(ACTION RESEARCH)
MAKALAH
oleh:
Kelompok
Fakhri Farid Azhar NIM 1806738
Paulina Karunia Kaban NIM 1800578
Sarah Dwi Lestari NIM 1804223
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan karunia dan hidayah
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Penelitian
Tindakan (Action Research) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah yang kami buat adalah unuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Metodologi Penelitian yang diampu
oleh Dr. Tjutju Soendari, M.Pd dan Dr. Nia Sutisna, M.Si. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan tentang Penelitian
Tindakan bagi para pembaca dan hadirin pada saat presentasi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, perihal makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1.Latar Belakang...................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3.Tujuan Penulisan................................................................................................4
1.4.Manfaat Penulisan..............................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1.Konsep Dasar Penelitian Tindakan....................................................................5
2.2.Batasan dan ciri penelitian tindakan..................................................................5
2.3.Jenis Penelitian Tindakan...................................................................................6
2.4.Masalah dan rumusan masalah..........................................................................8
2.5.Teori dalam Penelitian Tindakan.....................................................................10
2.6.Metode dan rancangan tindakan......................................................................10
2.7.Teknik Analisis Data........................................................................................12
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................16
3.1.Kesimpulan......................................................................................................16
3.2.Saran.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
b. Untuk menjadi bahan ajar dalam mata kuliah metodologi penelitian
dengan materi yang bersangkutan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Penelitian tindakan merupakan sebuah proses yang bersiklus perencanaan,
pengambilan tindakan, observasi, dan refleksi
Penelitian tindakan tidak bersifat kesimpulan pasti; hasil penelitian
tindakan tidak benar ataupun salah, namun lebih berupa solusi yang
didasarkan atas observasi yang membutuhkan pengawasan dan evaluasi
agar bisa mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
7
sekolah, anatara praktisi pendidikan dan guru, bahkanantara stakeholder
dan guru atau kepala sekolah.
3. Penelitian tindakan sekolah atau school-wide action research
Penelitian tindakan sekolah terfokus pada isu umum untuk semua
tingkat dan rombongan belajar. Sebagai contoh, sekolah mungkin
memiliki kepedulian tentang kurangnya keterlibatan orangtua dalam
kegiatan, dan sedang mencari cara untuk menjangkau lebuh banyak
orangtua untuk dalam kegiatan, dan sedang mencari cara untuk
menjangkau lebih banyak orangtua untuk terlibat secara aktif dalam
memikirkan pengembangan sekolah atau proses pembelajaran yang
berarti. Keterlibatan dan kontribusi setiap individu dalam seluruh
komponen sekolah sangat penting untuk mengkaji sumber masalah dan
secara bersama-sama berupaya untuk mengkaji sumber masalah dan secara
bersama-sama berupaya untuk mengembakan proses dan membuat
komitmen perbaikan satu sama lain. Ketika hambatan itu diatasi, akan ada
rasa memiliki dan kebanggaan atas pencapaian prestasi yang dilakukan
dalam penelitian tindakan sekolah.
4. Penelitian tindakan distrik atau distric-wide action research
Penelitian distrik jauh lebih kompleks dari jenis penelitian
sebelumnya, dan menggunakan lebih banyak sumber daya. Objek
penelitian dapat menjangkau seluruh sekolah yang terdapat distrik atau
beberapa sekolah pada kabupaten. Pengumpulan data dari semua peserta
perlu dibuatkan komitmen, baik menyangkut masalah jenis tugas maupun
batasan waktu yang digunakan untuk pengumpulan data analisis data.
Hasil penelitian ini sangat berguna bagi kemajuan dan perkembangan yang
terdapat pada tingkat distrik dan kabupaten.
b. Penelitian Tindakan Berdasarkan Pelaksanaan
Berdasarkan strategi pelaksanaanya, penelitian tindakan dapat
diklasifikasi ke dalam dua jenis, yaitu: (1) penelitian tindakan praktis atau
practical action research; (2) penelitian tindakan partisipatori atau
participatory action research (Cresswell, 2008). Penelitian tindakan
praktis yang dilakukan oleh pendidik untuk meningkatkan praktik
pendidikan melalui studi sistematik terhadap persoalan yang bersifat lokal.
Adapun penelitian tindakan partisipatori yaitu suatu bentuk penelitian
yang berorientasi pada masalah sosial di masyarakat dengan penekanan
pada penelitian yang berkontribusi pada emansipasi untuk melakukan
perubahan dalam masyarakat.
Penelitian tindakan praktis mencakup proyek penelitian yang
berskala kecil, terfokus pada isu dan persoalan yang bersifat spesifik yang
dilakukan seorang guru secara individu, seperti dalam penelitian tindakan
kelas atau dapat dilakukan secara kolaboratif dalam tim pada suatu sekolah
dan sekolah-sekolah yang berada pada tingkat distrik.
8
Penelitian tindakan partisipatori yaitu penyelidikan terhadap isu
sosial yang melibatkan masyarakat, perusahaan, dan organisasi lainnya di
luar institusi pendidikan. Tujuan penelitian tindakan partisipatori yakni
untuk memperbaiki kualitas organisasi, masyarakat, dan kehidupan suatu
anggota keluarga (Stringer, 2007). Dengan kata lain, jenis penelitian
tindakan partisipatori diarahkan untuk menhkaji isu-isu sosial, ekonomi,
politik, dan status sosial dalam masyarakat.
c. Penelitian Tindakan Berdasarkan Pengumpulan Data
Ditinjau dari segi pengumplan datanya, penelitian tindakan dapat
dibagi ke dalam dua bagian, yaitu penelitian tindakan proaktif (proactive
action research) dan penelitian tindakan responsive (responsive action
research). Penelitian proaktif adalah jenis penelitian yang pengumpulan
dan analis datanya dilakukan sebelum diberikan tindakan. Adapun
penelitian tindakan responsive adalah jenis penelitian yang pengumpulan
data dan analisis dilakukan setelah diberikan tindakan sebelumnya
(Schmuck,1997). Artinya, dalam penelitian tindakan proaktif tindakan
lebih dulu dilakukan, kemudian diikuti dengan pengumpulan data dan
analisis data. Jika penelitian ini dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran, maka guru tersebut memulai penyelidikannya dengan
pemberian tindakan, lalu mengkaji dampak dari tindakan itu. Dalam
tindakan responsive, peneliti mendiagnosis situasi atau melakukan
kebutuhan, kemudian melakukan tindakan.
Walaupun kedua jenis penelitian tindakan proaktif dan responsif
berbeda dalam hal pemebrian tindakan, pengumpulan dan analisis data,
namun sama-sama mengikuti fase-fase sebagai berikut:
Pendahuluan (initiation): pelaksana penelittian tindakan memulai
kegiatannya dengan merefleksi rencana tindakan yang hendak dilakukan,
atau menyelidiki serta mengkaji tindakan apa yang harus diambil lebih
dahulu sebelum dilakukan tindakan lainnya (Sagor, 2000).
Pendektesian (detection): pelaksana peneliti tindakan memonitori atau
mengawasi dan menyesuaikan tindakan dari waktu ke waktu. Pendektesian
membutuhkan refleksi yang dilakukan mengiringi tindakan (Sagor, 2000)
Penilaian atau pengesahan (judgment): pelaksana peniliti tindakan
mengumpulkan data tentang hasil belajar sebagai dampak dari tindakan
yang dilakukan dari bulan ke bulan, semester ke semester, atau dari tahun
ke tahun. Ketika mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa, peneliti
mengkaji dan memberi penilaian sehingga dapat memutuskan kelayakan
hasil yang diperoleh. Dalam Penelitian tindakan kelas (PTK), peneliti
mengukur kepantasan dengan mengumpulkan data tentang respons
subjektif siswa, seperti persepsi, konsep, perasaan, sikap, dan penilaian.
9
2.4 Masalah dan Rumusan Masalah
The first stage in action research is clarifying the problem of
concern (frankkel jack R; Wallen Norman E). Langkah pertama dalam
penelitian tindakan adalah memperjelas apa yang menjadi masalah dalam
penelitian. Masalah adalah penyimpangan antara yang seharusnya dengan
yang terjadi, antara teori dengan praktik, antara perencanaan dengan
pelaksanaan, antara aturan dengan pelaksanaan. Sutrisno Hadi (1978)
menyatakan bahwa,”Masalah adalah kejadian yang menimbulkan
pertanyaan kenapa dan kenapa.” Berdasarkan hal tersebut, dapat
disimpulkan bahwa masalah merupakan area yang menjadi perhatian
peneliti, kondisi yang ingin diperbaiki, atau suatu kesulitan yang ingin
dieliminasi/dihilangkan. Maka dari itu, penelitian tindakan diharapkan
dapat menemukan masalah yang benar dan tindakan yang benar.
Tindakan yang tepat adalah tindakan yang dapat memperbaiki
situasi kerja menjadi lebih baik. Dengan demimkian, situasi setelah ada
tindakan harus lebih baik dari situasi sebelumnya. Tindakan dikatakan
efektif dan efisien apabila tindakan tersebut dilaksanakan akan
memperbaiki situasi, dan dinyatakan gagal jika hanya membuat situasi
dalamkondisi tetap, atau tidak ada kemajuan.tindakan dinyatakan
berfungsi negatif jika tindakan tersebut membuat kemunduran situasi.
Indikator masalah yang benar adalah penting, faktual, efek ganda,
cara pemecahannya, dan dinyatakan dalam kalimat yang jelas. Masalah
dikatakan penting apabila tidak dipecahkan maka akan sangat
mengganggu proses dan hasil kerja, tetapi apabila masalah tersebut
dipecahkan dengan tindakan tertentu, maka akan dapat meningkatkan
perbaikan proses dan hasil kerja. Masalah yang baik harus faktual, artinya
masalah tersebut harus dibuktikan dalam bentuk data yang valid. Suatu
masalah dinyatakan masalah yang baik apabila bersifat multiple effect,
artinya apabila masalah tersebut dipecahkan akan memberikan beberapa
dampak positif. Masalah yang ditetapkan harus diusahakan ada
pemecahannya. Apabila masalah tidak ditemukan cara pemecahannya,
maka masalah tersebut jangan diangkat sebagai masalah penelitian.
Masalah penelitian pun harus dinyatakan dalam kalimat yang jelas, tidak
menimbulkan berbagai penafsiran bagi orang lain yang membaca.
Terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena
setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan penelitian yang akan
dicarikan jawabannya melalui penelitian. Terdapat beberapa bentuk
rumusan masalah dalam penelitian tindakan, yaitu rumusan masalah
deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
a. Rumusan masalah deskriptif
10
Rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah penelitian yang
menanyakan nilai atau keadaan sebelum ada tindakan, proses selama
tindakan, dan nilai setelah ada tindakan.
Rumusan masalah deskriptif:
1) Seberapa tinggi nilia Bahasa Indonesia Kelas 11 SMK Mudajaya
sebelum diajarkan metode diskusi? (Rumusan masalah sebelum
tindakan)
2) Bagaimanakah langkah-langkah menerapkan metode pembelajaran
diskusi kelompok diKelas 11 SMK Mudajaya? (Rumusan masalah
selaman tindakan dilaksanakan)
3) Bagaimanakah respon munrid kelas 11 SMK Mudajayaselama
diajarkan metode diskusi kelompok? (rumusan masalah selama
tindakan dilaksanakan)
4) Seberapa tinggi nilia Bahasa Indonesia kelas 11 SMK Mudajaya
setelah diajarkan metode diskusi? (Rumusan masalah setelah
tindakan dilaksanakan)
b. Rumusan masalah komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
menanyakan perbandingan atau perbedaan atau persamaan nilai setelah
dan sebelum ada tindakan.
Rumusan masalah komparatif:
1) Adakah perbedaan respon siswa Kelas 11 SMK mudajaya sebelum
pembelajaran dengan metode diskusi dan metode ceramah?
2) Adakah perbedaan nilai siswa kelas 11 smk mudajaya sesudah dan
sebelum diajar dengan metode diskusi?
c. Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah yang menanyakan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh rumusan masalah
asosiatif:
1) Apakah metode diskusi dapat meningkatkan kreativitas siswa?
2) Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa setelah belajar
dengan metode jigsaw?
3) Apakah dengan tutor sebaya dapat meningkatkan motivasi belajar
dan hasil belajar?
11
yang relevan dan asumsi-asumsi dasar yang dapat digunakan untuk membantu
pertanyaan peneliti dalam memberikan makna terhadap data.
Teori dinilai sangat penting dalam penelitian tindakan, pentingnya
kegunaan teori dalam penelitian tindakan dapat disebutkan sebagai berikut:
Sebagai acuan dalam pengkajian suatu masalah
Sebagai dasar dalam merumuskan kerangka teoritis penelitian
Sebagai dasar dalam merumuskan hipotesis
Sebagai informasi untuk menetapkan cara pengujian hipotesis
Untuk mengetahui siapa saja peneliti lain dan pengguna di bidang
yang sama.
12
Setelah rencana tindakan telah divalidasi dan dinyatakan valid,
maka selanjutnyarencana tersebut dilaksanakan dan diuji oleh peneliti
untuk membuktikan hipotesis penelitian menggunakan media yang telah
disiapkan. Pelaksanaan rencana tindakan ini merupakan inti dari proses
pengujian tindakan.
Observe (Pengamatan)
Selama pelaksanaan, peneliti melakukan pengamatan terhadap
keterlibatan objek dalam pelaksanaan tindakan, proses pelaksanaan
tindakan, hasil tindakan, respok subjek selama dan setelah tindakan, dan
analisis data untuk menyimpulkan hasil pelaksanaan tindakan, apakah
sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.
Reflect (Refleksi)
Refleksi adalah melakukan review terhadap apa yang telah
dilakukan dan hasil yang dicapai dikatikan dengan standar dan norma yang
ada. Bila pelaksanaan berjalan sesuai rencana, hasil sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan maka pengujian tindakan pada siklus pertama ini
dinyatakan berhasil meningkatkan kinerja. Pengujian dilanjutkan pada
siklus kedua dengan kegiatan yang sama, bila dalam pengujian siklus
kedua hasilnya tidak jauh berbeda, maka tidak dilakukan refleksi yang
mendalam dan dilanjutkan pada siklus ketiga. Bila hasil pengujian pada
siklus ketiga tidak berbeda jauh dengan hasil pengujian pertama dan
kedua, maka dapat disimpulkan bahwa tindakan yang direncanakan sangat
konsisten dapat meningkatkan kinerja. Karena tindakan sangat konsisten
dalam meningkatkan kinerja, maka dapat dinyatakan kinerja tersebut
efektif.
Tetapi, apabila pengujian tindakan tidak berhasil, maka peneliti
perlu merenung, untuk mencari jawaban mengapa tindakan yang dirancang
dan sudah sesuai teori dan pengalaman tersebut tidak berhasil
meningkatkan unit kerja, peneliti perlu mencari tahu adakah yang salah
dalam emoat kegiatan tersebut? Apakah rencanatindakannya yang salah?
Atau pelaksanaan tindakan yang salah? Atau refleksi yang salah? Atau
diagnosis yang salah? Atau penetapan permasalahannya yang salah, atau
semnuanya yang salah.
13
Analisis Data Kualitatif
Bagian ini menyediakan beberapa teknik analisis data kualitatif
yang biasa dilakukan dalam penelitian tindakan. Pada prinsipnya tidak
ada perbedaan khusus antara analisis data kualitatif dalam penelitian
tindakan dan penelitiannya. Data kualitatif sederhana yang dikumpulkan
perlu dianalisis secara kualitatif dengan berbagai cara. Bogdan dan Biklen
(2007) menyarankan, bahwa dalam menganalisis data kualitatif perlu
dilanjutkan dengan interpretasi dengan baik dan penuh kehati-hatian untuk
mendapatkan temuan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Menafsirkan pada kegiatan mengembangkan ide dan pandangan tentang
temuan dan menghubungkannya dengan literatur dan konsep yang lebih
luas dari pengalihan data mentah. Menyelesaikan analisis, menyusun,
membagi, menyelesaikan, menyintesis, dan membuat pola. Hampir sama
dengan pandangan di atas, Stake (2010) meminta begitu setelah
mengumpulkan data kualifikasi, perlu melakukan analisis dan sintesis.
Lebih jauh, dalam melakukan analisis data kualitatif dalam penelitian
tindakan, Koshy (2005: 113) menyarankan untuk menggunakan tiga
proses analisis data yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman, yaitu:
(1) reduksi data; (2) tampilan data; (3) gambar kesimpulan/verifikasi.
1. Reduksi Data
Dilihat dari segi bahasa, kata reduksi berarti pengurangan, susutan,
penurunan, atau potongan. Jika dikaitkan dengan data, yang dimaksud
dengan reduksi adalah pengurangan, susutan, atau pemotongan data tanpa
mengurangi esensi yang ada di dalamnya. Dengan demikian, reduksi data
merujuk kepada proses menyeleksi, memusatkan, menyingkirkan, dan
mengorganisasi data untuk disimpulkan dan diverifikasi. Data yang
dikumpulkan oleh seorang peneliti kualitatif harus mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya sampai data itu mencapai titik jenuh.
2. Penyajian Data
Penyajian data (data display) mencakup berbagai jenis tabel,
grafik, bagan, matriks, dan jaringan. Tujuannya adalah untuk membuat
informasi terorganisir dalam bentuk yang tersedia, dapat diakses, dan
terintegrasi, sehingga para pembaca dapat melihat dengan mudah apa yang
terjadi tentang sesuatu yang sesuai dengan pemenuhan datanya. Analisis
data kualitatif memerlukan kejelian tersendiri untuk menganalisisnya,
termasuk dalam menyajikan data. Kekeliruan dalam menyajikan data dapat
berakibat kekaburan informasi yang disampaikan sehingga temuan yang
seharusnya menjadi fokus penyelidikan tidak terdeskripsi dan tersajikan
secara baik.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah terakhir setelah mereduksi dan menyajikan data yaitu
menarik kesimpulan dan verifikasi. Dua langkah sebelumnya merupakan
14
dasar pijakan dalam mengambil kesimpulan dan verifikasi data. Secara
sederhana, penarikan kesimpulan berarti proses penggabungan beberapa
penggalan informasi untuk mengambil keputusan.
Penarikan kesimpulan bukanlah sesuatu yang diperoleh secara
sederhana, melainkan melalui proses ilmiah yang panjang. Dalam
penelitian tindakan sebagai salah satu penelitian aplikasi yang secara
proaktif dan respontif langsung diarahkan pada upaya perbaikan,
peningkatan, atau perubahan mengharuskan penelitian secara jeli mencatat
dan mengecek semua perubahan yang terjadi dengan menggunakan teknik
atau penarikan kesimpulan.
Analisis Data Kuantitatif
Dalam penelitian tindakan, unsur kualitatif jauh lebih dominan dari
pada aspek kuantitatifnya. Namun, bukan berarti penelitian tindakan tidak
dapat dianalisis dengan kuantitatif. Sebagai suatu penelitian ilmiah, para
peneliti sering menggabungkan dua analisis data kulitatif dan kuantitatif.
Pada umumnya, analisis data kuantitatif banyak diarahkan pada kuantitatif
statistik deskriptif.
Secara sederhana, yang didukung dengan statistik deskriptif adalah
prosedur matematis biasa (tunggal, sederhana) yang menyajikan data
dengan jalan meringkas dan mengoreksi jumlah data numerik yang besar
data numerik (Mertler, 2012). Matematis sederhana yang dimaksud
mencakup tiga kategori dasar, yakni :
a) Tendensi Sentral
Tendensi sentral merupakan nilai angka tertinggi yang digunakan
untuk menggambarkan nilai rata-rata dari keseluruhan kumpulan skor
(Gall dan Borg, 2003). Pengambilan nilai rata-rata dari suatu objek yang
diukur dilakukan dengan pertimbangan adanya kesulitan yang luar biasa
jika menghitung setiap data. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran yang
efektif dengan menggunakan tiga cara, yakni : (1) Menghitung rata-rata
(mean); (2) Nilai tengah (median); (3) Nilai yang sering muncul (modus).
Pertama, nilai rata-rata adalah rata-rata aritmetik dari semua skor
yang diperoleh individu dalam sampel (Djaali dan Muljono, 2004 :43).
Rata-rata dihitung dengan menjumlahkan keseluruhan skor pada satu
kumpulan data, dibagi dengan jumlah data pada kumpulan itu.
Kedua, Median didefinisikan sebagai skor khusus dalam kumpulan
data yang memisahkan distribusi seluruh data dalam bagian yang sama
(Mertler, 2012). Bagian ini yang sama maksudnya adalah 50% berada di
bawah median dan 50% berada di atas median, yang disusun bilangan
kecil di sebelah kiri sampai ke bagian terbesar ke sebelah kanan.
Ketiga, modus merupakan ukuran tendensi sentral yang memiliki
frekwensi paling banyak dalam distribusi skor (Gall dan Borg, 2003: 132).
Untuk dapat memahami nilai modus dalam suatu distribusi skor tunggal,
15
kita tidak perlu menggunakan rumus tertentu, cukup dengan melihat skor
yang sering muncul.
b) Penyebaran
Jika pengukuran tendensi sentral menunjukkan kesamaan atau
kekhususan skor dari kelompok data, maka pengukuran penyebaran
menunjukkan skor yang berbeda dalam suatu kumpulan data. Istilah lain
yang sering digunakan yaitu variabilitas, yaitu jumlah skor distribusi
tentang rata-rata atau pengukuran tendensi sentral lainnya. Menurut
Mertler (2012: 166) tersedia dua macam pengukuran penyebaran: (1)
rentang (range) dan (2) simpangan baku (standar deviasi).
Pertama, rentang dihitung dengan pengurangan skor terendah dalam
satu kumpulan data dari skor yang tertinggi, atau dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Rentang = Skor Tertinggi -Skor Terendah
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penelitian tindakan mencakup penemuan fakta, perencanaan,
pengambilan tindakan, refleksi, dan perbaikan rencana. Penelitian tindakan
adalah penelitian untuk menemukan pengetahuan tentang bagaimana
melakukan perbaikan dan bagaimana mengerjakan sesuatu lebih baik.
Penelitian tindakan merupakan sebuah proses yang melibatkan kerja sama
para pendidik untuk meningkatkan praktik proses belajar mengajar yang
berciri persuasif, otoritatif, kolaboratif, mengembangkan refleksi kritis,
dan terencana serta sistematis.
Jenis penelitian tindakan ditinjau dari tiga sudut pandang, yakni
penelitian tindakan ditinjau dari perspektif jangkauan objek atau luas
kawasannya, penelitian tindakan dari jenis pelaksanaannya, dan penelitian
tindakan berdasarkan pengumpulan data. Langkah pertama dalam
penelitian tindakan adalah memperjelas apa yang menjadi masalah dalam
penelitian. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa masalah
merupakan area yang menjadi perhatian peneliti, kondisi yang ingin
diperbaiki, atau suatu kesulitan yang ingin dieliminasi/dihilangkan. Maka
dari itu, penelitian tindakan diharapkan dapat menemukan masalah yang
benar dan tindakan yang benar.
Teori dalam penelitian tindakan disesuaikan dengan judul/pokok
permasalahan dalam penelitian yang diambil, teori menyediakan konsep-
konsep yang relevan dan asumsi-asumsi dasar yang dapat digunakan untuk
membantu pertanyaan peneliti dalam memberikan makna terhadap data.
Dalam penelitian tindakan, data permasalahan dianalisis dalam ukuran
kulitatif dan kuantitatif.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, seorang peneliti dalam penelitian
tindakan diharapkan merancang dan melaksanakan penelitian secara
maksimal dan komprehensif agar mendapatkan hasil perbaikan yang
optimal. Penulis tentunya menyadari jika makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
akan memperbaikinya dengan berpedoman pada banyak sumber serta
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
17
DAFTAR PUSTAKA
18