Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KELOMPOK 8

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian

Dosen Pengampu : Azhari Ikhwati, S.Si., M.Pd.

Disusun Oleh :

Sari Karina Az-Zahra (202121500003)

Siti Aisyah (202121500017)

Lusiana Rifa (202121500051)

Leila Solihat (202121500063)

Sasti Auliana Putri (202121500450)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah terkait
“Penelitian Tindakan Kelas”.

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Azhari Ikhwati, S.Si., M.Pd. selaku dosen
pengampu yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga
saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Jakarta, September 2023

Penyusun
Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Widayati (2008: 88-91) Adapun penelitian tindakan kelas sebagai berikut :
1. Pengertian
Penelitian Tindakan kelas (PTK) adalah suatu kegiatan penelitian berkonteks kelas
yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh
guru, memperbaiki mutu, hasil pembelajaran dan mencoba hal baru dalam pembelajaran
demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.
2. Manfaat PTK
Budaya meneliti yang tumbuh dari dilaksanakannya PTK secara berkesinambungan
menjadikan kalangan guru makin professional dalam hal ini menjadi lebih mandiri, percaya
diri, dan berani mengambil resiko dalam mencoba hal-hal yang baru untuk perbaikan
kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan penelitian-penelitian yang
dilakukannya, guru dapat membangun pengetahuan, dan tidak menutup kemungkinan
pengetahuan yang dibangunnya dari pengalaman tersebut akan menjadi suatu teori tentang
praktik. Pengalaman melakukan PTK tidak menutup kemungkinan guru dapat menyusun
kurikulum sesuai dengan kebutuhan dari bawah (hal ini sangat sesuai dengan konsep KTSP).

Definisi Penelitian Tindakan Kelas

Definisi Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau
meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional, yang sifatnya
reflektif. Penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu bentuk penelitian yang dilakukan
ketika proses belajar mengajar berlangsung yang bersifat reflektif kolaboratif dengan
melakukan tindakan-tindakan yang tepat dengan subjek yang diteliti adalah siswa.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
efisiensi dan kualitas pendidikan terutama proses dan hasil belajar siswa pada level kelas.
Penelitian formal yang selama ini banyak dilakukan, pada umumnya belum menyentuh
langsung persoalan nyata yang dihadapi guru di kelas sehingga belum mampu meningkatkan
efisiensi dan kualitas pembelajaran.
Sejarah Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan merupakan perkembangan
baru yang muncul pada tahun 1940-an sebagai salah satu pendekatan penelitian yang lahir
ditempat kerja dimana peneliti melakukan pekerjaan atau ativitas sehari.hari. penelitian
tindakan merupakan penelitian yang bersifat pragmatis (praktis) tanpa harus membutuhkan
waktu khusus.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Muthoharoh (dalam Hanifah, 2014 hal : 9-10) tujuan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dapat digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan sertaan. Tujuan-
tujuan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tujuan utama
a. Melakukan perbaikan dan peningkatan layanan profesional Guru dalam menangani
proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk
mendiagnosis kondisi, kemudian mencoba secara sistematis berbagai model pembelajaran
alternatif yang diyakini secara teoretis dan praktis dapat memecahkan masalah
pembelajaran. Dengan kata lain, guru melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan,
melakukan evaluasi, dan refleksi.
b. Melakukan pengembangan keterampilan Guru yang bertolak dari kebutuhan untuk
menanggulangi berbagai persoalan aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran.
Tujuan ini dilandasi oleh tiga hal penting. (1) kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari Guru
sendiri, bukan karena ditugaskan oleh kepala sekolah, (2) proses latihan terjadi secara hand
on dan mind-on, tidak dalam situasi artifisial, (3) produknya adalah sebuah nilai, karena
keilmiahan segi pelaksanaan akan didukung oleh lingkungan.
2. Tujuan sertaan
Menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan Guru. Jadi ketika kita
berbicara mengenai tujuan Penelitian tindakan kelas bisa dilihat bahwa penelitian tindakan
kelas mampu menawarkan pendekatan dan prosedur yang mempunyai dampak langsung
untuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran di
kelas. Sehingga Suyanto, (1997: 7) menuliskan bahwa "Tujuan utama penelitian tindakan
kelas ini adalah untuk memperbaiki praktek pembelajaran di kelas". Penelitian tindakan
kelas ini merupakan suatu bentuk penelitian yang dilakukan ketika proses belajar mengajar
berlangsung yang bersifat reflektif kolaboratif dengan melalakukan tindakan-tindakan yang
tepat dengan subjek yang diteliti adalah siswa.

Adapun menurut Azizah (2021: 18) tujuan penelitian tindakan kelas dirumuskan
sebagai berikut :
a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan,
b. Meningkatkan layanan profesional guru dalam konteks layanan kepada peserta
didik,
c. Meningkatkan praktek dalam proses pembelajaran di kelas,
d. Meningkatkan komunikasi antar teman sejawat dengan adanya kolaborasi dalam
penelitian,
e. Meningkatkan kemampuan malakukan penelitian dikalangan guru.
Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2015: 9-15) adapun prinsip-prinsip


penelitian tindakan kelas sebagai berikut :
1. Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin
Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin. Jika
penelitian dilakukan dalam situasi lain, hasilnya tidak dijamin dapat dilaksanakan dalam
situasi aslinya, atau penelitiannya tidak dalam situasi wajar. Oleh sebab itu, penelitian
tindakan tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah ada.
2. Kesadaran Diri untuk Memperoleh Kinerja
Penelitian tindakan dilakukan bukan karena ada paksaan atau permintaan dari pihak
lain, melainkan harus ada dasar sukarela, dengan senang hati sebab menunggu hasilnya
yang diharapkan lebih baik dari hasil yang lalu, yang belum memuaskan sehingga perlu
ditingkatkan Guru melakukan penelitian tindakan karena telah menyadari adanya
kekurangan pada dirinya, yaitu pada kinerja yang dilakukan.
3. SWOT sebagai Dasar Berpijak
Empat hal dilihat dari sudut guru (kepala sekolah atau pengawas) yang akan
melaksanakan penelitian tindakan. Dengan berpijak pada hal ini:
a. Kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses) yang ada pada diri peneliti dan
subjek tindakan diidentifikasi secara cermat sebelum mengidentifikasi unsur yang
lain.
b. Dua unsur yang lain di luar, yaitu kesempatan (opportunity) dan ancaman (threat)
diidentifikasi dari yang ada di luar diri peneliti, dan juga di luar diri subjek yang
dikenai tindakan.
4. Upaya Empiris dan Sitematik
Pembelajaran merupakan sebuah sistem yang keteelaksanaannya didukung oleh
unsur saling terkait. Bila guru mengupayakan cara mengajar baru , harus juga memikirkan
tentang sarana pendukung yang berbeda dan mengubah pengelolaan kelas yang terkait
dengan pelaksanaan metode baru teraebut.
5. Prinsip SMART dalam Perencanaan
Dalam proses perencanaan SMART:
1. Spesific, artinya objek yang ditingkatkan sempit (khusus), opera-sional, tidak terlalu
umum. Objek yang dilaksanakan dengan eksperimen berulang tersebut tidak terlalu
luas, tetapi juga tidak terlalu sempit.
2. Managable, artinya dapat dikelola atau dilaksanakan oleh siswa dalam waktu
terbatas ketika pelajaran berlangsung yang kebetulan diampu oleh guru.
3. Acceptable atau achievable, artinya bahwa tindakan tersebut dapat diterima dan
dilaksanakan oleh subjek tindakan, kemudian tindakannya tidak mengganggu
lingkungan setempat, dan sebagainya.
4. Realistic, artinya bahwa tindakan yang dilakukan oleh subjek tindakan tidak
menyimpang dari keadaan siswa.
5. Time-bound, artinya bahwa tindakan yang dilakukan oleh peneliti tersebut
menyebutkan jangka waktu yang wajar, tidak dikatakan selesainya.

Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Parnawi (2020: 15-17) langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian


tindakan kelas, adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini guru merencanakan hal-hal yang akan diajarkan serta
permasalahan yang ada, dan cara pemecahannya Adapun hal-hal yang dilakukan dalam
pada tahap perencanaan antara lain: (1) guru melakukan analisis standar isi untuk
mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar, (2) penyusunan program
pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar, (3) menentukan tempat atau lingkungan
sebagai sumber belajar, serta menentukan waktu yang dibutuhkan, (4) membentuk
kelompok belajar, (5) peneliti menyusun skenario pembelajaran, (6) peneliti mengundang
nara sumber jika dibutuhkan, (7) peneliti membuat lembar kerja siswa sesuai dengan
kompetensi dasar, (8) menyiapkan alat penilaian untuk proses pembelajaran dan sejauh
mana pemahaman siswa setelah melakukan pembelajaran di luar kelas terhadap objek
langsung.
Gambar 1 : Model Penelitian Taggart dan Kemmis
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh guru atau
peneliti sebagai upaya perbaikan atau perubahan yang diinginkan (Suyanto, 1997: 16).
Peran peneliti pada pelaksanaan tindakan yaitu ikut terlibat dalam proses pembelajaran
yang telah direncanakan yaitu sesuai judul yang di angkat. Adapun tindakan yang
dilaksanakan pada tahap ini adalah:
a. Peneliti membawa siswa yang telah membentuk kelompok ke tempat atau objek
yang dikunjungi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Peneliti menjelaskan tentang objek yang dikunjungi sesuai dengan kompetensi dasar
yang telah ditetapkan.
c. Peneliti memberikan kesempatan pada kelompok siswa untuk mengadakan
pengamatan sesuai dengan objek yang dipelajari dan topik masing-masing.
d. Siswa mengadakan pengamatan pada objek yang dipelajari sesuai dengan tugas
masing-masing.
e. Peneliti membimbing siswa untuk mengadakan praktik langsung terhadap objek
yang dipelajari jika memungkinkan.
f. Peneliti membimbing siswa untuk mengadakan diskusi kelompok terhadap hasil
pengamatannya untuk melengkapi dan lebih memahami materi yang dipelajari.
g. Setelah pelajaran selesai Peneliti mengajak siswa kembali ke kelas untuk
melanjutkan diskusi dari hasil temuannya.
h. Peneliti meminta siswa mewakili kelompoknya untuk memberikan laporan hasil
belajar dari lingkungan untuk dibahas bersama.
i. Peneliti menyimpulkan materi pembelajaran, selanjutnya siswa untuk
menyampaikan kesannya setelah mengadakan pembelajaran di luar kelas.
3. Observasi (Pengamatan)
Observasi sebagai alat pengumpulan data yang sistematis artinya teknik observasi
secara pencatatannya dilakukan untuk menafsirkan secara ilmiah (Suharsimi Arikunto, 1998:
132). Pada tahap observasi ini guru merekam kegiatan siswa untuk mendapatkan data-data
dari hasil pembelajaran, agar peneliti atau guru mendapatkan hasil yang valid, memilih
teman sejawat atau guru lain sebagai observer terhadap tindakan yang dilakukan peneliti
sesuai dengan pedoman atau lembar observasi yang telah disiapkan. Dalam observasi ini
guru sejawat atau observer mengamati secara langsung tentang: (1) kesiapan guru dalam
hal instrumen pengajaran, materi dan mental siswa dalam mengawali pembelajaran, (2)
motivasi siswa dalam proses belajar mengajar, (3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran, (4)
kemampuan guru dalam menyajikan lingkungan sebagai sumber belajar yang
menyenangkan bagi siswa, (5) kemampuan guru dalam mengevaluasi hasil belajar, (6)
kemampuan guru untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Untuk mendapatkan data
tentang kinerja guru, kinerja siswa dan minat belajar siswa instrumen yang digunakan yaitu:
a. Skala sikap
b. Lembar observasi
4. Refleksi
Refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan, berdasarkan data yang telah berkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna untuk
menyempurnakan tindakan berikutnya. Pada tahap refleksi ini guru dan observer berupa
teman atau guru sejawat mengadakan diskusi untuk menganalisis skala sikap dari hasil pre-
test dan post-test yang dilakukan siswa, dari hasil pengamatan kinerja siswa dan guru serta
keaktifan siswa dalam pembelajaran Hasil dari refleksi ini oleh guru dijadikan acuan untuk
mengadakan perbaikan-perbaikan, dan selanjutnya direncanakan kembali pada pelaksanaan
siklus Il. Apabila pada Siklus I prestasi belajar siswa belum mencapai target, yang telah
ditentukan, maka penelitian belum bisa dikatakan berhasil, sehingga peneliti harus
melanjutkan ke siklus ll., apabila pada siklus Il prestasi belajar siswa sudah mengalami
peningkatan dengan menggunakan langkah-langkah yang benar sesuai dengan target yang
telah direncanakan maka penelitian baru dikatakan berhasil.

Daftar Pustaka
Azizah, Anisatul (2021). Pentingnya Penelitian Kelas Bagi Guru Dalam Pembelajaran. Jurnal
Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah l, Vol 3 No 1, hal 18.
Arikunto Suharsimi, Suhardjono, dan supardi. (2021). Penelitian tindakan kelas: Edisi revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hanifah, Nurdinah. (2014). Memahami Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Aplikasinya.
Bandung: UPI Press
Parnawi, Afi. (2020). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Widayati, A. (2008). Penelitian tindakan kelas. Jurnal pendidikan akuntansi indonesia, Vol 1
No 1, hal 88 – 91.

Anda mungkin juga menyukai