Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


“Menyusun Setting dan Subjek Penelitian, Variabel dan Definisi Operasional Dalam
Penelitian Tindakan Kelas ”

Dosen
Rosni M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4
Asima Br. Manik 3183131046
Inggit Swasti 3183331007
Milenia Saragih 3183331015
Rizky Fadilah 3182131014
Ryan Pasbon Pasaribu 3183331026

PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah presentase dengan judul “Menyusun Setting dan Subjek Penelitian, Variabel dan
Definisi Operasional Dalam Penelitian Tindakan Kelas ”dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih banyak atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 16 September 2021

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 4

1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………… 4


1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………………… 4
1.3. Tujuan……………………………………………………………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………… 6

2.1. Pengertian Setting Penelitian…………………………………………………….. 6

2.2. pengertian Subyek Penelitian…………………………………………………….. 7

2.3. Pengertian Variabel Penelitian…………………………………………………… 8

2.4. Pengertian Operasional Variabel………………………………………………… 12

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………… 14

3.1. Kesimpulan………………………………………………………………………... 14

3.2. Saran......................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………… 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bukanlah sesuatu yang
tabu untuk diperbincangkan. Bahkan saat ini untuk kenaikan pangkat guru PNS harus
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu. Penelitian yang seharusnya
menjadi kewajiban seorang pengajar terkadang menjadi hal yang menakutkan. Banyak para
pendidik yang menganggap Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang sangat
rumit, yang harus dilakukan dengan beberapa siklus, begitu juga harus melakukan tindakan
untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada proses belajar mengajar.

Bahwasanya dengan adanya penelitian tindakan kelas dapat mengetahui semua


masalah yang ada pada ruang belajar, dimana ruang belajar tersebut tidak harus berupa
ruangan kelas akan tetapi adanya kegiatan proses belajar antara guru dan siswa, dengan
adanya penelitian tindakan kelas diperlukan untuk kajian tentang setting dan subjek
penelitian beserta variabel dan defenisi operasional.

Salah satu karakteristik PTK adalah sifatnya yang konstektual sehingga tidak dapat
digeneralisasi. Oleh Karena itu wajib bagi peneliti untuk mendeskripsikan setting atau latar
penelitian agar orang yang ingin menerapkan hasil penelitian anda mengetahui konteksnya.
Setting menjelaksan tentang waktu dan tempat penelitian siswa dan sekolah yang digunakan
dan gambaran umum sekolah. Sebutan untuk siswa PTK adalah subyek penelitian bukan
obyek penelitian ataupun sampel. PTK tidak memperhatikan tentang sampel karena biasanya
seluruh siswa dalam kelas dilibatkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan setting penelitian ?


2. Apa yang dimaksud dengan subyek penelitian?
3. Apa yang dimaksud dengan variable penelitian?
4. Apa yang dimaksud dengan operasional variable?

4
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu setting penelitian


2. Untuk mengetahui apa itu subyek penelitian
3. Untuk mengetahui apa itu variable penelitian beserta jenis-jenisnya
4. Untuk mengetahui apa itu operasional variabel

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Setting Penelitian

Salah satu karakteristik Penelitian tindakan kelas adalah sifatnya yang kontekstual
sehingga tidak dapat digeneralisasi. Oleh karena itu wajib bagi peneliti untuk mendiskripsikan
setting atau latar penelitian supaya orang yang ingin menerapkan hasil penelitian anda
mengetahui konteksnya. Setting menjelaskan tentang waktu dan tempat penelitian, yang
dimana menjelaskan mengenai gambaran siswa dan gambaran umum sekolah yang
digunakan. Sebutan untuk siswa dalam penelitian tindakan kelas yaitu subyek penelitian
bukan obyek penelitian maupun sampel. Penelitian tindakan kelas tidak mempperhatikan
tentng sampel dikarenakan seluruh siswa yang di dalam kelas yang dilibatkan dalam
penelitian

Contoh:

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama 27 Medan. Pemilihan tempat


itu didasarkan pada pertimbangan (1) .......... , (2) ........, dsb. Penelitian ini berlangsung
selama tiga bulan, yaitu September sampai dengan November 2021. Rincian kegiatan
penelitian tersebut adalah sbb.: persiapan penelitian, koordinasi persiapan tindakan,
pelaksanaan (perencanaan, tindakan, monitoring dan evaluasi, dan refleksi), penyusunan
laporan penelitian, seminar hasil penelitian, penyempurnaan laporan berdasarkan masukan
seminar, serta penggandaan dan pengiriman laporan penelitian.

