Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN II
Tentang
“Populasi, Sampel dan Rancangan Penelitian”

Disusun Oleh :

Kelompok 3
Astri Zulaika Pohan 2114040004
Elda Yunita Rangkuti 2114040005
Sinta Pratama Putri 2114040010
Fazila Nelfianda 21140400039

Dosen Pengampuh :
Dr. Yulia, M.Pd

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA-A


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1445 H/2024 M
KATA PENGATAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam. Yang telah memberikan kami
kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salam dan
salawat semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang diutus sebagai rahmat
bagi semesta alam, beserta keluarga dan para sahabatnya serta para pengikutnya yang setia
sampai hari kemudian.

Makalah “Populasi, Sampel Dan Rancangan Penelitian” ini kami buat dengan
maksud untuk menunaikan tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Matematika. Kami
berharap makalah ini akan memberi banyak manfaat dan memperluas ilmu pengetahuan kita.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan manfaat positif bagi kita
semua, khususnya kami selaku penulis.

Padang, 09 Maret 2024

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ............................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 2
A. Populasi..................................................................................................................................... 2
B. Sampel ...................................................................................................................................... 4
C. Rancangan Penelitian .............................................................................................................. 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................ 24
A. Kesimpulan ............................................................................................................................. 24
B. Saran ....................................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa
yang kita ketahui. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah
menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data
keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang
peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek
penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan
tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk
memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek
Selain itu, membuat rancangan penelitian juga merupakan langkah penting
dalam melakukan penelitian. Rancangan atau desain penelitian bagaikan sebuah peta
jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses
penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa
desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik
karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan populasi?
2. Apa yang dimaksud dengan sampel
3. Apa yang dimaksud dengan rancangan penelitian?

C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan populasi.
2. Mengetahui yang dimaksud dengan sampel.
3. Mengetahui yang dimaksud dengan rancangan penelitian.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Populasi
1. Pengertian Populasi
Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population yang berarti jumlah
penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi amat populer dipakai untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek penelitian yang menjadi sasaran
penelitian. Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang
dapat berupa manusia, hewan, tumbuh- tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,
sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data
penelitian (Bungin dalam Siregar 2013:30).
Secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai subjek pada wilayah serta
waktu tertentu yang akan diamati atau diteliti oleh peneliti. Sugiyono (2005)
mengartikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
2. Karakteristik Populasi
Menurut Muri (2007:182) secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik
populasi adalah:
a. Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang
akan diinginkan.
b. Dapat berupa manusia/individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda
atau objek maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu area/
daerah tertentu yang telah ditetapkan.
c. Merupakan batas-batas (boundary) yang mempunyai sifa-sifat tertentu
yang memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu.
d. Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat
digeneralisasikan.
3. Pembagian Populasi/Jenis-Jenis Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian pun cukup beragam. Terdapat
beberapa hal yang dapat membedakannya. Menurut Supardi (1993) populasi
penelitian dapat dibedakan menjadi populasi “finit” dan populasi “infinit”.
a. Populasi finit merujuk kepada suatu populasi yang jumlah anggotanya
sudah dapat diketahui secara pasti oleh peneliti.

2
b. Sementara itu, populasi infinit merupakan suatu populasi yang jumlah
anggotanya masih belum atau tidak dapat diketahui.
Berdasarkan sifatnya populasi juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi
homogen dan heterogen.
a. Populasi homogen berarti populasi yang memiliki unsur-unsur bersifat
sama. Populasi jenis ini tidak mempersoalkan jumlah secara kuantitatif.
Penelitian di bidang eksakta memiliki populasi bersifat homogen seperti
larutan air, cairan, dan sebagainya.
b. Sementara itu, populasi heterogen berarti unsur-unsur dalam populasi
tersebut memiliki sifat yang beragam atau bervariasi. Populasi jenis ini
memerlukan batas- batas yang harus ditetapkan terlebih dahulu baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Pada penelitian di bidang sosial populasi
yang digunakan cenderung bersifat heterogen karena subjeknya yang
seringkali adalah manusia serta gejala-gejala sosial dalam kehidupan
manusia.
Menurut Arikunto (2010:173) dilihat dari jumlahnya, maka populasi
dibedakan menjadi 2 bagian:
a. Jumlah terhingga (terdiri dari elemen dengan jumlah tertentu).
b. Jumlah tak hingga (terdiri dari elemen yang sukar sekali dicari
batasannya).
Menurut Muri (2007:183) Populasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat dihitung.
seperti luas sawah, jumlah ternak, jumlah murid dan jumlah mahasiswa.
b. Populasi tak terbatas (infinite) yaitu objek penelitian yang mempunyai
jumlah yang tak terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya; seperti pasir di
pantai.
Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku- liku
yang ada di dalam populasi. Oleh karena itu subjeknya meliputi semua yang
terdapat di dalam populasi, maka juga disebut sensus. Objek pada populasi
diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku untuk
seluruh populasi. Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi
terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak.

