Kelas/Semester:
PAI J/5 (Lima)
Disusun Oleh:
Diah Irdiyana Rizqi (2111010030)
Nadya Ranialini (2111010101)
Rahma Meilani Putri (2111010118)
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema
dari makalah ini adalah “Metodologi Penelitian”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah memberikan tugas kepada
kami. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1.Apa Pengertian Subjek Penelitian?
2. Apa Penentuan Subjek dan Objek Penelitian?
1
3. Apa Populasi Dan Sampel?
4. Apa Ukuran Sampel Penelitian?
5. Apa Teknik-teknik Pengambilan Sampel?
C.Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Subjek Penelitian.
2. Untuk mengetahui Penentuan Subjek dan Objek Penelitian.
3. Untuk mengetahui Populasi Dan Sampel.
4. Untuk mengetahui Ukuran Sampel Penelitian.
5. Untuk mengetahui Teknik-teknik Pengambilan Sampel.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kualitatif, kuantitas subjek ukanlah hal utama sehingga pemilihan informan lebih
didasari pada kualitas informasi yang terkait dengan tema penelitian yang diajukan.
Penentuan subjek penelitian dapat dilakukan dengan cara populasi atau sampel.
Cara populasi dilakukan apabila pengambilan subjek penelitian meliputi keseluruhan
populasi yang ada. Sementara itu, cara sampel adalah pengambilan subjek penelitian
dengan cara menggunakan sebagian dari populasi yang ada.
Objek penelitian adalah sifat keadaan dari suatu benda, orang, atau yang
menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian. Sifat keadaan dimaksud bisa berupa
sifat, kuantitas, dan kualitas yang bisa berupa perilaku, kegiatan, pendapat, pandangan
4
penilaian, sikap pro-kontra, simpati-antipati,keadaan batin, dan bisa juga berupa
proses.
1. Objek penelitian harus sesuai dengan latar belakang kita (peneliti), baik latar
belakang sosial maupun akademis (khusus untuk penelitian individual).
2. Objek harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari peneliti sehingga penelitian
menjadi menarik.
3. Jangan meneliti atau mengkaji bidang penelitian orang lain. Alasannya, selain
melanggar etika akademis, nantinya juga dianggap tidak memiliki kompetensi terhadap
bidang bersangkutan.
4. Objek penelitian, besar atau kecil ada di sekitar kita, di sekitar kehidupan manusia.
5. Objek penelitian disarankan jangan berada di tempat kerja atau tempat berdomisili
karena sangat sulit untuk mendapatkan objektivitas.
Dari definisi diatas dapat diambil simpulan bahwa objek penelitian adalah suatu
sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu
yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda.1
Penentuan subjek penelitian dapat dilakukan dengan populasi dan sampel. Cara
populasi dilakukan apabila pengambilan subjek penelitian meliputi keseluruhan
populasi yang ada. Cara sampel adalah pengambilan subjek penelitian dengan cara
menggunakan sebagian dari populasi yang ada. Penelitian kualitatif kerap
1
Dartiningsih, B. E. GAMBARAN UMUM LOKASI, SUBJEK, DAN OBJEK PENELITIAN. Buku
Pendamping Bimbingan Skripsi, 129.
5
mempergunakan teknik purposive sebagai cara untuk menentukan subjek
penelitiannya.
Sampel subjek penelitian: Jika anggota populasi banyak sekali. biasanya yang
akan ditanyai (diteliti secara langsung) tentulah tidak semuanya, karena terlampau
memakan waktu, energi dan biaya. Jadi, yang akan diteliti hanyalah sebagian dari
mereka. Sebagian anggota populasi yang diteliti dari seluruh anggota populasi itu
disebut sebagai sampel penelitian.
6
sumber data. Sumber data itu ditentukan berdasarkan kebutuhan dan tujuan penelitian.
Apabila data yang dikumpulkan sudah dianggap cukup (sudah jenuh), maka sumber
data tidak perlu ditambah lagi. Dalam penelitian kualitatif, banyaknya sumber data
ditentukan sampai pada batas jenuh sebuah penelitian atau sudah tidak ditemukan lagi
data baru, sehingga dalam penelitian kualitatif tidak dapat dipastikan jumlah sumber
data yang disiapkan.2
2
Saat, S., & Mania, S. (2020). Pengantar Metodologi Penelitian: Panduan Bagi Peneliti Pemula.