Pada bagian setting penelitian dan karakteristik subjek ini disebutkan di mana
penelitian tersebut akan dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari
kelas tersebut seperti komposisi peserta didik pria dan wanita, latar belakang sosial
ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan, tingkat kemampuan dan lain
sebagainya. Aspek substantive permasalahan, juga dikemukakan pada bagian ini.

6
2.2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa dan guru yang terlibat dalam pelaksanaan
pembelajaran. Hal ini sangat bergantung pada setting penelitian dan peneliti. Jika peneliti
melakukan penelitian PTK di kelas yang diampunya, maka subjek penelitian adalah siswa di
kelas itu. Namun, jika seorang peneliti melaukan PTK di kelas yang tidak diampunya dan
peneliti tersebut melibatkan guru kelas sebagai kolaborator, maka subjek penelitiannya
meliputi siswa dan guru (guru kelas atau guru mata pelajaran).

Contoh:

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VII F SMP Negeri 27 Medan.
Siswa kelas VII F berjumlah 35 orang, yang terdiri atas 20 siswa perempuan dan 15 siswa
laki-kali.

2.3. Variabel Penelitian

Dalam bahasa yang sederhana, variable penelitian merupakan objek yang diteliti.
Dalam penelitian eksperimen dan PTK (Penelitian Tindakan Kelas), variable penelitian itu
mengacu pada perlakuan apa yang diberikan peneliti kepada subjek (yang diteliti) penelitian,
serta factor apa yang ingin digali atau diperoleh setelah diadakannya perlakuan tersebut.
Pemahaman ini tidak jauh berbeda dari penelitian korelasi dan komparatif.

2.3.1. Pengertian Variabel

Variable adalah segala sesuatu yang dapat mengklasifikasikan objek pengamatan ke


dalam dua atau lebih kelompok (budiyono, 2003: 27). Suharsimi Arikunto (1998:99)
mengemukakan bahwa “variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian”. Sedangkan Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan
“variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti”. Selanjutnya Sutrisno Hadi
(1982:437) mengatakan “variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau

7
tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen” . M. Nazir (1999:149) mengartikan
“variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai”. Direktorat Pendidikan
Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian

Tidak jauh berbeda dengan apa yang dikemukakan Sugiyono (2010: 60) “Variabel
penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya”. Secara teoritis variable dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau
objek, yang mempunyai “variasi” antara satu dengan yang lain atau satu objek dengan objek
yang lain. Sehingga tinggi, berat badan, sikap, motivasi, gaya kepemimpinan, disiplin kerja,
gaya belajar, metode pembelajaran, aktivitas belajar, jenis kelamin, dsb, merupakan contoh
variable penelitian dalam pendidikan.

Pada dasarnya, disebut sebagai variable karena ada variasi. Variasi yang beragam
inilah yang nantinya akan dijadikan dasar bagi peneliti untuk mengelompokkan objek
penelitian menjadi beberapa kelompok. Misalnya, jika seseorang ingin meneliti ‘pengaruh
jenis kelamin terhadap prestasi belajar’, maka variable dari penelitian tersebut adalah jenis
kelamin dan prestasi. Jenis kelamin maupun prestasi belajar memiliki atau terdapat variasi.
Jenis kelamin dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan, sedangkan prestasi bisa
dibedakan ke dalam prestasi tinggi, sedang, atau rendah.

Selanjutnya, ketika ada orang yang bertanya “Apa yang kamu teliti?”. Jawaban dari
pertanyaan ini sebenarnya mengacu pada variable penelitian. Apa yang merupakan variabel
dalam suatu penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis
penelitian. Karena itu apabila landasan teoritisnya berbeda, variabel-variebel penelitiannya
juga akan berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan
oleh sofistikasi rancangan penelitiannya. Makin sederhana sesuatu rancangan penelitian,
akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit jumlahnya, dan sebaliknya.

8
2.3.2. Macam-macam Variabel

Menurut hubungan antara satu variable dengan variable yang lain, maka macam-macam
variable penelitian dibedakan menjadi:

1. Variabel Bebas  (Variabel Independen)

Variabel bebas dapat pula disebut sebagai variabel stimulus, predictor, atau
entecendent. Variabel ini juga bisa disebut sebagai variabel penyebab. Disebut variabel bebas
karena keberadaan variabel ini tidak tergantung pada variabel lain atau bisa berdiri sendiri.
Variabel bebas dapat dipikirkan sebagai variabel yang sengaja dimunculkan atau dipelajari
pengaruhnya untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan terhadap variabel terikat. Dalam
suatu penelitian, variabel bebas merupakan kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik
yang oleh peneliti dimanipulasi  dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan
fenomena yang diobservasi.

Dalam Penelitian pendidikan biasanya yang dijadikan variabel bebas adalah metode
pembelajaran. Karena pada penelitian tersebut peneliti memanipulasi kegiatan pembelajaran
dengan metode pilihannya dan selanjutnya peneliti ingin melihat atau mengetahui efek/
akibat yang ditimbulkan dari perlakuan metode pembelajaran pilihannya tadi.

2. Variabel Tergantung (Dependent Variabel)

Dalam bahasa Indonesia, variable dependen lebih sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel ini dapat juga disebut sebagai variabel output, criteria, atau konsekuen.
Sehingga variabel terikat ini dapat dipikirkan sebagai variabel yang keberadaannya atau
kemunculannya disebabkan oleh variabel bebas.

Dalam penelitian pendidikan, pada umumnya variabel terikatnya adalah prestasi belajar.
Karena segala efek/ akibat yang dihasilkan dari semua proses pembelajaran yang ada adalah
prestasi belajar.

9
3. Varibel Moderator

Variabel moderator adalah variabel yang keberadaannya mempengaruhi (memperkuat


atau memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan terikat. Misalnya saja peran guru
dalam menciptakan iklim belajar. Semakin baik iklim belajar yang diciptakan oleh guru,
maka metode belajar juga akan berjalan dengan baik, sehingga berakibat diperolehnya
prestasi belajar yang makin baik. Begitu pula sebaiknya. Sehingga dalam hal ini, iklim
belajar dapat dipandang sebagai variabel moderator.

4. Variabel Intervening

Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel


independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Variabel interverning ini adalah variabel yang
mempengaruhi variabel terikat, namun keberadaannya tidak pernah dapat diamati dan hanya
dapat disimpulkan adanya berdasarkan pada variabel terikat dan variabel bebasnya.

Dalam pengertian yang senada, variabel intervenig adalah variabel yang secara
teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan Variabel dependen
menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Misalnya saja
adalah proses belajar yang terjadi pada diri siswa. Mengapa factor tersebut menjadi variabel
interverning? Meskipun peneliti telah sekuat tenaga memanipulasi variabel bebas (metode
pembelajaran) namun jika pada diri siswa tidak benar-benar terlibat dalam proses belajar,
mengantuk, melamun, tidak memperhatikan, maka tentu hal ini akan mempengaruhi variabel
terikatnya (prestasi).

5. Variabel kendali/ kontrol

Yaitu yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel mederator. Variabel
ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan variabel 
moderator jadi juga  seperti variabel moderator dan bebas ia juga ikut berpengaruh terhadap
variabel tergantung.

Variabel control adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan
variabel bebas dan terikatnya tidak dipengaruhi oleh factor lain yang tidak diteliti. Variabel

10
kendali ini sering digunakan oleh peneliti, jika melakukan penelitian yang bersifat
membandingkan.

Misalnya, seorang peneliti ingin membandingkan pengaruh metode pembelajaran


terhadap prestasi. Selanjutnya dilakukan penelitian terhadap dua kelas. Satu kelas dikenai
pembelajaran STAD dan kelas lainnya dikenai pembelajaran ekspositori. Sebagai variabel
kendali, peneliti mengendalikan kedua kelas dengan perlakuan yang sama. Misalnya, kedua
kelas sama-sama dikenai 5 kali pertemuan, kedua kelas sama-sama diberikan tes yang sama,
lama jam mengajarnya juga dibuat sama, pembelajaran dilakukan pada tingkatan kelas yang
sama, bukunya sama dan seterusnya.

Judul penelitian, “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Model


Kooperatif Tipe STAD Materi Bangun Ruang Pada Siswa Kelas XII SMA Purworejo Tahun
Ajaran 2011/2012”, maka yang menjadi variabel kendali terletak pada jenis materi ajarnya,
tingkatan kelasnya (kelas XII SMA), dan sama-sama dalam satu gugus.

6. Variabel Rambang

Berlainan dengan variabel bebas  yang fungsinya sangat diperhatikan dalam


penelitian. Variabel rambang yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau
pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun tergantung.

