Anda di halaman 1dari 10

PROBLEMATIKA PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

(PTS)

By: Muhammad Fathurrohman

Pendahuluan

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh Pengawas Satuan Pendidikan adalah mampu
melakukan penelitian. Hal ini karena pengawas adalah sebuah profesi yang menuntut
peningkatan pengetahuan dan keterampilan terus menerus sejalan dengan perkembangan
pendidikan di lapangan sesuai dengan salah satu kompetensi yang harus dumiliki yaitu
kompetensi penelitian (Permendiknas no 12 Th. 2007).

Setiap bidang pekerjaan selalu dihadapkan pada permasalahan yang selalu berkembang, baik
berupa fenomena yang mengundang tanda tanya, maupun kesenjangan antara yang diharapkan
dengan kenyataan. Permasalahan tersebut menuntut jawaban dan solusi yang dapat
dipertanggung jawabkan.

Kedudukan pengawas sebagai pembina para guru dan kepala sekolah, mengharuskan dia
memiliki kesiapan memberikan solusi bagi permasalahan yang mereka hadapi. Ia dapat saja
mengandalkan pengalaman, baik dirinya sendiri maupun orang lain, mengambil teori dari buku-
buku, atau bahkan mengandalkan intuisi. Hal ini tentu tidak selamanya memuaskan, karena yang
dituntut darinya adalah professional judgement yang dapat dijadikan acuan.

Penelitian merupakan suatu bentuk kegiatan ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan atau
kebenaran. Ada dua teori kebenaran pengetahuan, yaitu teori koherensi dan korespondensi. Teori
koherensi beranggapan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar apabila sesuai dan tidak
bertentangan dengan pernyataan sebelumnya. Aturan yang dipakai adalah logika berpikir atau
berpikir logis. Sementara itu teori korenspondensi berasumsi bahwa sebuah pernyataan
dipandang benar apabila sesuai dengan kenyataan (fakta atau realita). Untuk menemukan
kebenaran yang logis dan didukung oleh fakta, maka harus dilakukan penelitian terlebih dahulu.
Inilah hakikat penelitian sebagai kegiatan ilmiah atau sebagai proses the acquisition of
knowledge.

Dalam makalah ini penulis akan paparkan definisi Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), ruang
lingkup yang menjadi kajian dalam PTS, selanjutnya akan dibahas langkah-langkah dalam
melakukan PTS, pembaca juga akan menemukan permasalah-permaslahan yang dialami
pengawas dalam melakukan PTS, kemudian solusi yang ditawarkan oleh penulis terhadap
permasalahan tersebut dan yang terahir penulis akan mencoba untuk membuat kesimpulan.

B. Pengertian

Ketika guru berdiri di depan kelas melaksanakan tugasnya, ia banyak mendapat permasalahan
yang medesak untuk dijawab, atau mendapat solusi yang langsung bisa mengobati masalah itu.
Disinilah PTK/PTS diharapakan dapat meainkan peran. Adapun pengertian PTK, menurut
Hopkins dalam Rochiati (2007), PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur yang
dilakukan dalam tindakan subtantif, yaitu suatu tundakan yang dilakukan dalam disiplin inquiry,
atau usaha seseorang dalam memahami permasalahan dan mencari solusinya sambila terlibat
didalamnya. Sedangkan menurut Kemmis (1993) adalah sebuah bentuk pencarian solusi secara
kemitraan terhadap situasi social tertentu termasuk masalah pendidikan. Penelitian Tindakan
Kelas sebuah usaha guru dalam mengatasi masalah-masalah praktis pembelajaran guna
memperbaiki proses belajar mengajar, serta melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Suharsimi
(2002) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu “Penelitian” +
“Tindakan“ + “Kelas”. Makna setiap kata tersebut adalah sebagai berikut.

Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu
masalah.

Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan
yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan.

Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja,
melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium,
atau belajar tempat lain di bawah arahan guru.

