Anda di halaman 1dari 16

UJIAN TENGAH SEMESTER

Diajukan untuk memenuhi salah satu nilai Ujian Tengah Semester pada Mata
Kuliah Perencanaan Pembelajaran PAUD

Dosen Pengampu: Dra. Nenden Sundari, M.Pd.

Oleh:

Desi Safitri (1805858)


3B PGPAUD

PROGRAM STUDI S1

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS DAERAH DI SERANG

2021
1. Karakteristik belajar anak usia dini merupakan fenomena yang harus
dipahami dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran untuk anak usia dini. Adapun karakterisktik cara belajar
anak menurut Masitoh dkk adalah:
1) Anak belajar melalui bermain
2) Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya.
3) Anak belajar secara alamiah
4) Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya
mempertimbangkan keseluruhan aspek pengembangan, bermakna,
menarik, dan fungsional.
Sedangkan, karakteristik pembelajaran anak usia dini adalah
pembelajaran yang berorientasi bermain (bermain sambil belajar),
pembelajaran yang berorientasi perkembangan yang lebih banyak memberi
kesempatan kepada anak untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat.
Pembelajaran untuk anak usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut.
1) Belajar, bermain, dan bernyanyi
Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar,
bermain, dan bernyanyi. Kegiatan ini adalah kegiatan rutinitas bagi
anak usia dini, yang diselenggarakan di PAUD untuk memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal, bermakna dan
menyenangkan.
2) Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan harus sesuai
dengan tingkat usia anak, artinya pembelajaran harus diminati,
kemampuan yang diharapkan dapat dicapai, serta kegiatan belajar
tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia tersebut. Selain
berorientasi pada perkembangan harus mempertimbangkan konteks
sosial budaya anak. Untuk dapat mengembangkan program
pembelajaran yang bermakna, guru hendaknya melihat anak dalam
konteks keluarga, masyarakat, faktor budaya yang melingkupinya.
3) Belajar kecakapan hidup
PAUD mengembangkan diri anak secara menyeluruh meliputi bidang
fisik-motorik, moral, sosial, emosional, kreativitas, dan bahasa.
“Dalam buku Selamet Suryanto, tujuan belajar kecakapan hidup ialah
agar kelak anak berkembang menjadi manusia yang utuh yang
memiliki kepribadian dan akhlak yang mulia, cerdas dan terampil,
mampu bekerjasama dengan orang lain, dan mampu hidup berbangsa
dan bernegara serta bermasyarakat.” Belajar memiliki fungsi untuk
memperkenalkan anak dengan lingkungan sekitarnya.
4) Belajar dari benda konkrit
Anak usia 5-6 tahun menurut Piaget (1972) “sedang dalam taraf
perkembangan kognitif fase Pra-Operasional.” Anak belajar dengan
baik melalui benda-benda nyata. Pada tahap selanjutnya objek
permanency sudah muai berkembang. Anak dapat belajar mengingat
benda-benda, jumlah dan ciri-ciriya meskipun bendanya sudah tidak
ada.
5) Belajar terpadu
Pembelajaran terpadu dengan tema dasar tertentu dikenal dengan
pembelajaran tematik. Tema dasar dipilih dari kejadian sehari-hari
yang dialami oleh sisiwa. Dalam tema dasar yang dipilih
dikembangkan menjadi tema-tema yang banyak yang disebut unit
tema. Pemilihan unit tema, didasarkan atas berbagai pertimbangan,
seperti muatan kurikulum, pengetahuan, nilai-nilai, keterampilan, dan
sikap yang ingin dikembangkan.

