Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Dosen pengampu :

Dr. Johansyah Lubis, M.Pd. dan Rizki Nurulfa, M.Pd.

Disusun oleh :

Asep Saepudin 1601619002

Muhamad Ikabal Nugraha 1601619028

Ananda Putri Lestari 1601619070

Meliani Puspita Antika Ningrum 1601619014

Program Studi Pendidikan Jasmani

Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Jakarta


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah yang senantiasa mencurahkan rahmat serta hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pengantar Metode
Penelitian dengan judul “Penelitian Tindakan Kelas” tepat pada waktunya.

Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Metode Penelitian.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini terutama pada dosen pengampu Dr. Johansyah Lubis, M.Pd. dan
Rizki Nurulfa, M.Pd. yang selalu memberi bimbingan pada kita semua.

Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari
pembaca pada umumnya sangatlah kami nantikan guna menyempurnakan makalah ini, dan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Besar harapan penyusun semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Penyusun,
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian tindakan kelas sudah muncul sekitar belasan tahun yang lalu,Istilah dalam
bahasa inggris adalah classroom Actions Research (CAR).yaitu sebuah penelitian yang
dilakukan di kelas. PTK sangat mendukung program peningkatan kualitas pembelajaran di
sekolah yang muaranya adalah peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini, karena dalam proses
pembelajaran, guru adalah praktisi dan teoretisi yang sangat menentukan. Peningkatan
kualitas pembelajaran, merupakan tuntutan logis dari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat. Perkembangan Ipteks mengisyaratkan penyesuaian dan
peningkatan proses pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga berdampak positif
terhadap peningkatan kualitas lulusan dan keberadaan sekolah tempat guru itu mengajar.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


2. Apa prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Bagaimana Model Penelitian Tindakan Kelas?
4. Bagaimana Persyaratan Penelitian Tindakan oleh Guru?
5. Apa Sasaran atau objek penelitian tindakan kelas?
6. Bagaimana Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan?
C. Tujuan

Adapun tujuan pembahasan pada makalah ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


2. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Model Penelitian Tindakan Kelas.
4. Persyaratan Penelitian Tindakan oleh Guru.
5. Sasaran atau objek penelitian tindakan kelas.
6. Bagaimana Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kela

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berkembang dari istilah penelitian


tindakan (action research). Oleh karena itu, untuk memahami pengertian PTK perlu
ditelusuri pengertian penelitian tindakan terlebih dahulu. Penelitian tindakan mulai
berkembang di Amerika dan berbagai negara di Eropa, khususnya dikembangkan oleh
mereka yang bergerak di bidang ilmu sosial dan humaniora.

Orang-orang yang bergerak di bidang itu dituntut untuk terjun mempraktikkan suatu
tindakan atau perlakuan di lapangan. Mereka berarti langsung mempraktikkan tindakan
yang telah direncanakan dan mengukur kelayakan tindakan yang diberikan tersebut.

Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif
dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran
praktik sosial mereka (Sanjaya, hal. 24). Dalam hal ini, penelitian tindakan memiliki
kawasan yang lebih luas daripada PTK. Penelitian tindakan diterapkan di berbagai bidang
ilmu di luar pendidikan, misalnya dalam kegiatan praktik bidang kedokteran, manajemen,
dan industri (Basrowi & Suwandi, hal. 25). Bila penelitian tindakan yang berkaitan pada
bidang pendidikan dilaksanakan dalam kawasan sebuah kelas, maka penelitian tindakan
tindakan ini disebut PTK.

Tindakan ini di kalangan pendidikan dapat diterapkan pada sebuah kelas sehingga
sering disebut Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga
pengertian yang dapat diterangkan:

1. Penelitian-menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan


menggunakan cara-cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh
data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan.
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang
pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan ‘kelas' adalah sekelompok
siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru
yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2)
tindakan, dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau
dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Kesalahan umum yang terdapat dalam
penelitian tindakan guru adalah penonjolan tindakan yang dilakukannya sendiri, misalnya
guru memberikan tugas kelompok kepada siswa. Pengutaraan kalimat seperti itu kurang pas.
Seharusnya guru menonjolkan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa
mengamati proses mencair es yang ditempatkan di panci tertutup dan panci terbuka, atau di
dalam gelas. Siswa juga diminta membandingkan dan mencatat hasilnya. Dengan kata lain,
guru melaporkan berlangsungnya proses belajar yang dialami oleh siswa, perilakunya,
perhatian mereka pada proses yang terjadi, dan sebagainya.

