Anda di halaman 1dari 25

Makalah

“PENELITIAN DESKRIPTIF”
(Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Mata Kuliah Metedologi
Penelitian Pendidikan yang diampuh oleh Ibu Prof. Dr Nurhayati Abbas M.Pd)

Oleh:

Pratiwi Helingo : 411417025

Meirin Latif : 411417027

Reka Juliana 411417050

Sismita Adam :411417109

Moh Fazri Isima : 41141066

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
JURUSAN MATEMATIKA
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,

Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam

bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai

salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam

profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman

bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga

kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki

sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-

masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 2 Mei 2020

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah penelitian, oleh karena itu, banyak
dosen ataupun mahasiswa yang melakukan penelitian dalam pendidikan. Penelitian itu ada yang
bersifat mandiri maupun yang bersifat proyek. Banyak kita lihat penelitian para dosen maupun
mahasiswa dilaksanakan dilaboratorium, kelas, bahkan terjun langsung kelapangan.
Penelitian dipandang sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk menguji
jawaban-jawaban sementara (hipotesis) tentang permasalahan yang diteliti melalui pengukuran
yang cermat terhadap fakta-fakta secara empiris konsep penelitian tersebut lambat laun dapat
pula diterima atau diterapkan dalam ilmu-ilmu sosial sekalipun pengukurannya dalam ilmu-iilmu
kealaman.
Penelitian pendidikan hendaknya dilaksankan secara sistematis, logis, dan secara
berencana. Secara sistematis artinya berdasarkan pola dan teknik tertentu serta sesuai dengan
aturan-aturan ilmiah dalam penelitian pada umumnya. Logis artinya dilaksanakan berdasarkan
logika berfikir ilmiah dengan menggunkan langkah-langkah pemecahan masalah dan prinsip-
prinsip teori penelitian. Sedangkan secara berencana, yaitu betul-betul direncanakan secara
sengaja tentang apa yang akan diteliti, bagaimana cara meneliti, kapan diadakan penelitian, siapa
yang menelitinya, mengapa hal itu diteliti, dimana tempat atau lokasi penelitian atau sebagainya.
Penelitian adalah proses mencari sesuatu secara sistematis dalam waktu yang relative lama
dalam menggunakan metode ilmiah dengan prosedur ataupun aturan yang berlaku.
Pada kesempatan kali ini kelompok kami akan memaparkan salah satu bentuk penelitian
yaitu metode penelitian deskriptif (Penelitian Lapangan Kuantitatif). Penelitian ini juga sering
disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan
manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk
melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan
mengembangkan teori yang memiliki validitas universal. Disamping itu, penelitian deskriptif
juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau
hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Melaporkan keadaan objek atau
subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

3
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa definisi penelitian deskriptif ?
2) Apa saja ciri-ciri penelitian deskriptif?
3) Bagaimana Langkah-langkah penelitian deskriptif?
4) Bagaimana jenis-jenis penelitian deskriptif?
5) Bagamaina populasi dan sampel penelitian deskriptif?
6) Bagaimana besar sampel dalam penelitian deskriptif?
7) Bagaimana teknik sampling dari penelitian deskriptif?
8) Bagaimana teknik pengumpulan data dari penelitian deskriptif ?
9) Bagaimana teknik analisis data dalam penelitian deskriptif?
10) Bagaimana sistematika penyusunan proposal dana hasil laporan skripsi ?

1.3 Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui :
1) Definisi penelitian deskriptif.
2) Ciri-ciri penelitian deskriptif.
3) Langkah-langkah penelitian deskriptif.
4) Jenis-jenis penelitian deskriptif
5) Populasi dan sampel penelitian deskriptif.
6) Besar sampel dalam penelitian deskriptif.
7) Teknik sampling dari penelitian deskriptif.
8) Teknik pengumpulan data dari penelitian deskriptif .
9) Teknik analisis data dalam penelitian deskriptif.
10) Sistematika penyusunan proposal dana hasil laporan skripsi.