2. Komponen-komponen belajar dan pembelajaran


Secara sederhana pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan
oleh guru agar siswa dapat melaksanakan proses belajar. Sama halnya
dengan proses belajar, dalam pembelajaran pun terdapat komponen-
komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Jika tidak ada
komponen pembelajaran atau tidak diterapkan salah satu dari komponen
pembelajaran maka proses pembelajaran berlangsung dengan kurang
efektif. Menurut Hamalik tahun (2001) pembelajaran adalah suatu sistem
artinya keseluruhan dari komponen-komponen yang berinteraksi dan
berinterelasi antara satu sama kain dan dengan keseluruhan itu sendiri
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran maka harus adanya komponen-
komponen pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
No Komponen pembelajaran Komponen belajar
1 Tujuan Tujuan
2 Materi Materi
3 Media Media
4 Strategi/metode Strategi/metode
5 Evaluasi Evaluasi
6 Guru
7 Peserta didik/siswa

Dari tabel di atas maka perbedaan komponen belajar dan pembelajaran


terletak pada guru dan peserta didik.
1. Tujuan
Secara garis besar tujuan belajar dan pembelajaran adalah adanya
perubahan tingkah laku yang progresif baik pengetahuannya, sikap
maupun keterampilannya. Tujuan belajar dan pembelajaran terbagi
menjadi dua yaitu sebagai berikut.
a. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah salah satu tujuan yang disusun dan
dirumuskan oleh tim pengembang kurikulum pusat. Tujuan umum
ini masih bersifat meyeluruh artinya hal yang ingin dicapai tidak
dijabarkan secara spesifik.
b. Tujuan Khusus
Tujuan pembelajaran khusus merupakan penjabaran dari tujuan
pembelajaran umum. Tujuan ini bukan merupakan tujuan yang
disusun dan dikembangkan oleh pengembang kurikulum pusat
namun diserahkan pada guru. Hal ini dimaksudkan agar tujuan
umum yang sudah dibuat dapat lebih dispesifikasikan sehingga
mudah diukur tingkat ketercapaiannya. Guru harus mengutamakan
ketercapaian tujuan khusus dalam proses belajar dan pembelajaran.
Walau begitu guru harus tetap menyadari bahwa orientasi jangka
panjang dari proses belajar dan pembelajaran adalah tujuan umum.
Para ahli telah merumuskan beberapa kriteria yang dapat dijadikan
patokan guru dalam merumuskan tujuan khusus pembelajaran
yaitu: 1) Menggunakan kata kerja operasional misalnya
mengucapkan kalimat yang terdiri dari dua kata bukan siswa dapat
memahami kalimat yang terdiri atas dua kata. 2) Harus dalam
bentuk hasil belajar bukan apa yang dipelajari. 3) Harus berbentuk
tingkah laku misalnya membuat garis vertikal, horizontal dan
diagonal, 4) Hanya meliputi satu jenis kemampuan agar mudah
dalam menilai pencapaian tujuan misalnya tujuan khusus mengenai
perkembangan motorik halus.
2. Materi
Materi merupakan salah satu komponen dalam belajar dan
pembelajaran, materi juga merupakan salah satu faktor penentu
keterlibatan siswa. Cepy Riyana tahun (2007) mengungkapkan bahwa
materi adalah isi dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau
bidang studi dengan topik/ sub topik dan rinciannya. Menurut Sudjana
tahun (2000) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan
materi pelajaran bagi siswa adalah sebagai berikut.
a. Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya
tujuan;
b. Materi pelajaran yang ditulis dalam perencanaan hanya secara garis
besarnya saja;
c. Menetapkan materi harus sesuai dengan urutan tujuan;
d. Urutan materi hendaknya memperhatikan kesinambungan;
e. Materi disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks;
f. Sifat materi pelajaran ada yang faktual ada yang konseptual.
Adapun dalam hal ini materi yang sesuai untuk anak usia dini
adalah mencakup bidang pengembangan pembentukan perilaku dan
bidang pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan bermain
dan pembiasaan. Hal ini sesuai dengan PERMENDIKNAS No. 58
tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini yang
didalamnya tercantum standar isi. Adapun lingkup pengembangannya
meliputi: (1) nilai nilai agama dan moral, (2) fisik, (3) kognitif, (4)
bahasa, dan (5) sosial emosional.
3. Media
Media adalah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan belajar secra
efektif dan efisien. Menurut Dwyer tahun 1967 belajar yang sempurna
hanya dapat tercapai jika menggunakan bahan-bahan audio visual yang
mendekati realistis. Dari pernyataan Dwyer di atas maka dapat
disimpulkan bahwa untuk mendapatkan proses belajar yang sempurna
harus menggunakan media yang dapat dilihat dan didengar sehingga