Pusaka Almaida.
7
1. Derajat keragaman sebuah populasi. Semakin homogen sebuah populasi,
semakin kecil sampel yang dibutuhkan. Sebaliknya, semakin heterogen sebuah
populasi, semakin banyak sampel yang dibutuhkan. Misalnya: Meneliti kadar
garam air laut. Air laut memiliki sifat yang sangat homogen, sehingga dengan
mengambil sedikit saja untuk dijadikan sampel sudah cukup. Tetapi jika yang
diteliti itu adalah bermacam-macam air, misalnya ada air laut, air sungai, air
hujan, air kelapa, dsb. maka setiap jenis air itu harus terwakili dalam penelitian.
Dengan demikian, berarti sampel semakin banyak, karena semua jenis air harus
mempunyai sampel.
2. Tingkat presisi (ketelitian) yang dikehendaki atau diharapkan dari penelitian,
semakin tinggi tingkat presisi (ketelitian) yang dikehendaki atau diharapkan
dari sebuah penelitian, semakin banyak sampel dibutuhkan.
3. Rencana analisis. Misalnya peneliti ingin menghubungkan tingkat pendidikan
responden dengan penggunaan alat kontrasepsi. Kalau ingin membagi tingkat
pendidikan responden secara rinci, misalnya belum sekolah, tamat SD, Tamat
SMP, tamat SMA, dan seterusnya, maka semua tingkatan itu harus ada
perwakilannya dalam sampel. Apabila sampelnya sedikit, akan banyak sel-sel
dalam pengolahan data yang kosong, begitu juga untuk perhitungan analisis
statistik yang rumit. Dengan demikian kelihatannya kurang baik, karena banyak
sel yang kosong.
4. Tenaga, biaya, dan waktu. Apabila salah satu dari keempat hal itu yang dialami
oleh peneliti, maka tentu pengambilan sampel menjadi sedikit, yang berarti
bahwa tingkat presisi (ketelitian) sebuah penelitian akan semakin berkurang.
Mengenai besarnya sampel yang harus diambil dalam sebuah penelitian ada
beberapa rumus yang digunakan misalnya rumus yang dikemukakan oleh Isaac dan
Michaelatau monogram yang dikemukakan oleh Herry King(Sugiyono, 2011: 128-
131). Roscoe (1982: 253) dalam Sugiyono (2011:133) memberikan saran tentang
ukuran sampel penelitian sebagai berikut:
8
a. Ukuran sampel dalam penelitian adalah antara 30 – 500.
b. Bila sampel dibagi dalam kategori, (wanita, pria, pegawai negeri-swasta dan
lain-lain, maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
c. Bila dalam penelitian akan menggunakan analisis dengan multivariate
(korelasi, regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10
kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5
(independen & dependen), maka jumlah anggota sampel = 5 x 10 = 50.
d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-
masing antara 10 s.d 20.
Suatu hal yang perlu menjadi diingat oleh para peneliti pemula, khususnya bagi para
mahasiswa strata satu (S1) adalah bahwa populasi dan sampel, selalu berbicara tentang
angka/jumlah.
Pengambilan sampel secara garis besarnya terdiri atas dua teknik, yaitu secara
random (probability) dan bukan random (non probability). Secara random, yakni teknik
pengambilan sampel dengan cara; semua unsur populasi diberi kesempatan, peluang,
dan kemungkinan yang sama untuk terpilih menjadi sampel dalam penelitian.
Sedangkan non random (nonprobability) adalah teknik pengambilan sampel dengan
tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama terhadap semua unsur populasi
9
untuk dipilih menjadi sampel penelitian. Sampel dipilih berdasarkan pertimbangan
peneliti mengenai tujuan yang akan dicapai oleh penelitian itu. 3
Teknik random (probability) digunakan apabila populasi itu homogen atau populasi
sudah tersusun dalam daftar secara sistematis. Jika populasi bersifat heterogen, maka
teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non random (non probability).