3
B. Sampel
1. Pengertian Sampel
Sampel dalam bahasa sehari-hari berarti benda contoh yang diambil dari
sejumlah benda atau objek yang diwakili. Dalam istilah sederhana, sampel adalah
sekelompok objek, orang, peristiwa, dan sebaginya yang merupakan representasi
dari keseluruhan. Sugiyono (2016) menyebut sampel sebagai bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Pengukuran sampel dilakukan
melalui statistik atau berdasar pada estimasi penelitian guna menentukan besarnya
sampel yang diambil dalam melaksanakan penelitian suatu objek. Pengambilan
besar sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang
dapat menggambarkan keadaaan populasi yang sebenarnya. Sementara itu, teknik
pengambilan sampel atau teknik sampling disebutkan oleh Supardi (1993) sebagai
suatu cara atau teknik yang digunakan dalam menentukan sampel penelitian.
Jika kita hanya ingin meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut
disebut penelitian sampel. Menurut Arikunto (2110: 174) sampel adalah sebagian
atau wakil dari populasi yang diteliti. Siregar (1013.30) menyatakan bahwa
sampel adalah suatu prosedur pengambilan data di mana hanya sebagian populasi
saja yang diambil dan dipergunakan untuk penentuan sifat serta ciri yang
dikehendaki dari suatu populasi. Margono (2004) menambahkan penentuan
sampel ini harus disesuaikan dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber
data sebenarnya dengan memperhatikan sifat dan penyebaran populasi agar
sampel yang diperoleh dapat mewakili populasi (bersifat representatif).
2. Manfaat Penggunaan Sampel
Penggunaan sampel diperlukan dalam penelitian kuantitatif karena akan sangat
menghabiskan banyak waktu, tenaga dan biaya apabila peneliti harus meneliti
seluruh individu dalam suatu populasi. Beberapa manfaat atau kegunaan lain
dalam penggunaan sampel dalam penelitian antara lain:
a. Menghemat biaya, tenaga, dan waktu peneliti. Sebagaimana yang telah
dijelaskan sebelumnya, meneliti menggunakan sampel akan sangat
meringankan tugas peneliti karena tidak harus harus meneliti keseluruhan
populasi cukup dengan beberapa sampel yang terpilih.
b. Perolehan data akan menjadi lebih cepat karena cukup beberapa sampel
yang diteliti waktu yang digunakan pun relatif sebentar.

4
c. Menghasilkan representative (gambaran perwakilan) dari seluruh populasi.
Penggunaan sampel yang tepat diharapkan mampu memberikan informasi
terkait populasi yang diteliti melalui perwakilan beberapa sampel saja,
sehingga informasi yang dibutuhkan mampu menjawab tujuan dari
penelitian yang dilakukan.
d. Menentukan presisi atau ketepatan yang ditentukan oleh perbedaan hasil
yang diperoleh.
e. Cara penggunaanya cenderung lebih sederhana, sehingga mudah untuk
dilaksanakan.
f. Memberikan informasi yang banyak dengan biaya yang rendah.
3. Karakteristik Sampel yang Baik
Ada beberapa kriteria yang dapat diperhatikan untuk mengetahui bagaimana
kualitas sampel yang digunakan dalam proses penelitian. Berikut ini adalah
karakteristik utama dari sampel yang baik:
a. Sebuah sampel yang baik adalah sampel mewakili populasi yang sesuai
dengan sifat- sifatnya.
b. Sampel yang baik adalah sampel bebas dan bias, sampel tidak
memunculkan prasangka imajinasi dari peneliti untuk memengaruhi
pilihan.
c. Sampel yang baik adalah sampel yang objektif, hal ini meliputi
objektivitas dalam memilih prosedur atau tidak adanya unsur-unsur
subjektif dari situasi.
d. Sampel yang baik menjaga akurasi Sampel sebaiknya menghasilkan
perkiraan yang akurat secara statistikdan tidak menimbulkan kesalahan
dalam pengambilan kesimpulan.
e. Sampel yang baik bersifat komprehensif Karakter ini berhubungan crat
dengan keterwakilan yang benar. Kelengkapan merupakan kualitas sampel
yang ditentukan oleh tujuan khusus penelitian Suatu sampel dapat
komprehensif dalam sifat, tetapi mungkin tidak mewakili populasi yang
baik.
f. Sampel yang baik lebih ekonomis dari tenaga, waktu dan biaya
g. Subjek yang menjadi sampel yang baik mudah didekati. Instrument
penelitian dapat diberikan pada sampel sehingga data dapat dikumpulkan
dengan mudah.

5
h. Ukutran sampel yang baik adalah sedemikian rupa schingga menghasilkan
hasil yang akurat sehingga peluang terjadinya kesalahan dapat
diperkirakan
i. Sampel yang baik membuat penelitian menjadi lebih layak
j. Sampel yang baik memiliki kepraktisan untuk situasi penelitian (Singh,
2006).
Terdapat beberapa persyaratan yang bisa digunakan untuk mewakili suatu
populasi dan sampel untuk diteliti. Syarat itu antara lain:
a. Mewakili populasi; maksudnya adalah populasi dan sampel yang dipilih
sebagai sasaran penelitian wajib memenuhi karakteristik tema penelitian
sehingga dapat dikatakan mewakili populasi.
b. Harus tepat; pemilihan populasi dan sampel juga harus tepat dan jangan
sampai melenceng dari tema penelitian. Jika populasi dan sampel yang
dipilih salah, penelitian menjadi tidak valid.
c. Tidak menyusahkan; maksudnya adalah pihak yang diteliti bisa sewaktu-
waktu datanya diambil agar memudahkan peneliti.
d. Memberikan keterangan; maksudnya adalah populasi dan sampel yang
dipilih dapat menunjang keterangan-keterangan pada penelitian nantinya.
4. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh
sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat
menggambarkan keadaan populasi sebenarnya. Dengan istilah lain sampel harus
representatif. Menurut Siregar (2013- 30) dalam pengambilan sampel dari suatu
populasi dapat dibedakan menjadi dua kategori teknik pengambilan sampel, yaitu
probability sampling dan nonprobability sampling.
a. Probability Sampling
Merupakan metode sampling yang setiap anggota populasi memilki
peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel.
1) Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling)
Merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam satu
populasi untuk dijadikan sampel. Karena hak setiap subjek sama,
maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu
atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.

6
Di dalam pengambilan sampel, biasanya peneliti sudah
menentukan terlebih dahulu besarnya jumlah sampel yang paling
banyak. Untuk menentukan besarnya sampel, peneliti harus
melakukannya dengan berbagai pertimbangan, antara lain
keberagaman karakteristik, misalnya jenis kelamin, tingkat
pendidikan, asal daerah, suku, agama atau kepercayaan, usia, dan
lain-lain yang sekiranya terkait dengan variabel yang diteliti. Untuk
menentukan besarnya sampel, perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut:
a) Kemampuan peneliti dari waktu, tenaga, dan dana.
b) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek.
c) Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti.
Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak
sampel, atau semakin besar persentase sampel dari populasi, hasil
penelitian akan semakin baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak
selalu demikian. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri
yang dikandung oleh subjek penelitian dalam populasi Selanjutnya
sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut bertalian erat dengan homogenitas
subjek dalam populasi. Syarat untuk dapat dilakukan teknik simple
random sampling adalah:
a) Anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif
homogen.
b) Adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen-
elemen populasi yang dijadikan dasar untuk pengambilan
sampel.
Tahapan yang dilakukan dalam menarik sampel teknik random
sederhana adalah:
a) Membentuk kerangka sampel dan kemudian memberi
nomor urut seluruh unsur yang ada dalam kerangka sampel
b) Memilih unsur yang akan dijadikan sampel dengan cara
undian atau menggunakan tabel angka acak.
2) Strata Sampel (Stratified Sampling)
Stratified sampling merupakan teknik pengambilan sampel
dengan populasi yang memiliki strata atau tingkatan dan setiap

7
tingkatan memilki karakteristik sendiri. Karena jumlah populasi
pada setiap strata tidak sama, maka dalam pelaksanaannya dibagi
dua jenis, yaitu:
a) Proporsional Sampel
Teknik pengambilan sampel proporsi dilakukan untuk
menyempurnakan teknik sampel berstrata. Adakalanya
banyaknya subjek terdapat pada setiap strata tidak sama.
Oleh karena itu, untuk memperoleh sampel yang
representatif, pengambilan subjek dari setiap strata
ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya
subjek dalam masing-masing strata,
Contoh:
Kita akan menarik sampel sebanyak 50 orang dari suatu
populasi penduduk dengan karakteristik: lulusn SD 20
orang, lulusan SMP 40 orang, lulusan SMA 55 orang dan
lulusan PT 15 orang. Populasi seluruhnya - 130 orang.
b) Disporoposional Sampel
Jumlah sampel yang diambil dari setiap strata
jumlahnya sama, tidak sebanding jumlah populasi dengan
proporsi sampel di setiap strata.
3) Cluster Sampling
Teknik penarikan sampel dengan metode ini adalah populasi
dibagi dulu atas kelompok berdasarkan area atau cluster, lalu
kemudian beberapa cluster dipilih sebagai sampel, dari cluster
tersebut bisa diambil seluruhnya atau sebagian saja untuk dijadikan
sampel, anggota populasi di setiap cluster tidak perlu homogen.
Sampel ditarik dengan teknik kombinasi antara stratified sampling
dan cluster sampling.
4) Sampel Ganda (Double Sampel)
Sampel ganda adalah dua buah sampel yang sekaligus diambil
oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada
data yang tidak masuk dari sampel pertama, atau untuk
mengadakan pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel
pertama. Biasanya sampel pertama jumlahnya sangat besar

8
sedangkan sampel kedua yang untuk mengecek jumlahnya tidak
begitu besar.
b. Non probability sampling
Non probability sampling, setiap unsur yang terdapat dlam populasi
tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai
sampel, bahkan probabilitas anggota tertentu untuk terpilih tidak diketahui,
Pemilihan unit sampling didasarkan pada pertimbangan atau penilaian
subjektif dan tidak pada penggunaan teori probabilitas.
1) Convenience sampling
Merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan
saja. anggota populasi ditemui peneliti dan bersedia menjadi
responden untuk dijadikan sampel atau pencliti memilih orang-
orang yang terdekat saja. Misalnya jika kita ingin meneliti tentang
pendapat siswa SMA tentang materi trigonometri. Kita tidak boleh
memiliki asumsi semua siswa SMA sudah belajar trigonometri.
Akan tetapi, yang dapat memberikan pendapat adalah mereka yang
telah mempelajari trigonometri tersebut, sehingga cara yang paling
mudah adalah menemui siswa SMA yang baru saja mempelajari
trigonometri.
2) Purposive sampling
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil
subjek didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya
dilakukan karena beberapa pertimbangan misalnya alasan
keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat
mengambil sampel yang besar dan jauh.
3) Quota sampling
Teknik sampling ini dilakukan berdasarkan pada jumlah yang
sudah ditentukan terlebih dahulu pada masing-masing kelompok,
sebelum quota masing-masing kelompok terpenuhi maka penelitian
belum dianggap selesai.
4) Snowball sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel yang pada mulanya
jumlahnya kecil tetapi makin lama makin banyak, berhenti sampai

9
informasi yang didapatkan dinilai telah cukup. Teknik ini baik
untuk diterapkan jika calon responden sulit untuk diidentifikasi.
5) Sampling sistematis
Merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan urutan
anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota
populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi
nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja,
genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan
dari bilangan lima.
6) Sampling jenuh
Merupakan teknik penetuan sampel bila semua anggota
populasi dipilih sebagai sampel Teknik ini disebut juga sensus,
dimana sumua anggota populasi dijadikan sampel
5. Keuntungan Penelitian Sampel
Arikunto (2010:176) menjelaskan beberapa keuntungan penelitian sampel,
yaitu:
a. Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi,
maka kerepotannya tentu berkurang.
b. Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati.
c. Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efisien (dalam arti uang.
waktu, dan tenaga)
d. Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti (merusak).
e. Ada bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data pada penelitian
populasi.
f. Ada kalanya memang tidak dimungkinkan melakukan penelitian populasi.
6. Besar Sampel
Menurut Prasetyo (2008:137) ada beberapa hal yang mempengaruhi berapa
besar sampel yang harus diambil, sebagai berikut:
a. Heterogenitas dari populasi
Semakin heterogen sebuah populasi, jumlah sampel yang diambil pun
harus semakin besar sehingga seluruh karakteristik populasi dapat
terwakili.
b. Jumlah variabel yang digunakan

10
Semakin banyak variabel yang digunakan, jumlah sampel yang
diambilpun harus semakin besar.
c. Teknik penarikan sampel
Jika kita menggunakan teknik penarikan sampel random sederhana,
otomatis jumlah sampel tidak terlalu berpengaruh dibandingkan dengan
penggunan teknik penarikan sampel strata. Semakin banyak strata
membutuhkan sampel yang lebih besar pula.
Supardi (1993) menyebutkan hal penting lainnya mengenai sampel dalam
penelitian, yaitu terkait dengan hal-hal yang harus diperhatikan oleh peneliti
dalam menentukan besar sampel, antara lain:
a. Tingkat homogenitas anggota populasi. Semakin tinggi tingkat
homogenitas suatu populasi, semakin rendah sampel yang bisa diambil.
b. Presisi yang diharapkan peneliti. Presisi merupakan derajat perbandingan
hasil yang didapat dari sampel dengan hasil yang didapat dari populasi.
Semakin tinggi presisi yang diharapkan, semakin besar jumlah sampel
yang diambil.
c. Rancangan analisis data penelitian. Jumlah sampel yang ditentukan harus
dapat menjamin bahwa data yang diperoleh akan dapat dianalisis dengan
rancangan analisis data yang sudah ditentukan.
d. Ketersediaan dana, waktu, dan tenaga penelitian.

C. Rancangan Penelitian
1. Pengertian Rancangan Penelitian
Rancangan atau desain penelitian adalah rencana atau struktur penelitianyang
disusun sedemikian rupa, sehingga kita dapat memperoleh jawaban atas
permasalahan-permasalah penelitian. Rencana itu merupakan suatu bagan
atauskematis secara menyeluruh yang mencakup program penelitian yang
inginkita kerjakan. Rancangan penelitian kadaang kala dipresentasikan melalui
suatu bagankonseptual atau kerangka pikir konseptual berdasarkan kajian
pustaka.9erangka konseptual ini menggambarkan hubungan antara 0ariabel-
0ariabel penelitian. Sebagai contoh, Gambar dibawah ini menunjukkan
hubungankonseptual antara variabel-varia0el penelitian Kegunaan Rancangan
Penelitian.
2. Kegunaan Rancangan Penelitian

11
Rancangan penelitian dibuat untuk menjadikan peneliti mampu menjawab
pertranyaan (masalah) penelitian dengan valid, objektif, tepat, efisien. Desain
penelitian disusun dan dilakukan dengan penuh perhitungan agar dapat
menghasilkan petunjuk empiris yang kuat relevansinya dengan masalah penelitian
yang ada. Kegunaan rancangan penelitian bagi peneliti bahwa rancangan
dimaksud untuk memenuhi dua hal mendasar, yaitu:
a. Memberikan jawaban terhadap suatu atau beberapa rancangan pertanyaan-
pertanyaan penelitian.
b. Mengontrol atau mengendalikan varian.
3. Kriteria Rancangan Penelitian
Menyusun rancangan penelitian bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan
oleh peneliti, terutama peneliti mula. Kesulutan menentukan sumber acuan atau
kerangkan pengkajian variabel ini akan menimbulkan penelitian yang dilakukan
menjadi bias (subjuctive). Ada beberapa kriteria yang dapat kita pakai atau
jadikan sebagai kriteria untuk menilai desain penelitian. Kriteria ini mencakup:
a. Menjawab pertanyaan penelitian
Kelemahan mendasar yang dibuat oleh para peneliti mula pada
umumnya bahwa desain itu tidak menjawab pertanyaan penelitian. Kadang
kala peneliti secara ceroboh menggunakan suatu rancangan penelitian
eksperimen tanpa menpertimbangkan segi-segi yang mempersyaratkannya.
Peneliti langsung memilih rancangan eksperimen dan menetapkan kedua
subjek sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebagaimana
peneliti menentukan terlebih dahulu kerangka, acuan untuk menjawab
pertanyaan dalam penelitiannya.
b. Kontrol atau kendali terhadap variabel bebas ekstra
Kontrol atau kendali terhadap variabel bebas ekstra. Variabel bebas
ekstra adalah variabel bebas yang mungkin mempengaruhi variabel bebas.
tetapi bukan merupakan bagian dari kajian yang dilakukan oleh peneliti.
Untuk mengontrol variabel bebas secara memadai hal yang paling penting
dilakukan oleh penelitian adalah melakukan randomisasi setiap kali ada
kemungkinan; masukkan subjek ke dalam kelompok secara acak, berikan
perlakuan kepada kelompok itu secara acak.
c. Validitas internal

12
Validitas internal ini mengajukan pertanyaan. Apakah X, yaitu
manipulasi eksperimen, sunggu-sungguh menghasilkan perbedaan yang
signifikan? Segala sesuatu yang mempengaruhi kontrol atau kendali desain
ini menjadi persoalan validasi intemal. Apabila suatu desain atau
rancangan itu sedemikian rupa keadannya sehingga peneliti meragukan
atau sama sekali yakni akan relasi (akan adanya signifikan perbedaan
dalam kelompok eksperimen), maka ini merupakan masalah validitas
internal.
d. Validitas eksternal
Validitas ekstemal (extemal validity), yaitu validitas yang berhubungan
dengan keterwakilan atau representasi atau kemungkinan generalisasi.
Apabila suatu eksperimen telah dikerjakan dan relasi (hubungan antar
variabel) sudah ditemukan, untuk populasi apa sajakah relasi (hubungan)
itu dapat dirapatkan atau digeneralisasikan? Apakah generalisasi itu
berlaku bagi seluruh populasi atau hanya terbatas pada sampel yang
menjadi objek penelitian? Hal penting dipahami oleh peneliti karena tidak
semua hasil eksperimenn itu berlaku bagi populasi yang lebih luas.
Perlu diingat bahwa disamping mempertimbangkan kriteria, secara teknis
pemilihan terhadap suatu rancangan atau pendekatan dalam penelitian jenis dan
banyaknya variabel yang dilibatkan dalam penelitian itu. Faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih desain:
a. Tujuan penelitian;
b. Tersediannya subjek penelitian;
c. Waktu dan dana yang tersedia;
d. Minat peneliti sendiri.
4. Tahapan penyusunan rancangan penelitian
a. Menentukan topik penelitian
Topik Penelitian adalah suatu pokok permasalahan yang akan dibahas dan
ditelaah dalam penelitian. Penetapan topik berhubungan dengan inti
permasalahan, batasan masalah dan mengarahkan penentuan judul. Dalam
penyusunan topik perlu memperhatikan:
1) Urgensi masalah yang diajukan.
2) Alasan-alasan, manfaat dan keuntungan.
3) Fakta dan data yang tersedia dan mendukung.

13
4) Terjangkau oleh peneliti.
5) Menghindari duplikasi.
b. Studi pendahuluan
Studi pendahuluan dapat dilakukan dengan mengumpulkan informasi dan
data dengan melakukan pendekatan terhadap 3 (tiga) hal:
1) Paper, dengan cara mengumpulkan informasi awal dari beragam
media massa dan cetak, literature, internet.
2) Person, dengan cara mengkonsultasikan kepada para ahli dan
akademisi.
3) Place: dengan cara mengadakan peninjauan lokasi langsung ke lokasi
penelitian.
Manfaat pelaksanaan studi pendahuluan:
1) Memperjelas masalah yang sedang diteliti
2) Sebagai pertimbangan melakukan penelitian pada tahap berikutnya 3)
Mengetahui penelitian yang serupa dan sudah pernah dilakukan
maupun bagian mana yang belum terpecahkan.
c. Merumuskan masalah penelitian
Rumusan masalah harus bersifat spesifik dan operasional (dapat
dilakukan) daripada judul penelitian. Hal ini bertujuan agar lebih terarah
dalam menyusun instrumen pengumpulan data. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menentukan rumusan masalah penelitian:
1) Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
2) Susunan kalimat sederhana dan menghindari istilah yang belum baku.
3) Singkat, jelas, padat dan tidak menimbulkan kerancuan.
4) Harus menggambarkan keinginan kuat dan tujuan yang akan dicapai.
5) Tidak kesulitan dalam mengumpulkan data di lapangan.
6) Harus dapat direfleksikan dalam judul penelitian.
d. Menentukan objek penelitian (populasi, sampel, variabel penelitian)
e. Menentukan sumber data (primer dan sekunder)
f. Menentukan pendekatan penelitian (kuantitatif/kualitatif)
5. Jenis-jenis Rancangan Penelitian
a. Desain eksperimen
1) Rancangan Pra-eksperimen (Non – desain)

14
Rancangan ini berkaitan dengan rancangan penelitian yang tidak
memerlukan persyaratan tertentu yang harus diikuti oleh peneliti.
Persyaratan tertentu yang dimaksud misalnya prosedur penentuan subjek
atau partisipasi penelitian, penetapan homogenitas varian, dan persyartan
lain. Ada beberapa rancangan yang dapat dimasukkan ke dalam jenis ini.
Truckman (1988) memilih rancangan pra-eksperimen atau non-desain ini
menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Rancangan hanya satu kali pascates terhadap satu kelompok (one-
shot case study)
Rancangan one-shot case study disebut juga sebagai rancangan
one-group posttest-only design (Asher & Vockell, 1995). Dalam
rancangan ini, perlakuan atau treament (X) hanya diberikan kepada
satu kelompok subjek. Pengamatan atau observasi (O) dilakukan
terhadap anggota kelompok untuk menentukan atau menilai efek
atau pengaruh perlakuan. Contoh, kita ingin meneliti tentang
pengaruh pembelajaran pemecahan masalah terhadap kemampuan
berfikir kritis siswa. Kita memberikan perlakuan tentang
pembelajaran pemecahan masalah (X). dalam kerun waktu tertentu
kemudian kia adakan tes atau observasi (O). Rancangan penelitian
semacam ini dapat digambarkan seperti berikut
X O (hanya satu)
Kelebihan one shot case study:
1). Sifatnya yang "cepat dan mudah" menyebabkan rancangan
ini sering digunakan untuk meneliti sesuatu pendekatan
yang inovatif, misalnya dalam bidang pendidikan yang
sebenamya menyesatkan kesimpulannya. Tidak ada dasar
untuk melakukan komparasi, kecuali secara implisit,
intuitif, dan impresionistik.
2). Cara pendekatan ini biasanya mengandung "error of
misplaced preision", penghati-hati dan kecermatan
dilakukan sebaik-baiknya untuk mengumpulkan data yang
kesimpulannya Cuma impresionistik dan tidak cermat.
3). Usaha untuk menggunakan test-test terbaku sebagai ganti
kelompok kontrol tak banyak menolong, karena variabel-

15
variabel lain yang juga menjadi sumber perbedaan yang
timbul cukup banyak.
Kelemahan one shot cse study
Metode ini mungkin berguna untuk menjajagi masalah-
masalah yang dapat diteliti, atau untuk mengembangkan gagasan-
gagasan atau alat-alat tertentu, Misalnya dalam action research.
Rancangan ini tidak menghantar kita untuk sampai kepada
kesimpulan yang dapat dipertahankan dalam penelitian Bahaya
yang mungkin timbul adalah bahwa orang akan membuat
justifikasi mengenai apa yang dilakukan semata-mata atas dasar
bukti-bukti impresionistik semata- mata.
b) Rancangan satu kelompok dengan prates-pascates (one group
pretest-postlest design)
Rancangan penelitian ini hanya melibatkan satu kelompok
adalah one group pretest-posttest design. Rancangan penelitian ini
semacam ini dapat digambarkan seperti berikut ini.
O1 X O2
Ket: O1, O2 = nilai pretest dan X = treatment yang diberikan.
Rancangan penelitian one-group prelest-postlest ini menurut Gall.
Gall & Borg (2003) meliputi tiga langkah, yaitu:
1). Pelaksanaan prates untuk mengukur variabel terikat.
2). Pelaksanaan perlakuan atau eksperimen
3). Pelaksanaan pascates untuk mengukur hasil atau dampak
terhadap variabel terikat.
Kelemahan one group pretest-postlest design adalah Desain ini
mempunyai beberapa kelemahan, karena akan menghasilkan
beberapa ukuran perbandingan. Kelemahan tersebut antara lain
disebabkan oleh faktor historis (tidak menghasilkan perbedaan O1
dan O2), maturitation (subjek penelitian dapat mengalami
kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan
menjawab jika dinilai tidak sesuai dengan nilai yang berlaku), serta
pembuatan instrument penelitian. Kejelekannya yang paling fatal
adalah tidak akan menghasilkan apapun. Sedangkan

16
keuntungannya adalah pretest memberi landasan komparasi
sebelum dans esudah perlakuan.
c) Intact group comparison atau static group comparison
Dalam rancangan ini sekelompok subjek yang diambil dari
populasi tertentu dikelompokkan secara rambang menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen dikenai varibel perlakuan tertentu dalam
jangka waktu tertentu, lalu kedua kelompok itu dikenai pengukuran
yang sama. Perbedaan yang timbul dianggap bersumber pada
variabel perlakuan. Adapun bagan desain penelitian ini adalah
sebagai berikut.
O1 X O2
Ket: O1 = hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi
perlakuan O2 = hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak
diberi perlakuan X = treatment yang diberikan.
Rancangan ini terutama berguna apabila pretest tak dapat
dilakukan, misalnya terlalu mahal: juga akan sangat berguna kalau
anonymity perlu dipertahankan, atau kalau pretest berinteraksi
dengan treatment variabel X.
2) Rancangan Eksperimen (True Experimental Design)
Ada beberapa rancangan eksperimen yang dapat dikategorikan ke
dalam penelitian jenis ini. Rancangan penelitian ini meliputi:
a) Rancangan kelompok kontrol dengan pascates (posstest-only
control group design)
Rancangan posttest-only control group design ini cukup ideal
bahwa rancangan ini juga mengontrol semua ancaman terhadap
validitas dan semua sumber bias. Rancanagan ini menggunakan
dua kelompok subjek. salah satunya diberikan perlakuan sedangkan
kelompok lain tidak diberikan perlakuan, dengan demikian dapat
mengendalikan sejarah dan maturasi. Rancangan penelitian ini
digambarkan sebagai berikut:
R O1 X O2
Kedua kelompok subjek peneliton dipilih secara random (tanda
R). Untuk melakukan analis data yang diambil dari rancangan

17
posttest-only control group dilakukan perbandingan antara skor
rata-rata antara O1, dan O2. Skor rata-rata hasil observasi dua
kelompok tersebut selanjutnya dipakai untuk menentukan
efektivitas perlakuan.
b) Rancangan kelompok kontrol ptates-pascates (pretest-positets
control group design)
Rancangan penelitian pretest-posttest control group design
adalah suatu rancangan eksperimen (true experimental design)
karenan kedua kelompok dipilih sesuai dengan kriteria yang
dipersyaratkan penelitian. Rancangan penelitian jinis ini
digambarkan sebagai berikut:
R O1 X O2 (kelompok eksperimen)
Dengan menggunakan kelompok kontrol, kedua kelompok
sama- sama memiliki atau mengalami hal yang sama kecuali
perlakuan. Dengan demikian, kedua kelompok ini dapat
mengendalikan adanya faktor-faktor sejarah, maturasi dan regresi,
mortalitas, seleksi, testing, instrumentasi dan interaksi antar faktor.
3) Rancangan Faktorial (Factorial Design)
Rancangan-rancangan di atas biasanya dilakukan oleh peneliti, ketike
peneliti hanya memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Rancangan faktorial ini yang paling sederhana menggunakan dua
faktor dan masing-masing faktor menggunakan dua kategori. Rancangan
faktorial (factorial design) ini digunakan apabila peneliti
mempertimbangkan variabel bebas lain (biasanya variabel moderator)
dalam penelitiannya.
a) Faktorial 2 x 2
Rancangan faktorial 2 x 2 adalah rancangan faktorial yang
paling sederhana, Rancangan yang lebih kompleks, yang
merupakan perluasan model yang telah dibicarakan itu sering pula
digunakan. Misalnya, seorang peneliti ingn meneliti pengaruh
sajian kuliah dengan menggunakan buku teks (X.) dan yang satu
menggunakan rancangan pengajaran teori elaborasi (X). Di
samping itu, peneliti juga ingin melihat pengaruh tujuan

18
pengajaran, kelompok yang satu diberi tahu tujuan pengajarannya
(Y₁) dan yang lain tidak (Y).
b) Faktorial 2 x 3
Rancangan faktorial 2 x 3. Dua variabel bebas, satu terdiri atas
dua kategori, yang satunya lagi terdiri atas tiga kategori.
Rancangan faktorial 2 x 3 itu menggambarkan bahwa peneliti
meneliti variabel bebas I yang dimanipulasi, dipilih menjadi 2 dan
variabel bebas 2 yang dikategorikan menjadi 3. Misalnya: Variabel
pertama permainan selama istirahat (yang banyak menggunakan
tenaga jasmani dan yang tidak). Variabel kedua jenis musik
sewaktu bekerja (klasik, populer, dan panas).
c) Faktorial 3 x 3
Rancangan faktorial 3 x 3. Dua variabel, masing-masing terdiri
atas tiga kategori. Misalnya: Variabel pertama: ukuran huruf (8
point, 10 point, dan 12 point). Variabel kedua jenis (gaya) huruf
(Jerman, latin, dan roman/cetak).
d) Faktorial 2x2x2
Rancangan faktorial 2 x 2 x 2. Tiga variabel. masing-masing
terdiri atas dua kategori. Misalnya: Variabel pertama: frekuensi
penyajian (satu kali dan dua kali). Variabel kedua cara penyajian
(dibacakan/auditory, dan dibaca sendiri oleh subjck/visual).
Variabel ketiga: cara testing (segera dan ditangguhkan).
e) Faktorial 3x3x3
Rancangan faktorial 3 x 3 x 3. Tiga variabel, masing-masing
terdiri dari tiga kategori. Misalnya: Variabel pertama: taraf IQ
(diatas 110, antara 90 dan 110, dan di bawah 90). Variabel kedua
cara pemecahan problemu (individual, kelompok kecil, dan
kelompok besar). Variabel ketiga waktu yang disediakan (dua jam
tanpa interaksi istirahat. dua jam dengan istirahat di tengah selama
satu jam, dua jam dengan istirahat di tengah selama 24 jam).
4) Rancangan- Rancangan Eksperimental Semu
Banyak rancangan yang disusun menurut model rancangan
eksperimental oleh banyak orang dianggap belum dapat dikatakan
memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang sebenamya, karena variabel-

19
variabel yang seharusnya dikontrol atau dimanipulasi tak dapat dikontrol
atau tak dapat dimanipulasi, sehingga validitas penelitian menjadi tidak
cukup memadai untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.
Rancangan-rancangan yang tergolong ke dalam kelompok ini adalah:
a) The time series experiment
b) The equivalent time samples design.
c) The equivalent materials design.
d) The non-equivalent control group design.
e) Counterbalanced design.
f) The separate sample pretest posttest design.
g) The separate sample pretest posttest control group design.
h) The multiple time series design.
i) The recurrent institutional cycle design: A "patchup" design.
j) Regression discontinuity analysis.
k) Correlational and ex post facto designs.
b. Desain Non – Eksperimen
1) Desain Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mendiskripsikan
atau menggambarakan fakta-fakta mengenai populasi secara sistematis dan
akurat. Dalam penelitian deskriptif, fakta-fakta hasil penelitian disajikan
apa adanya. Hasil penelitian deskriptif sering digunakan, atau dilanjutkan
dengan dilakukannya penelitian analitik. Desain penelitian deskriptif
dibedakan menjadi dua, yaitu desain penelitian studi kasus dan desain
penelitian survei.
a) Desain Penelitian Studi Kasus
Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup
pengkajian satu unit penelitian secara intensif, misalnya satu
pasien, keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi. Karakteristik
studi kasus adalah subjek yang diteliti sedikit tetapi aspek-aspek
yang diteliti banyak.
b) Desain Penelitian Survai
Survei adalah suatu desain penelitian yang digunakan untuk
menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,
distribusi dan hubungan antar variable dalam suatu populasi.

20
Karakteristik dari penelitian survai adalah bahwa subjek yang
diteliti banyak atau sangat banyak, sedangkan aspek yang diteliti
sangat terbatas.
2) Desain Penelitian Korelasional
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu factor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi. Hubungan korelatif
mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh
variasi variabel yang lain dan dengan demikian dalam rancangan
korelasional peneliti melibatkan paling tidak dua variabel. Jika variabel
yang diteliti ada dua, maka masing-masing merupakan variabel bebas dan
variabel terikat. Bila variabel yang diteliti lebih dari dua, maka dua atau
lebih variabel sebagai variabel bebas atau prediktor dan satu variabel
sebagai variabel terikat atau kriterium.
3) Desain Penelitian Kausal-Komparatif
Penelitian kausal-komparatif difokuskan untuk membandingkan
variable bebas dari beberapa kelompok subjek yang mendapat pengaruh
yang berbeda dari variabel bebas. Pengaruh variabel bebas terhadap
variable terikat terjadi bukan karena perlakuan dari peneliti melainkan
telah berlangsung sebelum penelitian dilakukan. Desain penelitian kausal-
komparatif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu desain penelitian kohort
dan desain penelitian kasus control.
a) Desain Penelitian Kohort
Pendekatan yang dipakai pada desain penelitian kohort adalah
pendekatan waktu secara longitudinal atau time period approach.
Sehingga penelitian ini disebut juga penelitian prospektif.
b) Desain Penelitian Kasus Kontrol
Desain penelitian kasus kontrol merupakan kebalikan dari
desain penelitian kohort, dimana peneliti melakukan pengukuran
pada variabel terikat terlebih dahulu. Sedangkan variabel bebas
dteliti secara retrospektif untuk menentukan ada tidaknya pengaruh
pada variabel terikat.
4) Desain Penelitian Tindakan

21
Penelitian tindakan atau action research merupakan penelitian yang
bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara
pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan
langsung di dunia kerja atau dunia actual yang lain. Penelitian tindakan
mempunyai ciri-ciri:
a) praktis dan langsung relevan untuk situasi actual dalam dunia kerja
b) menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk
pemecahanmasalah dan perkembangan-perkembangan baru
c) fleksibel dan adaptative
d) memiliki kekurangan dalam hal ketertiban ilmiah.
Secara skematis desain penelitian tindakan dapat divisualisasikan
sebagai berikut.
a) Observasi Lapangan
Teknik observasi lapangan menawarkan metodelogi
pendekatan yang sangat umum untuk meneliti tingkah laku.
Dalam tipe penelian observasi lapangan ini, peneliti membuat
observasi ini dalam setting yang alami (lapangan) dengan jangka
waktu yang luas. Observasi lapangan umumnya digunakan dalam
antropologi. Para antropolog hidup dengan kelompok dengan
budaya yang lain dan kemudian menulis laporan termasuk hasil
observasinya dan interpretasi dari observasi ini.
b) Studi Kasus
Studi kasus memberikan gambaran tentang individu.
Tergantung pada tujuan dari penyelidikan, kasus ini MAV studi
menyajikan sejarah individu. gejala, karakteristik perilaku, reaksi
terhadap situasi tertentu, atau tanggapan terhadap pengobatan.
Biasanya, sebuah studi kasus disajikan ketika seorang individu
memiliki kondisi yang sangat jarang atau tidak biasa. Studi kasus
menyediakan deskripsi secara individual. Tergantung pada tujuan
dari investigasi, studi kasus mungkin menunjukkan sejarah
individu, gejala, karakteristik tingkah laku, reaksi terhadap situasi
tertentu, atau respon terhadap pengobatan. Studi kasus
ditunjukkan ketika individu berada pada kondisi yang sangat
jarang atau tidak biasa.

22
c) Survey
Survey digunakan untuk memperoleh deskripsi akurat dari
karakteristik sebuah kelompok individu (disebut juga populasi).
Ketika tehnik sampel ilmiah digunakan, hasil survey dapat
diinterpretasikan sebagai sebuah gambaran yang akurat dari
pendapat seluruh populasi. Studi kasus adalah berharga dalam
informasi kepada kita tentang kondisi yang jarang atau tidak biasa
dan dengan demikian tidak mudah dipelajari dalam cara lain.
Mengevaluasi hasil survei, adalah sangat penting untuk
memeriksa bagaimana tanggapan diperoleh dan apa populasi
diteliti. Organisasi-organisasi jajak pendapat utama biasanya
menaruh perhatian besar untuk mendapatkan sampel yang
representatif dari orang dewasa dalam masyarakat kita. Namun,
survei-survei lainnya, seperti yang dipublikasikan di sebuah
majalah tertentu, memiliki generalisasi terbatas karena hasil
didasarkan pada orang yang membaca majalah dan cukup tertarik
untuk menyelesaikan dan surat dalam kuesioner.
d) Arsip Penelitian
Data arsip merujuk pada informasi yang ada. Peneliti tidak
benar-benar mengumpulkan data asli. Sebaliknya ia menganalisis
data yang ada, seperti statistik yang merupakan bagian dari
catatan publik, laporan dari antropolog, atau isi dari surat kepada
editor. Arsip data yang sering digunakan dalam penyelidikan
variabel sejarah dan dalam lintas budaya penelitian. Penggunaan
data arsip memungkinkan peneliti untuk mempelajari pertanyaan-
pertanyaan menarik yang tidak dapat dipelajari dengan cara lain.
Data arsip memberikan suplemen berharga untuk metode data
lebih tradisional koleksi. Setidaknya ada dua masalah utama
dengan menggunakan data arsip, namun. Pertama, catatan sejarah
yang diinginkan mungkin sulit diperoleh, karena sering catatan
telah hilang atau hancur. Kedua, kita tidak pernah benar-benar
yakin terhadap ketepatan informasi yang dikumpulkan oleh orang
lain.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah
menentukan populasi dan sampel penelitian. Populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Seorang peneliti dapat menganalisa
data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu.
Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi
objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan
tersebut.
Selain itu, membuat rancangan penelitian juga merupakan langkah penting
dalam melakukan penelitian. Rancangan penelitian dapat dikatakan sebagai skema
atau bagan karena rencana itu membuat atau memuat peta kegiatan yang akan kita
laksanakan dan digunakan sebagai petunjuk. Dalam penelitian kuantitatif,rancangan
penelitian yang digunakan adalah ddesain eksperimen

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu
segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca akan kami terima dengan
senang hati. Oleh karena itu, saran penulis kepada para pembaca yang ingin
mengembangkan makalah ini adalah diharapkan dapat menambah dan memperlas
kajian mengenai populasi, sampel, dan rancangan penelitian, sehingga bisa
memberikan gambaran secara lebih lengkap dan nyata.

24
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur penelitian, suatu pendekatan praktik. Jakarta : RINEKA
CIPTA.

Creswell,Jhon W. 2010. Research design, pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixed.


Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta

Suryabrataa, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Yusuf, Muri. A. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press

25

Anda mungkin juga menyukai