Adapun definisi Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), adalah upaya pengawas atau kepala
sekolah/madrasah dalam menyelesaikan permasalahan praktis kepengawasan melalui penelitian
dengan menerapakan metode tertentu dalam rangka membantu guru dan atau kepala sekolah
melaksanakan tugasnya.

C. Pentingnya Tindakan Peneltian Sekolah

Saat ini, penelitian tindakan banyak dilakukan baik oleh guru maupun pengawas. Bila
dilakukan guru umum disebut sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sedangkan bila
dilakukan oleh pengawas sekolah, disebut sebagai Penelitian Tindakan Sekolah atau disingkat
dengan sebutan PTS.

1. Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah

Tujuan utama Penelitian Tindakan Sekolah adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di dalam sekolah-sekolah yang berada dalam binaan pengawas sekolah. Kegiatan
penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban
ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan.

Secara lebih rinci, tujuan Penelitian Tindakan Sekolah antara lain :

1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan, manajemen dan
pembelajaran, termasuk mutu guru, kepala sekolah, khususnya yang berkaitan dengan
tugas profesional kepengawasan, di sekolah-sekolah yang menjadi binaannya.
2. Meningkatkan kemampuan dan sikap profesional sebagai pengawas sekolah.
3. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap
proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan

Ciri khusus dari Penelitian Tindakan Sekolah adalah adanya tindakan (acti-on) yang nyata.
Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (pada keadaan yang sebenarnya) dan ditujukan untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan prak-tis dalam peningkatan mutu proses dan hasil
kepengawasan.

Selain itu, karena penelitian tindakan sekolah berkenaan dengan kegiatan nyata di sekolah-
sekolah, maka perlu memperhatikan etika, antara lain:

1. tidak boleh mengganggu proses pembelajaran dan tugas mengajar guru, maupun kegiatan
pendidikan yang berjalan di sekolah
2. jangan terlalu menyita banyak waktu (dalam pengambilan data, dll).
3. masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh
pengawas sekolah.,
4. dilaksanakan dengan selalu memegang etika kerja (minta ijin, membuat laporan, dll).

2. Langkah dalam Penelitian Tindakan Sekolah

PTS terdiri rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan
utama yang ada pada setiap siklus adalah (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d)
refleksi.

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah, dimulai dengan siklus yang pertama yang terdiri dari
empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang
dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru bersama peneliti (dalam kasus ini bersama
dengan pengawas sekolah) menentukan rancangan untuk siklus kedua.

Siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan siklus pertama, apabila ditujukan untuk
mengulangi kesuksesan, atau untuk meyakinkan atau menguatkan hasil. Namun biasanya pada
siklus kedua terdapat berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang ditujukan untuk
memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.

Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka dapat dilanjutkan dengan tahap kegiatan-
kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan
belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama
dengan siklus terdahulu.

D. Ruang Lingkup Masalah PTS


Tita Lestari (2009) menyatakan, melihat luasnya kajian di bidang pendidikan, maka masalah
yang diangkat dalam penelitian untuk pengembangan profesi pengawas sekolah, hendaknya
difokuskan pada permasalahan yang dihadapi langsung secara nyata oleh pengawas dalam
praktek tugas kepengawasan, yaitu tugas memantau, menilai, membina sekolah dan melaksa-
nakan tindak lanjut.

Berikut, Tita memberikan beberapa contoh permasalahan yang dapat dikaji melalui PTS.

1. Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP).

2. Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam menyusun kurikulum muatan lokal yang
penyusunannya melibatkan beberapa pihak terkait.

3. Bagaimana pemantauan terhadap sekolah dalam melaksanakan program pengembangan diri


melalui kegiatan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.

4. Bagaimana membina guru dalam merancang tugas mandiri tidak terstruktur untuk mencapai
kompetensi tertentu

5. Bagaimana sekolah melalui MGMP dalam mengembangkan silabus secara mandiri atau cara
lainnya berdasarkan standar isi, standar kompetensi lulusan, dan panduan penyusunan KTSP.