Berkaitan dengan proses kuantifikasi, data biasayan digolongkan menjadi 4 jenis


yaitu (a). Data Nominal, (b). Data Ordinal, (c). Data Interval dan, (d). Data ratio. 
Demikianlah pula variabel, kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan dengan cara yang
sama.

a) Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan;
variabel ini bersifat diskret dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang
satu dan kategori yang lain; contoh: jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan.
b) Variabel Ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut
tertentu.  Dengan demikian ada dua sifat yang melekat pada variabel ini, yaitu: (1)
adanya penggolongan, dan (2) adanya urutan (rangking).
c) Variabel Interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam
pengukuran itu diasaumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang  sama. Dengan

11
demikian, ada tiga sifat yang melekat pada variabel ini, yaitu: (1) adanya
penggolongan, (2) adanya urutan, dan (3) adanya satuan pengukuran.
d) Variabel ratio,  adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak.
Ini berarti ada 4 sifat yang melekat, yaitu: (1) adanya penggolongan, (2) adanya
urutan, (3) adanya satuan pengukuran, dan (4) adanya nol mutlak. Keberadaan syarat
harus memenuhi nol mutlak inilah yang menjadikan variabel rasio jarang digunakan
dalam penelitian social dan pendidikan.

2.4. Definisi Operasional Variabel

Setelah variabel – variabel diidetifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel-


variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan Definisi operasional ini
perlu, karena definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok
digunakan. Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang
didefinisikan yang dapa diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini
penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain
peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka
untuk diuji kembali oleh orang lain.

Cara menyusun definisi operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu.

1. Definisi Pola I, yaitu disusun berdasarkan atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus


dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi.

Contoh :

 Metode pembelajaran adalah suatu cara atau teknik yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
 Frustasi adalah keadaan yang timbul sebagai akibat tercegahnya pencapaian hal yang
sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai.

Definisi Pola I ini, yang menekankan Operasi atau manipulasi apa yang harus
dilakukan untuk menghasilkan keadaan atau hal yang didefinisikan, terutama berguna untuk
mendefinisikan variabel bebas.

12
2. Definisi Pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan
itu beroperasi.

Contoh :

 Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam memecahkan masalah,
tinggi kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan bilangan.
 Orang Lapar adalah orang yang mulai menyantap makanan kurang dari satu menit
setelah makanan  dihidangkan, dan menghabiskannya dalam  waktu kurang dari 10
menit.
3. Definisi Pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana hal yang
didefinisikan itu nampaknnya.

Contoh :

 Mahasiswa yang cerdas adalah mahasiswa  yang mempunyai ingatan baik,


mempunyai perbendaharaan kata  luas, mempunyai kemampuan berpikir  baik,
mempunyai kemampuan berhitung baik.
 Prestasi geometri, adalah kemampuan seseorang dalam bidang geometri yang
meliputi penguasaan dalam membuat gambar bidang dan ruang, mengukur luas dan
volum, analisis kedudukan garis dalam ruang. 

Seringkali dalam membuat definisi operasional pola III ini peneliti menunjuk
kepada alat yang digunakan untuk mengambil datanya.

Setelah definisi operasional variabel-variabel peneliitian selesai dirumuskan, maka


prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalkan. Jadi peneliti  telah
menyusun prediksi tentang kaitan berbagai variabel penelitiannya itu secara operasional, dan
siap diuji melalui data empiris.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Setting menjelaskan tentang waktu dan tempat penelitian, yang dimana menjelaskan
mengenai gambaran siswa dan gambaran umum sekolah yang digunakan. Subjek penelitian
adalah siswa dan guru yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini sangat
bergantung pada setting penelitian dan peneliti
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya
Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang
didefinisikan yang dapa diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini
penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain
peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka
untuk diuji kembali oleh orang lain.

3.2. Saran
Kami berharap atas adanya makalah ini dapat memberikan illmu yang bermanfaat.
Tentunya ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini.Walau demikian kami sangat
mengharakan adanya kritik dan saran dari pembaca sekalian agar kiranya nanti dapat kami
perbaiki atas kekurangan yang ada dalam makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidkan. Srakarta: UNS Press


Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kauntitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung: Alfabeta
Suryabrata, S. 2005.  Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Anonim, 1981. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan
Tinggi.
http://harmajijebuleaji.blogspot.com/2014/12/variabel-penelitian.html

15

Anda mungkin juga menyukai