Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aulia Yasmin Erwanti

NIM : 1805010
Jurusan : Pendidikan Khusus 2018

UJIAN TENGAH SEMESTER


PERKEMBANGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (KH312)

Petunjuk Umum : Jawab soal berikut secara jelas, jawaban dikirim ke :


yuyus@upi.edu paling lambat hari jumat , 29 oktober 2021 jam 24.00
1. Perkembangan terjadi dalam konteks yang dinamis dan terjadi sepanjang
rentang kehidupan. Jelaskan dimensi perkembangan dan periode
perkembangan yang bersifat umum. Penjelasan harus mencakup tugas-tugas
esensial pada setiap periode perkembangan,termasuk hal yang bersifat khusus
yang menyebabkan adanya perkembangan menyimpang atau terhambat.
2. Sebagai individu yang unik, anak berkebutuhan khusus pada area intelektual
( Tunagrahita, Berkesulitan belajar dan Berbakat) mengalami dinamika
perkembangan yang tidak terlepas dari dampak dari perkembangan
intelektualnya. Jelaskan konteks perkembangan anak berkebutuhan khusus
pada area intelektual. Penjelasan harus mencakup mengapa dan bagaimana
perkembangan itu terjadi dilihat dari tiga dimensi perkembangan dan apa
implikasinya terhadap perspektif pendidikannya.
3. Selamat bersenang senang

Jawaban
1. Periode dimensi perkembangan terdapat 5 periode yang bersifat umum :

a. Periode Pranatal
Pada periode pranatal berlangsung kurang lebih selama 9 bulan di dalam
kandungan. Pada periode ini perkembangan berlangsung paling cepat,
diawali dari satu sel organisme hingga berkembang menjadi janin dengan
kapasitas-kapasitas yang penting untuk menyesuaikan diri dengan dunia di
sekitarnya.
b. Periode bayi dan toddler (Usia 1 8-24 bulan)
Periode bayi adalah masa ketika seseorang tergantung secara ekstrim pada
orang dewasa untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya, seperti makanan,
pakaian, tempat tinggal, dan afeksi. Pada masa periode bayi ikatan yang
erat dengan orang lain terbentuk untuk pertama kali. Periode bayi
berlangsung kurang lebih selama satu tahun pertama kehidupan. Masa
selanjutnya, disebut sebagai rentang periode toddler. Pada periode ini,
seorang anak mulai mengembangkan otonomi sejalan dengan
kemampuannya untuk berbicara dan melakukan mobilitas. Tetapi mereka
tetap membutuhkan orang tua untuk menyediakan lingkungan yang aman
bagi mereka dalam melakukan berbagai hal.

c. Periode kanak-kanak awal (Usia 2 – 6 Tahun)


Pada periode ini keterampilan motor anak menjadi lebih baik. Anak-anak
pada periode ini lebih mampu mengontrol diri dan mengurus dirinya
sendiri. Mereka juga mengembangkan keterampilan kesiapan sekolah
(seperti kemampuan mengikuti instruksi, mengenal huruf), dan
menghabiskan banyak waktunya untuk bermain bersama teman. Hal
tersebut didukung pula oleh perkembangan berpikir dan bahasa pada masa
ini.

d. Periode usia sekolah (Usia 6 – 11 Tahun)


Pada periode ini anak-anak belajar tentang lingkungan yang lebih luas dan
menguasai tanggung jawab baru yang menyerupai tanggung jawab orang
dewasa. Keutamaan dari periode ini adalah meningkatnya kemampuan
atletik, partisipasi dalam permainan yang memiliki aturan, proses berpikir
yang lebih logis, penguasaan keterampilan dasar membaca, menulis, dan
berhitung serta kemajuan dalam pemahaman diri, moralitas, dan hubungan
persahabatan.

e. Periode remaja (Usia 11 – 18 Tahun)


Periode ini mengawali transisi ke masa dewasa. Pubertas mengarah pada
ukuran tubuh orang dewasa dan kematangan seksual. Perubahan fisik
berlangsung pesat. Berpikir menjadi lebih abstrak dan idealis. Sekolah
mengarah pada persiapan pendidikan di bangku kuliah dan dunia kerja.
Remaja juga mulai membangun kemandirian dari keluarga dan mulai
menetapkan nilai-nilai dan tujuan pribadi. Tugas perkembangan utama
pada masa ini adalah pencapaian identitas.
2. Perkembangan anak tunagrahita dapat dilihat dari perkembangan fisik,
kognitif, bahasa, emosi dan social.
a. Perkembangan Fisik dan Motorik
Pada umumnya perkembangan fisik dan motorik anak tunagrahita tidak
secepat anak normal. Anak tunagrahita yang memiliki kemampuan mental
dua sampai dua belas tahun, ada dalam katagori kurang sekali, maka dari
itu tingkat kesegaran jasmani anak tunagrahita setingkat lebih rendah dari
anak normal pada usia yang sama. Dalam hal mempelajari bentuk-bentuk
gerak fungsional, yang merupakan dasar dari semua keterampilan gerak,
anak tunagrahita memerlukan latihan secara khusus, sementara anak
normal dapat belajar kerampilan gerak fundamental secara instingtif pada
saat bermain.

b. Perkembangan Kognitif
Anak tunagrahita banyak memiliki keterbasan dalam perkembangan
kognitif, sehingga pengetahuannya kurang jika dibandingkan dengan anak
normal. Kecepatan belajar anak tunagrahita jauh tertinggal oleh anak
normal, demikian juga ketepatan atau keakuratan responya kurang. Tetapi
apabila diberi tugas yang bersifat diskriminasi visual, ternyata ia hampir
sama dengan anak normal. Memori anak tunagrahita pada ingatan jangka
pendek berbeda dengan anak normal, tetapi pada ingatan jangka panjang
sama halnya yang lain adalah karena fleksibitas mental yang kurang, maka
anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam mengkoordinasikan bahan
yang akan dipelajari.

c. Perkembangan Bahasa
Pada perkembangan ini pada umumnya anak tunagrahita tidak bisa
menggunakan kalimat majemuk, dalam percakapan sehari-hari ia banyak
menggunakan kalimat tunggal. Anak tunagrahita mengalami gangguan
artikulasi, kualitas suara, dan ritme serta keterlambatan dalam
perkembangan bicara. Dalam hal perkembangan kemampuam bahasa
(semantik) anak tungrahita menujukkan keterlambatan, ia lebih banyak
menggunakan kata-kata positif, kata-kata yang lebih umum, hampir tidak
pernah menggunakan kata-kata khusus dan kata ganti, serta lebih sering
mengunakan kata-kata tunggal.

d. Perkembangan Emosi dan Sosial


Pada perkembangan emosi anak tunagrahita sedang tidak berbeda jauh
dengan anak normal lainnya, sedangkan anak tunagrahita sedang dan berat
kehidupan emosinya jauh di bawah anak normal; apalagi anak tunagrahita
berat. Dalam kehidupan sosial, anak tunagrahita lebih banyak bergantung
kepada orang lain, kurang terpengaruh oleh bantuan sosial, sering ditolak
oleh kelompoknya, dan jarang menyadari posisi diri dalam kelompok.

Anda mungkin juga menyukai