6. Bagaimana bentuk binaan terhadap hasil pelaksanaan pemantauan proses pembelajaran yang
mencakup tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian hasil pembelajaran.

7. Bagaimana strategi supervisi proses pembelajaran melalui cara pemberian contoh, diskusi,
pelatihan, dan konsultasi.

8. Bagaimana model bimbingan terhadap guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan


mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran.

9. Bagaimana bimbingan terhadap peningkatan kemampuan manajerial kepala sekolah yang


ditunjukkan dengan keberhasilan mengelola pendidik dan tenaga kependidikan dan siswa.

1. Bagaimana bimbingan terhadap peningkatan kemampuan kewirausahaan kepala sekolah


dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sebagai sumber belajar siswa.
2. Bagaimana teknik menilai sekolah dalam merumuskan dan menetapkan visi, misi dan
tujuan lembaga.
3. Bagaimana teknik membimbing, menyusun dan melaksanakan rencana kerja jangka
menengah (empat tahunan) dan rencana kerja tahunan.
4. Bagaimana pendekatan yang dilakukan terhadap sekolah dalam melaksanakan kegiatan
pengembangan kurikulum dan pembelajaran.
5. Bagaimana bimbingan terhadap sekolah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi diri untuk
menyusun profil sekolah.
6. Bagaimana bimbingan terhadap sekolah untuk melaksanakan evaluasi kinerja pendidik
dan tenaga kependidikan.
7. Bagaimana arahan terhadap sekolah dalam melaksanakan sistem informasi manajemen
untuk mendukung administrasi pendidikan.
8. Bagaimana upaya mendorong sekolah untuk menggunakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dalam sistem pengelolaan pembelajaran.
9. Bagaimana strategi melakukan evaluasi terhadap pendayagunaan pendidik dan tenaga
kependidikan pada sekolah-sekolah binaannya.
10. Bagaimana pendekatan atau strategi untuk mendorong guru dan kepala sekolah dalam
merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya.
11. Bagaimana membimbing sekolah dalam menyusun pedoman pengelolaan keuangan
sebagai dasar dalam penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja (RAB).
12. Bagaimana membimbing sekolah dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) setiap mata pelajaran.
13. Bagaimana upaya mendorong sekolah dalam menentukan nilai akhir kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, iptek, estetika,
serta jasmani, olahraga, dan kesehatan sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Contoh PTS yang Terkait dengan Tugas Pokok Pengawas

Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/Madrasah (Direktorat Tenaga


Kependidikan, 2009: 20), Tugas pokok pengawas sekolah/ madrasah mencakup enam dimensi
utama, yakni mensupervisi (supervising), memberi nasehat (advising), memantau (monitoring),
membuat laporan (reporting), mengkoordinir (coordinating), dan memimpin (performing
leadership).

Keenam hal tersebut secara rinci disajikan dalam tabel berikut.

Dimensi Tugas Sasaran


Pengawas
Mensupervisi 1. Kinerja kepala sekolah

2. Kinerja guru

3. Kinerja staf sekolah

4. Pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran

5. Pelaksanaan pembelajaran

6. Ketersediaan dan pemanfaatan seumberdaya

7. Manajemen sekolah, dll.,


Memberi Nasehat 1. Kepada guru,

2. Kepala sekolah

3. Tim kerja sekolah dan staf,

4. Komite sekolah, dan

5. Orang tua siswa


Memantau 1. Penjaminan/standar mutu pendidikan,

2. Proses dan hasil belajar peserta didik,

3. Pelaksanaan ujian,

4. Rapat guru dan staf

5. Hubungan sekolah dengan masyarakat,

6. Data statistik kemajuan sekolah


Membuat Laporan 1. Kepada Dinas Pendidikan Kab./Kota
Perkembangan
Kepengawasan 2. Dinas Pendidikan Provinsi

3. Depdiknas,

4. Publik

5. Sekolah Binaan
Mengkoordinir 1. Mengkoordinir sumber personal dan material

2. Kegiatan antarsekolah

3.Kegiatan pre/inservice training bagi guru dan Kepala


Sekolah, dan pihak lain.

4. Pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah


Memimpin 1. Pengembangan kualitas SDM di sekolah binaan

2. Pengembangan sekolah

3. Partisipasi dalam kegiatan manajerial di Dinas


Pendidikan,

4. Berpartisipasi dalam perencanaan pendidikan di


Kabupaten/Kota,

5. Berpartisipasi dalam seleksi calon kepala sekolah/


madrasah,

6. Berpartisipasi dalam merekrut personil proyek atau


program-program khusus pengembangan mutu sekolah,

7. Pengelolaan konflik, dan

8. Berpartisipasi dalam menangani pengaduan

Pada kegiatan pembinaan/supervisi, berikut disajikan contoh Penelitian Tindakan Sekolah yang
dapat dilakukan oleh pengawas sekolah.

Judul: Upaya peningkatan kemampuan guru matematika SMP dalam mengevaluasi hasil belajar
siswa melalui lokakarya berkesinambungan, bagi guru-guru matematika SMP se wilayah X di
Kabupaten Y tahun Z.

Suatu judul PTK, harus menuliskan (1) Masalah apa yang akan dipecahkan, (2) Melalui tindakan
apa, dan (3) Siapa yang akan ditingkatkan.

Pada contoh di atas, terlihat:.

Ü Masalah: kemampuan guru-guru matematika dalam mengevaluasi hasil belajar siswa


menunjukkan berbagai kelemahan dan perlu ditingkatkan.

Ü Tindakan yang dilakukan: Berdasar kajian awal diduga tindakan yang berupa lokakarya
berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dapat menyelesaikan
masalah.

Ü Siapa yang akan ditingkatkan: guru-guru matematika SMP se wilayah X di Kabupaten Y


tahun Z

Contoh lain tentang masalah dan tindakan yang dapat dilakukan melalui PTS dapat dilihat
melalui tabel berikut:

Apa yang akan ditingkatkan…. Tindakan yang akan dilakukan


1. Guru dalam menyusun RPP Melalui berbagai kegiatan
2. Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di pembelajaran / pelatihan / diskusi /
kelas/ laboratorium/ lapangan dll yang dapat dilakukan bagi para
guru, dalam waktu yang relatif
Ü Menerapkan berbagai macam metode pembajaran terbatas

Ü Menerapkan berbagai teknik evaluasi proses dan hasll Ü Lokakarya


pembelajaran
Ü Pelatihan
1. Guru dalam membuat, mengelola dan mengguna-kan
media pendidikan dan pembelajaran Ü Diskusi Kelompok Kecil
2. Guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk
perbaikan mutu pendidikan Ü Forum Diskusi
3. Guru dalam mengolah dan menganalisis data hasil
penilaian Ü Kerja kelompok
4. Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas
Ü dan lain-lain

E. Permasalahan Pelaksanaan PTS dan Solusinya.

Pada kesempatan ini penulis mencoba untuk memaparkan beberapa temuan, atau keadaan
permasalahan di kepengawasan Kab. Pasuruan yang berhubungan dengan kemampuan para
pengawas dalam membantu madrasah dalam memecahkan permasalahan madrasah melalui
Penelitian Tindakan Sekolah berdasarkan pada pengalaman penulis ketika menjadi pengawas dan
ketikan melakukan Diklat PTS bagi pengawas antara lain:

1. Kemampupada an menulis (writing skill) rendah, dengan kata lain, kemampuan


mengungkapkan ide, pendapat atau gagasan dalam bentuk tulisan perlu mendapat
perhatian tersendiri. Hal ini disebabkan ketikan mereka masih menjadi guru, kegiatan
menulis karya tulis ilmiah sangat kurang. Kebiasaan menulis para pengawas ketika
menjadi guru terbawa ketika mereka menjadi pengawas.

