Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN

REMAJA PADA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 21


PONTIANAK

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh:
NURUL WARDATUL HASANAH
F1141131004

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA
PADA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 21 PONTIANAK

Nurul Wardatul Hasanah, Mohammad Asrori, Purwanti


Program Studi Pendidikan Bimbingan Konseling FKIP Untan Pontianak
Email : nurul.wardatul.hasanah.96@gmail.com

Abstract
This study aims to determine the influence of social guidance against juvenile
delinquency in students class VIII SMP Negeri 21 Pontianak Year 2018. The
method used is descriptive method in the form of correlational studies. The
population in this study is all students of class VIII with the number of 278
students. Withdrawal samples that will be done by researchers using percentage
of 20% of the total population of each class then the sample is 56 students. Data
collection techniques used are indirect communication techniques and data
collection tools in the form of questionnaires. Data analysis techniques using the
formula percentage and poduct moment using SPSS version 16 then continued
with the coefficient of determination. From the data analysis the researchers
found that social guidance reached 96.85%, included in the high category. While
juvenile delinquency reached 84.64% in high category. So the influence of social
guidance on juvenile delinquency is 49.42%, meaning 51.58% juvenile
delinquency is influenced by other variables not found in this study.

Keywords: Social Guidance, Juvenile Delinquency

PENDAHULUAN
Setiap manusia mengalami diterima secara penuh untuk
fase-fase tertentu dalam hidupnya masuk kedalam golongan orang
seperti pada masa bayi, fase anak- dewasa. Sejalan dengan itu,
anak, fase remaja, dan fase lanjut menurut pendapat Asrori (2008:9)
usia. Namun, yang sering bahwa “Remaja masih belum
mengalami pencarian makna mampu menguasai dan
hidup berada pada fase remaja. memanfaatkan secara maksimal
Menurut pendapat Fitriyah dan fungsi-fungsi fisik dan psikisnya.
Jauhar (2014:76) mengatakan Namun, fase remaja merupakan
bahwa “Remaja adalah suatu fase perkembangan yang amat
periode transisi dari masa awal potensial, baik dilihat dari aspek
anak-anak hingga masa awal kognitif, emosi, dan fisik”.
dewasa, yang di masuki pada usia
kira-kira 10 hingga 12 tahun dan Banyak remaja yang
berakhir pada usia 18 tahun menentang dari aturan yang ada di
hingga 22 tahun”. Remaja lingkungannya. Namun yang
sebetulnya tidak mempunyai paling dominan menentang
tempat yang jelas, mereka sudah terdapat pada usia remaja, yang
tidak termasuk golongan anak- pada saat ini remaja mengalami
anak, tetapi belum juga dapat proses pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat cepat perilaku sosial, nilai-nilai yang
atau biasa disebut dengan masa baru dalam seleksi persahabatan,
peralihan. Adanya iklim nilai-nilai baru dalam dukungan
lingkungan kehidupan yang kurang dan penolakan sosial dan nilai-nilai
sehat, seperti maraknya tayangan baru dalam seleksi pemimpin”.
pornografi, kekerasan di televisi, Masa remaja, tentu bukan hal
minum-minuman keras, perjudian, mudah bagi anak untuk melewati
obat-obatan terlarang atau narkoba, masa remaja yang optimal.
ketidakharmonisan dalam Dukungan orang-orang terdekat
kehidupan keluarga dan lainnya utamanya orangtua dan guru
yang sangat mempengaruhi pola pembimbing turut mempengaruhi
perilaku atau gaya hidup terutama tingkat kedewasaan anak. Salah
pada usia remaja yang cenderung satu upaya yang dapat dilakukan
menyimpang dari kaidah-kaidah untuk menghindari perkembangan
moral. yang kurang baik terhadap peserta
Pendapat dari Musbukin didik yang berkaitan dengan
(2013:14) mengatakan bahwa kenakalan remaja yaitu dengan
“Bentuk-bentuk kenakalan yang pemberian bimbingan pada peserta