4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 Definisi Penelitian Deskriptif....................................................................................................6
2.2 Ciri-ciri Penelitian Deskripstif..................................................................................................6
2.3 Langkah-langkah Penelitian Deskriptif...................................................................................7
2.4 Jenis-jenis Penelitian Deskriptif...............................................................................................7
2.5 Populasi dan Sampel Penelitian Deskriptif.............................................................................8
2.6 Besar Sampel Penelitian Deskriptif..........................................................................................9
2.7 Teknik Samping Penelitian Deskriptif.....................................................................................9
2.8 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................................11
2.9 Teknik Analisi Data.................................................................................................................17
2.10 Sistemika Penyusunan Proposal dan Hasil Laporan Skripsi...............................................21
BAB III.....................................................................................................................................................24
PENUTUP................................................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................24
3.2 Saran.........................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................25

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Penelitian Deskriptif
Metode penelitian deskriptif (mendeskriptifkan), yaitu metode yang digunakan untuk
mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan
mengumpulkan data, menganalisis data dan menginterprestasikannya (Suryana, 2010:20).
Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan atau mengambarkan fakta-
fakta mengenai populasi secara sistematis, dan akurat (Kuntjoyo, 2009:42). Penelitian deskriptif
berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dengan
fenomena lain (Sandu Siyoto, 2015:8). Menurut Mega Linarwati, dkk (dalam sukmadinata,
2006:72) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena
buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan,
kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. Menurut Aan
Prabowo dan Heriyanto (dalam Arikunto, 2010:151) Penelitian deskriptif yaitu mengumpulkan
data berdasarkan faktor-faktor yang menjadi pendukung terhadap objek penelitian, kemudian
menganalisa faktor-faktor tersebut untuk dicari peranannya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah
bentuk penelitian yang dilakukan dengan mengamati fenomena yang ada atau sesuai dengan
kenyataan dilapangan kemudian dikaji secara sistematis, terencana dan terstruktur.

2.2 Ciri-ciri Penelitian Deskripstif


Beberapa ciri-ciri penelitian deskriptif
1. Bersifat mendeskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual. Adakalanya :
Penelitian ini dimaksdukan hanya membuat Deskripsi atau Uraian Suatu Fenomena
semata – mata, tidak untuk mencari hubungan antar variabel, menguji hipotesis, atau
membuat ramalan.
2. Bersifat mencari informasi faktual dan dilakukan secara mendetail.
3. Mengidentifikasi masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek yang
sedang berlangsung

6
4. Mendeskripsikan subjek yang sedang dikelola oleh kelompok orang tertentu dalam waktu
yang bersamaan.

2.3 Langkah-langkah Penelitian Deskriptif


Prosess penelitian deskriftif dapat diikhtisarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut :
1.  Pernyataan masalah. Seperti halnya penelitian eksperimen, peneliti harus memulai
penyelidikannya dengan pernyataan masalah yang jelas.
2. Identifikasiinformasi. yang di perlukan untuk memecahkan masalah.
3.   Pemilihan atau pengembangan pengumpulan data.
4. Identifokasi populasi – sasaran dan penentuan prosedur penarikan sempel yang di
pelukan.
5. Rancangan prosedur pengumpulan data.
6. Pengumpulan data.
7. Analisis data
8. Pembuatan laporan

2.4 Jenis-jenis Penelitian Deskriptif


Furchan (2004:448-465) menjelaskan, beberapa jenis penelitian deskriptif, yaitu;
(1) Studi kasus, yaitu, suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang
dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang
perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti.Dalam penelitian ini dimungkinkan
ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian dapat digunakan untuk membuat hipotesis.
(2) Survei. Studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-
kasus yang relatif besar jumlahnya.Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi
tentang variabel dan bukan tentang individu. Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus atau
survai sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata, sensus tentang hal-hal
yang tidak nyata, survei sampel tentang hal-hal yang nyata, dan survei sampel tentang hal-hal
yang tidak nyata.
(3) Studi perkembangan. Studi ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dapat dipercaya bagaimana sifat-sifat anak pada berbagai usia, bagaimana

7
perbedaan mereka dalam tingkatan-tingkatan usia itu, serta bagaimana mereka tumbuh dan
berkembang. Hal ini biasanya dilakukan dengan metode longitudinal dan metode cross-
sectional.
(4) Studi tindak lanjut, yakni, studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi
perlakukan atau kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu.
(5) Analisis dokumenter. Studi ini sering juga disebut analisi isi yang juga dapat digunakan
untuk menyelidiki variabel sosiologis dan psikologis.
(6) Analisis kecenderungan. Yakni, analisis yang dugunakan untuk meramalkan keadaan di
masa yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.
(7) Studi korelasi. Yaitu, jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya
hubungan antar variabel yang diteliti.

