Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang

ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan

sistematis penelitian harus dilakukan dengan teknik tertentu yang dikenal dengan istilah

teknik penelitian,yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris,

dan sistematis.

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak

diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket,

wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan

salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.

Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita harus

mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu, sehingga data yang

kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu. Dan dalam

kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat integral

dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian karena instrumen penelitian merupakan

alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang

sedang diteliti. Instrumen itu alat, sehingga instrumen penelitian itu merupakan alat yang

digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam suatu penelitian guna

membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu hipotesa-hipotesa tertentu. Suatu intrumen

yang baik tentu harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Untuk memperoleh

1
instrumen yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya juga

harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrumen. Menyusun instrumen merupakan

suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi karena dengan mengevaluasi kita akan

memperoleh data tentang objek yang diteliti. Oleh karena itu, menyusun instrumen

merupakan langkah penting dalam prosedur penelitian yang tak dapat dipisahkan antara yang

satu terhadap yang lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga kesinambungan data

yang dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam rangka pengujian terhadap

hipotesa-hipotesa yang dibuat.

2. Rumusan Masalah

a. Teknik Pengumpulan Data

b. Teknik Penyajian Data

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian teknik pengumpulan data adalah

proses, cara, perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data. Teknik pengumpulan data

ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menghimpun data.

Teknik (cara atau metode) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam

benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan,

ujian (tes), dokumentasi dan lainya.

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam

rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji

secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Dalam teknik

pengumpulan data diperlukan instrumen. Instrumen adalah alat yang dipakai untuk

mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran,

optik, dan kimia), perkakas, sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk

mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan.

Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang

dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Ibnu Hadjar berpendapat bahwa

instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif

tentang variasi karakteristik variabel secara objektif. Sementara itu, Sumadi Suryabrata

menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada

umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut

3
psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non

kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah

pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan. Dari

uraian beberapa pakar di atas, dapat kami ambil suatu generalisasi bahwa teknik

pengumpulan data dan instrumennya adalah teknik dan alat bantu yang digunakan dalam

sebuah research untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah secara kuantitatif

atau kualitatif kemudian disusun secara sistematis.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik

pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling

tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable. Dalam suatu penelitian,

langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan terhadap proses dan

hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan

pengumpulan data dalam satu penelitian akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil

suatu penelitian. Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan

penggunaan teknik dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan

reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan

yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi

atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian.

Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan

penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data

diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang

dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pengumpulan data, dapat

dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan

4
yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau

menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).

Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi penelitian, apakah

kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan data:

observasi, focus group discussion (FGD), wawancara mendalam (indent interview), dan studi

kasus (case study). Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data:

angket (questionnaire), wawancara, dan dokumentasi. Beberapa teknik pengumpulan data

secara umum:

A. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara

langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau

direkam dengan alat perekam. Interview (Wawancara) adalah suatu tanya jawab secara tatap

muka yang dilaksanakan oleh pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan. Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai

berikut: “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and

responses, resulting in-communication and joint construction of meaning about a particular

topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu

Keuntungan wawancara adalah :

a. Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak dapat membaca dan

menulis.

b. Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera

menjelaskannya.

c. Wawancara dapat mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan

pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak-gerik responden.

5
Kerugian wawancara adalah :

a. Wawancara memerlukan biaya yang sangat banyak untuk perjalanan dan uang

harian pengumpulan data.

b. Wawancara hanya dapat menjangkau jumlah responden yang lebih kecil.

c. Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu responden.

Daftar pertanyaan untuk wawancara disebut sebagai interview schedule. Sedangkan

catatan garis besar tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan disebut pedoman wawancara

(interview guide).

Untuk mendapatkan penerimaan dan kerja sama dengan responden ada beberapa

pedoman yang harus diperhatikan :

a. Penampilan fisik

b. Sikap dan tingkah laku pewawancara

c. Identitas

d. Persiapan

e. Pewawancara harus bersikap netral dan tidak mengarahkan jawaban atau

tanggapan responden

B. Joint Application Development (JAD)

Adalah sebuah teknik pengumpulan data yang mengizinkan anggota tim proyek,

pengguna, dan manajemen untuk bekerja sama untuk mengidentifikasi persyaratan untuk

sistem. JAD diklaim sebagai salah satu metode yang paling berguna untuk mengumpulkan

informasi dari pengguna dan dapat mengurangi scope creep hingga 50%. Hal ini dapat

mencegah sistem bersifat terlalu spesifik atau terlalu abstrak, di mana keduanya dapat

menyebabkan masalah bagi tahap lanjutan SDLC.

Proses pelaksanaan JAD ini akan mempertemukan 10-20 pengguna yang akan

diarahkan oleh seorang fasilitator ahli yang berperan untuk menetapkan agenda rapat dan

6
memandu jalannya diskusi, namun tidak ikut dalam diskusi sebagai peserta. Seorang

fasilitator akan bersikap netral. Fasilitator harus ahli dalam proses teknik, baik dalam analisa

sistem dan teknik desain. Tak hanya fasilitator, juru tulis juga berperan untuk melakukan

pencatatan maupun pembuatan salinan informasi ketika sesi JAD. Kelompok JAD ini akan

mengadakan beberapa pertemuan sampai semua masalah telah didiskusikan dan informasi

yang dibutuhkan telah terkumpul. Electronic JAD atau e-JAD membantu proses pelaksanaan

JAD agar lebih sederhana, dimana dapat membantu pengumpulan ide secara anonimus,

melihat seluruh ide yang dikumpulkan oleh anggota tim, dan memberikan penilaian terhadap

ide melalui sistem voting.

Berikut adalah beberapa proses JAD:

a. Selecting Participants: Peserta dipilih berdasarkan informasi yang dapat mereka

berikan melalui pendapat mereka yang mewakili salah satu departemen atau

bagian sehingga seluruh peserta JAD mewakili keseluruhan tingkat organisasi

secara luas dan untuk membangun dukungan sistem yang baru. Sedangkan,

fasilitator biasanya merupakan pihak eksternal organisasi dan harus memiliki

kealian dalam teknik JAD mapupun e-JAD, serta memiliki pengalaman dengan

bisnis yang akan dibahas.

b. Designing the JAD Session: Sesi JAD dapat berjalan mulai dari setengah hari

ataupun hingga beberapa minggu, tergantung pada ukuran dan ruang lingkup

proyek. Sesi JAD dan e-JAD biasanya bergerak di luar pengumpulan informasi

hingga menghasilkan analisa. Agar JAD bisa berhasil, maka dibutuhkan

perancangan rencana secara matang. Sebagian besar sesi JAD dirancang untuk

mengumpullkan informasi spesifik dari pengguna dan membutuhkan

pengembangan pertanyaan yang akan ditanyakan. JAD memiliki sesi yang

7
terstruktur dan terjadwal dengan baik. Ciri khas dari JAD adalah adanya diskusi

terbuka dan terus terang.

c. Preparing for the JAD Session: Analis dan peserta sesi JAD menjadi faktor

utama yang perlu dipersiapkan sebelum sesi JAD berlangsung. Peserta perlu

untuk mengetahui apa yang diharapkan dari mereka, sehingga mereka bisa

bersiap-siap sebelumnya.

d. Conducting the JAD Session: Hampir seluruh sesi JAD akan mengikuti agenda

formal yang telah ditetapkan beserta aturan dasarnya yang perlu diikuti. Aturan

dasar yang ada seperti untuk tetap mengikuti jadwal, menghormati pendapat

orang lain, menerima ketidaksetujuan, dan memastikan hanya ada satu orang

yang berbicara pada satu waktu.

C. Kuesioner/Angket

Angket disebut pula self administrated questioner yakni teknik pengumpulan data

dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi. Responden

adalah orang yang memberikan tanggapan atas angket yang diajukan. Keuntungan dari teknik

angket adalah :

1. Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirim

melalui pos.

2. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relative murah.

3. Angket tidak terlalu menggangu responden karena pengisiannya ditentukan oleh

responden sendiri sesuai dengan kesediaan waktunya.

Kerugiaan teknik angket :

1. Jika angket dikirimkan melalui pos, maka presentasi yang dikembalikan relative

rendah.

8
2. Angket tidak dapat digunakan untuk responden yang kurang ari membaca dan

menulis.

3. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada

kesempatan untuk mendapat penjelasan.

Pertanyaan-pertanyaan dalam instrument penelitian dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu :

1. Pertanyaan terbuka, adalah pertanyaan yang jawabannya tidak disediakan

sehingga responden bebas menuliskan jawabannya sendiri.

2. Pertanyaan tertutup, adalah pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan

sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah

disediakan.

Dalam membuat jawaban alternative untuk pertanyaan tertutup atau dalam

menggolong-golongkan jawaban yang diberikan pada pertanyaan terbuka perlu diperhatikan

ketentuan-ketentuan berikut :

1. Penggolongan hanya didasarkan atas satu prinsip atau satu dimensi. Dengan

syarat ini adalah untuk menghindari agar seseorang tidak dapat masuk dalam

lebih dari satu golongan.

2. Golongan-golongan yang dibuat harus saling meniadakan, artinya jika

seseorang sudah dimasukan kedalam satu golongan, ia tidak dapat dimasukkan

kedalam golongan lainnya.

3. Golongan-golongan yang dibuat harus menyeluruh, artinya tidak seorang pun

yang tidak termasuk kedalam salah satu golongan yang dibuat.

Terdapat beberapa pedoman yang harus diperhatikan dalam membuat pertanyaan-

pertanyaan untuk instrument penelitian :

1. Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak meragukan.

9
2. Hindari pernyataan atau pertanyaan ganda.

3. Responden harus mampu menjawab. Agar dapat dipercaya. Pertanyaan-

pertanyaan atau pernyataan-pernyataan harus relevan (berkenaan dengan tujuan

penelitian).

4. Pertanyaan atau pernyataan yang pendek adalah terbaik.

5. Hindari pertanyaan, pernyataan atau istilah bias, termasuk tidak menanyakan

pertanyaan atau mengajukan pertanyaan yang sugestif (mendorong responden

untuk menjawab kearah tertentu).

6. Angket yang dikirimkan harus disertai surat pengantar yang menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian serta siapa penelitinya. Perlu juga untuk

melampirkan sampul pengembalian yang sudah beralamat dan sudah

berprangko cukup.

D. Analisa Document

Dokumen adalah catatan peristiwa yang telah lalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan,

gambar, atau karya menumental dari seseorang lainnya. Dokumen yang berbentuk tulisan,

misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan,

kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, film,

video, CD, DVD, cassete, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni,

karya lukis, patung naskah, tulisan, prasasti dan lain sebagainya. Secara interpretatif dapat

diartikan bahwa dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak,

dapat merupakan catatan anekdotal, surat, buku harian dan dokumen-dokumen. Dokumen

kantor termasuk lembaran internal, komunikasi bagi publik yang beragam, file siswa dan

pegawai, diskripsi program dan data statistik pengajaran. Nasution menjelaskan bahwa:” ada

sumber yang non manusia (non human resources), antara lain adalah dokumen, foto dan

10
bahan statistik. Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data sekunder

manakala dokumen tersebut memiliki nilai.

Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan dapat dipercaya jika didukung

oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan

autobiografi. Hasil penelitian juga akan lebih kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau

karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Selanjutnya perlu diperhatikan bahwa tidak

semua dokumen memiliki kredibel yang tinggi, misalnya terdapat berbagai foto yang tidak

mencerminkan aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu. Begitu pula

autoboigrafi yang di tulis untuk dirinya sendiri

Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer (dokumen yang ditulis oleh

orang yang langsung mengalami suatu peristiwa), dan dokumen sekunder (jika peristiwa

dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini) contohnya otobiografi.

Keuntungan studi dokumentasi adalah :

a. Untuk subjek penelitian yang sukar, studi dokumentasi dapat memberikan jalan

untuk melakukan penelitian.

b. Studi dokumentasi tidak dilakukan secara langsung dengan orang, maka data

yang diperlukan tidak berpengaruh oleh kehadiran peneliti atau pengumpulan

data.

c. Analisis longitudinal, menjangkau jauh kemasa lalu.

d. Besar sampel. Dengan dokumen-dokumen yang tersedia, teknik ini memungkin

untuk mengambil sampel yang leig besar karena biaya yang diperlukan relative

kecil.

Kerugian studi dokumentasi adalah :

a. Bias, karena dokumen yang diuat tidak untuk keperluan penelitian, maka data

yang tersedia mungkin bias.

11
b. Tersedia  secara selektif. Tidak semua dokumen dipelihara untuk dapat dibaca

ulang oleh orang lain.

c. Tidak lengkap. Karena tujuan penulisan dokumen berbeda dengan tujuan

penelitian.

d. Format yang tidak baku. Sejalan dengan maksud dan tujuan penulisan dokumen

yang berbeda dengan tujuan  penelitian, maka formatnya juga dapat bermacam-

macam sehingga mempersulit pengumpulan data. Sebagaimana metode historic,

dalam studi dokumentasi perlu dilakukan kritik terhadap sumber data, baik

kritik internal maupun kritik eksternal.

E. Observasi (pengamatan)

Adalah setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran, pengamatan dengan

menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

Observasi juga diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara sistematik terhadap

gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan

terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada

bersama objek yang diselidiki, disebut observasi langsung. Sedangkan observasi tidak

langsung adalah pengamatan yan dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa

yang akan dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki,

misalnya peristiwa tersebut diamati melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian foto.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang yang melakukan observasi (observer) agar

penggunaan teknik ini dapat menghimpun data secara efektif adalah sebagai berikut :

1. Pemilikan pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan diobservasi.

2. Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus pada penelitian yag

dilaksanakannya.

12
3. Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data. Pertimbangan

pencatatan langsung ditempat langsung atau setelah observasi haruslah saksama.

Demikian juga alat pencatat data, yaitu Anecdotal record,  catatan berskala,

check list, rating scale  atau  mechanical devide perlu dipertimbangkan.

4. Penentuan kategori pendataan gejala yang diamati, apakah dengan

mempergunakan skala tertentu sekadar mencatat frekuensi munculnya gejala

tanpa klasifikasi tingkatannya sehingga perumusan cirri-ciri setiap kategori

dengan tegas dan jelas sangat perlu.

Keuntungan oservasi adalah :

1. Data yang diperoleh adalah data yang segar.

2. Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung.

Kerugian observasi adalah :

1. Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat harus menunggu dan

mengamati sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi.

2. Beberapa tingkah laku, bahkan ari membahayakan jika diamati.

Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam kegiatan-kegiatan orang yang diamati,

observasi dapat dibedakan menjadi :

1. Observasi partisipan (participant observation) ; pengamat ikut  serta dalam

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau yang diamati.

2. Observasi tak partisipasi (nonparticipant observation) : pengamat berada diluar

sujek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka

lakukan.

Berdasarkan cara pengamatan yang dilakukan , observasi juga dibedakan menjadi dua

bagian :

13
1. Observasi tak berstruktur : pengamat tidak membawa catatan tingkah laku apa

saja yang harus diamati.

2. Observasi Tak Berstruktur, yakni yang dilakukan dengan tidak terstruktur,

karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama

kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti

dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara berstruktur

dengan menggunakan pedoman observasi.

2. Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu tahapan penting di dalam suatu penelitian.

Analisis data dilakukan tentunya untuk mendapatkan penjelasan mengenai penelitian yang

telah dilakukan. Teknik analisis data adalah suatu proses untuk mengolah data dan informasi

ke dalam proses penelitian, nantinya data tersebut akan dijadikan sebagai hasil penelitian atau

informasi baru. Proses analisis data perlu dilakukan agar tahu kevalidan data yang didapat

sehingga nantinya akan memudahkan dalam proses-proses selanjutnya.

Tujuan dari analisis data antara lain adalah untuk:

a. Menguraikan data agar lebih mudah dipahami. 

b. Mendapatkan jawaban dari penelitian yang dilakukan untuk nantinya diolah

menjadi kesimpulan yang sesuai dengan data yang telah didapat. 

c. Memahami bagaimana seseorang memaknai suatu fenomena. 

d. Mendapatkan penjelasan mengenai suatu peristiwa tertentu. 

e. Mendapatkan alasan mengapa seseorang melakukan tindakan tertentu. 

14
Teknik analisis data terbagi menjadi dua jenis sesuai dengan penelitiannya, yaitu

kuantitatif dan kualitatif. 

a. Teknik Analisis Data Kuantitatif, Data kuantitatif adalah data yang sifatnya

numerik atau dapat dihitung karena berbentuk angka statistik. Data kuantitatif

didapatkan dari kuesioner, angket, atau survei. Karena data yang didapat dalam

bentuk angka, maka teknik analisisnya juga menggunakan model matematika

atau statistik. Teknik analisis kuantitatif terbagi menjadi dua macam, yaitu: 

 Analisis Deskriptif, dilakukan dengan cara memahami rekam jejak data di

masa lalu untuk mendapatkan suatu kesimpulan penelitian. Teknik

deskriptif ini biasanya digunakan ketika penelitian menggunakan data

yang sangat banyak jumlahnya, seperti misalnya adalah data demografi

dari sensus penduduk. 

 Analisis Inferensial, adalah cara mengolah data dengan metode statistik.

Biasanya penghitungan dengan metode statistik dilakukan menggunakan

perangkat lunak SPSS untuk mendapatkan hasilnya. Nantinya, kesimpulan

yang didapat dari perhitungan akan dijadikan sebagai kesimpulan

penelitian yang sifatnya digeneralisasikan. 

b. Teknik Analisis Data Kualitatif, Data kualitatif adalah kebalikan dari data

kuantitatif. Jadi, data yang didapatkan berupa data-data non-numerik atau bukan

angka. Data kualitatif  didapatkan dari wawancara dan observasi sehingga data

yang didapat lebih bersifat deskriptif dari suatu fenomena.  Ada beberapa teknik

yang bisa dilakukan untuk mengolah data kualitatif, di antaranya: 

 Analisis Wacana, adalah teknik yang dilakukan dengan cara menganalisis

interaksi antara antarorang di dalam suatu konteks sosial. Analisis wacana

15
bertujuan untuk mencari tahu terkait pola-pola yang ada di dalam suatu

aktivitas komunikasi. 

 Analisis Naratif, adalah teknik yang dilakukan dengan berfokus pada

deskripsi berbagai peristiwa yang didapatkan dari narasumber, yang

kemudian akan disajikan ke dalam suatu deskripsi cerita.  Teknik analisis

naratif ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan di dalam suatu

aktivitas organisasi, baik dari segi internal maupun eksternal. Contoh

teknik analisis data naratif biasanya digunakan pada penelitian biografi. 

 Analisis Konten, adalah teknik analisis kualitatif yang berfokus pada

analisa data dalam konteks tertentu. Konteks tertentu dalam hal ini seperti

misalnya adalah budaya di dalam suatu kelompok maupun individu.

Analisis konten ini didapat dari transkrip wawancara, rekaman, video, dan

hal-hal lainnya yang sejenis. 

Model Teknik Analisis

Terdapat dua model di dalam teknik analisis data, yaitu: 

1. Induktif, adalah proses pengolahan data yang dilakukan dengan tahapan mulai

dari mencari fakta hingga selanjutnya disesuaikan dengan teori yang telah

dipilih. Fakta yang valid sangat diperlukan agar tidak berpotensi terjadinya

manipulasi data. Model induktif erat kaitannya dengan pembahasan mengenai

permasalahan sosial.  Salah satu kelemahan dari data induktif ini adalah

pencarian data bisa saja terjadi berulang-ulang karena membutuhkan data yang

benar-benar valid yang sesuai dengan hipotesis. 

16
2. Deduktif, adalah analisis data yang dilakukan mulai dari tahapan teori hingga

selanjutnya baru ke tahap pencarian fakta-fakta. Artinya model ini kebalikan

dari model induktif. 

Teknik Menganalisis Data

Ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan untuk mengolah data. Tahapan yang harus

dilalui itu antara lain: 

1. Pengumpulan data, tentunya menjadi salah satu tahapan yang wajib dilakukan.

Pasalnya jika tidak ada data yang dikumpulkan, tahapan selanjutnya tidak bisa

dilakukan dan penelitian pun juga tidak bisa menghasilkan apapun. 

2. Penyuntingan, adalah aktivitas memeriksa segala macam data yang telah

didapatkan apakah sudah sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian. 

3. Pengkodean, atau coding adalah tahap untuk memberikan simbol atau tanda

terhadap data-data yang telah didapatkan untuk nantinya dianalisis. Tujuan

pengkodean juga untuk memudahkan dalam tahap selanjutnya. 

4. Tabulasi, adalah tahap penyusunan dan menyajikan data yang telah didapat

sesuai dengan tujuan dari penelitian atau dengan kata lain tahapan tabulasi ini

adalah tahap memasukkan data-data yang telah diberi tanda ke dalam suatu

tabel. 

5. Analisis Data, dimana setelah tahapan-tahapan pengolahan dilakukan,

selanjutnya adalah menganalisis data. Analisis ini dilakukan supaya data bisa

ditafsirkan sebagai suatu informasi yang jelas. Analisis data ini dilakukan sesuai

dengan teknik penelitiannya, apakah kualitatif atau kuantitatif. Jika penelitian

dilakukan secara kualitatif maka data yang disajikan berupa tanda-tanda dalam

bentuk kata-kata, sedangkan kuantitatif dalam bentuk angka statistik. 

17
6. Penafsiran Data, Tahap terakhir adalah menafsirkan hasil analisis data.

Apapun hasil datanya baik secara kuantitatif maupun kualitatif, data yang

disajikan dalam bentuk kalimat simpulan yang bisa dipahami oleh pembaca.

Tentunya penafsiran data harus benar-benar sesuai dengan hasil analisis data

yang telah tersaji sebelumnya. 

Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemilihan Teknik Analisis Data 

Ada empat hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pemilihan teknik analisis

data, yaitu: 

1. Memahami karakteristik dari penelitian, Maksudnya adalah kita harus tahu

lebih dulu bagaimana karakteristik permasalahan di dalam penelitian yang akan

dilakukan. Dengan mengetahui karakteristik itu, kita bisa menentukan

bagaimana teknik analisis yang akan dipilih. 

2. Mengetahui Data yang Didapat, dimana Peneliti tentunya harus mengetahui

bagaimana data yang akan didapatkan agar bisa memilih teknik analisis. 

3. Karakter Populasi, Karakter populasi juga perlu dipahami agar teknik analisis

bisa menjadi tepat sasaran. 

4. Banyaknya Variabel, Pemilihan teknik analisis data juga perlu memperhatikan

banyaknya variabel yang digunakan di dalam penelitian. Sebab, jumlah variabel

juga bisa menentukan teknik analisisnya. Misalnya dua variabel akan berbeda

dengan lebih dari dua variabel. 

18
BAB III

PENUTUP

Teknik pengumpulan data ialah-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

menghimpun data. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam sebuah

penelitian untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah secara kuantitatif atau

kualitatif kemudian disusun secara sistematis. Teknik-teknik pengumpulan data antara lain; a)

Wawancara, b) JAD, c) Kuisioner, d) Analisa Dokumen, dan e) Observasi. Dimana peneliti

harus mengetahui bagaimana dan kapan masing-masing teknik tersebut digunakan ataupun

dikombinasikan.

Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu

sendiri. Dan menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder,

video kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung

pada peneliti itu sendiri. Instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua yakni

tes dan non tes. Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang berisi serangkaian

soal-soal yang harus dijawab oleh responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai

dengan tujuan penelitian. Selain tes, terdapat instrumen berupa nontes, seperti skala sikap

atau daftar pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik pengumpulan

data jenis angket, pedoman wawancara untuk peneliti yang menggunakan teknik intervieu

atau wawancara, pedoman observasi untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan

lainnya.

Pengaplikasian teknik pengumpulan data dalam penelitian, harus memperhatikan

caracara dan teknik apa yang akan digunakan, karena pemilihan teknik yang tepat dalam

penelitian akan menentukan hasil dari penelitian tersebut.

19
Referensi :

https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/teknik-analisis-data/

https://www.studocu.com/es-mx/document/politeknik-negeri-banyuwangi/teknik-

sipil/makalah-teknik-pengumpulan-data/38557817/download/makalah-teknik-pengumpulan-

data.pdf

https://www.academia.edu/12409391/Makalah_Teknik_Pengumpulan_Data

20

Anda mungkin juga menyukai