Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN

DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Diajukan Untuk Memenuhi salahsatu Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu: Edi Chandra, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 5
Tadris-IPA Biologi C/VI
1. Ajrin Moesalli I (1413162026)
2. Egih Kurniawan (1413163069)
3. Milatul Mauliyah (1413163091)
4. Qurrotul Aini (1413161016)
5. Umu Sa’adah (1413161023)
6. Zulfanur (1413163126)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan tugas mengajar, guru pasti pernah dihadapkan pada
berbagai permasalahan baik yang terjadi dalam proses pembelajaran maupun di
luar proses pembelajaran tetapi masih dalam konteks pendidikan di sekolah.
Masalah pembelajaran misalnya; siswa tidak mau memperhatikan pelajaran
(minat belajar rendah atau motivasi belajar rendah), siswa pasif, tidak berani
bertanya, prestasi belajar rendah, dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat
non-pembelajaran misalnya perkembangan personal siswa tidak optimal,
efektivitas hubungan guru dan siswa yang kurang baik dan sebagainya. Selain
permasalah di atas, sarana prasarana pendukung pembelajaran yang tidak
optimal, dibutuhkan inovasi dari para guru.
Permasalahan-permasalahan seperti itu ibarat penyakit yang kalau tidak
segera disembuhkan akan berdampak sistemik pada proses alamiah pada tubuh
manusia. Oleh karena itu hal di atas menuntut segera diatasi agar tidak
berlarut-larut dan berdampak sistemik pada proses pembelajaran selanjutnya.
Peningkatan kualitas pembelajaran harus selalu diupayakan semaksimal
mungkin oleh semua komponen pelaku-pelaku pendidikan, terutama oleh guru
yang memiliki tanggungjawab yang paling besar dalam pembelajaran.
Guru pada kesempatan ini harus diberi kesempatan untuk menyelesaikan
masalah-masalah pembelajaran dan non-pembelajaran secara profesional dan
kolaboratif lewat sebuah penelitian tindakan secara terkendali. Upaya
meningkatkan kompetensi guru untuk menyelesaikan masalah-masalah
pembelajaran akan berdampak positif ganda. Pertama, kemampuan dalam
menyelesaikan masalah pembelajaran akan meningkat. Kedua, penyelesaian
masalah pembelajaran melalui sebuah investigasi terkendali akan dapat
meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, sarana/prasarana, dan hasil belajar.
Ketiga, peningkatan kedua kemampuan tadi akan bermuara pada peningkatan
kualitas lulusan.
Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan dampak logis dari
tuntutan perkembangan ipteks yang pesat. Perkembangan ipteks menuntut
penyesuaian dan peningkatan proses pembelajaran secara terus menerus.
Disamping itu perlu juga pemuthakiran pilihan atas konsep-konsep
pembelajaran yang mendidik dan diperlukan untuk meningkatkan kualitas
lulusan.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli
psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti
gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain
seperti Stephen Kemmis, Robin Mc Tanggart, John Elliot, Dave Ebbut, dan
sebagainya. PTK di Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-an. Oleh
karenanya, sampai dewasa ini keberadaannya sebagai salah satu jenis
penelitian masih sering menjadi perdebatan jika dikaitkan dengan bobot
keilmiahannya. (Sumadayo, 2013: 19).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris dikenal
dengan istilah Classroom Action Research (CAR) sudah tidak asing dalam
dunia pendidikan. Dari rangkaian kata tersebut, sudah menunjukkan isi yang
terkandung didalamnya yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan
dikelas. Penelitian tindakan kelas terbentuk dari tiga kata, maka terdapat tiga
pengertian yang harus diketahui, diantaranya:
1. Penelitian, merupakan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodlogi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu.
3. Kelas, merupakan sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Pengertian kelas disini tidak
terikat pada pengertian ruangan kelas.
Berdasarkan tiga kata inti diatas, maka Arikunto (2008: 3)
menyimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Wiriaatmadja (2005: 13) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah
bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek
pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri, dan dapat
mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka dan
melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Selain itu, Hopkins (1993) dalam
Muslich (2009: 8) merumuskan pengertian PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku
tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya
dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi
dalam praktik pembelajaran. Kemmis dan Mc. Taggart (1988) dalam Muslich
(2009: 8) melengkapi beberapa pendapat diatas bahwa penelitian tindakan
kelas dilaksanakan dengan sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai penelitian tindakan
kelas dapat ditemukan kata-kata kunci yang terkait dengan PTK, diantaranya:
1. PTK bersifat reflektif
2. PTK dilakukan oleh pelaku tindakan
3. PTK dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
4. PTK dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri
5. PTK besifat situasional dan kontekstual

