Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL (PPI)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran ABK 2

Dosen Pengampu :
Eni Rachmawati, M.Pd

OLEH:
DEWI SHINTA
NIM: 201610430311226

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
1. Definisi PPI
Program Pembelajaran Individual dikenal dengan The Individualized
Education Program (IEP) yang diprakarsai oleh SAMUEL GRIDLEY HOWE
tahun1871, yang merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi ABK.
Bentuk pembelajaran ini sudah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1992,
yang merupakan satu rancangan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus
agar mereka mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhannya dengan lebih
memfokuskan pada kemampuan dan kelemahan kompetensi peserta didik.
MERCER and MERCER (1989) mengemukakan bahwa “program
pembelajaran individual menunjuk pada suatu program pembelajaran dimana
siswa bekerja dengan tugas-tugas yang sesuai dengan kondisi dan
motivasinya”. Hal ini disebabkan karena perbedaan antara individu pada ABK
sangat beragam, sehingga layanan pendidikannya lebih diarahkan pada layanan
yang bersifat individual, walaupun demikian layanan yang bersifat klasikal
dalam batas tertentu masih diperlukan.
PPI diadopsi dari istilah Individualized Educational Program (IEP)
“Program pendidikan individualisasi”. PPI adalah program pembelajaran yang
didasarkan pada kebutuhan setiap siswa, berpusat pada siswa dan bekerja
dengan siswa. Siswa yang mengedalikan program dan bukan program yang
mengendalikan siswa, karena siswa yang akan dibelajarkan, sehingga
kebutuhan, perkembangan, dan minat siswa menjadi orientasi dalam
mempertimbangkan penyusunan program.
Jadi Program Pembelajaran Individual harus merupakan program yang
dinamis, artinya sensitif terhadap berbagai perubahan dan kemajuan peserta
didik, yang diarahkan pada hasil akhir yaitu kemandirian yang sangat berguna
bagi kehidupannya, mampu berperilaku sesuai dengan lingkungannya atu
berperilaku adaptif.

2. Tujuan PPI
PPI bertujuan menselaraskan antara kebutuhan siswa, tugas dan
perkembangan belajar siswa dalam upaya mengembangkan potensi siswa
secara optimal. Program Pendidikan Individu untuk menjamin bahwa siswa
dengan kebutuhan khusus memiliki suatu program yang diindividualkan untuk
mempertemukan kebutuhan untuknya dan mengkomunikasikan secara tertulis
kepada individu-individu yang berkepentingan.
Adapun tujuan PPI lainnya sebagai berikut : 1) untuk membantu siswa yang
bermasalah dalam belajar karena berbagai keterbatasannya, 2) meningkatkan
keterampilan guru dalam melakukan asesmen, 3) meningkatkan komunikasi
antar atau dengan anggota tim (orang tua) untuk meningkatkan keberhasilan
ABK dalam pendidikan.