B. Tujuan Penelitian tindakan Kelas

Dewasa ini perkembangan masyarakat berlangsung dengan cepat, tuntutan akan


pendidikan yang berkualitas pun semakin meningkat oleh karena itu kita sebagai guru yang
dengan kata lain merupakan praktisi lapangan di dunia pendidikan dituntut dapat lebih cepat
untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki.
Oleh karena itu guru sebagai praktisi lapangan dituntut untuk terus-menerus mencari dan
mencoba hal-hal baru yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui penelitian
tindakan kelas, pendidik dapat meningkatkan dan memperbaiki layananan pendidikan yang
dalam hal ini adalah segala yang terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam hal ini
dapat dikatakan bahwa tujuan utama PTK  adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan
profesional pendidik dalam menangani proses belajar di dalam kelas. Tujuan itu dapat dicapai
dengan melaukakan tindakan alternatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Fokus
penelitian ini terdapat pada tindakan yang direncanakan oleh guru, yang selanjutnya akan
diterapkan pada peserta didik, kemudian dievaluasi apakah berhasil atau tidak.
C. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang penelitian
tindakan, perlu kiranya difahami bersama prinsip-prinsip yang harus dipenuhi apabila sedang
melakukan penelitian tindakan kelas. Dengan memahami prinsip-prinsip dan mampu
menerapkannya, kiranya apa yang dilakukan dapat berhasil dengan baik. Adapun prinsip-
prinsip dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan nyata dalam situasi rutin


Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin. Mengapa?
Jika penelitian dilakukan dalam situasi lain, hasilnya tidak dapat dijamin akan dapat
dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya. Oleh karena itu penelitian tindakan tidak
perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah ada.
2. Adanya kesadaran untuk memperbaiki diri
Penelitian tindakan didasarkan atas sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka
atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.
Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus-menerus sampai tujuan
tercapai, tetapi sifatnya hanya sementara, karena dilanjutkan lagi dengan keinginan
untuk lebih baik yang datang susul menyusul. Dengan kata lain, penelitian tindakan
dilakukan bukan karena ada paksanaan atau permintaan dari pihak lain, tetapi harus
atas dasar sukarela, dengan senang hati, karena menunggu hasilnya yang diharapkan
lebih baik dari hasil yang lalu, yang dirasakan belum memuaskan dan perlu
ditingkatkan.
3. SWOT sebagai dasar berpijak
Penelitian tindakan harus dimulai dari melakukan analisis SWOT, terdiri dari unsur-
unsur S (Strength) - kekuatan, W (Weaknesses) - kelemahan, O (Opportunity) -
kesempatan, dan T (Threat) - ancaman. Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru
yang melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. Dengan berpijak pada hal-
hal yang disebutkan, penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya apabila ada
kesejalanan antara kondisi yang ada pada guru dan juga pada siswa. Tentu saja
pekerjaan guru sebelum menentukan jenis tindakan yang akan dicobakan,
memerlukan pemikiran yang matang.
4. Upaya empirik dan sistemik
Prinsip keempat ini merupakan penerapan dari prinsip ketiga. Dengan telah
dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila guru melakukan penelitian tindakan,
sudah mengikuti prinsip empirik (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak
pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek
yang sedang digarap. Jika guru mengupayakan cara mengajar baru, harus juga
memikirkan tentang sarana pendukung dan hal-hal yang terkait dengan cara baru
tersebut.
5. Ikuti SMART dalam perencanaan
SMART adalah kata bahasa Inggris artinya cerdas, akan tetapi dalam proses
perencanaan kegiatan merupakan singkatan dari lima huruf bermakna.
 S - Specific, khusus, tidak terlalu umum
 M- Managable, dapat dikelola, dilaksanakan
 A - Acceptable, dapat diterima lingkungan, atau Achievable, dapat dicapai,
dijangkau
 R - Realistic, operasional, tidak di luar jangkauan dan
 T - Time-bound, diikat oleh waktu, terencana

Ketika guru menyusun rencana tindakan, harus mengingat hal- hal yang disebutkan
dalam SMART. Tindakan yang dipilih peneliti harus khusus, tidak sulit dilakukan, dapat
diterima oleh subjek yang dikenai tindakan dan lingkungan, nyata bermanfaat bagi dirinya
dan subjek yang dikenai tindakan. Selain itu yang sangat penting adalah bahwa tindakan
tersebut sudah tertentu jangka waktunya. Penelitian tindakan dapat direncanakan dalam
waktu satu bulan, satu semester, atau satu tahun.

D. Model Penelitian Tindakan

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan, namun secara
garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu tahap: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-
masing tahap adalah sebagai berikut.

Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan
secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses
jalannya tindakan. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur
subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan.
Dengan mudah dapat diterima bahwa pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri
biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang
berada di luar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung
mengunggulkan dirinya.

Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan, yaitu implementasi atau
penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang
perlu diingat adalah bahwa dalam tahap 2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha
mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak
dibuat-buat. Dalam reflekasi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perenca- naan perlu
diperhatikan.

Tahap 3: Pengamatan

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya
sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena
seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap 2 diberikan untuk memberikan peluang
kepada guru pelaksana yang berstatus juga sebagai pengamat. Ketika guru tersebut sedang
melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat
menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu kepada guru pelaksana yang
berstatus sebagai pengamat ini untuk melakukan "pengamatan balik" terhadap apa yang
terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana
mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi.

Tahap 4: Refleksi

Tahap ke-4 ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika
guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti
untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi di sini sama dengan
"memantul-seperti halnya memancar dan menatap kena kaca", yang dlam hal ini guru
pelaksana sedang memantulkan pengalamannya pada peneliti yang baru saja mengamati
kegiatannya dalam tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku
tindakan mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan
baik dn bagian mana yang belum. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat,
maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya
kembali, melakukan "dialog" untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan
hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih perlu
diperbaiki.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk
sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai
dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan "bentuk tindakan"
sebagaimana disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan
adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan
tunggal tetapi selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam
bentuk siklus.

E. Persyaratan Penelitian Tindakan oleh Guru

Beberapa hal di bawah ini antara lain merupakan persyaratan untuk diterimanya
laporan penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru.

1. Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di
dalam pembelajaran, dan berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Penelitian tindakan kelas oleh guru menuntut dilakukannya pencermatan
secara terus-menerus, objektif, dan sistematis, artinya dicatat atau direkam
dengan baik sehingga diketahui dengan pasti tingkat keberhasilan yang
diperoleh peneliti serta penyimpangan yang terjadi; hasil pencermatan tersebut
akan menetukan tindak lanjut yang harus diambil segera oleh peneliti.
3. Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang- kurangnya dalam dua siklus
tindakan yang berurutan; informasi dari siklus yang terdahulu sangat
menentukan bentuk siklus berikutnya. Oleh karena itu siklus yang kedua,
ketiga dan seterusnya tidak dapat dirancang sebelum siklus pertama terjadi.
Hasil refleksi harus tampak digunakan sebagai bahan masukan untuk
perencanaan siklus berikutnya.
4. Penelitian tindakan kelas terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang
sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku. Tindakan
yang dilakukan tidak boleh merugikan siswa, baik yang dikenai atau siswa
lain. Makna darim kalimat ini adalah bahwa tindakan yang dilakukan guru
tidak hanya memilih anak-anak tertentu, tetapi harus semua siswa dalam kelas.
5. Penelitian tindakan kelas disadari betul oleh pelakunya, sehingga yang
bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang dilakukan, baik
mengenai tindakan, suasana ketika terjadi, reaksi siswa, urutan peristiwa, hal-
hal yang dirasakan sebagai kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan
rencana yang sudah dibuat sebelumnya.1[6]
F. Sasaran atau objek penelitian tindakan kelas

Hal-hal yang dapat diamati sehubungan dengan setiap unsur pembelajaran tersebut
antara lain adalah sebagaimana disajikan dalam bagian berikut. Sesuai dengan prinsip bahwa
ada tindakan dirancang sebelumnya maka objek penelitian tindakan kelas harus merupakan
sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa
gerak.

1. Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang
asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/lapangan/ laboratorium atau
bengkel, maupun ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di dalam
hati, atau ketika mereka sedang mengikuti kerja bhakti di luar sekolah.
2. Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di
kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata., atau
ketika guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
3. Unsur materi pelajaran, dapat dicermati urutan matri tersebut ketika disajikan
kepada siswa, meliputi pengorganisasiannya, cara penyajiannya, atau
pengaturannya.
4. Unsur peralatan atau sarana pendidikan, meliputi peralatan, baik yang dimiliki
oleh siswa secara perorangan, peralatan yang disediakan oleh sekolah, ataupun
peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas.
5. Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik
tujuan yang harus di capai melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat
pencapaian. Oleh karena hasil belajar merupakan produk yang harus
ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain.
6. Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang
melingkungi siswa dirumahnya. Informasi tentang lingkungan ini dikaji bukan

1
untuk dilakukan camput tangan, tetapi digunakan sebagai pertimbangan dan
bahan untuk pembahasan.
7. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah
diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Yang digolongkan sebagai
kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa ketika guru
memberikan tugas, pengaturan urutan jadwal, pengaturan, tempat duduk siswa,
penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa dan sebagainya.
G. Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan

Selanjutnya apabila guru pelaksana penelitian tindakan kelas sudah merasa puas
dengan siklus-siklus itu, tentu saja langkah berikutnya tidak lain adalah menyusun laporan
kegiatannya. Proses penyusunan laporan ini tidak akan dirasakan sulit apabila sejak awal
guru sudah disiplin mencatat apa saja yang sudah ia lakukan.

Menulis karya tulis ilmiah laporan penelitian sebetulnya akan jauh lebih mudah
dibandingkan dengan menulis artikel, karena lahan tulisan akan sudah dipenuhi dengan
penjelasan tentang alasan, tujuan, manfaat dan isi penelitian, kemudian cerita tentang
tindakan dengan siklus-siklusnya. Pada akhir tulisan tinggal disampaikan hasil penelitian,
yaitu keberhasilan yang diperoleh dan hambatan atau kesulitan dalam pelaksanaan, ditutup
dengan rekomendasi atau saran.

Sistematika laporan penelitian tidak jauh berbeda dengan laporan penelitian yang lain.
Satu hal yang sangat dicermati oleh penilai adalah bagaimana siklus dilaksanakan, dan
penjelasan tentang proses yang berlangsung. Kesalahan umum yang terjadi, guru hanya
menyebutkan sangat sedikit tentang tindakan yang dilakukan, dan langsung menunjukkan
data yang dikumpulkan melalui tes. Hasil tes antar siklus dibandingkan dengan atau tapa
rumus, kemudian disimpulkan. Dalam penelitian tindakan ini guru tidak diharuskan
menonjolkan analisis data, tetapi seperti sudah dikemukakan di depan, sangat menekankan
proses.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar


berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh
siswa.Tujuan utama PTK  adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional
pendidik dalam menangani proses belajar di dalam kelas.

B. Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami susun, semoga bermanfaat untuk kita semua
dan pastinya makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mohon partisipasinya
untuk memberi saran dalam menelaah makalah ini lebih jauh.
DAFTAR PUSTAKA

https://rizaalfarid.blogspot.com/2017/05/makalah-penilitian-tindakan-kelas.html

Anda mungkin juga menyukai