sering dilakukan oleh peserta didik didik. Bimbingan mempunyai
diantaranya membolos, beberapa bidang yang menurut
ngobrol/ramai pada jam pelajaran Yusuf & Nurihsan (2012:28)
berlangsung, lari dari sekolah pada meliputi “Bidang bimbingan dan
jam pelajaran berlangsung, konseling di sekolah meliputi 4
merokok, tidak mengerjakan PR bidang yaitu : (1) bidang pribadi,
sekolah, tidak memakai ikat (2) bidang sosial, (3) bidang
pinggang dan kaos kaki, sering belajar, (4) bidang karir”.
terlambat datang ke sekolah, Salah satu bimbingan yang
menyontek dan pacaran”. dapat membantu peserta didik
Sedangkan dalam lingkup dalam mengenal lingkungan dan
pendidikan biasanya bentuk mengembangkan diri dalam
kenakalan seperti pelanggaran tata hubungan sosial yang dilandasi
tertib sekolah, tawuran antar budi pekerti luhur serta tanggung
pelajar, bolos sekolah, merokok, jawab kemasyarakatan dan
meminum-minuman keras, kenegaraan yaitu bimbingan sosial.
menjadi pecandu narkoba, Bimbingan sosial sendiri dapat
pergaulan bebas (free sex) dan diartikan sebagai pemberian
sebagainya. Untuk itu remaja bantuan pada peserta didik untuk
dituntut untuk dapat menyesuaikan mengatasi masalah-masalah sosial
dirinya dengan lingkungan yang rentan terjadi pada diri
sosialnya. Sesuai dengan pendapat remaja. Sehingga mampu menjadi
Al-Mighwar (2016:121) pribadi yang mandiri dan peka
mengatakan bahwa “Agar target terhadap lingkungan sekitarnya.
sosialisasi dewasa tercapai, Di lihat dari sudut pendidikan,
berbagai bentuk penyesuaian baru penampilan dan perilaku remaja
harus ditempuh. Diantara bentuk yang telah dipaparkan di atas
penyesuaian baru yang paling sangat tidak diharapkan, karena
penting dan paling susah antara tidak sesuai dengan sosok pribadi
lain penyesuaian diri dengan manusia Indonesia yang dicita-
meningkatnya pengaruh kelompok citakan. Namun permasalahannya
teman sebaya, perubahan dalam kenakalan remaja juga dialami dan
banyak ditemukan di lembaga METODE PENELITIAN
pendidikan. Seperti juga halnya Metode penelitian yang
yang terjadi di salah satu lembaga digunakan adalah deskriptif.
pendidikan yaitu SMP Negeri 21 Nawawi (2007:37) menyatakan
Pontianak. Berdasarkan hasil bahwa “Penelitian deskriptif
pengamatan selama praktik adalah prosedur yang bertujuan
pengalaman lapangan (PPL), membuat perencanaan serta
permasalahan yang ada di sekolah sistematis, faktual, dan akurat
tersebut jauh dari harapan seperti mengenai fakta-fakta dan sifat-
peserta didik banyak yang kurang sifat populasi atau fenomena
meneysuaikan dirinya dan mudah keadaan yang sedang terjadi”.
terpengaruh oleh teman-temannya Bentuk penelitian ini adalah studi
seperti membolos, berbicara pada hubungan.
jam pelajaran berlangsung, Populasi dalam penelitian ini
meningglakan sekolah pada jam adalah seluruh peserta didik kelas
pelajaran, merorok, tidak VIII SMP Negeri 21 Pontianak
mengerjakan PR, tidak memakai tahun ajaran 2017/2018 yaitu
ikat piinggang dan kaos kaki, seluruh kelas VIII. Penarikan
sering datang terlambat datang ke sampel yang akan dilakukan
sekolah, menyontek dan peneliti menggunakan persentase
berpacaran. Jika hal ini dibiarkan sebanyak 20% dari jumlah
maka akan menyebabkan peserta populasi setiap kelas. Sehingga
didik tumbuh menjadi sosok yang sampel yang didapat dalam
memiliki kepribadian buruk, penelitian ini berjumlah 56 peserta
dihindari atau malah dikucilkan didik. Teknik pengumpulan data
oleh banyak orang karena hanya pada penelitian ini adalah teknik
akan dianggap sebagai komunikasi tidak langsung berupa
pengganggu dan orang yang tidak kuesioner (angket) yang berbentuk
berguna, sehingga pada akhirnya pilihan ganda. Kuesioner yang
akan menurunkan prestasi belajar digunakan dalam penelitian ini
dan interaksi sosialnya kurang adalah kuesioner berstuktur
baik. tertutup artinya setiap item
Berdasarkan realita tersebut pertanyaan telah disediakan