2.5 Populasi dan Sampel Penelitian Deskriptif


1) Populasi
Populasi merupakan komponen terpenting dalan sebuah penelitian dalam mengingat
populasi akan menentukan validitas data dalam sebuah penelitian. Menurut Ida B agoes
Mantra dan Kasto dalam Masri Singarimbun (1987:108) menyatakan bahwa “populasi atau
universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya di duga “ . Sedangkan
menurut Hadari Nawawi (1983:40) menjelaskan bawa “populasi merupakan keseluruhan
objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia , hewan ,benda-benda,tumbuhan,fenomena,
nilai tes atau peristiwa –peristiwa sebagai sumbeer data yang nmemiliki karakteristik
tertentudalam suatu penelitian
2) Sampel
Menurut sugiyono (2008:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Arikunto (2008:116) “penentuan
pengambilan sampel sebagai berikut :
apabila kurang dari 100 lebih baik di ambil semua hingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat di ambil di antara 10-15% atau 20-
55% ataua lebih tergantung sedikit banyaknya dari :
 Kemampuan peneliti dilihat dari waktu tenaga dan dana

8
 Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek , karena hal ini menyangkut
banyak sedikitnya dana
 Besar kecilnya resiko yang di tanggung oleh peneliti untuk peneliti yang resikonya besar,
tentu saja jika samplenya besar hasilnya akan lebih baik.

2.6 Besar Sampel Penelitian Deskriptif


Sebelum memilih subjek yang akan dilibatkan dalam penelitiannya, seorang peneliti
harus terlebih dahulu menentukan jumlahnya. Tidak ada aturan pasti berapa banyak agar sampel
dapat mewakili populasi, akan tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa semakin besar sampel
semakin besar kemungkinan dapat mencerminkan populasi.
Menurut Sugiyono (2009), semakin besar jumlah sampel yang diambil maka akan
semakin kecil peluang kesalahan generalisasi. Namun, Arikunto (2013) mengingatkan bahwa
pengambilan sampel yang besar harus di imbangi dengan ketelitian pada proses analisis data.
Secara statistika dinyatakan bahwa ukuran sampel yang semakin besar diharapkan akan
memberikan hasil yang semakin baik. Dengan sampel yang besar, mean dan standar deviasi yang
diperoleh mempunyai probabilitas yang tinggi untuk menyerupai mean dan standar deviasi
populasi. Hal ini karena jumlah sampel ada kaitannya dengan pengujian hipotesis statistika.
Meskipun sampel yang besar akan semakin baik, sampel yang kecil bila dipilih secara acak dapat
mencerminkan pula populasi dengan akurat (Hajar, 1996: 147).
Menurut Gay, Mills dan Airasian (2009: 133) untuk penelitian metode deskriptif,
minimal 10% populasi, untuk populasi yang relative kecil minimal 20%,sedangkan untuk
penelitian korelasi diperlukan sampel 30 responden.

2.7 Teknik Samping Penelitian Deskriptif


Setiap jenis penelitian membutuhkan teknik pengambilan sampel (teknik sampling) yang
tepat sesuai dengan populasi sasaran yang akan diteliti. Teknik sampling memberi konsekuensi
pada penggunaan teknik analisis data. Populasi penelitian besifat heterogen dan homogen,
sampel penelitian yang diambil dari populasi yang heterogen harus representatif atau mewakili
semua karakteristik yang terdapat pada populasi. Sampel yang representatif adalah sampel yang
diambil secara acak sehingga semua anggota populasi berpeluang untuk dipilih. Sampel acak

9
menjadi syarat utama pada penelitian yang hasilnya akan digeneralisasikan ke seluruh populasi.
Sampel non acak hanya diperbolehkan untuk penelitian yang memiliki karakteristik populasi
homogen atau apabila hasil penelitian hanya berlaku untuk sampel yang diteliti.
Teknik sampling acak dapat menggunakan semua jenis analisis data sedangkan teknik
sampling non acak hanya dapat menggunakan teknik analisis deskriptif dan tidak layak
menggunakan analisis statistik inferensial. Statistik inferensial adalah jenis statistik yang
digunakan sebagai alat untuk mengambil kesimpulan kuantitatif yang berlaku untuk semua
populasi. Teknik sampling acak terdiri dari teknik sampling acak sederhana, stratified, cluster,
dan sistematik. Teknik sampling non acak terdiri dari teknik sampling purposive, aksidental atau
incidental, dan snowball.
a) Teknik sampling acak
 Simple random sampling
Pengambilan sampel secara acak sederhana dapat dilakukan apabila daftar nama populasi
sudah ada. Teknik pengambilan sampel ini masih mungkin dilakukan apabila jumlah populasinya
tersedia dalam basis data yang terawatt dengan baik atau selalu diperbaharui.
 Stratified sampling
Stratified atau teknik sampling berstrata digunakan untuk mengambil sampel pada
kelompok sampel yang memiliki strata atau tingkatan seperti pendidikan, status sosial ekonomi,
tingkat kelas, atau jenjang karir pegawai. Teknik pengambilan sampel secara berstrata dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu proposional dan tidak proposional. Sampel berstrata yang
proposional digunakan apabila masing-masing strata diambil sampel secara proposional
berdasarkan ukuran persen. Sampel tidak proposional digunakan apabila masing-masing strata
diambil sampel dalam jumlah yang sama dengan tidak memperhatikan jumlah populasinya.
Menurut Sugiyono (2009), Disproportionate Stratified Random Sampling adalah teknik
pengambilan sampel bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Penggunaan teknik ini
digunakan untuk keadaan jika terdapat beberapa kelompok dalam populasi penelitian yang
jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan dengan kelompok lainnya, maka kelompok tersebut
diambil seluruhnya mengingat pentingnya informasi dari kelompok kecil tersebut (Eriyanto,
2007). Selain itu, teknik ini termasuk kedalam teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel supaya hasil informasi
yang diperoleh dari sampel dapat diberlakukan untuk populasi.

10
 Cluster sampling
Cluster sampling digunakan apabila populasi penelitian tergabung dalam kelompok-kelompok
(kluster) yaitu bisa kelompok kelas, kelompok wilayah, kelompok pekerjaan, kelompok
organisasi, dsb.
 Systematic sampling
Teknik sampling sistematis ini dapat digunakan untuk berbagai jenis penelitian yang
menggunakan data kuantitatif dengan ukuran sampel yang relative besar. Cara pengambilan
sampel dilakukan dengan cara membagi jumlah populasi dengan jumlah sampel untuk
menetapkan bilagan kelipatannya.
b) Teknik sampling non acak
 Purposive sampling
Purposive sampling digunakan apabila sasaran sampel yang diteliti telah memiliki
karakteristik tertentu sehingga tidak mungkin mengambil sampel lain yang tidak memenuhi
karakteristik yang telah di tetapkan. Teknik sampling ini cocok digunakan untuk jenis penelitian
studi kasus, evaluasi program, penelitian tindakan dan jenis penelitian lain yang menggunakan
data kualitatif.
 Insidental sampling
Sampling insidental atau aksidental adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan
dengan cara memilih sampel yang secara kebetulan ditemui saja. Dalam penelitian pendidikan,
teknik sampling ini dianggap sangat lemah tidak disarankan untuk digunakan karena dapat
menghasilkan kesimpulam yang biasa.
 Snowball sampling
Teknik pengambilan sampel snowball atau bola salju adalah teknik pengambilan sampel yang
dilakukan secara beranting atau bercabang. Teknik sampling ini banyak digunakan untuk
penelitian yang bertujuan membongkar kasus-kasus tertentu seperti sindikat narkoba, jaringan
teroris, jaringan teroris dan jaringan perampokan, dsb.

2.8 Teknik Pengumpulan Data


Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas
instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitan berkenanaan
dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan

11
cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu isntrumen yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel,
apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai
cara. Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting),
pada laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden pada suatu
seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila d lihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data
dapat menggunkan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan
sumber tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dar segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknk
pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi
(pengamatan), dan gabungan ketiganya.
1. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahn yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau
self-report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi
(1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh dalam menggunakan
metode interview dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut.
 Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
 Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
 Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya
adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstuktur dan dapat
dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

12
oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya. pun telah
disiapkan. Dengan wawancara tersrtuktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang
sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawncara terstruktur ini pula,
pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data.
supaya setiap pewawancara mempunyai keterampilan yang sama, maka diperlukan training
kepada calon pewawancara.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman
untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara
menjadi lancar. peneliti bidang pembangunan misalnya, bila akan melakukan penelitian
untuk mengetahui respon masyarakat terhadap berbagai pembangunan yang telah
diarahkana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka perlu membawa
membawa foto-foto atau brosur tentang berbagai jenis pembangunan yang telah dilakukan.
misalnya pembangunan gedung sekolah, bandungan untuk pengaran sawah-sawah,
pembangunan pembangkit tenaga listrik dan lain-lain.
b. Wawancara Tidak Tersruktur
Wawancara tidak tersruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-
garis besarpermasalahan yang akan ditanyakan.

