Anda di halaman 1dari 14

PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

OLEH KELOMPOK 1

NPM Nama
15150333 Angel Simatupang
15150322 Desi Sihotang
15150317 Enita Siregar
15150315 Frederika Pardosi

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2017
A.PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pengembangan kualitas sumberdaya manusia sebagai rangkaian upaya untuk
mewujudkan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya serta untuk
kesejahteraan bangsa mencakup pengembangan manusia, baik sebagai insan maupun
sebagai sumberdaya pembangunan.Manusia sebagai insan menjadi perhatian karena dalam
peningkatan sumberdaya, manusia menjadi dasar dari kehidupan dirinya. Tentunya
keberhasilan membangun manusia sebagai insan seutuhnya akan menentukan keberhasilan
membangun manusia pada sisi lainnya, yaitu pelaku dalam membangun diri dan
lingkungannya.Dari berbagai bentuk pengembangan kualitas sumberdaya manusia,
pendidikan dapat dikatakan sebagai katalisator utama pengembangan sumberdaya manusia.
Berkenaan perbincangan pendidikan, dalam konteks ke Indonesiaan, maka
hal tersebut identik dengan pendidikan formal di sekolah yang paradigma, pendekatan,
bentuk, pengelolaan, kurikulum dan manajemennya dari pemerintah.
Meskipun telah dilakukan upaya peningkatan pendidikan oleh pemerintah dengan
melakukan perubahan paradigma dan kurikulum, namun perubahan tersebut dari masa ke
masa masih belum memberikan hasil yang memuaskan.
Dalam sebuah kutipan Adang Rukhiyat tentang survey mutu pendidikan
Internasional, Indonesia setia menempati peringkat bawah. Human Development Index
(HDI) memposisikan Indonesia di peringkat 102 dari 106 negara yang disurvey. Sementara
PERC (The Political Economic Risk Consultation) menempatkan sistem pendidikan
Indonesia pada peringkat ke-12 dari 12 negara yang disurvey, satu peringkat di bawah
Vietnam.
Dengan melihat data tersebut, maka diperlukan upaya keras untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Upaya terkecil yang dapat dilakukan oleh
satuan pendidikan adalah dengan membuat perencanaan pendidikan atau pembelajaran.
Dengan adanya perencanaan yang strategis akan dengan mudah mengukur dan mencapai
tujuan yang diimpikan. Tentunya dalam membuat perencanaan pembelajaran tersebut harus
melihat dan melibatkan komponen-komponen yang ada dalam lingkungan pendidikan.

2. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian perencanaan pembelajaran?
2. Apa fungsi perencanaan pembelajaran?
3. Bagaimana prinsip-prinsip pembuatan perencanaan pembelajaran?

3. Tujuan Makalah
Makalah sederhana ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran
2. Mengetahui fungsi perencanaan pembelajaran
3. Mengetahui prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran
B.PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Memahami definisi Perencanaan Pembelajaran dapat dikaji dari kata-kata
yang membangunnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perencanaan adalah
proses, cara, perbuatan merencanakan (merancangkan), sementara pembelajaran adalah
proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Sementara Herbert Simon mendefinisikan perencanaan adalah sebuah
proses pemecahan masalah, yang bertujuan adanya solusi dalam suatu pilihan. Bintoro
Cokroamijoyo menyebut perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan secara
sistematis yang akan dilakukan utuk mencapai tujuan tertentu. Sedang Hamzah B. Uno
menjelaskan perencanaan sebagai suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan
dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna
memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Jadi, perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses pemecahan masalah
dengan mempersiapkan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Berkaitan dengan pengertian perencanaan pembelajaran, para ahli memiliki
pendapat berlainan meskipun memiliki tujuan yang sama, diantaranya adalah: Branch yang
mengartikan perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem yang berisi prosedur untuk
mengembangkan pendidikan dengan cara yang konsisten dan reliable. Ritchy memberi arti
perencanaan pembelajaran sebagai ilmu yang merancang detail secara spesifik untuk
pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas pengetahuan diantara
satuan besar dan kecil persoalan pokok. Sementara Smith & Ragan menyebut rencana
pembelajaran sebagai proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan
pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran, sumber
informasi dan evaluasi.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
pembelajaran sebagai suatu proses kerjasama, tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan
guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama berusaha
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Tujuan dari pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa baik perubahan perilaku
dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Pengembangan perilaku dalam
bidang kognitif adalah pengembangan kemampuan intelektual siswa, misalnya kemampuan
penambahan pemahaman, dan informasi agar pengetahuan menjadi lebih baik.
Pengembangan perilaku dalam bidang afektif adalah pengembangan sikap siswa terhadap
bahan dan proses pembelajaran, maupun pengembangan sikap sesuai dengan norma-norma
yang berlaku di masyarakat. Pengembangan perilaku dalam bidang psikomotor adalah
pengembangan kemampuan menggunakan otot atau alat tertentu, maupun menggunakan
potensi otak untuk memecahkan permasalahan tertentu.
Dari pengertian perencanaan dan pembelajaran yang telah diuraikan di atas, maka
juga dapat disimpulkan pengertian dari perencanaan pembelajaran adalah proses
pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan
pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang hatus
dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi
dan sumber belajar yang ada. Hasil dari proses pengambilan keputusan tersebut adalah
tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
Dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa perencanaan pembelajaran
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya suatu
perencanaan pembelajaran tidak disusun sembarangan tetapi dengan mempertimbangkan
segala aspek yang mungkin dapat berpengaruh, dan segala sumber daya yang tersedia yang
dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran.
2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Sehingga ketercapaian tujuan merupakan fokus utama
dalam perencanaan pembelajaran.
3.Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai
pedoman dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
2..2. Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran memainkan peranan penting dalam
pelaksanaan pembelajaran yang meliputi rumusan tentang apa yang akan
diajarkan pada siswa, bagaimana cara mengajarkannya, dan seberapa baik siswa
dapat menyerap semua bahan ajar ketika siswa telah menyelesaikan proses
pembelajarannya.
Perencanaan tersebut sangat penting bagi guru karena kalau tidak
ada perencanan yang baik, tidak hanya siswa yang akan tidak terarah dalam proses
belajarnya tapi guru juga tidak akan terkontrol, dan bisa salah arah dalam proses belajar
yang dikembangkannya pada siswa.

Berkaitan dengan fungsi perencanaan pembelajaran, pendapat Oemar Hamalik bisa


dijadikan sebagai acuan, yakni;
1. Memberi guru pemahaman yang lebih luas tentang tujuan pendidikan sekolah,
dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan
pengajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar dengan
adanya organisasi kurikuler yang baik, metode yang tepat dan hemat waktu.
4. Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh
mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harapan-harapan mereka.
5. Memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk memajukan pribadinya dan
perkembangan profesionalnya.
6. Membantu guru memiliki perasaan percaya diri pada diri sendiri dan
jaminan atas diri sendiri.
7. Sebagai acuan untuk melaksanakan proses
belajar mengajar di kelas agar dapat berjalan lebih efektif dan efisien [4]
Sementara itu juga ada yang menjabarkan kegunaan atau fungsi perencanaan
pembelajaran sebagai berikut:
a. Fungsi kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat
memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang ada
sehingga akan dapat meningkatkan dan memperbaiki program.
b. Fungsi Inovatif
Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan dan
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan dapat dipahami jika
kita memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis dan direncanakan dan
diprogram secara utuh.

c. Fungsi selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang dianggap lebih
efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan
pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
d. Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang
yang terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal seperti orang tua
dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap
orang baik mengenai tujuan dan hasil yang hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.
e. Fungsi prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang
akan terjadi setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program yang telah disusun.
Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang
akan terjadi, dan menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
f. Fungsi akurasi
Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap waktu yang
diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat menghitung jam pelajaran
efektif.
g. Fungsi pencapaian tujuan
Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk manusia
yang utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya saja, tetapi juga dalam
sikap dan ketrampilan. Melalui perencanaan yang baik, maka proses dan hasil belajar dapat
dilakukan secara seimbang.
h. Fungsi kontrol dan evaluatif
Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui perencanaan akan dapat
ditentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa dan dipahami,
sehingga akan dapat memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program
pembelajaran selanjutnya.[5]

2.3. Prinsip-prinsip Perencanaan Pembelajaran


Berdasarkan pengertian-pengertian perencanaan pembelajaran di atas dapat ditarik
suatu penegasan, bahwa perencanaan pembelajaran adalah sebagai kegiatan yang terus
menerus dan menyeluruh, dimulai dari penyusunan suatu rencana, evaluasi pelaksanaan dan
hasil yang dicapai dari tujuan yang sudah ditetapkan.
Sementara dalam prakteknya, pengembangan perencanaan pembelajaran harus
memperhatikan prinsip-prinsip sehingga proses yang ditempuh dapat dapat dilaksanakan
secara efektif, diantara prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Kompetensi yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran harus jelas,
makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan- -kegiatan yang
harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
2. Perencanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi siswa
3. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam perencanaan
pembelajaran harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
4. Perencanaaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh,
serta jelas pencapaiannya.
Lebih jauh Oemar Hamalik menyoroti hal-hal yang harus diperhatikan dalam
membuat perencanaan pembelajaran, yakni:
1. Rencana yang dibuat harus disesuaikan dengan tersedianya sumber- sumber.
2. Organisasi pembelajaran harus senantiasa memperhatikan situasi dan kondisi
masyarakat sekolah.
3. Guru selaku pengelola pembelajaran harus melakssiswaan tugas dan fungsinya
dengan penuh tanggung jawab.[6]

C. Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran sebagai suatu proses kerjasama tidak hanya
menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa
secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Tujuan akhir dari proses ini adalah perubahan perilaku siswa.
perencanaan pembelajaran juga merupakan proses pengambilan keputusan hasil
berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan
tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang hatus dilakukan sebagai upaya pencapaian
tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil
dari proses pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang dapat
dijadikan acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Dalam melakukan perencanaan pembelajaran, harus juga memperhatian prinsip-
prinsip yang bisa menghantarkan pada sebuah tujuan. Dengan demikian, hasil akhir dari
proses pembelajaran akan menciptakan kualitas sumberdaya manusia yang mumpuni.
3.2. Saran
Penulis menyadari jika dalam tulisan ini masih banyak kekurangan. Karena itu
penulis berharap masukan dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2035422-defenisi-
perencanaan-pembelajaran-menurut-para/#ixzz4OhTWGQiw
http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2173798-fungsi-perencanaan-
pembelajaran-pai/
http://andinurdiansah.blogspot.com/2011/11/manfaat-dan-fungsi-perencanaan.html
http://proskripsi.blogspot.com/2011/12/download-makalah-prinsip-prinsip.html
Pusat Bahasa DEPDIKNAS. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka. 2005.
Rukhiyat, Adang, Paradigma Baru Hubungan Guru dengan Murid, Jakarta: Uhamka
Press. 2003.

[1] Adang Rukhiyat, Paradigma Baru Hubungan Guru dengan Murid, Jakarta:
Uhamka Press. 2003. hal. 13.
[2] Pusat Bahasa DEPDIKNAS. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka. 2005.
[3] http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2035422-defenisi-
perencanaan-pembelajaran-menurut-para/#ixzz4OhTWGQiw

[4] http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2173798-fungsi-perencanaan-
pembelajaran-pai/

[5] http://andinurdiansah.blogspot.com/2011/11/manfaat-dan-fungsi-
perencanaan.html

[6] http://proskripsi.blogspot.com/2011/12/download-makalah-prinsip-prinsip.html
Langkah-Langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran

Langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.