Macam-macam teknik pengambilan sampel dapat dilihat dari diagram di bawah ini:
Pengambilan secara random yakni pengambilan sampel yang dilakukan dengan jalan
memberi peluang kepada semua subyek/obyek penelitian untuk terpilih menjadi
sampel mewakili populasinya dalam penelitian. Pengambilan sampel secara random
dapat dilakukan dengan undian, komputer, atau menggunakan tabel bilangan random.
Teknik ini terdiri atas:
3
Wahab, A. (2022). Sampling dalam Penelitian Kesehatan. Jurnal Pendidikan dan Teknologi
Kesehatan, 5(1), 42-49.
10
1). Simpel Random Sampling (teknik random sederhana)
Pada teknik ini, warga populasi (subyek penelitian) tidak dipilah-pilah atau
distratakan terlebih dahulu. Semua warga populasi langsung dipilih secara random.
Peneliti langsung merandom atau mengacak semua warga populasi untuk mendapatkan
sampel sebanyak yang dibutuhkan. Orang yang terpilih melalui proses random itulah
yang akan menjadi sampel. Jika teknik ini yang digunakan, maka setiap anggota
populasi diberi nomor terlebih dahulu sesuai/sejumlah anggota populasi. Hal yang
harus selalu diingat adalah bahwa penggunaan teknik random digunakan apabila
populasi bersifat homogen.
Misalnya, seseorang ingin meneliti siswa yang ada pada sebuah sekolah. Tanpa
memilah siswa berdasarkan kelas dan jenis kelamin, peneliti langsung memilih secara
random seluruh siswa. Siswa yang terpilih melalui proses random itulah yang menjadi
sampel. Kekurangannya adalah, boleh jadi siswa yang terpilih tadi tidak merata pada
semua kelas, dan hanya berasal dari beberapa kelas. Itu berarti ada kelas yang
tidak terwakili dalam penelitian. Itulah sebabnya dalam memilih teknik penarikan
sampel, seorang peneliti harus benar-benar mempertimbangkan unsur representatif
atau keterwakilan semua unsur populasi dalam penelitian.
Jika obyek penelitian berada pada semua kelas, maka sebaiknya random
dilakukan pada setiap kelas, sehingga setiap kelas telah terwakili. Dengan demikian,
peneliti harus beberapa kali mengadakan random, yakni sejumlah kelas yang menjadi
populasi. Dan karena itu peneliti tidak menggunakan simpel random, tetapi teknik lain,
misalnya stratified atau cluster random sampling.
Jika cara ini yang akan digunakan, maka populasi distratakan terlebih dahulu.
Strata disesuaikan dengan sifat-sifat atau ciri-ciri yang ada dalam suatu populasi.
Misalnya, kelas 1, 2, 3, dan seterusnya, atau golongan I, II, III, dan seterusnya.
11
Berdasarkan strata tersebut, maka setiap strata harus ada wakilnya dalam penelitian.
Penentuan sampel dilakukan secara random, pada setiap strata, sehingga pengambilan
sampel secara random dilakukakan berulang kali sesuai dengan jumlah strata yang ada
dalam populasi.
Untuk mendapatkan jumlah sampel yang dinginkan yaitu 40, 44, dan 32,
dilakukan secara random pada setiap tingkatan, sehingga setiap strata/tingkatan ada
wakilnya sebagai sampel dalam penelitian, dan untuk mendapatkan sampel, dilakukan
secara random, dengan menggunakan salah satu teknik random sampling. Syarat yang
perlu mendapatkan perhatian adalah, populasi/sub populasi harus homogen.
3) Proportionate Stratified Random Sampling (Teknik random atas dasar strata yang
proporsional)
Teknik ini digunakan apabila warga populasi terdiri atas strata-strata, yang
masing-masing memiliki jumlah yang berbeda, sehingga jumlah sampel yang dipilih
secara random berbanding sama dengan jumlah setiap strata dari populasi atau sub
populasi. Misalnya meneliti siswa salah satu SMP yang terdiri atas 3 kelas dengan
jumlah siswa sebanyak 1000 orang, yang tersebar secara tidak merata pada setiap kelas,
yaitu:
12
Pertama yang dilakukan adalah menentukan jumlah sampel yang akan dipilih,
misalnya, berdasarkan tabel yang dikemukakan oleh Harry King dengan taraf
signifikansi (kemungkinan benar atau kemungkinan salahnya) yang ditentukan,
misalnya 5%, jumlah sampel yang tetapkan sebanyak 258 orang, maka:
Jadi total sampel yang dipilih secara berstrata sebanyak 258 orang.
