Disusun Oleh :
NIM. 3173331003
Kelas D
Dosen Pengampu :
Mata Kuliah :
Biogeogarfi
PENDIDIKAN GEOGRAFI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan
Laporan Rekayasa Ide saya ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Ibu dan Bapak yang
telah membimbing dalam membuat laporan ini.Saya menyadari bahwa Laporan Rekayasa Ide ini
masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu saya sangat mengaharapkan saran dan kritik
yang dapat membangun dan menyempurnakan laporan kami ini, dan saya berharap semoga
penulisan ini dapat membantu dan menambah wawasan bagi kita semua.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia saat ini tengah waspada dengan penyebaran sebuah virus yang dikenal
dengan virus corona. Coronaviruses (CoV) merupakan bagian dari keluarga virus yang
menyebabkan penyakit mulai dari flu hingga penyakit yang lebih berat seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) and Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS-CoV). Penyakit yang disebabkan virus corona, atau dikenal dengan COVID-19,
adalah jenis baru yang ditemukan pada tahun 2019 dan belum pernah diidentifikasi
menyerang manusia sebelumnya (World Health Organization, 2019).
Kasus virus corona muncul dan menyerang manusia pertama kali di provinsi
Wuhan, China. Awal kemunculannya diduga merupakan penyakit pneumonia, dengan
gejala serupa sakit flu pada umumnya. Gejala tersebut di antaranya batuk, demam, letih,
sesak napas, dan tidak nafsu makan. Namun berbeda dengan influenza, virus corona
dapat berkembang dengan cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal
organ. Kondisi darurat ini terutama terjadi pada pasien dengan masalah kesehatan
sebelumnya.
Karena penularan virus corona yang sangat cepat inilah Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menetapkan virus corona sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Status
pandemi atau epidemi global menandakan bahwa penyebaran COVID-19 berlangsung
sangat cepat hingga hampir tak ada negara di dunia yang dapat memastikan diri terhindar
dari virus corona (Widiyani, 2020).
Virus corona menyebar secara contagious. Istilah contagion mengacu pada infeksi
yang menyebar secara cepat dalam sebuah jaringan, seperti bencana atau flu. Istilah ini
pertama kali digunakan pada tahun 1546 oleh Giralamo Fracastor, yang menulis tentang
penyakit infeksius (Locher dalam (Mona, 2016). Dalam penyebaran secara contagious,
elemen yang saling terhubung dalam sebuah jaringan dapat saling menularkan infeksi.
Peningkatan jumlah kasus corona terjadi dalam waktu singkat dan membutuhkan
penanganan segera. Virus corona dapat dengan mudah menyebar dan menginfeksi
siapapun tanpa pandang usia. Virus ini dapat menular secara mudah melalui kontak
dengan penderita. Sayangnya hingga kini belum ada obat spesifik untuk menangani kasus
infeksi virus corona atau COVID-19. Karena alasan inilah pemerintah di beberapa negara
memutuskan untuk menerapkan lockdown atau isolasi total atau karantina. Karantina
menurut UU Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
adalah pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan seseorang yang terpapar penyakit
menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan meskipun belum
menunjukkan gejala apapun untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang di
sekitarnya (UU No 6 tahun 2018). Beberapa negara yang telah menerapkan lockdown
untuk mencegah penyebaran virus corona adalah China, Spanyol, Italia, dan Malaysia.
Pemerintah negara tersebut memutuskan lockdown, dengan menutup semua akses
fasilitas publik dan transportasi. Warga dihimbau untuk tetap di dalam rumah dan
mengisolasi diri, dengan harapan virus tidak menyebar lebih luas dan upaya
penyembuhan dapat berjalan maksimal (Perdana, 2020; Kottasova, 2020).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis menarik rumusan masalah yakni
tentang bagaimana analisis penyebaran dan pencegahan Covid 19/Corona Virus di Kec.
Pangaribuan ,Kabupaten Tapanuli Utara.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebaran Covid 19/Corona Virus.
2. Untuk mengetahui cara pencegahan pemutusan rantai penyebaran Covid 19/Corona
Virus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
GAGASAN IDE
Pangaribuan merupakan salah satu kecamatan yang berada di kabupaten Tapanuli Utara.
Terkait pandemic wabah covid 19 juga sangat berdampak bagi masyarakat kecematan
pangaribuan sampai saat ini belum ada masyarakat yang positif terkena covid 19. Namun bupati
Tapanuli Utara, Drs. Nikson Naban tetap memberlakukan kebijakan Lockdown di Kecamatan
Pangaribuan ,Sumatera Utara dan memberikan bantuan dana desa serta bantuan lain yakni
pembagian masker, pembagian wedang jahe,vitamin C, penyemprotan disinfektan dan memebuat
portal serta pencuci tangan dengan sabun untuk upaya pemutusan rantai penyebaran covid 19.
Tidak hanya itu saja, setiap desa di Kecamatan Pangaibuan ini sudah membuat lokasi isolasi atau
karantina mandiri untuk para pendatang daru luar kecamatan Pangaribun yang akan dikarantikna
selama 14 hari. Dikecamatan Pangaribuan juga telah melakukan kegiatan belajar dirumah.
Gagasan Ide Terkait Penyebaran Dan Pencegahan Covid 19/Corona Virus ialah :
1. Lock down
Terkait kebijakan lockdown, sebenarnya juga sudah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Karantina adalah pembatasan
kegiatan atau pemisahan seseorang yang terpapar penyakit menular sebagaimana
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, meskipun belum menunjukkan gejala
apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi, atau pemisahan peti kemas, alat angkut,
atau barang apapun yang diduga terkontaminasi dari orang atau barang yang mengandung
penyebab penyakit atau sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan
penyebaran ke orang atau Barang di sekitarnya.
Dalam pasal 9 Undang-Undang Nomor 6 tahun 2018 menyebutkan bahwa
penyelenggaraan karantina bertujuan untuk melindungi masyarakat dari penyakit dan
atau faktor resiko Kesehatan Masyarakat yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat, mencegah dan menangkal penyakit dan/atau Faktor Risiko
Kesehatan Masyarakat yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat, meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan masyarakat,
memberikan pelindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dan petugas kesehatan.
Dalam kegiatan karantina ini tentu saja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
bertanggung jawab melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit atau faktor risiko
kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
Cara ini mungkin dapat digunakan oleh Pemerintah Indonesia, hanya saja akan
berdampak Negatif kepada perekenomian Indonesia, karena kita masih tergantung kepada
Negara lain, coba bayangkan ketika Pemerintah melakukan Lockdown, yang berakibat
kepada tidak berlakunya mengirim barang keluar Negeri, padahal kita sangat tergantung
pada Ekspor, begitu juga barang Impor, sementara sudah sangat banyak anggaran yang
habis untuk menangani Virus Corona ini. sejumlah Negara memang sudah menerapkan
Lockdown yang sudah berhasil menuntaskan Virus Corona seperti ; China dan Negara
lainnya masih dalam uji coba penerapan Lockdown. Menurut kami Lockdown ini sangat
tepat digunakan untuk memutus penyebaran Virus Corona, karena terbukti sangat ampuh
digunakan oleh negara China.
2. Social Distancing
Dikutip dari berbagai sumber, social distancing adalah praktik kesehatan yang
bertujuan mencegah orang sakit melakukan kontak dalam jarak dengan orang sehat untuk
mengurangi peluang penularan. Mengutip dari laman resmi Center for Disease Control
dan Prevention (CDC) AS, social distancing adalah menjauhi perkumpulan, menghindari
pertemuan massal, dan menjaga jarak antar manusia. Jarak yang dianjurkan oleh
pemerintah AS adalah sekitar dua meter.Social distancing sendiri dianggap bisa
mengurangi risiko penyebaran COVID-19 karena virus menular dari manusia ke manusia
melalui droplet (partikel air liur) ketika penderita bersin atau batuk.
Social distancing dapat dilakukan oleh setiap individu maupun dikoordinir
langsung oleh pemerintah setempat. Bentuk social distancing oleh individu adalah tidak
mendatangi tempat keramaian seperti pusat perbelanjaan, food court, event besar yang
dihadiri banyak orang, ruang publik, tempat pariwisata, dan lainnya. Selain itu, social
distancing dapat dipraktekkan dengan menjaga jarak minimal dua meter dengan orang
lain. Dengan jarak tersebut, maka dianjurkan tidak melakukan jabat tangan atau
berpelukan saat bertemu satu sama lain.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Virus corona merupakan pandemi yang mudah menyebar secara contagious. Virus
ini dapat menyerang siapapun yang terhubung dengan pembawa virus dalam sebuah
jaringan sosial. Karenanya, masyarakat Indonesia sebagai salah satu negara terdampak
corona harus melakukan upaya pencegahan penyebaran, yaitu dengan social distancing
dan isolasi diri atau lock down. Dengan langkah tersebut, seseorang harus menanggung
peran yang berkonotasi negatif: tidak memiliki power, kesepian, membosankan, dan
sebagainya. Namun upaya dan pengorbanan untuk diisolasi ini sepadan dengan risiko
yang harus dihadapi apabila mengabaikannya. Karena kita tidak kuasa menghentikan
virus corona, maka yang dapat dilakukan adalah mencegahnya menyebar dengan lebih
luas.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyarankan untuk tetap di rumah saja
dan tetap menggunakan masker juga rutin mencuci tangan untuk meminialisir penyebaran
Covid 19/Corona Virus.