maka penulis merasa tertarik untuk alternatif jawaban. Tugas
melakukan penelitian lebih responden hanya memberikan
mendalam mengenai pengaruh tanda ceklis () pada alternatif
pemberian bimbingan sosial jawaban yang dianggap sesuai
terhadap tingkat kenakalan remaja dengan keadaan diri mereka
yang belakangan ini kerap kali masing-masing. Kuesioner
menjadi topik pembicaraan (angket) dari beberapa pernyataan
diberbagai pemberitaan media. yang digunakan dalam penelitian
Peneliti mengambil judul tentang ini bersifat tertutup, artinya
“Pengaruh bimbingan sosial sejumlah pernyataan telah
terhadap kenakalan remaja pada disediakan alternatif jawaban yang
peserta didik kelas VIII SMP akan dipilih oleh responden
Negeri 21 Pontianak tahun ajaran sehingga responden hanya
2017”. memberi tanda ceklis () pada
salah satu alternatif yang dianggap
tepat oleh peserta didik.
Dalam pengujian validitas ini, rxy=
langkah awal yang dilakukan N∑xy−(∑ x)(∑y)
peneliti adalah melakukan √[N(∑x2 )−(∑x) 2 ][ N (∑ Y 2 )−(∑ Y) 2 }
konsultasi angket kepada dosen .................................................(2)
pembimbing, setelah mendapat
persetujuan peneliti langsung Keterangan:
menyebarkan angket kepada rxy : koefisien korelasi antara X
peserta didik yang bukan sampel dan Y
penelitian dengan jumlah 40
∑ : jumlah skor variabel
responden. Setelah itu peneliti
melakukan perhitungan dengan ∑X : jumlah skor variabel X
program computer statistical ∑Y : jumlah skor variabel Y
product and service solution versi ∑X2: jumlah kuadrat skor variabel
16 atau SPSS versi 16. Uji X
reliabilitas dalam peneltian ini ∑Y2: jumlah kuadrat skor variabel
menggunakan SPSS versi 16 Y
dengan metode cronbach’s alpha, N : jumlah seluruh objek yang
yaitu angket dikatakan reliabel jika
diteliti
memiliki keandalan pada taraf
signifikan 0,05 dengan jumlah data Kemudian dilanjutkan dengan
n-2. analisis indeks koefisien
Analisis data secara determinasi (Kd) dengan rumus
kuantitatif dilakukan untuk menurut Sugiyono (2012:257)
menghitung data hasil angket. sebagai berikut :
Analisis ini merupakan kegiatan
penafsiran data dengan Kd = r2 x 100 %........................(3)
menggunakan teknik analisis
persentase, analisis product Keterangan:
moment dan analisis indeks Kd : Koefisien determinasi
koefisien determinasi (Kd). r2 : Koefisien kolerasi yang
Menurut Riduwan (2004:71) dikuadratkan
rumus presentase yang digunakan
yaitu sebagai berikut : HASIL PENELITIAN DAN
n PEMBAHASAN
DP % = N
x
Hasil Penelitian
100%......................................(1) Sampel pada penelitian ini
Keterangan : berjumlah 56 peserta didik. Teknik
pengumpulan data yang digunakan
DP = Deskriptif Persentase (%) adalah teknik komunikasi tidak
n = Skor empirik (Skor yang langsung yang berupa kuesioner
diperoleh) berbentuk pilihan ganda dengan
N = Skor Ideal untuk setiap item jumlah soal 51 yang sudah
pertanyaan. divalidasi berjumlah 48 butir dan
Selanjutnya teknik korelasi sebanyak 6 butir pertanyaan yang
product moment dengan rumus tidak valid pada pertanyaan
sebagaimana dikemukakan oleh variabel bimbingan sosial dan 57
Hamdi dan Bahruddin (2014:73) butir pertanyaan pada kenakalan
sebagai berikut : remaja sudah divalidasi berjumlah
50 butir dan sebanyak 7 butir
pertanyaan yang tidak valid pada
pertanyaan variabe kenakalan Cronbach’s Alpha nilai-nilai lebih
remajal. Setelah angket divalidasi dari 0,266 maka dapat disimpulkan
maka dilakukan lagi uji reliabilitas bahwa butir-butir pertanyaan
dengan hasil analisis nilai Alpha tersebut reliabel.
diperoleh sebesar 0,690 pada Adapun hasil dari perhitungan
variabel bimbingan sosial dan persentase yang diperoleh
0,951 pada variabel kenakalan berdasarkan angket yang telah diisi
remaja. Pada signifikan 0,05 oleh peserta didik sebagaimana
dengan jumlah data n-2 = 56-2 = tertera pada tabel 1 sebagai
54 didapat sebesar 0,266 karena berikut:

Tabel 1
Hasil Persentase Bimbingan Sosial dan Kenakalan Remaja

Aspek Skor Skor % Kategori


Variabel Aktual Ideal
Bimbingan 4881 5040 96.8% Tinggi
Sosial
Kenakalan 7191 8496 84.64% Tinggi
Remaja
Berdasarkan perhitungan kenakalan remaja. Hanya saja peneliti
persentase pada tabel 1 dapat lebih mengkhususkan pada bimbingan
disimpulkan bahwa bimbingan sosial sosial, sebab dilihat dari kenyataan
berada pada kategori tinggi yaitu yang ada banyak remaja yang
96.85% dan kenakalan remaja berada mengalami kenakalan remaja. Bentuk
pada kategori cukup yaitu 84.64%. kenakalan remaja itu seperti
Selanjutnya untuk mengetahui membolos, berbicara pada jam
besarnya pengaruh bimbingan sosial pelajaran berlangsung,
terhadap kenakalan remaja meningggalkan sekolah pada jam
menggunakan rumus koefisien pelajaran berlangsung, merokok, tidak
determinasi dengan perhitungan mengerjakan PR, tidak memakai ikat
sebagai berikut: pinggang dan kaos kaki, sering
Kd = r2 x 100 % terlambat datang ke sekolah,
Kd = 0,7032 x 100 % menyontek, dan berpacaran. Pada
Kd = 49.42% umumnya remaja yang memiliki
Dari perhitungan di atas emosi yang tidak stabil, hal ini
didapatkan pengaruh bimbingan sosial diperkuat oleh pendapat Musbikin
terhadap kenakalan remaja sebesar (2013:10) bahwa “Gejolak emosi pada
49.42% artinya, bimbingan sosial umumnya disebabkan oleh adanya
merupakan salah satu faktor yang konflik peran sosial, yang mana di
mempengaruhi kenakalan remaja dan satu pihak remaja ingin mandiri
masih terdapat faktor-faktor lain yang sebagai orang dewasa, sementara
mempengaruhi kenakalan remaja dipihak lain kehendak orang tua”.
yang tidak diteliti oleh peneliti. Sehingga banyak remaja yang
menentang dari aturan yang ada di
Pembahasan Penelitian lingkungannya.
Bimbingan sosial bukanlah satu-
satunya yang berpengaruh bagi
Namun kebanyakan dari remaja antusias dalam mengikuti bimbingan
belum dapat mengisi waktunya yang sosial. Sedangkan Dari hasil
sesuai dengan kebutuhan yang positif pengolahan data angket yang
terhadap perkembangannya. Dari disebarkan ke peserta didik untuk
bentuk-bentuk kenakalan yang mengetahui kenakalan ramaja yang
dilakukan remaja tersebut, remaja dimilikinya memperoleh skor 84.64%.
memerlukan bimbingan sosial.
Berdasarkan pemaparan tersebut,
Bimbingan sosial ini berupaya
bimbingan sosial sangat penting untuk
membentuk dan memantapkan
kepribadian peserta didik dalam hal membantu peserta didik yang
bagaimana peserta didik berperilaku mengalami kenakalan remaja
dan mampu berperan di lingkungan menghadapi dan menyelesaikan
sekitarnya. Menurut Tohirin masalah sosial yang dialami. Karena
(2011:128) yaitu, “Bimbingan sosial dengan adanya bimbingan sosial dapat
bertujuan agar individu yang membantu peserta didik mengarahkan
dibimbing mampu melakukan dirinya dalam pencapaian pribadi
interaksi sosial secara baik dengan yang seimbang dengan
lingkungannya”. Dikatakan baik memperhatikan aturan-aturan yang
apabila remaja telah memiliki berlaku di lingkungan sosial dengan
kemampuan dalam melakukan melaksanakan tugas perkembangan
sosialisasi dengan lingkungannya,
yang sesuai di masa remaja dengan
kemampuan dalam beradaptsi, dan
kemampuan dalam membina mengisi waktu dengan hal-hal positif
hubungan sosial (interaksi sosial) agar remaja dapat terhindar dari
dengan lingkungannya baik di bentuk-bentuk kenakalan di masa
lingkungan keluarga, sekolah dan remaja.
masyarakat. Menurut Santrock
(2011:255) “Kenakalan remaja SIMPULAN DAN SARAN
merujuk pada berbagai perilaku, Simpulan
mulai dari perilaku yang tidak dapat Berdasarkan hasil dan
diterima secara sosial (seperti berbuat pengolahan data kuesioner, maka
onar di sekolah), status pelanggaran diperoleh kesimpulan secara umum
(melarikan diri dari rumah) ,hingga bahwa “Pengaruh Bimbingan Sosial
tindakan kriminal (seperti Terhadap Kenakalan Remaja Pada
pencurian)”. Artinya bimbingan sosial Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri
dapat membantu peserta didik 21 Pontianak Tahun Ajaran 2017”
menghadapi dan menyelesaikan termasuk dalam kategori “Tinggi”.
masalah-masalah sosial yang dialami Hasil penelitian ini menunjukkan
secara mandiri yang berbentuk terdapat pengaruh yang positif dan
sewajarnya kenakalan yang dialami signifikan antara bimbingan sosial
remaja hingga tindakan kriminal agar terhadap kenakalan remaja. Adapun
menjadi pribadi yang dapat kesimpula secara khusus yaitu:
menyesuaikan dirinya dengan (1)Tingkat bimbingan sosial peserta
lingkungan secara baik. didik kelas VII SMP Negeri 21
Dari hasil data analisis Pontianak tergolong “Tinggi”. Artinya
bimbingan sosial dapat disimpulkan peserta didik dapat memahami dan
dengan tinggi yaitu mencapai skor memiliki kemampuan dalam
96,85% dengan kategori “Tinggi” bersosialisasi, kemampuan dalam
yang berarti peserta didik kelas VIII beradaptasi dan kemampuan dalam
SMP Negeri 21 pontianak sangat hubungan sosial sangat baik. (2)
Tingkat kenakalan remaja peserta Berdasarkan dari hasil penelitian yang
didik kelas VII SMP Negeri 21 telah dilakukan, maka saran yang
Pontianak tergolong “Tinggi”. Artinya diberikan adalah sebagai berikut:
peserta didik mengalami kenakalan Bimbingan sosial diharapkan peserta
seperti membolos, berbicara pada jam didik mampu melakukan sosialisasi
pelajaran berlangsung, dengan lingkungannya, mampu
meningggalkan sekolah pada jam melakukan adaptasi, mampu melakukan
pelajaran berlangsung, merokok, tidak hubungan sosial (interaksi sosial)
mengerjakan PR, tidak memakai ikat dengan lingkungannya.
pinggang dan kaos kaki, sering Kenakalan remaja diharapkan
terlambat datang ke sekolah, peserta didik tidak melakukan tindak
menyontek, dan berpacaran yang kriminal dan prilaku menyimpang
dikategorikan wajar pada usianya. (3) yang akan merugikan diri sendiri
Terdapat pengaruh positif signifikan maupun lingkungannya. Dengan
antara bimbingan sosial terhadap adanya pengaruh bimbingan sosial
kenakalan remaja pada peserta didik terhadap kenakalan remaja,
kelas VIII SMP Negeri 21 Pontianak diharapkan guru tidak hanya terfokus
tergolong “Tinggi”. Artinya semakin pada peningkatan prestasi sekolah
baik bimbingan sosial yang diberikan peserta didik tetapi juga harus
oleh guru pembimbing maka akan meningkatkan mutu dari perilaku
semakin rendah pula kenakalan peserta didik di-sekolah. Dan
remaja, sebaliknya semakin rendah diharapkan peserta didik dan remaja
bimbingan sosial yang diberikan oleh lainnya agar dapat membatasi dan
guru pembimbing maka akan semakin menghindari kenakalan remaja yang
tinggi kenakalan remaja. akan merugikan dirinya dan
lingkungan. Diharapkan peserta didik
Saran dapat mengarahkan dirinya dalam
pencapaian pribadi yang seimbang.

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, Mohammad dan Ali, Nawawi, Hadari. (2015). Metode


Mohammad. (2008). Cetakan ke- Penelitian Bidang Sosial.
4 Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Yogyakarta : Gadjah mada
Bumi Aksara. university press.
Fitriyah, Lailatul dan Jauhar Nurihsan, Juntika Achmad. (2012).
Mohammad. (2014). Pengantar Cetakan ke-4 Bimbingan dan
Psikologi Umum. Jakarta : Prestasi Konseling dalam Berbagai Latar
Pustaka. Kehidupan. Bandung: Refika
Musbikin,Imam. (2013). Mengatasi Aditama.
Kenakalan Remaja Solusi Santrock, John W. (2011). Jilid 1 Edisi
Mencegah Tawuran Pelajar, ke-13 Life Span Development,
Siswa Bolos Sekolah Hingga Perkembangan Masa Hidup
Minum-minuman Keras dan (Terjemahan Benedictine
Penyalahgunaan Narkoba. Widyasinta). Jakarta. Penerbit
Pekanbaru : Zafana Publishing Erlangga.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Tohirin. (2007). Bimbingan dan
Pendidikan Pendekatan Konseling di Sekolah dan
Kuantitatif, Kalitatif, dan R&D. Madrasah (Berbasis Integritas).
Bandung : CV. Alfabeta. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada

Anda mungkin juga menyukai