3. Struktur Rancangan PPI


Program PPI disusun dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan setiap
siswa. Struktur rancangan PPI salah satunya langkah merancang Program
Pembelajaran Individual :
Prosedur ideal untuk mengembangkan program pembelajaran individual
bagi ABK memiliki lima langkah (KITANO & KIRBY, 1986) yaitu:
a) Membentuk tim PPI atau TP3I (Tim Penilai Program Pembelajaran
Individual), yang terdiri dari orang-orang yang bekerja dengan anak dan
memiliki informasi yang dapat disumbangkan untuk menyusun rancangan
pendidikan yang komprehensif bagi anak. Tim ini idealnya mencakup:
guru khusus – guru reguler – Kepala Sekolah – orang tua – diagnostician
dan tenaga ahli lain (konselor, speech therapist), bila memungkinkan anak
yang bersangkutan.
b) Menilai kebutuhan anak
Hasil penilaian awal kebutuhan anak yang diperoleh dari tes formal,
tes diagnostik kesulitan belajar, pengamatan perilku; yang bersumber dari
wali kelas, guru khusus, guru mata pelajaran, orang tua, konselor dapat
digunakan untuk mengembangkan tujuan khusus pembelajaran,
menentukan program prioritas pelayanan kebutuhan secara individual,
dalam jangka waktu tertentu dan kriteria keberhasilan yang sudah
ditetapkan sebelumbya.
c) Mengembangkan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek
Pengembangan tujuan jangka panjang telah diatur dalam GBPP
untuk jangka waktu satu tahun, sementara pengembangan tujuan jangka
pendek disusun oleh guru untuk satu kali pertemuan pembelajaran, yang
memuat audience, behavior,condition, degree. Perumusan tujuan
pembelajaran ini memungkinkan guru untuk melakukan evaluasi
keberhasilan belajar siswa secara lebih tepat.
d) Merancang metode dan prosedur pembelajaran
Metode dan prosedur embelajaran adalah sebuah rangkaian proses
bagaimana guru dapat melakukan pembelajaran secara efektif dan efisien
sehingga siswa mencapai tujuan pembelajaran khusus. Metode
pembelajaran dapat berbentuk belajar kolaboratif, belajar kooperatif,
bermain peran, belajar mandiri, sosiodrama, dll.
e) Evaluasi kemajuan anak
Evaluasi kemajuan belajar anak diukur berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan dalamm rumusan tujuan pembelajaran khusus. Contoh:
TIK : Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat menyebutkan secara
lisan dan lancar minimal 4 binatang memamah biak yang diternak petani.
Kriteria yang dijadikan dasar: (1) menyebutkan (2) secara lisan dan lancar
(3) minimal 4 binatang memamah biak yang diternak petani. Atas dasar
standar yang telah ditetapkan guru dapat menilai apakah anak masih perlu
diperbaiki atau tidak.

4. Kaitan PPI dengan Program Kompensatoris


Perlu dipahami, PPI merupakan fungsi mata rantai terpadu antara asesmen
dan pengajaran; jadi pengembangan PPI tergantung pada pengumplan data
asesmen. PPI memberi tekanan pada keterbatasan minimal, kesesuaian
penempatan dan garis besar program pengajaran. Untuk itu PPI harus
dievaluasi kemudian ditulis ulang dalam jangka waktu satu tahun, sepanjang
layanan masih dibutuhkan. Program Pembelajaran Individual PPI merupakan
rumusan program pembelajaran yang disusun dan dikembangkan menjadi
suatu program yang didasarkan atas hasil asesmen terhadap kemampuan
individu anak. Oleh karena itu sebelum seorang guru merumuskan program
pembelajaran individual terlebih dahulu harus melakukan asesmen. Ini mutlak
dilakukan, karena dengan melakukan asesmen guru dapat mengungkap
kelebihan dan kekurangan anak.
Sedangkan Kompensatoris secara singkat adalah memfasilitasi anak yang
memiliki hambatan pada aspek tertentu seperti kehilangan fungsi penglihatan,
pendengaran, hambatan pada kognitif, motorik, emosi maupun tingkah laku,
sehingga dialihkan pada fungsi lain yang memungkinkan dapat menggantikan
fungsi yang hilang.
Antara PPI dan Program Kompensatoris berkaitan karena PPI itu program
pembelajaran yang disusun sedekimian rupa yan nantinya dibelajarkan kepada
siswa dengan memberikan layanan atau fasiltasi sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan anak berkebutuhan khusus.
DAFTAR PUSTAKA

Assjari, Musjafak. 2005 Program Pembelajaran Individual . (online). Dediknas:


Dirjen Manajemen Pendidikan Dasardan Menengah, Direktorat Pembinaan
Sekolah Luar Biasa.
Direktorat PLB, 2004, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Teerpadu/Inklusi –
Pengembangan Kurikulum,I Dirjen Pendasmen, Depdiknas, Jakarta.
Mata kuliah Identifikasi dan Asessmen ABK II , oleh Drs. Munawir Yusuf, 3
Oktober 2012
Mulyono Abdurrahman,1999, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka
Cipta, Jakarta
Payne & Polloway & Smith & Payne, 1981, Strategis for Teaching the Mentally
Retarded, Charles E.Merrill Publishing Company.
Parwoto, 2007, Strategi Pembelajaran ABK, Depdiknas – Dirjen Dikti, Direktorat
Ketenagaan, Jakarta.
TIM PENGEMBANG SUMBER BELAJAR PLB-FIP- UNESA. 2017. SUMBER
BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET
KEAHLIAN PENDIDIKAN LUAR BIASA. DIRJEN GTK

Anda mungkin juga menyukai