Solusinya.

Memang tidak mudah menyelesaikan maslah ini, kemampuan menulis seseorang memang
berbeda, bukan berarti ia harus berhenti tidak menulis, akan tetapi terus dilatih, dimotivasi, diberi
contoh, dan terus dibimbing, sehingga ia tidak putus asa. Pemberian contoh menuis cukup bagus,
banyak orang tidak bisa menulis karena ia tidak tahu dari mana ia harus memulainya. Dengan
adanya contoh tulisan ia bisa memulai untuk menuangan ide-idenya.

Peran motivasi, cukup besar dalam kesuksesan kegiatan seseorang termasuk menulis, baik
motivasi intrinsic maupun ekstrinsik. Karena motivasi akan mempengaruhi daya juang, dan daya
tahan seseorang dalam menghadapi tantangan.

Tujuan utama melakukan PTS adalah dalam rangka memecahkan masalah melalui kegiatan
penelitian ilmiah. Oleh karena cara melakukannya harus menggunakan langkah-langkah ilmiah,
agar apa yang menjadi temuannya menjadi temuan ilmiah. Dalam hal ini, perlu adanya
pembimbing atau pendamping dalam melaksanakan kegiatan tersebut dari orang yang cukup
pengalamannya, seprti dosen, atau nara sumber lain.
1. Kemampuan teknis penelitian tindakan. Dalam melakukan Penelitian Tindakan Sekolah
harus mengenali, memetakan permasalahan melalui pelaksanaan supservisi, data inilah
yang tidak semua pengawas mempunyai, atau melakukan pemetaan, sehingga akan jelas
permasalahan mana yang memerlukan penelitian tindakan, dan mana yang memerlukan
bentuk solusi yang lain.

Solusinya

Kegiatan PTS dilaksanakan karena memang ada masalah yang hanya bisa diselesaikan melalui
kegiatan penelitian ini. Untuk memetakan masalah mana yang harus deselesaikan melalui
kegiatan PTS dan mana yang mungkin bisa disesaikan dengan pendekatan lain, maka pengawas
harus mempunyai data yang kongkrik hasil dari kegiatan supervisi pendidikan. Masalah yang
diangkat dalam PTS harus masalah yang kongkrit yang dihadapi oleh guru atau kepala madrasah
yang mendesak untuk dicarikan jalan keluar.

1. Dalam melaksanakan PTS, diperlukan Obat tau metode yang bisa digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan. Tidak semua pengawas di Kabupaten Pasuruan
mempunyai kompetensi tentang berbagai metode yang bisa digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan sekolah. Padahal kemampuan untuk menentukan metode
yang tepat akan sangat menentukan hasil dari penelitian tersebut. Kalau metode tidak
tepat maka hasilnya juga akan tidak tepat, yang pada ahirnya hasil penemuan tidak akan
membantu guru dan kepala sekolah/madrasah menyelesaikan masalah.

Solusinya

Metode dalam menyelesaikan masalah penelitian dianggap sebagi obat atau terapi yang akan
digunakan oleh dokter/tabib dalam mengatasi masalah atau menyelesaikan masalah. Memilih
metode atau obat dalam menyelesaikan masalah penelitian akan sangat tergantung pada:

