Anda di halaman 1dari 12

PENELITIAN TINDAKAN

Disusun Oleh
Kelompok V:

Antonius Buulolo (200104001)


Dahlia S. Hutabalian (200104004)
Febryanti H. Manalu (200104008)
Henny S. Lumbantobing (200104011)
Kevin Rade Siahaan (200104014)
Novita L.L. Siregar (200104022)

Sebuah Makalah Kelompok


untuk Mata Kuliah Metodolodi Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Binur Panjaitan, M. Pd

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN KRISTEN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KRISTEN
INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus. Atas anugerah
dan pertolonganNya, makalah kelompok ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang
telah ditetapkan. Selain itu, kami juga menyampaikan terima kasih kepada Ibu Prof.
Dr. Binur Panjaitan, M. Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Peneli-
tian Pendidikan yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga makalah
kelompok ini dapat diselesaikan dengan baik. Selanjutnya, kami juga menyampaikan
terima kasih kepada teman satu kelas Program Studi Manajemen Pendidikan Kristen
yang telah berkontribusi dalam penulisan makalah kelompok ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan. Dengan topik utama yang menjadi bahan sajian pada
makalah ini, yaitu: Penelitian Tindakan. Dengan adanya pembahasan tentang topik
utama yang disajikan dalam makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan kepada para pembaca sebuah pengetahuan dan pemahaman maksud dari
penelitian tindakan.
Kami menyadari bahwa makalah kelompok ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, kami dengan senang hati menerima setiap saran konstruktif dari pembaca un-
tuk semakin menyempurnakan makalah ini. Akhir kata, kami menyampaikan terima
kasih.

Tarutung, Mei 2022

Tim Penulis

i
TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah tentang penelitian tindakan adalah,
para pembaca diharapkan dapat:
1. Memahami tentang prinsip-prinsip penelitian tindakan.
2. Menguasai macam-macam penelitian tindakan.
3. Menempatkan penelitian tindakan sebagai media ilmiah untuk memec-
ahkan permasalahan pendidikan.
4. Menerangkan langkah-langkah penelitian tindakan secara benar.

POKOK BAHASAN
Penelitian tindakan berasal dari istilah bahasa action research. Penelitian ini
merupakan perkembangan baru yang muncul pada tahun 1940-an sebagai salah
satu model penelitian yang muncul di tempat kerja, tempat dimana peneliti
melakukan pekerjaan sehari-hari. Misalnya, kelas merupakan tempat penelitian
bagi para guru, sekolah menjadi tempat peneliti dari para kepala sekolah. Peneli-
tian ini juga dapat dilakukan di desa tempat masyarakat beraktivitas, menjadi
tempat penelitian bagi para petugas penyuluh masyarakat Mereka dapat
melakukan kegiatan penelitian untuk memperbaiki kinerja mereka tanpa harus
pergi ke tempat lain, seperti para peneliti konvensional lainnya.
Ada beberapa keunggulan, ketika seorang guru melakukan penelitian den-
gan menggunakan metode tindakan, yaitu sebagai berikut.
1. Mereka tidak harus meninggalkan tempat kerjanya.
2. Mereka dapat merasakan hasil dari tindakan yang telah direncanakan.
3. Bila treatment (perlakuan) dilakukan pada responden maka responden dapat
merasakan hasil treatment (perlakuan) dari penelitian tindakan tersebut. Tiga
keunggulan dari penelitian tindakan ini, tidak dimiliki oleh penelitian dengan
metode yang telah kita bahas sebelumnya.
Dengan kata lain, penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau sese-
orang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari
pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang
lain. Dalam kenyataannya, penelitian tindakan dapat dilakukan baik secara grup

1
maupun individual dengan harapan pengalaman mereka dapat ditiru atau diakses
untuk memperbaiki kualitas kerja orang lain. Secara praktis, penelitian tindakan
pada umumnya sangat cocok untuk meningkatkan kualitas subjek yang hendak
diteliti. Subjek penelitian tindakan ini dapat berupa kelas (Sukidin dkk, 2001)
maupun sekelompok orang yang bekerja di industri atau lembaga sosial lain
yang berusaha meningkatkan kualitas kinerja.
Penelitian tindakan merupakan pengembangan penelitian terpakai atau ap-
plied research, dalam hal ini peneliti bersifat sebagai:
1. Pemeran aktif kegiatan pokok
2. Agen perubahan atau agent of change
3. Subjek atau objek yang diteliti memperoleh manfaat dari hasil tindakan yang
diberikan secara terencana oleh si peneliti.
Butir ketiga ini merupakan butir penting dari perkembangan penelitian,
karena selama ini bila seorang peneliti melakukan kegiatan penelitian maka re-
sponden hanya digunakan sebagai pemberi informasi dan tidak tahu hasil peneli-
tian maupun tidak memperoleh manfaat dari penelitian tersebut.
Dilihat dari aspek historis, penelitian tindakan pertama kali dikembangkan
oleh seorang psikolog sosial (Kurt Lewin, 1946). Di tempat kerjanya, dia
mengembangkan model penelitian selama beberapa tahun yang kemudian terke-
nal sebagai action research, yaitu serangkaian eksperimen terhadap komunitas
masyarakat pada waktu itu di negara Amerika Serikat pada masa pascaperang
Penelitian tindakan dilakukan Lewin, utamanya berkaitan dengan pekerjaannya
dalam bermacam-macam konteks perumahan terpadu.
Ada dua pemikiran kritis yang pada umumnya muncul dari keberadaan ben-
tuk penelitian dengan menggunakan metode tindakan, yaitu ide yang muncul
dari suatu grup dan adanya komitmen dari para peneliti terhadap peningkatan
subjek yang diteliti menjadi lebih baik. Ide yang muncul berkaitan dengan
bagaimana pengembangan pekerjaan dilihat dari si peneliti, sedangkan komit-
men yang muncul adalah bagaimana memperbaiki subjek yang diteliti. Bermula
dari keadaan yang ada kemudian ditingkatkan menggunakan perlakuan yang
sesuai agar menjadi lebih baik pada waktu yang telah direncanakan.

2
A. Karakteristik Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan mempunyai beberapa karakteristik yang sedikit berbeda
bila dibandingkan dengan penelitian formal lainnya. Beberapa karakteristik pent-
ing tersebut diantaranya, seperti:
1. Problem yang dipecahkan merupakan persoalan praktis yang dihadapi
peneliti dalam kehidupan profesi sehari-hari.
2. Peneliti memberikan perlakuan atau treatment yang berupa tindakan yang
terencana untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus meningkatkan
kualitas yang dapat dirasakan implikasinya oleh subjek yang diteliti
3. Langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk siklus,
tingkatan atau daur yang memungkinkan terjadinya kerja kelompok maupun
kerja mandiri secara intensif.
4. Adanya langkah berpikir reflektif atau reflective thinking dari peneliti baik
sesudah maupun sebelum tindakan. Reflective thinking ini penting untuk
melakukan retrospeksi (kaji ulang) terhadap tindakan yang telah diberikan
dan implikasinya yang muncul pada subjek yang diteliti sebagai akibat
adanya penelitian tindakan

B. Tujuan Penelitian Tindakan


Secara umum penelitian tindakan mempunyai tujuan seperti berikut.
1. Merupakan salah satu cara strategis guna memperbaiki layanan maupun hasil
kerja dalam suatu lembaga.
2. Mengembangkan rencana tindakan guna meningkatkan apa yang telah di-
lakukan sekarang.
3. Mewujudkan proses penelitian yang mempunyai manfaat ganda baik bagi
peneliti yang dalam hal ini mereka memperoleh informasi yang berkaitan
dengan permasalahan, maupun pihak subjek yang diteliti dalam mendap-
atkan manfaat langsung dari adanya tindakan nyata.
4. Tercapainya konteks pembelajaran dari pihak yang terlibat, yaitu peneliti dan
para subjek yang diteliti (Mc Niff, 1992).
5. Timbulnya budaya meneliti yang terkait dengan prinsip sambil bekerja dapat
melakukan penelitian di bidang yang ditekuninya.

3
6. Timbulnya kesadaran pada subjek yang diteliti sebagai akibat adanya tin-
dakan nyata untuk meningkatkan kualitas.
7. Diperolehnya pengalaman nyata yang berkaitan erat dengan usaha pen-
ingkatan kualitas secara profesional maupun akademik.

C. Empat Langkah Penting Dalam Penelitian Tindakan


Penelitian tindakan secara garis besar, peneliti pada umumnya mengenal
adanya empat langkah penting, yaitu pengembangan plan (perencanaan), act
(tindakan), observe (pengamatan), dan reflect (perenungan) atau disingkat
PAOR yang dilakukan secara intensif dan sistematis atas seseorang yang
mengerjakan pekerjaan sehari-harinya Keempat langkah penting tersebut dapat
diuraikan secara singkat seperti berikut.
1. Rencana
Rencana merupakan serangkaian tindakan terencana untuk meningkatkan
apa yang telah terjadi. Dalam penelitian tindakan, rencana tindakan harus
berorientasi ke depan. Di samping itu, perencana harus menyadari sejak awal
bahwa tindakan sosial pada kondisi tertentu tidak dapat diprediksi dan mem-
punyai risiko. Oleh karena itu, perencanaan yang dikembangkan harus flek-
sibel untuk mengadopsi pengaruh yang tidak dapat dilihat dan rintangan
yang tersembunyi. Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih
menekankan pada sifat-sifat strategik yang mampu menjawab tantangan
yang muncul dalam perubahan sosial dan mengenal rintangan yang sebe-
narnya.
2. Tindakan
Langkah kedua yang perlu diperhatikan adalah langkah tindakan yang
terkontrol secara saksama. Tindakan dalam penelitian tindakan harus hati-
hati dan merupakan kegiatan praktis yang terencana. Ini dapat terjadi jika
tindakan tersebut dibantu dan mengacu kepada rencana yang rasional dan
terukur. Tindakan yang baik adalah tindakan yang mengandung tiga unsur
penting, yaitu the improvement of practice, the improvement of understand-
ing individually and collaboratively, and improvement of the situation in
which the action takes place

4
3. Observasi
Observasi pada penelitian tindakan mempunyai fungsi mendokumentasi
implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek. Oleh karena itu, observasi
harus mempunyai beberapa macam unggulan seperti: memiliki orientasi
prospektif, memiliki dasar-dasar reflektif waktu sekarang dan masa yang
akan datang. Observasi yang hati-hati dalam hal ini sangat diperlukan untuk
mengatasi keterbatasan tindakan yang diambil peneliti, yang disebabkan oleh
adanya keterbatasan menembus rintangan yang ada di lapangan. Seperti
dalam perencanaan, observasi yang baik adalah observasi yang fleksibel dan
terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul baik yang diharapkan atau
yang tidak diharapkan.
4. Reflektif
Langkah keempat adalah langkah reflektif. Langkah ini merupakan
sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan
terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam observasi. Langkah reflek-
tif ini berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja
proses, problem, isu, dan hambatan yang muncul dalam perencanaan tin-
dakan strategik. Langkah reflektif ini juga dapat digunakan untuk menjawab
variasi situasi sosial dan isu sekitar yang muncul sebagai konsekuensi
adanya tindakan terencana.
Langkah reflektif ini dalam praktis biasanya direalisasi melalui diskusi
sesama partisipan, seminar antara partisipan maupun antara para peneliti
dengan partisipan. Hasil reflektif ini penting untuk melakukan tiga kemu-
ngkinan yang terjadi terhadap perencanaan semula terhadap suatu subjek
penelitian, yaitu diberhentikan, modifikasi atau dilanjutkan ke tingkatan atau
daur selanjutnya. Di samping itu, langkah reflektif juga berguna untuk
melakukan peninjauan (reconnaisance), membuat gambaran kerja yang
hidup dalam situasi proses penelitian, hambatan yang muncul dalam tin-
dakan dan kemungkinan lain yang muncul selama proses penelitian.
Secara cross (menyilang), tabel dua dimensi, keempat langkah tersebut
dapat dilihat dalam tabel berikut.

5
Tabel: Empat Langkah dalam Penelitian Tindakan

Rekonstruktif Discourse

Discourse/diskusi (an- 4. Reflektif guna 3. Rencana yang


tarpastisipan) melakukan penilaian prospektif terhadap tin-
atas observasi yang di- dakan dan berorientasi
lakukan. ke depan.
Praktis 3. Observasi 2. Tindakan melak-
(dalam konteks social) melakukan dikumentasi sanakan kegiatan atas
atas pengaruh tindakan. dasar rencana

D. Beberapa Model Penelitian Tindakan


Dalam perkembangannya, penelitian tindakan berkembang sesuai de sasaran
dan keadaan tempat yang menjadi objek penelitian. Ada sedikitnya empat model
penelitian tindakan. Keempat model tersebut sesuai dengan nama pengem-
bangnya, yaitu model Kemmis dan Taggart, model Ebbut, model Elliot, model
McKernan.
1. Model Kemmis
Model ini dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart
tahun 1988. Mereka menggunakan empat komponen penelitian tindakan (peren-
canaan, tindakan, observasi, dan refleksi) dalam suatu sistem spiral yang saling
terkait. Antara langkah satu dengan langkah berikutnya yang secara singkat akan
digambarkan seperti berikut.

Gambar 16.1 siklus Model Kemmis

6
2. Model
Ebbut
Model ini
terdiri dari tiga tingkatan atau daur. Pada tingkat pertama, ide awal dikem-
bangkan menjadi langkah tindakan pertama, kemudian tindakan pertama terse-
but dimonitor implementasi pengaruhnya terhadap subjek yang diteliti. Semua
akibatnya dicatat secara sistematis termasuk keberhasilan dan kegagalan yang
terjadi. Catatan monitoring tersebut digunakan sebagai bahan revisi rencana
umum tahap kedua.
Pada tingkat kedua ini, rencana umum hasil revisi dibuat langkah tindakan-
nya, dilaksanakan, monitoring efek tindakan yang terjadi pada subjek yang
diteliti, dokumentasikan efek tindakan tersebut secara detail dan digunakan seba-
gai bahan untuk masuk ke tingkat ketiga.
Pada tingkatan ini, tindakan seperti yang dilakukan pada tingkat sebelumnya,
dilakukan, didokumentasi efek tindakan, kemudian kembali ke tujuan umum
penelitian tindakan untuk mengetahui apakah permasalahan yang telah diru-
muskan dapat terpecahkan, lihat tabel siklus seperti di bawah ini!
Tabel: Siklus Model Ebbut

Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3


- Ide awal. identifikasi - Refisi rencana - Refisi ide umum
permasalahan, tujuan umum - Rencana diper-
dan manfaat. - Langkah tindakan baiki
- Langkah tindakan - Monitor efek tin- - Langkah tindakan
- Monitoring efek tin- dakan sebagai ba- - Monitor efek tin-
dakan han untuk masuk dakan sebagai ba-
ke tingkatan tiga han evaluasi tu-
juan penelitian

3. Model Elliot

7
Model ini dikembangkan oleh dua orang sahabat, yaitu Elliot dan Edelman.
Mereka mengembangkan dari model Kemmis dibuat dengan lebih rinci pada se-
tiap tindakannya, agar lebih memudahkan dalam tindakannya. Proses yang telah
dilaksanakan dalam semua tindakan tersebut digunakan untuk menyusun laporan
penelitian.

Ide Utama Peninjauan Perencanaan

Tindakan 2 Monitor Tindakan 1

Gambar: Siklus Model Elliot

Dalam penelitian tindakan model Elliot ini, setelah ditemukannya ide dan
permasalahan yang menyangkut dengan peningkatan praktis maka dilakukan
tahapan reconnaisance atau peninjauan ke lapangan. Tujuan peninjauan adalah
untuk melakukan semacam studi kelayakan untuk mensinkronkan antara ide
utama dan perencanaan dengan kondisi lapangan, sehingga diperoleh peren-
canaan yang lebih efektif dan dibutuhkan subjek yang diteliti.
Setelah diperoleh perencanaan yang baik dan sesuai dengan keadaan la-
pangan maka tindakan yang terencana dan sistematis dapat diberikan kepada
subjek yang diteliti. Pada akhir tindakan, peneliti melakukan kegiatan monitor-
ing terhadap efek tindakan yang mungkin berupa keberhasilan dan hambatan
disertai dengan faktor-faktor penyebabnya.
4. Model McKernan
Pada model McKernan, ide umum telah dibuat lebih rinci, yaitu dengan di-
identifikasinya permasalahan, pembatasan masalah dan tujuan, penilaian kebu-
tuhan subjek, dan dinyatakannya hipotesis atau jawaban sementara terhadap
masalah di dalam setiap tingkatan atau daur.
Model ini, yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa pada setiap daur tin-
dakan yang ada selalu dievaluasi guna melihat hasil tindakan, apakah tujuan dan

8
permasalahan penelitian telah dapat dicapai. Jika ternyata tindakan yang
diberikan sudah dapat memecahkan masalah maka penelitian dapat diakhiri.

KESIMPULAN

1. Penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok orang dalam mengorganisasi su-
atu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat
pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.
2. Penelitian tindakan mempunyai minimal tiga keunggulan dibanding dengan
penelitian dengan menggunakan metode lain, yaitu:
a. Peneliti dapat melakukan tanpa meninggalkan tempat kerja,
b. Peneliti dapat melakukan treatment (perlakuan) yang diberikan pada respon-
den dalam penelitian,
c. Responden dapat merasakan hasil dari treatment yang diberikan.
3. Penelitian tindakan mempunyai beberapa karakteristik seperti berikut:
a. Problem yang dipecahkan merupakan persoalan praktis yang dihadapi peneliti
dalam kehidupan profesi sehari-hari.
b. Peneliti dimungkinkan untuk memberikan perlakuan atau treatment berupa
tindakan yang terencana untuk memecahkan permasalahan, sekaligus
meningkatkan kualitas yang dapat dirasakan implikasinya oleh subjek yang
diteliti.
c. Langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk siklus
atau tingkatan atau daur yang memungkinkan terjadinya kerja kelompok
maupun kerja mandiri secara intensif.
d. Adanya langkah berpikir reflektif atau reflective thinking dari peneliti baik
sesudah maupun sebelum tindakan. Reflective thinking ini penting untuk
melakukan retrospeksi terhadap tindakan yang telah diberikan dan imp-
likasinya yang muncul pada subjek yang diteliti sebagai akibat adanya tin-
dakan.
4. Ada dua pemikiran kritis, umumnya muncul dari keberadaan bentuk penelitian
dengan menggunakan metode tindakan, yaitu:
a. Ide muncul dari suatu grup,

9
b. Adanya komitmen dari para peneliti terhadap peningkatan subjek
yangditeliti menjadi lebih baik.

10

Anda mungkin juga menyukai