Contoh lain, misalnya populasi siswa SMA di satu kota (beberapa SMA). Setiap
SMA terdiri atas kelas I, II, dan III. Setiap kelas memiliki kelas paralel, sehingga akan
ditemukan banyak kelas paralel, baik kelas I, II, dan kelas III, seperti yang terlihat pada
tabel berikut:
13
Dengan demikian, cluster kelas I = 38, kelas II = 40, dan kelas III= 45. Inilah
yang menjadi cluster/himpunan. Jika peneliti ingin merandom untuk mendapatkan
himpunan-himpunan untuk menjadi sampel, bisa dilakukan dengan undian atau
menggunakan tabel bilangan random.
14
indivividu. Dengan demikian akan ditemukan bahwa kelompok A misalnya lebih baik
dari kelompok B atau C, dan seterusnya.
1) Sampling Sistematis
4
Retnawati, H. (2017, September). Teknik pengambilan sampel. In Disampaikan pada workshop
update penelitian kuantitatif, teknik sampling, analisis data, dan isu plagiarisme (pp. 1-7).
15
Jika menggunakan kelipatan 2 yang diambil ( 2,4,6 dst.), sampai mencapai jumlah
sampel yang diinginkan.
2) Sampling Kuota
Sampling Kuota, adalah teknik pengambilan sampel dari populasi yang telah
dijatahkan sesuai keinginan peneliti. Misalnya, seorang peneliti akan melakukan
penelitian terhadap pegawai golongan II, dan penelitian dilakukan secara berkelompok.
Setelah sampel ditentukan misalnya 50 orang, dan jumlah peneliti sebanyak 5 orang,
maka setiap anggota peneliti memilih sampel secara bebas dengan karakteristik yang
sudah ditentukan (gol. II) sebanyak 10 orang.
3) Sampling Aksidental
16
populasi tidak jelas karakteristiknya, dan tidak ada data pasti tentang keadaan populasi.
Misalnya meneliti tentang tukang becak atau penonton televisi. Tukang becak dan
penonton televisi tidak jelas karakteristiknya. Langkah yang ditempuh dalam
menerapkan teknik ini adalah, pertama-tama menentukan berapa jumlah sampel yang
dibutuhkan, kemudian peneliti mengumpulkan data dari subyek yang kebetulan
ditemukan pada saat penelitian, boleh jadi pada tempat yang berbeda-beda, tetapi
dalam kawasan lokasi penelitian. 5
5
Dharmawansyah, I. (2013). Pengaruh experiential marketing dan kepuasan pelanggan terhadap
loyalitas pelanggan (studi kasus pada Rumah Makan Pring Asri Bumiayu). Management Analysis
Journal, 2(2).
17
peneliti tentang tujuan yang akan dicapai. Jadi, tidak melalui proses pemilihan seperti
yang dilakukan dalam teknik random. 6
Misalnya, seorang mahasiswa meneliti pada suatu sekolah (SMP) yang terdiri
atas 3 kelas. Dengan pertimbangan tertentu, mahasiswa tersebut menetapkan kelas 2
sebagai kelas sampel. Ditetapkannya kelas 2 bukan melalui proses random tetapi
berdasarkan pertimbangan tertentu dari peneliti.
c. Sampling Jenuh
Sampling jenuh lebih populer disebut dengan sensus atau penelitian populasi,
yakni semua anggota populasi dijadikan sampel dalam penelitian. Teknik ini digunakan
apabila populasi dalam suatu penelitian relatif kecil. Menurut sugiyono (1999: 62),
kurang dari 30 orang, atau peneliti ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
amat kecil. Misalnya: meneliti di suatu sekolah dengan jumlah siswa kurang dari 100,
maka seluruh siswa dijadikan sebagai sumber data.
d. Snowball Sampling
6
Firmansyah, D. (2022). Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian: Literature
Review. Jurnal Ilmiah Pendidikan Holistik (JIPH), 1(2), 85-114.