1. Kemampuan, kompetensi serta wawasan pengawas sebagai peneliti akan sangat


menentukan kreatifitas dalam mengimplementasikan sebuah metode atau pendekatan
yang digunakan mengatasi atau mencari solusi dari permasalah guru dan kepala
madrasah.
2. Pengalaman, pengalaman seseorang dalam melakukan penelitian sangat membantu
mereka dalam melaksanakan tugasnya, sekali seseorang melakukan penelitian tindakan
sekolah, akan sangat mewarnai dalam kegiatan penelitian berikutnya, terutama dalam
menyelsaikan permasalahan-permasalahan yang dihdapi ketikan melaksanakan
penelitian.
3. Ketrampilan, keberhasilan penelitian bukan berhenti setelah permasalahan penelitian
terjawab melalui hasil penelitian, akan tetapi bagaimana peneliti itu mampu
mengelaborasi temua-temuannya dalam bentuk laporan penelitian (tulis) maupun oral
(lisan). Karena hasil penelitian akan memberi manfaat apabila hasil penelitian itu dibaca
atau didengar oleh orang lain yang membutuhkan.
4. Kedudukan referensi dalam sebuah penelitian adalah sangat penting, karena referensi
merupakan pijakan dalam memilih obat, atau metode yang tepat, dalam memilih metode
yang tepat peneliti harus mengetahui kandungan kegiatan yang bisa digunakan
menyelesaikan masalah. Ia juga sebagai pisau analisis dalam menentukan trearment
untuk mengatasi masalah penelitian.

Solusinya

Keterbatasan akan referensi dalam sebuah penelitian akan mencerminkan kemampuan akademik
seorang peneliti. Semakin bagus referensi yang digunakan akan membantu peneliti dalam
menganalisis masalah. Untuk mengatasi keterbatasan referensi ini bisa diatasi dengan:

1. Pengadaan melalui DIPA Kemenag, karena POKJAWAS tidak memiliki DIPA sendiri.
2. Kerjasama dengan Perguruan Tinggi setempat yang mempunyai perpustakaan lengkap
yang bisa membantu pengawas untuk menulis PTS.
3. Motivasi, motivasi pengawas dalam melakukan PTS bukan murni dalam rangka ingin
membantu menyelesaikan masalah di madrasah/sekolah, akan tetapi lebih condong pada
memenuhi kebutuhan kenaikan pangkat. Dengan demikian motivasi ini merupakan
motivasi yang rendah tidak sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan PTS itu sendiri.

Solusinya

Motivasi adalah hal yang sangat personal, ia menyangkut masalah individu dalam memaknai
kehidupannya termsuk tugas dalam pekerjaannya. Motivasi yang baik akan muncul ketika
seseorang sangat menikmati perannya. Begitu juga para pengawas, ketika ia menikmati akan
peran besar yang ia tanggung, salah satunya adalah membantu guru dan kepala madrasah
menyelesaikan permasalahnnya, maka melakukan PTS dalam rangka itu akan ia lakukan dengan
baik, bukan hanya sekedar untuk memenuhi unsur-unsur yang harus ada dalam pengajuan
penilaian angka kridit. Kalau motivasi melakukan PTS untuk pemenuhan unsur penilaian angka
kiridit, maka kualitas dari PTS patut dipertanyakan, dan itu keluar dari tujuan utama
melaksanakan PTS itu sendiri. Di sini peran Kepala Kemenag sebagai atasan langsung para
pengawas untuk terus memotivasi merekan agar tugas-tugas yang ada pada pundaknya dapat
dilaksanakan dengan baik.

F. Simpulan

Peneltian Tindakan Sekolah adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan untuk membantu
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh guru atau kepala madrasah.
Melakukan PTS adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas.
Dalam melaksanakan tugas penelitian ini pengawas mengalami berbagai permasalahan di
lapangan antara lain: kemampuan menulis (academic writing) pengawas, teknik penulisan karya
tulis ilmiah termsuk, PTS, mencari metode atau model yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah, jumlah referensi yang tersedia, serta motivsi dalam melakakukan penelilitian perlu
mendapat perhatian khusus dari instansi Kementerian Agama. Dukungan Kemeterian Agama
sangat diperlukan oleh pengawas baik itu dukungan moral maupun finansial, agar para pengawas
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai