Modul pembelajaran memiliki beberapa fungsi yang dirancang untuk mendukung proses
pembelajaran peserta didik. Beberapa tujuan umum modul pembelajaran melibatkan:
Setiap modul pembelajaran dapat memiliki tujuan khusus tergantung pada kurikulum, tingkat
pendidikan, dan konteks pembelajaran yang berlaku. Tujuan-tujuan di atas mencerminkan upaya
untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif dan mendukung pengembangan
peserta didik.
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan modul ajar memainkan peran penting dalam
proses pembelajaran. Mereka memberikan kerangka kerja dan materi yang terstruktur bagi para
pendidik dan siswa(Sukardjo et al., 2021).
RPP adalah panduan bagi guru untuk merencanakan pembelajaran. Ini mencakup tujuan
pembelajaran, strategi pengajaran, materi yang akan diajarkan, metode evaluasi, serta langkah-
langkah yang akan diambil untuk mencapai tujuan pembelajaran. RPP membantu guru dalam
menyusun rencana yang terarah dan terukur, sehingga memudahkan mereka mengelola waktu
dan sumber daya secara efektif(Aguss et al., 2021).
Sementara modul ajar adalah materi pelajaran yang telah dirancang sebelumnya, biasanya
dalam format tertulis atau digital. Modul ini dapat berisi informasi, aktivitas, latihan, dan
penjelasan yang memandu siswa melalui pembelajaran secara mandiri atau sebagai pelengkap
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Modul ajar membantu siswa belajar dengan cara yang
terstruktur dan terorganisir (Di & Tamanan, 2023).
Dengan menggunakan RPP dan modul ajar secara efektif, proses pembelajaran menjadi lebih
terorganisir, terarah, dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Siswa dapat memperoleh pemahaman
yang lebih baik, sedangkan guru dapat mengelola pembelajaran dengan lebih efisien. Modul ajar
pada dasarnya adalah perencanaan pembelajaran secara lengkap disusun berdasarkan topik dalam
lingkup kelas. Sementara ATP merupakan perencanaan pembelajaran untuk jangka waktu lebih
panjang dalam lingkup satuan pendidikan. Silabus dapat dikembangkan dengan menggunakan
atau mengadaptasi ATP yang disediakan oleh pemerintah maupun alur tujuan pembelajaran yang
dikembangkan secara mandiri. Modul ajar dapat dianggap sebagai RPP, sehingga guru yang
menggunakan modul ajar yang disediakan oleh pemerintah ataupun mengembangkan secara
mandiri, tidak perlu lagi membuat RPP secara terpisah. Guru dapat mengembangkan modul ajar
melalui adaptasi modul ajar dari pemerintah agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
konteks satuan pendidikan. Untuk perencanaan pembelajaran, guru memiliki keleluasaan untuk
membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai dengan konteks,
karakteristik, serta kebutuhan peserta didik.
Aguss, R. M., Amelia, D., & Abidin, Z. (2021). PELATIHAN PEMBUATAN PERANGKAT
AJAR SILABUS DAN RPP SMK PGRI 1 LIMAU. 2(2).
Ajar, M., & Akademik, S. (2022). PENINGKATAN KETRAMPILAN GURU DALAM
PENYUSUNAN MODUL AJAR UNTUK PEMBELAJARAN KELAS 1 SD. 1(1), 208–220.
Di, B., & Tamanan, S. (2023). PENGEMBANGAN MODUL AJAR BERBASIS KURIKULUM
IPA SOSIAL TERINTEGRASI KEARIFAN LOKAL BATIK TERINTEGRASI KEARIFAN
LOKAL BATIK BONDOWOSO.
Gustiansyah, K., Sholihah, N. M., & Sobri, W. (2020). Pentingnya Penyusunan RPP untuk
Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Belajar Mengajar di Kelas. 1.
Pada, D., Dan, P., Profesi, L., & Plpg, G. (2014). PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM
2013. September, 1–8.
Sa, F. (2017). Peningkatan Kompetensi Guru dalam Menyusun RPP melalui Kegiatan Pelatihan
pada MTs Muhammadiyah Wonosari. 2.
Salsabilla, I. I., & Jannah, E. (2023). Analisis Modul Ajar Berbasis Kurikulum Merdeka. 3(1),
33–41.
Sukardjo, M., Khasanah, U., Solehatin, E., & Sudrajat, Y. (2021). Pelatihan Penyusunan RPP
dan Bahan Ajar Bagi Guru Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Masa Pandemi.
03.