakna
perubahan dalam metode mengajar, tugas untuk peserta didik, dan metode penilaian yang tidak
merubah secara signifikan konten dan tujuan dalam kurikulum.
1. Bertahap, merupakan suatu proses yang dilakukan dengan beberapa langkah atau
urutan peningkatan
4. Pertanyaan dan jawaban langsung, adalah saat dimana guru bertanya kepada
peserta didik slow learner secara langsung dan peserta didik diminta untuk menjawab
pertanyaan tersebut secara langsung. Pertanyaan langsung yang diberikan guru ke
peserta didik dapat memfokuskan peserta didik untuk tetap memperhatikan materi
pelajaran. Selain itu, guru dapat mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik.
7. Pemberian contoh pemecahan masalah oleh guru, guru memberikan contoh dan
langkah dalam pemecahan masalah. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
variasi pembelajaran menggunakan berbagai pendekatan.
8. Pembelajaran pada kelompok kecil, dapat membantu peserta didik untuk lebih
memahami pembelajaran. Tutor sebaya dalam kelompok kecil dapat saling
membantu peserta didik untuk memahami informasi dan memecahkan masalah
yang diberikan. Pembentukan kelompok memungkinkan kerjasama antar peserta
didik dan saling membantu ketika mengalami kesulitan, selain itu pengelompokkan
juga mampu menigkatkan partisipasi peserta didik.
1. Evaluasi sesuai dengan standar dan dengan cara yang sama dengan peserta didik lain.
2. Evaluasi sesuai dengan standar namun disertai dengan akomodasi tertentu.
4. Evaluasi alternatif dengan standar kesulitan yang sama dengan peserta didik lain.
5. Evaluasi alternatif dengan standar kesulitan yang disesuaikan dengan kemampuan anak.
3. Tempat, misal untuk peserta didik dengan perhatian terbatas, dapat mengikuti ulangan
di ruangan terpisah yang agak sepi.
4. Waktu, pemberian waktu yang lebih banyak dengan jeda untuk istirahat.
4. Perencanaan dan waktu akomodasi (termasuk perpanjangan waktu, pengulangan tes, tes
pada waktu peserta didik mampu, dan penggunaan jam istirahat).
Penilaian hasil belajar peserta didik tersebut dilakukan sesuai dengan tujuan penilaian secara
berkeadilan, objektif, dan edukatif. Yang dimaksud penilaian hasil belajar secara berkeadilan
adalah penilaian yang tidak bias oleh latar belakang, identitas, atau kebutuhan khusus peserta
didik. Penilaian hasil belajar secara objektif merupakan penilaian yang didasarkan pada
informasi faktual atas pencapaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik. Selanjutnya,
penilaian hasil belajar secara edukatif merupakan penilaian yang hasilnya digunakan sebagai
umpan balik bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua untuk meningkatkan proses
pembelajaran dan hasil belajar.
Bentuk Penilaian
a. Penilaian formatif
Dilaksanakan pada pendidikan anak usia dini, jenjang pendidikan dasar, dan jenjang pendidikan
menengah. Bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta
mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Dilakukan dengan mengumpulkan informasi
mengenai peserta didik yang mengalami hambatan atau kesulitan belajar dan perkembangan
belajar peserta didik. Informasi tersebut digunakan sebagai umpan balik bagi peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan dalam memonitor proses dan kemajuan belajar sebagai
bagian dari keterampilan belajar sepanjang hayat; dan bagi pendidik untuk merefleksikan dan
meningkatkan efektivitas pembelajaran.
b. Penilaian sumatif
dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah. Bertujuan
untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas
dan kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik tersebut
dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Pelaporan
Pelaporan hasil penilaian dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar. Laporan
kemajuan belajar berupa laporan hasil belajar yang disusun berdasarkan pengolahan hasil
penilaian. Laporan hasil belajar paling sedikit memuat informasi mengenai pencapaian hasil
belajar peserta didik. Selain memuat informasi mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik,
laporan hasil belajar untuk pendidikan anak usia dini juga memuat informasi mengenai
pertumbuhan dan perkembangan anak. Laporan hasil belajar sebagaimana dimaksud
dituangkan dalam rapor atau bentuk laporan hasil penilaian lainnya.
Teknik Penilaian
Teknik penilaian
Penilian sikap; Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta
didik dalam proses pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan sosial.
Penilaian projek; merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Penilaian diri (self assessment); adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek yang
ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan, status, proses dan
tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.
Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses
pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan sosial. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang
berbeda dari penilaian pengetahuan dan keterampilan sehingga teknik penilaian yang
digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap lebih ditujukan untuk membina perilaku
dalam rangka pembentukan karakter peserta didik.
a. Sikap Spiritual Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan diamati adalah menerima,
menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
b. Sikap Sosial Kompetensi sikap sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku antara
lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara. Berikut disajikan skema
Penilaian Sikap.
Unjuk kerja yang dapat diamati seperti: bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi,
membaca puisi/deklamasi, menggunakan peralatan laboratorium, dan atau mengoperasikan
suatu alat. Hasil penilaian praktik menggunakan rerata dan/atau nilai optimum.
Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai
perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian,
portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karya
peserta didik, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik.
Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang berkaitan dengan
kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam proses pembelajaran di kelas, berkaitan
dengan kompetensi kognitif, misalnya: peserta didik dapat diminta untuk menilai penguasaan
pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu,
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Berkaitan dengan kompetensi afektif, Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan
penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Berkaitan dengan kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai
kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya sebagai hasil belajar berdasarkan kriteria
atau acuan yang telah disiapkan.
Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan dengan cara yang objektif. Oleh
karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut.
3. Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau
skala rentang.
5. Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik
supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
1. Bagi peserta didik yang menggunakan model kurikulum reguler penuh, maka model
laporan hasil belajarnya (rapor) menggunakan model rapor reguler yang sedang berlaku.
2. Bagi peserta didik yang menggunakan model kurikulum yang di modifikasi, maka model
laporan hasil belajarnya (rapor) menggunakan rapor reguler yang dilengkapi dengan
deskripsi (narasi) yang menggambarkan kualitas kemajuan belajarnya.
4. Model rapor pada pendidikan inklusif pada dasarnya sama dengan sekolah reguler di
semua satuan pendidikan meliputi SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK, perbedaannya
terletak pada jenis satuan pelajaran dan program khusus.