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas


Seiring berkembangnya zaman, perkembangan masyarakat dan tuntutan
pendidikan yang berkualitas begitu cepat. Sehingga tuntutan terhadap layanan
pendidikan yang harus dilakukan oleh pendidik pun harus meningkat lebih
cepat. Maka menurut Supardi (2008: 106) penelitian tindakan kelas merupakan
salahsatu cara yang sesuai bagi pendidik untuk meningkatkan atau
memperbaiki layanan pendidikan dalam konteks pembelajaran dikelas.
Penelitian tindakan kelas pada dasarnya bertujuan untuk suatu perbaikan
dalam kegiatan pembelajaran, untuk lebih jelasnya berikut ini beberapa tujuan
atau sasaran dari PTK:
1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu
memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran disekolah.
(Muslich, 2011: 10)
2. Menigkatkan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil pembelajaran.
3. Menumbuhkembangkan budaya meneliti bagi tenaga kependidikan agar
lebih proaktif mencari solusi akan permasalahan pembelajaran.
4. Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas meneliti para tenaga
pendidik dan kependidikan, khususnya mencari solusi masalah-masalah
pembelajaran.
5. Meningkatkan kolaborasi antar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
dalam memecahkan masalah pembelajaran.
6. Mengembangkan keterampilan proses pembelajaran yang dihadapi oleh
guru dikelasnya. (Supardi, 2008: 107)
Manfaat adanya pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah:
1. Akan terjadi peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah
pembelajaran yang menjadi tugas utamanya.
2. Akan terjadi peningkatan sikap profesionl guru.
3. Akan terjadi perbaikan kinerja belajar dan kompetensi siswa.
4. Akan terjadi peningkatan penggunaan media, alat bantu belajar dan sumber
belajar.
5. Akan terjadi peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang
digunakan untuk mengatur proses dan hasil belajar siswa.
6. Akan terjadi pengembangan pribadi siswa disekolah.
7. Akan terjadi peningkatan penerapan kurikulum.
Secara singkat dari uraian diatas mengenai manfaat PTK terjadi
peningkatan dalam tiga bidang yang menonjol dalam kependidikan yaitu
peningkatan inovasi pembelajaran, pengembangan kurikulum, dan
profesionalisme pendidikan. (Supardi, 2008: 108)

C. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas


Semua penelitian pada dasarnya berupaya untuk memecahkan suatu
problema. Dilihat dari segi problema yang harus dipecahkan, penelitian
tindakan kelas memiliki karakteristik penting, diantaranya:
1. Masalah PTK berawal dari guru.
PTK haruslah diilhami oleh permasalahan praktis yang dihayati oleh
guru sebagai pelaku pembelajaran dikelas. Masalah PTK akan dapat
dilaksanakan jika pendidik sejak awal memang menyadari adanya persoalan
yang terkait dengan proses dan produk pembelajarn yang dihadapi dikelas.
Kemudian dari persoalan tersebut pendidik menyadari pentingnya persoalan
tersebut untuk dipecahkan secara professional. Dalam konteks seperti itu
seorang pendidik yaitu guru dan guru lain atau kepala sekolah dapat
berdiskusi untuk mencari dan merumuskan persoalan dikelas.
2. Tujuan PTK adalah memperbaiki pembelajaran
PTK mendorong guru untuk berupaya memperbaiki praktik
pembelajaran agar menjadi lebih efektif. Oleh karena itu, guru tidak boleh
mengorbankan proses pembelajaran karena melakukan PTK sehingga
menjadikan proses pembelajaran menjadi terganggu. PTK harus dikerjakan
terintegrasi dengan kegiatan sehari-hari dikelas. Sehingga guru tidak perlu
mengubah jadwal rutin dikelas yang sudah direncanakan hanya untuk PTK.
3. PTK adalah penelitian yag bersifat kolaboratif
Guru tidak harus sendirian untuk melakukan penelitian tindakan kelas,
namun dapat dilaksanakan dengan cara berkolaborasi dengan teman sesama
guru atau dosen LPTK. Dengan berkolaborasi guru akan menerima masukan
mengenai prosedur PTK yang benar. Dosen LPTK dapat bertindak sebagai
mitra diskusi yang baik untuk merumuskan masalah yang tepat, menentukan
hipotesis yang tindakan yang baik serta membantu analisis data penelitian.
4. PTK adalah jenis penelitian yang memuncuklan adanya tindakan tertentu
untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelas
Tindakan-tindakan tertentu tersebut dapat berupa penggunaan metode
pembelajaran tertentu, penerapan strategi pembelajaran tertentu, pemakaian
media dan sumber belajar tertentu, jenis pengelolaan kelas tertentu, atau hal-
hal yang bersifat inovatif lainnya.
5. PTK dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan
Hal tersebut dapat terjadi setelah guru meneliti kegiatan dikelas
dengan melibatkan siswa, yaitu guru akan memperoleh balikan yang bagus
dan sistematis untuk perbaikan praktik pembelajaran. Dengan demikian,
guru dapat membuktikan apakah suatu teori pembelajaran dapat diterapkan
dengan baik atau tidak dikelas. Guru dapat mengadaptasi atau mengadopsi
teori tersebut untuk diterapkan dikelas agar pembelajarannya efektif dan
efisien optimal, serta fungsional. (Muslich, 2011: 14)