18
Snowball sampling, yaitu teknik penentuan yang awalnya berangkat dari
sampel yang jumlahnya kecil, kemudian membesar, ibarat bola salju yang
menggelinding lama-lama menjadi banyak/membesar jumlahnya.
Misalnya, seorang peneliti mula-mula hanya menetapkan satu atau dua orang
sebagai sampel. Kemudian subyek yang dipilih tadi diminta untuk memilih/mencari
teman-temanya, begitu seterusnya hingga semakin lama, jumlah sampel semakin
banyak, sampai jumlah sampel/sumber data yang dibutuhkan yang dibutuhkan
dianggap cukup.
e. Sampling Seadanya
19
Sampling seadanya merupakan pengambilan sampel sebagian dari populasi
berdasarkan seadanya data atau kemudahannya mendapatkan data tanpa
memperhitungkan apapun tentang derajat kerepresentatifannya.
Demikian beberapa jenis sampel dan teknik sampling yang banyak digunakan
dalam penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, karena penelitian kualitatif tidak
mengenal adanya sampel. Penelitian kualitatif membutuhkan sumber data, dan di
dalam penentuan sumber data, biasanya peneliti menggunakan teknik purposive yang
didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai serta pertimbangan peneliti. Walaupun
demikian, dalam penelitian kualitatif, sumber data dapat dihitung sebagai sampel,
karenan penentuannya ditentukan secara purposive.Ketepatan penentuan sampel
merupakan salah satu syarat tepatnya pemilihan data. Kesalahan penentuan sampel bisa
merusak keseluruhan proses pengumpulan data.
Pada waktu peneliti merasakan ada sesuatu yang ingin dicari jawabannya
melalui penelitian, atau dengan kata lain peneliti tersebut mempunyai suatu
problematika sehingga harus diteliti, mungkin sekali bahwa peneliti sudah terpikirkan
problematika tersebut ada pada siapa atau untuk subjek yang mana Sebagai contoh
masalah yang akan diteliti oleh peneliti adalah "Apakah pemberian PR setiap hari
berpengaruh terhadap tingkat kebencian siswa pada pelajaran Pendidikan Agama
Islam?"[2] Maka dapat diidentifikasi bahwa:
a) Siswa merupakan subjek dari penelitian ini karena siswa merupakan tempat
variabel melekat, yaitu yang diberi PR setiap hari dan yang diukur benci atu
tidaknya terhadap pelajaran. Siswa merupakan orang tempat variabel berada.
Dalam hal ini siswa dapat diberi pertanyaan langsung tentang variabel yang
diteliti. Disamping sebagai subjek penelitian, siswa juga diposisikan sebagai
responden dalam penelitian ini karena siswa adalah sumber data. Kita dapat
memperoleh data penelitian dari seorang siswa atau beberapa siswa (sampel).
20
b) Guru agama bukan merupakan subjek penelitian karena bukan merupakan tempat
variabel yang diteliti. Akan tetapi guru dapat diartikan bahwa guru merupakan
sumber penelitian tidak langsung karena guru tersebut adalah pihak yang
memberi PR dan mengetahui tentang data variabel. Guru memiliki posisi sebagai
responden karena dapat memberi jawaban atau informasi sehingga peneliti dapat
memperoleh data darinya.
c) Kepala sekolah bukan sebagai subjek penelitian karena kedudukannya diragukan
sebagai responden, sehingga diragukan juga sebagai sumber data.
d) Orang tua siswa bukan subjek, tetapi dapat dijadikan sebag responden dan
sumber data.
Sedangkan objek penelitian dari contoh di atas adalah kebencian siswa terhadap
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dikarenakan mendapatkan PR setiap hari.
21
keinginan peneliti tersebut terpenuhi. Karena ada kendala tenaga. waktu, dan dana,
peneliti terpaksa membatasi banyaknya subjek penelitian disesuaikan dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
1. Unit Analisis.
2. Pendekatan atau Model Penelitian
3. Banyaknya Karakteristik Khusus (cirri utama) Populasi
4. Keterbatasan Peneliti
5. Teknik Sampling
22
a. Cluster Sampling (sampling kelompok)
Digunakan peneliti apabila didalam populasi terdapat kelompok-kelompok
yang mempunyai ciri-ciri, dapat berupa pekerjaan subjek, jenis kelamin, yang
tidak menunjukkan adanya tingkatan antar kelompok. Misalnya kelompok PNS
b. Stratified Sampling
Digunakan oleh peneliti apabila terdapat kelompok-kelompok subjek, yang
diantara kelompok satu dengan lainnya ada tingkatan yang membedakannya.
Misalnya siswam kelas I,II ataupun III.
c. Purposive Sampling
Teknik ini digunakan peneliti jika memiliki pertimbangan- pertimbangan
tertentu dalam pengambilan sampelnya.
d. Area Sampling
Teknik ini memungkinkan peneliti untuk mengambil anggota sampel dengan
pertimbangan wakil-wakil dari daerag geografis yang ada, misalnya kabupaten
Kampar 20 orang, kabupaten siak 50 orang.
e. Double Sampling Teknik sampling yang mengharuskan peneliti mengambil
sampel sejumlah dua kali ukuran sampel yang ditentukan. Pengambilan ini
dimaksudkan untuk berjaga-jaga seandainya salah satu kelompok mengalami
kekurangan.
f. Quota Sampling
Jika peneliti terlebih dahulu menentukan berapa banyak jumlah subjek yang
diingikan untuk diambil dalam penelitiannya. Penetuan jumlah subjek ini lebih
dikarenakan peneliti banyak mengalami keterbatasan sehingga yang
bersangkutan menentukan sejumlah subjek untuk dijadikan responden nya.
g. Incidental Sampling
Peneliti langsung memberikan skala/instrument/angket kepada subjek yang
berada di unit analisisnya tanpa terlebih dahulu mengetahui secara pasti kondisi
dari subjek tersebut.
23
h. Proportional Sampling
Teknik pengambilan sampel dengan berdasarkan pertimbangan jumlah masing-
masing kelompok subjek.
i. Random Sampling Digunakan oleh peneltiti apabila populasi diasumsikan
homogen (mengandung satu cirri)sehingga sampel dapat diambil secara acak.
Ada beberapa cara, sampling acak sederhana, sampling acak beraturan, dan
sampling acak dengan bilangan random.
j. Snow Ball Sampling
Teknik snow ball adalah dari jumlah subjek yang sedikit semakin lama
berkembang menjadi banyak. Dengan teknik ini, jumlah informan yang akan
menjadi subjeknya akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan dan
terpenuhinya informasi.
k. Multi Stage Sampling Merupakan teknik kombinasi beberapa teknik sampling
yang ada. Akan lebih mudah memperoleh data dari subjek yang diinginkan dan
juga terkatit dengan kondisi populasinya sehingga akan tepat untuk menjaring
subjek penelitian
24
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan
sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Istilah lain
yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian adalah responden, yaitu orang yang
memberi respon atas suatu perlakuan yang diberikan kepadanya. Subjek penelitian
adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda, ataupun lembaga (organisasi). Subjek
penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil dari penelitian
penelitian. Penentuan subjek penelitian dapat dilakukan dengan populasi dan sampel.
Cara populasi dilakukan apabila pengambilan subjek penelitian meliputi keseluruhan
populasi yang ada. Sedangkan Cara sampel adalah pengambilan subjek penelitian
dengan cara menggunakan sebagian dari populasi yang ada.
B.Saran
Didalam makalah ini, penulis lebih mementingkan pembahasan mengenai
menentukan subjek penelitiaan. Bahasan yang ada yaitu, Pengertian subjek
penelitian,penentuan subjek dan objek penelitian, populasi dan sampel,ukuran sampel
penelitian,Teknik-teknik pengambilan sampel. Jika pembaca ingin mencari
pembahasan mengenaimengumpulkan /mengolah data, maka disarankan untuk
mencari referensi pada makalah yang lainya. Demikian makalah yang kami buat, kami
ucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu atas selesainya
makalah ini. Kami menyadari makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna.
25
DAFTAR PUSTAKA
26