13
contoh : Bagaimana pendapat ibu terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula saat
ini? dan bagainmana dampaknya terhadap pedagang dan petani?
Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam peneltian
pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Pada
penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai
isu atau permasalahan yang ada pada objek, sehingga peneliti dapat menentukan secara
pasti permasalahan atau variabel apa yang harus ditelti. Untuk mendapatkan permasalahan
yang lebih lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang
mewakili berabagai tingkatan yang ada dalam objek. Misalnya akan melakukan penelitian
tentang iklim kerja perusahaan, maka dapat dilakukan wawancara dengan perkerja tingkat
bawah, sepervisor, dan manager.
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden
cukup besar yang tersebar diwilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau
dikirim melalui pos, atau internet.
Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai
teknik pengumpulan data yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor yaitu :
 Isi dan tujuan pertanyaan
 Bahasa yang digunakan
 Tipe dan bentuk pertanyaan
 Pertanyaan tidak mendua
 Tidak menanyakan yang sudah lupa
 Pertanyaan tidak menggiring
 Panjang Pertanyaan
 Urutan pertanyaan
 Prinsip pengukuran
14
 Penampilan fisik angket

3. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan
kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi
juga obyek-obyek alam yang lain.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, Suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis dua
diantara terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak
terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dpat dibedakan menjadi
participant observation (observasi berperan serta) dan digunakan, maka observasi dapat
dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Observasi berperan serta (Participant observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan keadaan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan pada sumber data dan ikut
merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipasi ini maka data yang diperoleh akan
lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang
nampak.
Dalam suatu perusahaan atau organisasi pemerintah misalnya, peneliti dapat
berperan sebagai karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam
bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu karyawan dengan
karyawan lain, hubungan karyawan dengan supervisior dan pimpinan, keluhan dalam
melaksanakan pekerjaan dan lain-lain.
b. Observasi nonpartisipan
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktifitas orang-
orang yang sedang diamati maka dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan

15
hanya sebagai pengamat independen. Misalnya dalam suatu tempat pengumutan suara
(TPS), peneliti dapat mengamati bagaimana perilaku masyarakat dalam hal menggunakan
hak pilihnya, dalam interaksi dengan panitia dan pemilih yang lain. Peneliti mencatat,
menganalisis dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang perilaku masyarakat
dalam pemilihan umum. Pengumpulan data dengan observasi partisipan tidak mendapatkan
data yang mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai
dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.
Dalam suatu fungsi produksi, peneliti dapat mengamati bagaiman mesin-mesin
bekerja dalam mengolah bahan baku, komponen mesin mana yang masih bagus dan yang
kurang bagus, bagaimana kualitas barang yang dihasilkan, dan bagaimana performance
tenaga kerja atau operator mesinnya.
 Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa
yang akan diamati, kapan dan dimasa tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan
apabalia peneliti telah tahu dengan pasti tentang Variabel apa yang akan diamati. Dalam
melakukan pengamatan peneliti menggunakan ntsrumen peneliti yang telah teruji
Validitas dan reliabltasnya. Pedoman wawancara terstruktur, atau angket tertutup dapat
juga digunakan sebagai peoman untuk melakukan observasi. misalnya peneliti akan
melakukan pengukuran terhadap kinerja pegawai yang bertugas dalam pelayanan IMB
(ijin mendirikan bangunan), maka peneliti dapat menilai setiap perilaku dan ucapan
dengan menggunakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan
tersebut.
 Observasi Tidak Terstruktur
Observasi tidak Tersruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis
tentang apa yang akan diobservasi. hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara
pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak
menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan
dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara, peneliti belum tahu pasti apa
yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas,
mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis kemudian dibuat kesimpulan.