1. Merumuskan tujuan khusus
Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama dari seorang guru adalah
merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi pelajarannya. Sebab tujuan umum
(Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) dari pembelajaran sudah dirumuskan oleh
para pengembang kurikulum. Tugas guru adalah menterjemahkan tujuan umum
pembelajaran (SK dan KD) menjadi tujuan khusus (indikator) pembelajaran yang lebih
spesifik dan mudah terukur.
Rumusan tujuan pembelajaran menurut Bloom (1964) mencakup 3 aspek penting
yaitu domain kognitf, afektif, dan psikomotorik.
a. Domain kognitif
Pada domain kognitif, tujuan pembelajaran berkaitan dengan aspek intelektual
siswa, melalui penguasaan pengetahuan dan informasi mengenai data dan fakta, konsep,
generalisasi, dan prinsip. Semakin kuat seseorang dalam menguasai pengetahuan dan
informasi, maka semakin mudah seseorang dalam melaksanakan aktivitas belajar.

b. Domain afektif
Domain afektif adalah domain yang berhubungan dengan penerimaan dan apresiasi
seseorang terhadap suatu hal dan perkembagan mental yang ada dalam diri seseorang.
c. Domain psikomotor
Domain psikomotor adalah domain yang menggambarkan kemampuan dan
ketrampilan seseorang yang dapat dilihat dari unjuk kerja atau performance yang berupa
ketrampilan fisik dan ketrampilan non fisik. Ketrampilan fisik adalah ketrampilan
seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan menggunakan oto, sedangkan ketrampilan
nonfisik adalah ketrampilan seseorang dalam menggunakan otak sebagai alat utama dalam
mengerjakan dan memecahkan suatu permasalahan.
2. Memilih pengalaman belajar
Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi proses
berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk melakukan kegiatan
tertentu, mencari dan menemukan sendiri fakta. Ada kalanya proses pembelajaran juga
dilakukan dengan simulasi dan dramatisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak hanya
sekedar untuk mengingat, tapi juga menghayati suatu peran tertentu yang berkaitan dengan
perkembangan mental dan emosi siswa. Ada kalanya siswa juga diberi kesempatan untuk
belajar secara berkelompok yang memberikan pengalaman pada siswa untuk mampu
bersosialisasi dengan orang lain.

3. Menentukan kegiatan belajar mengajar


Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya dapat dirancang
melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual. Pendekatan kelompok adalah
pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan pendekatan klasikal, yakni
pembelajaran di mana setiap siswa belajar secara berkelompok baik kelompok besar
maupun kelompok kecil. Pembelajaran Pembelajaran individual adalah pembelajaran di
mana siswa belajar secara mandiri melalui bahan ajar yang dirancang demikian sehingga
siswa dapat belajar menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing.

4. Menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran


Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan berperan sebagai
sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan tenaga profesional. Peran guru dalam
proses pembelajaran adalah sebagai pengelola pembelajaran. Agar guru dapat
melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal, maka guru harus memiliki
kemampuan untuk berbicara dang berkomunikasi dengan menggunakan berbagai media.
Selain itu, guru juga berperan sebagai pengatur lingkungan belajar yang memberikan
pengalaman belajar yang memadai bagi siswa. Guru dituntut untuk dapat mendesain dan
mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dngan penuh semangat sesuai dengan gaya
belajarnya masing-masing.

5. Memilih bahan dan alat


Penentuan bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. keberagaman kemampuan intelektual siswa
b. jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa
c. tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus
d. berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
e. bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan
f. fasilitas fisik yang tersedia

6. Ketersediaan fasilitas fisik


Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan
proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat media, laboratorium, dan
lain-lain. Guru dan siswa akan bekerja sama menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan
alat, berdiskusi, dan lain sebagainya dan kesemuanya itu dapat digunakan melalui proses
perencanaan yang matang melalui pengaturan secara profesional termasuk adanya
dukungan finansial sesuai dengan kebutuhan.

7. Perencanaan evaluasi dan pengembangan


Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam perencanaan pembelajaran,
sebab dengan evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai