Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah terkait
“Penelitian Tindakan Kelas”.
Terima kasih kami ucapkan kepada ibu Azhari Ikhwati, S.Si., M.Pd. selaku dosen
pengampu yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga
kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung, sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar kami bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah metode penelitian yang dilakukan oleh
seorang guru atau praktisi pendidikan di dalam kelas mereka sendiri dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Metode ini telah menjadi alat
yang sangat berharga dalam mengembangkan praktik pengajaran yang efektif dan
berkelanjutan. Latar belakang PTK mencakup pemahaman mengenai pentingnya penelitian
ini dalam konteks pendidikan saat ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa penelitian tindakan kelas?
2. Apa definisi penelitian tindakan kelas?
3. Apa tujuan penelitian tindakan kelas?
4. Apa prinsip penelitian tindakan kelas?
5. Apa langkah-langkah penelitian tindakan kelas?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui penelitian tindakan kelas
2. Untuk mengetahui definisi penelitian tindakan kelas
3. Untuk mengetahui tujuan penelitian tindakan kelas
4. Untuk mengetahui prinsip penelitian tindakan kelas
5. Untuk mengetahui langkah-langkah penelitian tindakan kelas
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
C. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Muthoharoh (dalam Hanifah, 2014 hal : 9-10) tujuan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dapat digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan sertaan. Tujuan-tujuan
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tujuan utama
a. Melakukan perbaikan dan peningkatan layanan profesional Guru dalam menangani proses
pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis
kondisi, kemudian mencoba secara sistematis berbagai model pembelajaran alternatif yang
diyakini secara teoretis dan praktis dapat memecahkan masalah pembelajaran. Dengan kata
lain, guru melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan evaluasi, dan refleksi.
b. Melakukan pengembangan keterampilan Guru yang bertolak dari kebutuhan untuk
menanggulangi berbagai persoalan aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran.
Tujuan ini dilandasi oleh tiga hal penting. (1) kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari Guru
sendiri, bukan karena ditugaskan oleh kepala sekolah, (2) proses latihan terjadi secara hand
on dan mind-on, tidak dalam situasi artifisial, (3) produknya adalah sebuah nilai, karena
keilmiahan segi pelaksanaan akan didukung oleh lingkungan.
2. Tujuan sertaan
Menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan Guru. Jadi ketika kita berbicara
mengenai tujuan Penelitian tindakan kelas bisa dilihat bahwa penelitian tindakan kelas
mampu menawarkan pendekatan dan prosedur yang mempunyai dampak langsung untuk
perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran di kelas.
Sehingga Suyanto, (1997: 7) menuliskan bahwa "Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini
adalah untuk memperbaiki praktek pembelajaran di kelas". Penelitian tindakan kelas ini
merupakan suatu bentuk penelitian yang dilakukan ketika proses belajar mengajar
berlangsung yang bersifat reflektif kolaboratif dengan melalakukan tindakan-tindakan yang
tepat dengan subjek yang diteliti adalah siswa.
Adapun menurut Azizah (2021: 18) tujuan penelitian tindakan kelas dirumuskan
sebagai berikut :
a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu Pendidikan.
b. Meningkatkan layanan profesional guru dalam konteks layanan kepada peserta didik.
c. Meningkatkan praktek dalam proses pembelajaran di kelas.
d. Meningkatkan komunikasi antar teman sejawat dengan adanya kolaborasi dalam
penelitian.
e. Meningkatkan kemampuan malakukan penelitian dikalangan guru.
5
D. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2015: 9-15) adapun prinsip-prinsip penelitian
tindakan kelas sebagai berikut :
1. Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin
Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin. Jika
penelitian dilakukan dalam situasi lain, hasilnya tidak dijamin dapat dilaksanakan dalam
situasi aslinya, atau penelitiannya tidak dalam situasi wajar. Oleh sebab itu, penelitian
tindakan tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah ada.
2. Kesadaran Diri untuk Memperoleh Kinerja
Penelitian tindakan dilakukan bukan karena ada paksaan atau permintaan dari pihak
lain, melainkan harus ada dasar sukarela, dengan senang hati sebab menunggu hasilnya yang
diharapkan lebih baik dari hasil yang lalu, yang belum memuaskan sehingga perlu
ditingkatkan Guru melakukan penelitian tindakan karena telah menyadari adanya kekurangan
pada dirinya, yaitu pada kinerja yang dilakukan.
3. SWOT sebagai Dasar Berpijak
Empat hal dilihat dari sudut guru (kepala sekolah atau pengawas) yang akan
melaksanakan penelitian tindakan. Dengan berpijak pada hal ini:
a. Kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses) yang ada pada diri peneliti dan
subjek tindakan diidentifikasi secara cermat sebelum mengidentifikasi unsur yang
lain.
b. Dua unsur yang lain di luar, yaitu kesempatan (opportunity) dan ancaman (threat)
diidentifikasi dari yang ada di luar diri peneliti, dan juga di luar diri subjek yang
dikenai tindakan.
4. Upaya Empiris dan Sitematik
Pembelajaran merupakan sebuah sistem yang keteelaksanaannya didukung oleh unsur
saling terkait. Bila guru mengupayakan cara mengajar baru , harus juga memikirkan tentang
sarana pendukung yang berbeda dan mengubah pengelolaan kelas yang terkait dengan
pelaksanaan metode baru teraebut.
5. Prinsip SMART dalam Perencanaan
Dalam proses perencanaan SMART:
1. Spesific, artinya objek yang ditingkatkan sempit (khusus), opera-sional, tidak terlalu
umum. Objek yang dilaksanakan dengan eksperimen berulang tersebut tidak terlalu
luas, tetapi juga tidak terlalu sempit.
2. Managable, artinya dapat dikelola atau dilaksanakan oleh siswa dalam waktu terbatas
ketika pelajaran berlangsung yang kebetulan diampu oleh guru.
3. Acceptable atau achievable, artinya bahwa tindakan tersebut dapat diterima dan
dilaksanakan oleh subjek tindakan, kemudian tindakannya tidak mengganggu
lingkungan setempat, dan sebagainya.
4. Realistic, artinya bahwa tindakan yang dilakukan oleh subjek tindakan tidak
menyimpang dari keadaan siswa.
6
5. Time-bound, artinya bahwa tindakan yang dilakukan oleh peneliti tersebut
menyebutkan jangka waktu yang wajar, tidak dikatakan selesainya.
7
a. Peneliti membawa siswa yang telah membentuk kelompok ke tempat atau objek yang
dikunjungi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Peneliti menjelaskan tentang objek yang dikunjungi sesuai dengan kompetensi dasar
yang telah ditetapkan.
c. Peneliti memberikan kesempatan pada kelompok siswa untuk mengadakan
pengamatan sesuai dengan objek yang dipelajari dan topik masing-masing.
d. Siswa mengadakan pengamatan pada objek yang dipelajari sesuai dengan tugas
masing-masing.
e. Peneliti membimbing siswa untuk mengadakan praktik langsung terhadap objek yang
dipelajari jika memungkinkan.
f. Peneliti membimbing siswa untuk mengadakan diskusi kelompok terhadap hasil
pengamatannya untuk melengkapi dan lebih memahami materi yang dipelajari.
g. Setelah pelajaran selesai Peneliti mengajak siswa kembali ke kelas untuk melanjutkan
diskusi dari hasil temuannya.
h. Peneliti meminta siswa mewakili kelompoknya untuk memberikan laporan hasil
belajar dari lingkungan untuk dibahas bersama.
i. Peneliti menyimpulkan materi pembelajaran, selanjutnya siswa untuk menyampaikan
kesannya setelah mengadakan pembelajaran di luar kelas.
3. Observasi (Pengamatan)
Observasi sebagai alat pengumpulan data yang sistematis artinya teknik observasi
secara pencatatannya dilakukan untuk menafsirkan secara ilmiah (Suharsimi Arikunto, 1998:
132). Pada tahap observasi ini guru merekam kegiatan siswa untuk mendapatkan data-data
dari hasil pembelajaran, agar peneliti atau guru mendapatkan hasil yang valid, memilih teman
sejawat atau guru lain sebagai observer terhadap tindakan yang dilakukan peneliti sesuai
dengan pedoman atau lembar observasi yang telah disiapkan. Dalam observasi ini guru
sejawat atau observer mengamati secara langsung tentang: (1) kesiapan guru dalam hal
instrumen pengajaran, materi dan mental siswa dalam mengawali pembelajaran, (2) motivasi
siswa dalam proses belajar mengajar, (3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran, (4)
kemampuan guru dalam menyajikan lingkungan sebagai sumber belajar yang menyenangkan
bagi siswa, (5) kemampuan guru dalam mengevaluasi hasil belajar, (6) kemampuan guru
untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Untuk mendapatkan data tentang kinerja guru,
kinerja siswa dan minat belajar siswa instrumen yang digunakan yaitu:
a. Skala sikap
b. Lembar observasi
4. Refleksi
Refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan, berdasarkan data yang telah berkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna untuk
menyempurnakan tindakan berikutnya. Pada tahap refleksi ini guru dan observer berupa
teman atau guru sejawat mengadakan diskusi untuk menganalisis skala sikap dari hasil pre-
test dan post-test yang dilakukan siswa, dari hasil pengamatan kinerja siswa dan guru serta
keaktifan siswa dalam pembelajaran Hasil dari refleksi ini oleh guru dijadikan acuan untuk
mengadakan perbaikan-perbaikan, dan selanjutnya direncanakan kembali pada pelaksanaan
siklus Il. Apabila pada Siklus I prestasi belajar siswa belum mencapai target, yang telah
8
ditentukan, maka penelitian belum bisa dikatakan berhasil, sehingga peneliti harus
melanjutkan ke siklus ll., apabila pada siklus Il prestasi belajar siswa sudah mengalami
peningkatan dengan menggunakan langkah-langkah yang benar sesuai dengan target yang
telah direncanakan maka penelitian baru dikatakan berhasil.
9
BAB III
KESIMPULAN
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah pendekatan yang kuat dan relevan dalam
dunia pendidikan yang memiliki dampak signifikan pada praktik pengajaran dan hasil belajar
siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah alat yang penting dalam
upaya meningkatkan pendidikan. Guru yang terlibat dalam PTK memiliki kesempatan untuk
merancang perubahan yang berarti dalam kelas mereka, sambil menyumbangkan
pengetahuan yang berharga untuk kemajuan pendidikan secara keseluruhan. PTK bukan
hanya sebuah metode penelitian, tetapi juga filosofi pengembangan profesional yang
membawa dampak positif pada masa depan pendidikan. Oleh karena itu, peran PTK dalam
mendukung perbaikan sistem pendidikan tidak boleh diabaikan.
10
Daftar Pustaka
Azizah, Anisatul (2021). Pentingnya Penelitian Kelas Bagi Guru Dalam Pembelajaran.
Jurnal Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah l, Vol 3 No 1, hal 18.
Arikunto Suharsimi, Suhardjono, dan supardi. (2021). Penelitian tindakan kelas: Edisi revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hanifah, Nurdinah. (2014). Memahami Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Aplikasinya.
Bandung: UPI Press
Parnawi, Afi. (2020). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Widayati, A. (2008). Penelitian tindakan kelas. Jurnal pendidikan akuntansi indonesia, Vol 1
No 1, hal 88 – 91.
11