D. Jenis Data Penelitian Tindakan Kelas


Data dalam PTK adalah segala bentuk informasi yang terkait dengan
kondisi, proses, dan keterlaksanaan pembelajaran, serta hasil belajar yang
diperoleh siswa. Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau bilangan,
baik yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun diperoleh dengan cara
mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Contoh data kuantitatif:
skor tes awal Tina untuk mata pelajaran matematika= 65, berat badan Tini
47 kg, panjang meja tulis 150 cm.
2. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang berupa kalimat-kalimat, atau data
yang dikategorikan berdasarkan kualitas objek yang diteliti, misalnya: baik,
buruk, pandai, dan sebagainya. Contoh data kualitatif: siswa berdiskusi
secara aktif, perhatian siswa terhadap mata pelajaran IPS rendah, dan rata-
rata skor UAS semester ini naik. (Bambang, 2010: 52)

E. Persyaratan Pengumpulan Data


Agar diperoleh data yang benar dalam arti sesuai kenyataan, maka ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam proses pengumpulan data.
Persyaratan tersebut meliputi : validitas, reliabilitas, kebergunaan dan etika.
1. Validitas pengumpulan data
Validitas menunjukkan ketepatan pengumpulan data, atau data yang
dikumpulkan memang benar-benar yang ingin diperoleh peneliti.
2. Relibialitas pengumpulan data
Realibilitas menunjukkan keajegan, ketetapan data yang diperoleh.
Pengumpulan data yang dilakukan dengan jujur, sungguh-sungguh dan teliti
akan menghasilkan data yang ajeg. Sebaliknya pengumpulan data yang
dilakukan dengan ceroboh, tidak sungguh-sungguh akan menghasilkan data
yang berubah-ubah. Data yang demikian sudah tentu merupakan sampah.
3. Kebergunaan
Salah satu syarat penelitian atau pengumpulan data yang baik adalah
kebergunaan atau generalizability. Kebergunaan dalam penelitian kuantitatif
menunjukkan hasil penelitian yang terbatas atau terhadap sampel dapat
berlaku secara luas atau berlaku untuk populasi. Dalam penelitian kualitatif
kebergunaan ini mempunyai makna yang berbeda. Kebergunaan
menunjukkan kesesuaian atau relevansi antara temuan atau hasil penelitian
dengan peneliti atau penggunaan alat.
4. Etika
Penelitian tindakan kelas dengan pendekatan yang bersifat kualitatif,
seperti halnya penelitian-penelitian lainnya harus memperhatika segi-segi
etika. Ada beberapa pegangan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
penelitian berkenaan dengan masalah etika, diantaranya:
a. Kembangkan pandangan etika yang sesuai dengan posisi etika pribadi
peneliti.
b. Carilah, upayakanlah agar partisipan penelitian dapat menyetujui
penelitian anda.
c. Tentukan prinsip-prinsip sosial yang lebih luas yang terkait dengan sikap
etika anda.
d. Pertimbangkan prinsip-prinsip etika utilitarian atau kebaikan universal,
etika deontologis yang berkenaan dengan tugas, kewajiban, etika
relational atau kebaikan bersama dana etika ekological kebaikan menurut
lingkungan masyarakat, budaya, kerja.
e. Perhatikan masalah kerahasiaan, nama baik dan hindarkan dampak
negatif. (Nana, 2005. 153-154)