16
2.9 Teknik Analisi Data
Teknik analisis data yang gunakan pada penelitian eksperimen ini adalah teknik analisis
data statistik deskriptif dan teknik analisis data statistik inferensial. Berikut akan dijelaskan
teknik analisis data yang digunakan sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif adalah susunan angka yang memberikan gambaran tentang data yang
disajikan dalam bentuk tabel, diagram, histogram,poligin frekuensi, ogive, ukuran
penempatan, ukuran gejala pusat dansimpangan baku.20 Statistik deskriptif tidak
menggeneralisasikan data padasampel.
2. Statistik Inferensial
Statistik inferensial adalah statistik yang dimaksudkan untukmenganalisis data dengan
membuat generalisasi pada data sampel agar hasilnya dapat diberlakukan pada populasi.21
Sebelum melaukan statistic inferensial harus dilakukan uji asumsi terlebih dahulu.Uji asumsi
yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas.Sebelum melakukan analisis data,
maka harus melakukan uji pra syarat sebagai berikut:
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data sampel yang diperoleh berdistribusi
normal atau tidak.Dapat diuji menggunakan Uji Chi-Kuadrat dengan rumus:
x ∑ ¿ ¿¿ ¿
Keterangan:
X2= Nilai chi-kuadrat
fh= Frekuensi Ekspektasi
f0= Frekuensi Observasi
Membandingkan antara harga chi kuadrat hitung ( Xh) dengan harga chi kuadrat
table (Xt), dengan taraf signifikansi 5%. Dan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika Xh ≤ Xt, maka data berdistribusi normal.
Jika Xh > Xt, maka data tidak berdistribusi normal.
b) Uji Homogenitas

17
Uji homogenitas dilakukan untuk menguji kesamaan (homogenitas) variansi sampel yang
diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas diperoleh dengan menggunakan rumus
berikut:
V ti
F
V ti
Keterangan:
F = Homogenitas variansi
Dan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika Fhitung ≤ Ftabel,maka data homogeny
Jika Fhitung > Ftabel,maka data tidak homogeny

18
c) Uji hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka teknik yang digunakan dalam
menganalisis data untuk menguji hipotesis I,II dan III menguji anova dua arah.
Uji anova dua arah digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan dari dua
variabel bebas, sedangkan masing-masing variabel bebasnya dibagi dalam beberapa
kelompok. Uji anova dua arah digunakan jika dalam analisis data yang berdistribusi
normal. Sedangkan untuk data yang tidak berdistribusi normal, peneliti menggunakan uji
Kruskal Wallis.
1. Jika datanya berdistribusi normal maka untuk pengujian hipotesisnya dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
i) Membuat table perhitungan anova
ii) Menghitung derajat kebebasan (df),meliputi :
1. df JKt = N-1
2. df JKα= N-1
3. df JKα= N-pq
4. df JKA = p-1
5. df JKB = q-1
6. df JKAB = df JKA x df JKB
iii) Melakukan perhitungan jumlah kuadrat (JK),meliputi :
G
1. JK t ∑ X −
N
A G
2. JK α =∑ −
n N
3. JK d =JK t−JK α
A G
4. JK A =∑ −
q N
B G
5. JK B =∑ −
p N
6. JK AB=JK α −JK A −JK B
iv) Menghitung rata-rata kuadrat (RK) dengan rumus :
Jd
1. RK d =
aJ d

19
JA
2. RK A=
aJ A
JB
3. RK B =
aJ B
JA
4. RK AB=
dJ A
v) Melakukan perhitungan untuk mencari F rasio dengan rumus :
RA
1. F A=
Rd
RB
2. F B=
Rd
RA
3. F AB=
Rd
vi) Membandingkan niali F hitung dengan nilai F table dengan taraf signifikan 5%.
vii) Menarik kesimpulan dengan kaidah keputusan :
Jika Fh>Ft, H0 ditolak, yang berarti Ha diterima.
Jika Fh≤Ft, H0 diterima, yang berarti Ha ditolak.
viii) Melakukan perhitungan pasca-anova (post hoc) apabila H0 ditolak dan Ha diterima
dengan menggunakan rumus tuckey’Shsd,yaitu :
Rd
HSD=

q

n
Keterangan :
n = Banyaknya sampel perkelompok
q = The studentzed range statistic
k= Banyaknya kelompok
dk=N-K
ix) Menghitung rata-rata masing-masing kelompok.
x) Membandingkan selisih rata-rata anatar-kelompok dengan nilai HSD, bila selisih
nilai rata-rata lebih besar dari nilai HSD berarti ada perbedaan yang signifikan,
akan tetapi bila lebih kecil dari nilai HSD berarti tidak ada perbedaan yang
signifikan.

20
2.10 Sistemika Penyusunan Proposal dan Hasil Laporan Skripsi

1. Sistematika penyusunan proposal


1) Bagian awal
- Halaman judul
- Halaman persetujuan
2) Bagian isi
Bab 1 : Pendahuluan
1.1 latar belakang masalah
1.2 rumusan masalah
1.3 tujuan penelitian
1.4 manfaat penelitian
Bab 2 : Kajian Pustaka
2.1 Landasan teori
2.2 Penelitian sebelumnya
2.3 Hipotesis (jika ada)
2.4 metode penelitian
- lokasi dan objek penelitian
- identifikasi dan definisi operasional variabel
- jenis dan sumber data
- metode penentuan sampell
- metode pengumpulan data
- teknik analisis
3) Bagian akhir
- Penulisan daftar pustaka

21
2. Sistematika penyusunan hasil laporan skripsi
1) Bagian awal
- Halaman sampul
- Halaman judul
- Halaman pengesahan
- Surat pernyataan persetujuan publikasi ilmiah
- Prakata (ucapan terimakasih)
- Abstrak (bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)
- Daftar isi
- Daftar Tabel (jika ada minimal dua)
- Dafar Gambar ( jika ada miniman dua)
- Daftar Lampiran ( jika ada minimal ada)
2) Bagian isi
Bab 1 : Pendahuluan
1.1.Latar Belakang Permasalahan
1.2. Rumusan Permasalahan
1.3.Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
1.5.Tinjuan Pusaka
Bab 2 : landasan Teori
2.1 Penelitian sebelumnya
2.2 Hipotesis (jika ada)
Bab 3 : Metedologi Penelitian
3.1 Lokasi/objek penelitian
3.2 Identifikasi variabel
3.3 Definisi operasional variable
3.4 Jenis dan sumber data
3.5 Metode penentuan sampel
3.6 Metode pengumpulan data
3.7 Teknik analisis
3.8 Hasil dan pembahasan

22
3.9 Kesimpulan dan saran
3) Bagian Akhir
- Daftar Pustaka
- lampiran

23
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penelitian deskriptif adalah bentuk penelitian yang dilakukan dengan mengamati fenomena
yang ada atau sesuai dengan kenyataan dilapangan kemudian dikaji secara sistematis, terencana
dan terstruktur. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada suatu variabel atau
lebih (variabel yang berdiri sendiri). Pengumpulan data dilakukan dengan cara antara lain:
Interview (Wawancara), Kuesioner (Angket) dan Observasi (pengamatan)
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangannya, oleh karena itu pemakalah
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.

24
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S, 2008. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Alwan, Menza Hendri, dan Darmaji, 2017. Jurnal EduFisika Vol.02 No. 01. P-ISSN : 2477-
7935. E-ISSN : 2548-6225
Hartono, 2019. Metodologi penelitian. Pekanbaru: Zanafa Publishing.

Idrus alwi. Jurnal formatif. Issn : 2088-351X


Kuntjojo, 2009. Metodologi Penelitian. Kediri
Linarwati, M. dkk. (2016). “ Studi deskriptif Pelatihan dan Pengembangan Sumberdaya
Manusia Serta Penggunaan Metode Behavioral Event Interview Dalam Merekrut Karyawan
Bari Dibank Mega Cabang Kudus”.
Masri Singarimbun et al, 1987. Metode Penelitian Survei. Edisi Revisi. Penerbit PT. Pustaka
LP3ES Indonesia, Jakarta.
Mulyatiningsing, Endang. 2011. Riset Terapan Bidang Pendidikan dan Teknik. Universitas
Negeri Yogyakarta : UNY press.
Nawawi,H. Hadari, 1983. Metode Penelitian Deskriptif. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Prabowo, A and Heriyanto (2010). “Analisis Pemanfaatan Buku Elektronik (E-Book) Oleh
Pemustaka di Perpustakaan SMA Negeri 1 Semarang”.
Sastroasmoro, s, ismail,s, 2002. Dasar-dasar Metoodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung
Seto.
Siyoto Sandu, 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sukardi. (2013). Metodologi penelitian pendidikan kompetensi dan praktiknya. Jakarta:PT Bumi
Aksara.

Tangio, N. F. (2015). Deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi soal
cerita penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dikelas VII SMP Negeri 1 Tapa.
Universitas Negeri Gorontalo. Program Studi Pendidikan Matematika.

25

Anda mungkin juga menyukai