terciptanya kesan nyata. Menurut Heinich tahun 1982 (Arsyad, 2002)
untuk menentukkan media yang digunakan maka perlu memperhatikan
ASSURE yaitu:
a. Analyze characteristic learners
Guru menganalisis karakteristik siswa. Setiap siswa atau anak
meiliki karakteristik yang berbeda sehingga memiliki cara
penerimaan yang berbeda terhadap suatu media.
b. State objective
Memahami tujuan yang akan dicapai, sehingga akan
mempengaruhi pada pemilihan media yang akan digunakan.
c. Select or modify media
Memilih, memodifikasi media sehingga media yang digunakan
betul-betul akan membantu guru dalam menyampaikan materi
secara jelas serta tujuan belajar dan pembelajaran menjadi tercapai.
d. Utilize
Setelah memilih dan mengembangkan media tersebut maka
langkah selanjutnya adalah menggunakan media tersebut. Diawali
dari persiapan seperti latihan menggunakan media dan perencanaan
menggunakan media seperti waktu, tata letak dll.
e. Require learners respons
Guru sebaiknya bertanya, meminta pendapat siswa mengenai
proses belajar yang sudah dilaksanakan dengan bantuan media.
f. Evaluate
Mengevaluasi adalah melihat sejauh mana ketercapaian tujuan
dengan mengguanakan media.
4. Metode
Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk
membantu proses belajar-mengajar agar berjalan dengan baik. Metode
belajar merupakan cara atau strategi yang dilakukan untuk mencapai
tujuan belajar. Metode yang variatif akan membuat proses belajar lebih
menraik dan memicu semangat untuk melaksanakan proses belajar dan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode belajar dan pembelajaran
yaitu sebagai berikut: a) Metode Bermain b) Metode Tanya Jawab b)
Metode Diskusi c) Metode Bercerita d) Metode Demonstrasi e)
Metode Eksperimen f) Metode Proyek g) Metode Simulasi h) Metode
Tugas dan Resitasi i) Metode Kerja Kelompok j) Metode Problem
Solving k) Metode Sistem Regu (team teaching) l) Metode Latihan
(Drill) m) Metode Karyawisata (Field-Trip)
5. Guru
Secara umum terdapat tiga peran guru yaitu perencanaan yang
merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan guna mencapai tujuan,
pelaksana yaiu eksekutor dalam kegiatan belajar dan pembelajaran
bagi siswa dan evaluator yaitu mengevaluasi kegiatan yang sudah
dilaksanakan. Evaluasi meliputi penilaian terhadap hasil belajar siswa
dan proses pelaksanaan kegiatan.
6. Siswa
Dalam Pendidikan Anak Usia Dini, siswa adalah anak dari sejak lahir
sampai usia enam tahun. Siswa memegang peranan penting dalam
proses belajar dan pembelajaran. Keaktifan siswa, baik dengan guru
maupun dengan siswa lainnya sangat menentukan hasil belajar dan
pembelajaran. Menurut Moh. Uzer Usman tahun 2007, mengemukakan
pentingnya aktivitas siswa dalam pembelajaran ini. Telah dilakukan
penelitian oleh John Dewey, sebagai tokoh pendidikan melalui metode
proyeknya dengan semboyan learning by doing. Juga tokoh
sebelumnya Rousseau, Pestaluzi, Frobel, dan Montessory telah
mendukung prinsip aktivitas dalam pengajaran ini. Dijelaskan pula
bahwa aktivitas belajar siswa yang dimaksudkan adalah aktivitas
jasmaniah maupun aktivitas mental, yang digolongkan ke dalam
beberapa hal: (1) aktivitas visual (visual activities) seperti membaca,
menulis, melakukan ekperimen, dan demonstrasi; (2) aktivitas lisan
(oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi,
menyanyi; (3) aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti
mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan; (4) aktivitas
gerak (motor activities) seperti senam, atletik, menari, melukis; dan (5)
aktivitas menulis (writing activities). Dapat disimpulkan bahwa
keaktifan siswa bisa dilaksanakan dalam lima bentuk yang mencakup
kegiatan yang melibatkan anak secara fisik maupun psikis atau mental.
7. Evaluasi
Komponen evaluasi berkaitan dengan upaya-upaya memberikan
penilaian terhadap tingkat keberhasilan belajar peserta didik dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang juga berkaitan dengan
tingkat keberhasilan proses pelaksanaan pembelajaran secara
keseluruhan. Dalam pembelajaran, evaluasi mempunyai peranan yang
penting, mengingat hasil evaluasi dapat digunakan untuk mengadakan
berbagai usaha penyempurnaan.
Adapun evaluasi pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini
adalah tercantum dalam PERMERDIKNAS No. 58 tahun 2009 tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini yang didalamnya terdapat standar
penilaian. Dalam standar penilaian tersebut terdapat teknik penilaian,
lingkup, proses, pengelolaan hasil dan tindak lanjut.

3. Unsur-unsur pengembangan kurikulum


Sistem kurikulum terbentuk oleh empat unsur/komponen yaitu, komponen
tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi dan komponen evaluasi.
Sebagai suatu sistem, setiap komponen harus saling berkaitan satu sama
lain. Berikut penjelasan komponen-komponen kurikulum.
a. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang
diharapkan. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat
kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat.
Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang
dicita-citakan. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat
yaitu:
1) Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
2) Tujuan Institusional (TI)
3) Tujuan Kurikuler (TK)
4) Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)
b. Komponen isi/materi pembelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu
menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan
ataumateri pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata
pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik
materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai
tujuan yang ditentukan.
c. Komponen metode/strategi
Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran sangat
penting sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum.
Bagaimana pun bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa
strategi yang tepat untuk mencapainya, maka tujuan itu tidak mungkin
dapat dicapai. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat
kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
d. Komponen evaluasi
Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah
berakhir (Oliva, 1988). Proses tersebut meliputi perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat
berfungsi untuk mengetahui tujuan yang telah ditetapkan tercapai atau
tidak, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan
strategi yang ditetapkan. Kedua fungsi tersebut menurut Scriven
(1967) adalah evaluasi sebagai fungsi sumatif dan evaluasi sebagai
fungsi formatif.

4. A. Strategi pembelajaran anak usia dini


Isjoni (2010) mengemukakan beberapa jenis strategi pembelajaran untuk
PAUD, antara lain:
1) Strategi pembelajaran langsung, yaitu materi pembelajaran disajikan
langsung pada anak didik dan anak didik langsung mengolahnya,
misalnya bermain balok, puzzle, melukis dan lain-lain. Diharapkan
anak didik bekerja secara menyeluruh dan peran guru hanya sebagai
fasilitator.
2) Strategi belajar individual, dilakukan oleh anak didik secara mandiri.
Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran anak didik
sangat ditentukan oleh masing-masing individu anak yang
bersangkutan.
3) Strategi belajar kelompok, secara beregu. Bentuk belajar kelompok
bisa dalam pembelajaran kelompok besar, dan kelompok kecil.
Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individual
karena setiap individu dianggap sama. Oleh karena itu belajar
kelompok dapat terjadi pada anak didik yang
4) memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh anak didik yang
kemampuannya biasa-biasa saja. Strategi pembelajaran kelompok
dapat dikatakan strategi pembelajaran deduktif dan induktif.
5) Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang
dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep, kemudian dicari
kesimpulan dan ilustrasi dari yang abstrak menuju ke hal yang
kongkret. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke
khusus.
6) Strategi induktif, bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang
konkret kemudian secara perlahan anak didik dihadapkan pada materi
yang cukup rumit, strategi ini dinamakan strategi pembelajaran dari
khusus ke umum.
B. Strategi pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran langsung.
Berikut ini merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran harian.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)

Semester/Pekan : II/4
Hari/tanggal : Senin, 23 Februari 2021
Kelompok : B ( Usia 5-6 Tahun )
Tema/Sub. Tema : Alam Semesta/Gejala Alam (Hujan)
Alokasi Waktu : 07.30 – 10.00

A. Kompetensi Inti (KI)


KI (1) Menerima ajaran yang dianutnya
KI (2) Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatifdan estetis, percaya
diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerjasama, mampu menyesuaikan diri,
jujur dan santun dalam berinteraksi dengan keluarga, guru dan atau pengasuh dan
teman.
KI (3) Mengenali diri, keluarga, teman, pendidik dan/atau pengasuh, lingkungan
sekitar, teknologi, seni, dan budaya di rumah, tempat bermain dan satuan PAUD
dengan cara: mengamati dengan indra (melihat, mendengar, menghidung, merasa,
meraba), mengumpulkan informasi - informasi/mengasosiasikan, menanya,
mengolah dan mengkomunikasikan melalui kegiatan bermain.
KI (4) Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan, dan dipikirkan
melalui bahasa, musik, gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif, serta
mencerminkan perilaku anak berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi

N KD Indikator Pencapaian
O
1 1.1 Mempercayai adanya tuhan melalui Mengetahui sifat Tuhan sebagai
ciptaannya pencipta, mengenal ciptaan-
ciptaan Tuhan, membiasakan
mengucapkan kalimat pujian
terhadap ciptaan Tuhan
2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap percaya diri Cara memberi salam , dan tertib
3.1 Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari dalam peraturan
4.1 Melakukan kegiatan beribadah sehari- Doa-doa (doa sebelum dan sesudah
hari dengan tuntunan orang dewasa belajar)
3.5 Mengetahui cara memecahkan Menyelesaikan masalah dengan
masalah sehari-hari dan berperilaku kreatif
kreatif
4.5 Menyelesaikan masalah sehari-hari Membuat berbagai hasil karya dan
secara kreatif aktivitas seni gambar dan lukis, seni
3.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas suara, seni musik, karya tangan dan
seni lainnya
4.15 Menunjukkan karya dan aktivitas seni Menampilkan hasil karya seni
dengan menggunakan berbagai media
2 Kompetensi Pengetahuan Mengungkapkan keinginannya,
3.11 Memahami bahasa ekspresif menceritakan, kembali, bercerita
(mengungkapkan tentang apa yang sudah
bahasa secara verbal dan non-verbal)
dilakukannya,
3 Kompetensi Ketrampilan Mengungkapkan perasaan emosinya
4.11 Menunjukkan Kemampuan berbahasa dengan melalui bahasa secara tepat.,
ekspresif (mengungkapkan bahasa secara Menggunakan buku untuk berbagai
verbal dan non-verbal) kegiatan

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan aktivitas diharapkan anak dapat :
1. Menyebutkan macam-macam ciptaan Tuhan
2. Menumbuhkan kemampuan berkomunikasi, tanggung jawab
3. Menciptakan “ Tepuk hujan “ sendiri
4. Menguasai kosa kata tentang terjadinya hujan
5. Bermain sains terjadinya hujan
D. Materi pembelajaran
1. Proses terjadinya hujan (Sains)
2. Tata tertib permainan
3. Mengembangkan kosa kata proses hujan
4. Tepuk hujan
E. Metode Pembelajaran
1. Tanya Jawab
2. Demonstrasi
3. Praktek langsung
4. Pemberian Tugas
F. Media Pembelajaran
1. Gambar proses terjadinya hujan
2. Tepuk hujan
3. Video proses terjadinya hujan
G. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahap Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu


A. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan - Penerapan SOP Pembukaan 07.30 – 07.40
(Persiapan Orientasi) - Doa , Salam (NAM) religius
Apersepsi - Ceramah tentang ciptaan Tuhan 07.40 - 07.50
Literasi digital - Mengamati proses terjadinya hujan Critical
(melihat vidio) thinking,
creativity
Motivasi - Menyanyi lagu anak “tik tik 07.50 – 08.00
Literasi Budaya dan bunyi hujan “
Kewargaan - Mengenalkan kegiatan dan aturan
bermain (nasionalis)
B. KEGIATAN INTI
Area Matematika - Menyusun urutan gambar proses
Literasi Numerasi terjadinya hujan / memberi angka 1 - 08.00 – 09.00
4 ( kognitif) mandiri Transfer
Area Baca Tulis - Mengembangkan kosa kata tentang knowledge
literasi baca tulis proses terjadinya hujan /
mengkarakteristikan (bahasa)
integritas
Area Seni - Praktek langsung / membuat ‘ Tepuk
hujan” ( fisik motorik )
kerjasama/gotong royong (guru dan
anak tanya jawab)
Area Sains - Praktek langsung membuat hujan
Literasi sains (sains ) Mandiri

C. KEGIATAN PENUTUP
Recalling - Menceritakan kegiatan yang telah 09.00 – 10.00
Penutup dilakukan, kendala dan solusi serta Problem solving
menunjukkan hasil karyanya
- Menginformasikan kegiatan untuk
besok
- Penerapan SOP penutupan
- Doa, salam
H. Evaluasi (Penilaian)
a. Tehnik Penialaian
1) Sikap
• Membaca doa
• Mengenal ciptaan Tuhan
• Memberi/ menjawab salam
• Mendengarkan penjelasan guru
2) Pengetahuan
• Menyusun urutan hujan
• Menguasai kosa kata tentang proses terjadinya hujan
• Membuat tepuk hujan
• Dapat praktek langsung percobaan sains
FORMAT SKALA CAPAI PERKEMBANGAN HARIAN

Nama Anak : Kelompok :


Tema/Subtema : Hari/Tanggal :

Penilaian
Aspek
No Indikator Perkembangan Anak
Perkembangan
BB MB BSH BSB

1 Nilai-nilai Agama Mengucap dan menjawab


dan Moral salam

Membaca doa sebelum dan


sesudah belajar

Mengucapkan doa sebelum


dan sesuda makan

Terbiasa berdo’a dalam setiap


aktifitas

Mempercayai adanya Tuhan


melalui Ciptaannya

Memahami peraturan dan


disiplin

Memiliki perilaku yang


mencerminkan sikap percaya
diri

Memiliki perilaku yang


mencerminkan sikap taat
terhadap aturan sehari-hari
untuk melatih kedisiplinan

2 Kognitif Mengetahui cara memecahkan


masalah sehari-hari dan
berperilaku kreatif
Menyelesaikan masalah
sehari-hari secara kreatif
Mampu menyusun urutan
proses terjadinya hujan dari
angka 1-4
3 Bahasa
Menunjukkan Kemampuan
berbahasa ekspresif
(mengungkapkan bahasa
secara verbal dan nonverbal)

Mampu menceritakan kembali


tentang proses terjadinya
hujan secara sederhana
Mampu bercerita mengenai
karakteristik proses terjadinya
hujan

Menguasai kosa kata tentang


proses terjadinya hujan

4 Fisik motorik Menggunakan anggota tubuh


untuk pengembangan motorik
kasar dan halus melakukan
tepuk hujan

5 Sosial emosional Senang melakukan kegiatan


bersama teman.

6 Seni dan sains


Mengenal berbagai karya dan
aktivitas seni

Menunjukkan karya dan


aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media
Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berekembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik

Anda mungkin juga menyukai