F. Teknik Pengumpulan Data


Menurut pendapat Wolcot (1992) bahwa ada 3 (tiga) teknik pengumpulan
data, yaitu:
1. Pengalaman
Pengalaman adalah satu teknik dalam pengumpulan data, dengan
pengalaman seorang guru yang sekaligus bertindak sebagai peneliti dapat
dengan mudah melakukan pengumpulan data terkait dengan subjek
penelitiannya hal ini disebabkan pengetahuan situasi dan kondisi terhadap
kelas pembelajarannya. Pengalaman dapat dilakukan dengan cara observasi,
dalam pelaksanaannya observasi dapat dikategorikan berdasarkan peran
yang dilakukan. Misalnya observasi partisipatif dengan cara seorang peneliti
melakukan pengamatan (observasi) sambil ikut serta dalam kegiatan
penelitian yang sedang berjalan. Observasi pasif, dimana seorang peneliti
hanya bertindak sebagai observer yang bertugas untuk mencatat proses-
proses yang sedang berjalan dengan menggunakan instrumen yang
disediakan. Observasi khusus, peneliti memiliki peran tersendiri misalnya
hanya memberikan bimbingan.
2. Pengungkapan
Pengungkapan yang dimaksud di sini adalah bagaimana seorang
peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara terhadap
subjek penelitian. Beberapa instrumen dalam penelitian yang dikategorikan
wawancara (alat untu mengumpukan data) diantaranya: wawancara
informal, wawancara formal terstruktur atau wawancara tidak terstruktur,
angket, menggunakan skala model Likert atau Thurtston, dengan tes standar
(termasuk quiz belajar atau tes hasil belajar), dan beberapa instrumen
lainnya sesuai dengan data yang ingin dikumpulkan.
3. Pembuktian
Jika proses pengungkapan selesai maka pada tahap selanjutnya adalah
melakukan pembuktian, pelaksanaan pembuktian dapat dilakukan dengan
teknik dokumentasi data-data yang terkait. (Depdikbud, 1999, 23-25)
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah
jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis
yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena adanya kuantitatif, maka teknik
analisis data menggunakan metode statistic yang sudah tersedia. Misalnya akan
menguji hipotesis hubungan antar dua variabel, bila datanya ordinal maka
statistic yang digunakan adalah Korelasi Spearman Rank, sedang bila datanya
interval atau ratio digunakan Korelasi Pearson Product Moment. Bila akan
menguji signifiknasi konparasi data dua sampel, datanya interval atau ratio
digunakan t-test dua sampel, bila datanya nominal digunakan chi kuadrat.
Selanjutnya bila akan menguji hipotesis konparatif lebih dari dua sampel
datanya interval digunakan analisis varian.
Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa teknik dalam
mengumpulkan data, seperti yang dikemukakan Sevilla, dkk (1993) bahwa
dalam pengumpulan data penelitian dalam pendidikan dapat meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1. Pengamatan
Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur.Alat yang
bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan, ceklist,
catatan kejadian dan lain-lain.
2. Pertanyaan
Teknik pertanyaan lebih cocok digunakan dalam pendekatan survei.
Pertanyaan yang efektif akan membantu pengumpulan data yang akurat,
karenanya Fox (dalam Sevilla, 1993) memberikan kreteria karakteristik
pertanyaan yang efektif sebagai berikut; (a) bahasanya jelas, (b) ada
ketegasan isi dan periode waktu, (c) bertujuan tunggal, (d) bebas dari
asumsi, (e) bebas dari saran, dan (f) kesempurnaan dan konsistensi tata
bahasa.
3. Angket atau kuesioner (questionnaire)
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan
responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket
berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon
oleh responden. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan
jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya.
4. Studi dokumenter (documentary study)
Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan
data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,baik
dokumen tertulis,gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh
kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis)
membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.Jadi studi
dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan
dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan.
Menurut Millis (2003:71), jika dilihat dari segi teknik pengumpulan data
kualitatif, ada tiga teknik yang dapat dipilih oleh peneliti untuk mengumpulkan
data yang disebut 3 E (Experiencing, Enquiring, dan Examining) yaitu :
1. Experiencing, yaitu pengumpulan data melalui pengalaman. Teknik
pengumpulan datanya dapat berupa observasi.
2. Enquiring, yaitu teknik pengumpulan data melalui pertanyaan oleh peneliti.
Teknik pengumpulan datanya dapat berupa wawancara, angket, skala sikap,
atau tes.
3. Examining, yaitu teknik pengumpulan data melalui pembuatan dan
pemanfaatan catatan yang dapat berupa data arsip, jurnal,
audiotape/videotape, artifak, dan catatan lapangan. (Bambang, 2010: 56-57)

G. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas


Secara umum, langkah-langkah PTK akan membentuk suatu siklus
sampai dirasa ada suatu perbaikan. Langkah-langkah tersebut yaitu penetapan
fokus masalah penelitian, perencanaan tindakan perbaikan, pelaksanaan
tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi, evaluasi dan refleksi, serta
simpulan dan tindak lanjut. Kelima langkah ini dapat diperinci lagi menjadi
langkah-langkah operasional sebagai berikut :
1. Menetapkan fokus masalah, maksudnya Anda harus mencari dan
menetapkan masalah yang dipandang kritis dan betul-betul memerlukan
tindakan perbaikan dalam sistem pembelajaran.
2. Melakukan diskusi awal, maksudnya Anda harus mengadakan pertemuan di
antara kelompok yang terlibat, seperti guru, peneliti, penasihat dan sponsor
untuk mendiskusikan masalah kritis yang perlu diperbaiki dan berakhir
dengan suatu draft (konsep awal) usulan (proposal).
3. Melakukan kajian pustaka, maksudnya Anda harus mempelajari berbagai
referensi seperti buku sumber, jurnal penelitian, dan hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan. Coba Anda cek di referensi tersebut, adakah orang
lain yang menemukan masalah yang sama ? jika masalahnya sama tetapi
lokasi sekolah dan kelasnya berbeda maka masalah tersebut dapat
dilanjutkan.
4. Merumuskan kembali masalahnya, maksudnya setelah mengikuti langkah
1,2,dan 3 Anda harus merumuskan kembali masalahnya secara mantap.
Mungkin saja berubah atau muncul hipotesis tindakan yang dapat diuji.
5. Setting penelitian, maksudnya Anda harus menetapkan sampel, kelompok
partisipasi, administrasi penelitian, pemilihan bahan atau materi, metode
mengajar, alokasi waktu dan biaya, dan memerinci kegiatan untuk setiap
tahap penelitian.
6. Melaksanakan penelitian, maksudnya Anda melaksanakan penelitian
tindakan yang meliputi tahap-tahap rencana, tindakan observasi, merekam
data, evaluasi dan refleksi.
7. Menafsirkan dan memberikan makna, maksudnya data yang sudah
dikumpulkan kemudian Anda tafsirkan dan diberi makna.
8. Membahas hasil penelitian dan evaluasi, maksudnya Anda harus membahas
hasil penelitian dengan cara mengaitkan hasil penelitian dengan bahan
pustaka, lihat kesesuaiannya, apa kelebihan dan kekurangannya, dan berikan
komentar atau pendapat Anda, selanjutnya evaluasi keseluruhan hasil
penelitian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
9. Simpulan atau saran, maksudnya Anda harus menarik kesimpulan dan
memberikan saran perbaikan. Simpulan adalah hasil kristalisasi dari hasil
pembahasan dengan rumusan masalah.
10. Menyusun laporan PTK, (Arifin. 2011: 110-113).
Menurut Sukmadinata (2006) dalam Sumadayo (2013: 27) langkah-
langkah penelitian tindakan menurut beberapa ahli, yaitu:
1. Kurt Levin (1952): perenceanaan, pelaksanaan, dan pengamatan;
2. Stephen Kemmis (1990): pengamatan, perencanaan, tindakan pertama,
monitoring, refleksi, berpikir ulang dan evaluasi;
3. Richard Sagor (1992): perumusan masalah, pengumpulan data, analisiss
data, pelaporan hasil, dan perencanaan tindakan;
4. Emily calhoun (1994): pemilihan masalah, penyusunan data, analisis dan
interpretasi data, dan pelaksanaan tindakan;
5. Ernes Stringer (1996): mengamati, berpikir, dan bertindak;
6. Debora South (2000): identifikasi daerah atau fokus masalah, pengumpulan
data, analisis dan interpretasi data serta perencanaan tindakan.
Sementara itu, khusus PTK prosedur langkah-langkah pelaksanaannya
terdiri atas empat tahap yaitu :
1. Perencanaan (plan)
2. Pelaksanaan tindakan (action)
3. Pengamatan (observation)
4. Refleksi (reflection), (Sumadayo. 2013: 27).

H. Desain Penelitian Tindakan Kelas


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Dr. Bambang Subali,M.S. 2010. Metodologi penelitian pendidikan Biologi. UNY,
Yogyakarta
Nana Syaodih.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung
Depdikbud. (1999) Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Proyek Pengembangan
Guru sekolah menengah, Ditjen Dikti, depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai