Ita Juwitaningrum
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak
Penelitian didasari adanya fenomena kebingungan siswa SMK terhadap karir yang akan
diambil. Pendidikan yang sedang ditempuh banyak yang tidak sejalan dengan karir
yang sebenarnya diinginkan. Tujuan penelitian adalah (1) untuk mengetahui profil
kematangan karir siswa SMK, (2) melakukan kajian terhadap program bimbingan karir
di sekolah (3) mengetahui upaya bimbingan karir oleh guru BK, (4) mengetahui
efektifitas program bimbingan karir yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantatif dengan metode quasi eksperimen dengan desain nonRandomized
Control Group Pretest-Posttest Design. Data hasil penelitian dianalisis dengan teknik uji
t. Hasil penelitian menunjukkan (1) kematangan karir siswa secara umum di SMK N 11
Bandung berkategori sedang, (2) Indikator yang memiliki persentase terbesar adalah
keterlibatan, independensi, dan pemilihan pekerjaan, sementara indikator terendah
adalah kompromi, pemahaman diri, dan pengetahuan pekerjaan, (3) Program
Bimbingan Karir terbukti efektif untuk meningkatkan Kematangan karir siswa sehingga
layak untuk diterapkan dalam layanan Bimbingan dan Konseling. Rekomendasi
penelitian: (1) Pihak sekolah, untuk memberikan perhatian lebih terutama dalam
dukungan sistem, terhadap bimbingan karir yang dilaksanakan di sekolah, (2) Peneliti
selanjutnya, disarankan untuk menggunakan wawancara dan observasi sebagaiteknik
pengambilan data kualitatif.
Abstract
132
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: ISSN: 2301-6167
1. Pendahuluan (1974
Remaja merupakan salah satu tahapan )
dan siklus kehidupan manusia yang menyatakan bahwa remaja adalah suatu masa
banyak dibahas oleh para ahli, sebab dimana individu berkembang dari saat
banyak hal menarik yang dapat ditelaah. pertama kali ia menunjukkan tanda- tanda
Masa remaja merupakan fase kehidupan seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
yang sangat penting dalam siklus kematangan seksual, individu mengalami
perkembangan individu, karena mengarah perkembangan psikologis dan pola identifikasi
pada masa dewasa yang sehat (Konapka, dari anak-anak menjadi dewasa serta peralihan
dalam Pikunas, 1976; Kaczman&Riva, dari ketergantungan sosial ekonomi yang
1996; Santosa, 2010). Masa ini penuh kepada keadaan yang relatif lebih
menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa mandiri (Sarwono, 2004).
transisi dari status kanak-kanak menuju Hurlock (dalam Maslihah, 2009)
dewasa, remaja tidak termasuk golongan membagi masa remaja menjadi dua bagian,
anak-anak tidak pula termasuk golongan yaitu remaja awal dan akhir. Hurlock (1973)
orang dewasa (Maslihah, 2009). Usia memberi batasan masa remaja berdasarkan
remaja adalah usia dimana individu mulai usia kronologis, yaitu antara 13 hingga 18
belajar berinteraksi dengan masyarakat tahun. Menurut Thornburgh (1982), batasan
dewasa, usia dimana anak tidak lagi usia tersebut adalah batasan tradisional,
merasa di bawah tingkat orang-orang yang sedangkan aliran kontemporer membatasi usia
lebih tua melainkan berada dalam remaja antara 11 hingga 22 tahun. Secara
tingkatan yang sama (Piaget: 1969). lebih detail dipaparkan bahwa usia remaja
Mereka tidak mau dikatakan sebagai anak- memiliki batasan usia sekitar 11-12 sampai
anak lagi, namun belum dapat dengan 15-16 tahun untuk remaja awal dan
dikategorikan dewasa karena remaja masih remaja akhir sekitar 15-16 sampai denganl 8-
kurang dapat bertanggung jawab atas 21 tahun.
tindakan yang diperbuatnya. Perubahan sosial seperti adanya
Karakteristik khusus dari masa remaja kecenderungan anak-anak pra-remaja untuk
diantaranya ialah masa untuk mencari berperilaku sebagaimana yang ditunjukan
identitas dirinya dan masa 'storm and remaja membuat penganut aliran kontemporer
stress'. Erik Erikson berpendapat bahwa " memasukan mereka dalam kategori remaja.
dalam masa remaja, remaja selalu berusaha Banyak permasalahan yang muncul pada masa
melepaskan diri dari milieu orangtua dan remaja ini. Masalah yang umumnya dialami
mendekati teman sebaya sebagai suatu remaja muncul sebagai akibat dari adanya
proses untuk mencari identitas ego". Teori perubahan fisik, masalah sosial, akademik,
ini diperkuat oleh teori Blowby (Hurlock; serta karir. Perubahan fisik yang terjadi
1985) yang berbunyi "remaja mengalami menjadi cumber masalah tersendiri bagi
detachment (menjauh) dari orang tua, di remaja, hal ini terkait dengan mulai
lain pihak mengalami attachment munculnya hasrat seksual yang ingin
(mendekati) dengan peergroup yang terpuaskan seiring dengan matangnya organ-
berperan untuk membagi perasaan dan organ seksual. Permasalahan sosial yang
menenangkan emosinya. Pendapat tersebut terjadi pada masa remaja berkaitan dengan
mendeskripsikan bahwa remaja akan hubungan yang lebih akrab dengan teman
merasa nyaman mengutarakan masalahnya sebaya baik melalui pertemanan maupun
dengan sesama temannya dibanding percintaan. Dalam bidang akademik, remaja
dengan orangtua mereka sendiri. Mengenai juga kerap mengalami berbagai permasalahan,
hal-hal yang tidak akan lepas dalam misalnya terganggunya kegiatan belajar
pemenuhan tugas-tugas perkembangan karena berpacaran atau kenakalan remaja lain,
yang harus dilaksanakannya yang akan penggunaan narkoba.
berpengaruh pada keberhasilan tugas-tugas Permasalahan lain dari remaja yang tidak
berikutnya. Maka dari itu untuk mengatasi dapat dihindari berhubungan dengan karir.
masalah diperlukan cara yang tepat untuk Salah satunya masalah kesiapan karir. Hal ini
membersamai anak-anak dalam menjadi konsekuensi logis dari
perkembangannya. WHO perkembangan remaja dimana terdapat
133
ISSN: 2301-6167
tuntutan bagi untuk mempersiapkan karir. Hal merupakan lembaga pendidikan yang telah
ini sejalan dengan pernyataan Havighurst mengkhususkan diri mendidik siswa dalam
(Hurlock, 1980) yang mengidentifikasitugas- bidang ilmu tertentu. Seyogyanya siswa yang
tugas masuk di SMK telah memiliki pilihan yang
perkembangan remajayaitu: 1) Mencapai mantap mengenai arah karir sebab mereka
hubungan baru dan lebih matang dengan telah memilih sekolah dengan bidang
teman sebaya baik pria maupun wanita, 2) keilmuan tertentu. Namun pada kenyataannya,
Mencapai peranan sosial pria dan wanita, masih banyak siswa yang tidak yakin dengan
3) menerima keadaan fisik diri dan pilihan karirya. Hal tersebut menunjukkan
menggunakannya secara efektif, dan 4). belum tercapainya kematangan karir
Mencapai kemandirian emosional. Pada upaya dikalangan siswa SMK.
untuk mencapai peranan sosial pria dan Sekolah Menengah Kejuruan saat ini
wanita dimana di dalamnya terkandung upaya menjadi program utama dari pemerintah. Hal
pencapaian karir. Permasalahan karir yang ini dibuktikan dengan adanya peningkatan
teijadi pada remaja biasanya berkaitan dengan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan di
pemilihan jenis pendidikan, yang mengarah Indonesia. Penambahan jumlah Sekolah
pada pemilihan jenis pekerjaan dimasa depan. Menengah Kejuruan berdampak dengan
Permasalahan ini penting untuk diperhatikan bertambahnya siswa di Sekolah Menengah
sehubungan dengan banyaknya kebingungan Kejuruan. Perbandingan siswa SMK: SMA
yang dialami remaja dalam menentukan arah adalah 43 : 57 dari total 7.719 SMK. Pada
karirnya. Tidak hanya itu kebimbangan karir tahun 2009 pemerintah berusaha untuk
pada remaja akan berakibat pada tingkat menyeimbangkan jumlah siswa SMK:SMA
kematangan perkembangan kepribadian. menjadi 50 : 50. Tabun 2009 jumlah siswa
Hal ini sesuai dengan penelitian yang SMK di seluruh Indonesia sudah mencapai
dilakukan Saka, Gati, dan Kelly (2008) 3.878.652 (Kemendiknas. Dit PSMK, 2009)
tentang pemilihan karir remaja. Menurut Berbagai strategi dalam upaya untuk
mereka remaja yang tidak memiliki pilihan meningkatkan kualitas individu di Sekolah
karir yang jelas cenderung memiliki gangguan Menengah Kejuruan telah dilakukan. Hasil
emosi dan kepribadian seperti pesimistis, dari usaha yang dilakukan masih belum dapat
gangguan kecemasan (anxiety), dan konsep dirasakan secara langsung. Siswa di Sekolah
diri negatif serta self esteem yang rendah. Menengah Atas yang cenderung masih
Penelitian yang dilakukan oleh Creed& Patton mengalami berbagai masalah. Khususnya
(2003) terhadap 166 siswa SMA di Australia yang berkaitan dengan masalah karir.
menunjukkan bahwa kematangan karir Permasalahan karir siswa SMK telah menjadi
berkaitan dengan kematangan konsep diri kajian dari banyak pihak.
secara umum. Penelitian tersebut juga Syamsu Yusuf (2000: 195)
menunjukkan bahwa kematangan karir pada menyebutkan perkembangan berpikir pada
remaja menunjukkan kemampuan remaja remaja antara lain " dapat memikirkan masa
dalam memenuhi harapan sosial dan depan dengan membuat perencanaan dan
masyarakat. Hasil penelitian lain oleh Esters mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk
dan Bowen (Purwanta, 2012) terhadap siswa mencapainya". Maka berdasar pendapat ini,
sekolah pertanian menemukan bahwa remaja mau tidak mau hams menyadari bahwa
orangtua (ibu dan ayah) merupakan faktor dia harus segera memilih dan mempersiapkan
pertama yang berpengaruh terhadap pilihan karir yang tepat dengan potensi dan
karier anak mereka. kondisinya.
Remaja dapat sangat merasakan masalah Pada kenyataannya, masih banyak
karir ketika berada pada tingkatan sekolah ditemukan siswa yang bare sadar memilih dan
menengah atas (SMA/SMK). Pada jenis merencanakan kerja pada saat masa- masa
Sekolah Menengah Atas tidak akan terlalu kritis (terlalu terlambat melakukan pilihan dan
terlihat dampak dari masalah karir ini. persiapan). Subrata (2001: 36) melakukan
Masalah terlihat lebih membebani siswa-siswi survey persiapan karir sejumlah siswa SMA di
yang masuk ke Sekolah Surabaya menunjukkan 85% siswa ragu
Menengah Kejuruan yang memang lebih terhadap karir masa depannya, 80% belum
disiapkan sebagai seorang individu yang siap menetapkan karir masa depannya dengan
bekerja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mantap, 75% mengalami kesulitan dalam
134
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: ISSN: 2301-6167
memutuskan dan merencanakan karir dengan tentang dunia kerja yang cukup,c. siswa masih
baik. Walaupun begitu 90% menyadari bingung memilih pekerja,d. siswa masih
pemilihan karir merupakan proses yang kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai
penting yang dengannya seseorang bisa dengan kemampuan dan minat,e. siswa
mempersiapkan diri dengan melakukan merasa cemas untuk mendapatkan pekerjaan
pilihan-pilihan pendidikan maupun latihan. setelah tamat sekolah,f. siswa belum memiliki
Purwoko, (2002: 32) yang melakukan survey pilihan perguruan tinggi atau lanjutan
terhadap mahasiswa di beberapa PTN di pendidikan tertentu, jika setelah tamat tidak
Surabaya menemukan 82% mahasiswa memasuki dunia kerja, g. siswa belum
memilih jurusan bukan berdasar pemilihan memiliki gambaran tentang karakteristik,
dan persiapan karir yang telah dilakukan persyaratan, kemampuan, dan keterampilan
semasa SMU. yang dibutuhkan dalam pekerjaan serta
Beberapa mahasiswa bahkan prospek pekerjaan untuk masa depan karirnya.
menyatakan pilihannya hanya berdasar Layanan atau program Bimbingan karir
spekulasi-spekulasi dengan tujuan asal dapat di Indonesia seharusnya memahami dan
kuliah di PTN. Urgensi bimbingan karir dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa dalam
tuntutan dalam pengembangan karir di perkembangan karir sehingga memeiliki
Indonesia dikarenakan adanya beberapa ketrampilan karir pada saat meninggalkan
fenomena. Fenomena karir tersebut antara bangku sekolah. Hoyt (2001) mengemukakan
lain: a. angka pengangguran masih tinggi, b. ada empat kebutuhan utama yaitu kebutuhaan
masih ada dikotomi di masyarakat antara untuk:
pekerjaan yang bergengsi dengan tidak, a. Merencanakan pendidikan pasca sekolah
misalnya, masih ada anggapan pekerjaan menengah yang berorientasi karir.
bertani lebih rendah dari pegawai, c. muncul b. Memperoleh ketrampilan umum dalam
banyak SMK yang akan melahirkan tenaga cakap kerja, adaptasi kerja, dan
keija menengah dengan keterampilan tertentu, peningkatan kerja sehingga mampu
tetapi masih banyak yang belum memiliki mengikuti perubahan dunia kerja setelah
kompetensi standar,d. lulusan dunia dewasa.
pendidikan kebanyakan menguasai teori tapi c. Penekanan pentingnya nilai-nilai kerja,
minim dalam praktek-pengalaman,e. lulusan d. Merencanakan cara-cara menyibukkan diri
dunia pendidikan lebih banyak dibekali dalam pekerjaan sebagai bagian dari
dengan kompetensi yang sifatnya hard skill keseluruhan perkembangan karir.
(academic skill dan vocational skill) berupa Program layanan Bimbingan Karir
pengetahuan dan keterampilan), tapi lemah sangat diperlukan khususnya untuk
dalam pembinaan kompetensi soft skill meningkatkan kematangan karir bagi siswa.
(personal skill dan social skill) antara lain: Berdasarkan paparan yang ada di atas maka
kecakapan dalam mengenal diri sendiri, peneliti berusaha untuk melakukan kajian
percaya diri, berpikir rasional tanggung jawab, lebih lanjut untuk mengembangkan program
disiplin, kemauan kerja prestatif, jujur, peningkatan kematangan karir melalui
keterampilan bekerjasama, nilai-nilai yang layanan Bimbingan Karir.
harus dianut dalam bekerja,kemampuan Paparan fakta diatas mencerminkan
beradapatasi dengan perubahan, dsb), f. masih siswa kita sebagian masih mengalami
banyak orang yang bekerja sekedar memenuhi kebingungan terkait dengan persiapan
kebutuhan hidup, belum untuk kebahagiaan karimya. Saucks (1999) menegaskan
dan kebermanfaatan bagi kehidupan diri dan bahwa peserta didik membutuhkan latihan-
masyarakat serta lingkungan,g. kebanyakan latihan khusus yang antara lain adalah :
orang masih mengejar karir yang linier,h. para ketajaman melihat diri sendiri, melihat
siswa memilih pendidikan lanjut, dan jurusan kemungkinan-kemungkinan di sekitarnya,
di Perguruan Tinggi belum didasarkan pada serta meningkatkan kemampuan dan
orientasi karir yang jelas (Moh Surya: 2009). potensinya. Memperhatikan latar belakang
Masalah karir kongkrit yang dirasakan masalah yang telah dijabarkan, peneliti
oleh siswa menurut Supriatna (2009) antara memfokuskan kajian pada program
lain: a. siswa kurang memahami cara memilih bimbingan karir dalam upaya
program studi yang cocok dengan kemampuan meningkatkan kematangan karir siswa
dan minat, b. siswa tidak memiliki informasi kelas XSMK N 11 Bandung. Penelitian ini
135
ISSN: 2301-6167
mencoba untuk memberikan solusi dan preoccupational yang dimaksud dimulai dan
gambaran tentang program bimbingan orientasi karir, pengambilan keputusan karir
karir dalam upaya meningkatkan yang diwujudkan dengan adanya pilihan
kematangan karir siswa SMK. pekerjaan tertentu dan memulai karir dalam
bidang pekerjaan tertentu (Healy, 1982).
2. Kajian Literatur Dalam pandangan Super (dalam Munandir,
a. Definisi dan Pengertian Karir 1996) karir merupakan proses kehidupan
Dillard (1985) membedakan antara sepanjang hayat. Desain karir mulai tampak
pekerjaan (job) dengan karir (career). sejak tahap pertumbuhan karir (growth stages)
Menurutnya, job mengacu kepada yang ditandai dengan adanya sikap
pekerjaan yang tidak berlanjut dan keingintahuan anak terhadap jenis karir
mungkin bersifat sementara. Karena itu tertentu sampai tahap pengunduran
suatu pekerjaan umumnya hanya (disengagement). Dengan adanya
menuntut sedikit keahlian, sedikit dorongan keingintahuan, anak mulai
pendidikan, dan sedikit dedikasi. mengespliotasi apa yang dia lakukan
Sedangkan pekerjaan sebagai karir ditunjang dengan berkembangnya kapasitas-
mengimplikasikan adanya pendidikan kapasitas individu. Menurut Munandir (1996)
dan latihan, komitmen, dan merupakan semua ini merupakan modal dasar untuk
jalan kehidupan kerja yang dipilih mengawali karir kehidupan.Keberhasilan
individu. Selain itu karir individu
mengimplikasikan keberhasilan pada melalui tahap pertumbuhan akan menjadi
apa yang individu pilih serta modal dasar bagi suksesnya tahap eksplorasi.
kebermaknaan personal dan financial. Begitu juga selanjutnya, keberhasilan tahap
Hal ini sejalan dengan kalimat yang eksplorasi akan menjadi dasar keberhasilan
diungkapkan Dillard (1985) bahwa " a dalam menjalani tahap penentuan. Selanjutnya
career implies success on what you keberhasilan tahap penentuan akan menjadi
chosen to do and an accompanying dasar keberhasilan tahap pemeliharaan dan
sense of personal and financial well menjalani keberhasilan tahap
being". pemeliharaan akan menjadi dasar keberhasilan
Surya (1987,dalam Budiman menjalani tahap
2004) menyatakan bahwa karir dapat pengunduran. Menurut Super (dalam
diperoleh melalui pekerjaan (job) Munandir, 1996) jika tahap demi tahap ini
seperti tukang jahit; hobi seperti didisain secara tepat, maka seseorang
pebulutangkis; profesi seperti dokter cenderung memperoleh kesuksesan dan
atau guru; dan dapat diperoleh melalui kebermaknaan karir sepanjang hidup.
peran hidup seperti pemimpin
masyarakat. Menurutnya, bekeija
sebagai apapun yang terpenting
ditandai oleh adanya keberhasilan dan
kemakmuran personal dan financial,
maka apa yang individu kerjakan dapat
disebut sebagai karir.
Menurut Healy (1982) karir dapat terjadi
pada sepanjang seseorag yang Mencakup
sebelum bekerja (preoccupational), selama
bekerja (occupational), dan akhir atau seusai
bekerja bekerja (postoccupational). Lebih
lanjut ia menj elaskan posisi preoccupational
merupakan posisi yang sangat penting dalam
perjalanan karir seseorang, sebab posisi ini
dapat menjadi awal menuju kesuksesan karir.
Artinya, jika pada posisi in individu
mengalami kegamangan karir, maka ia
cenderung mengalami masalah dalam
menjalani karirnya. Posisi
136
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: ISSN: 2301-6167
137
ISSN: 2301-6167
138
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: ISSN: 2301-6167
139
ISSN: 2301-6167
140
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: ISSN: 2301-6167
3. Metode Penelitian
Sampel
Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi populasi
adalah seluruh siswa kelas X SMKN 11
Bandung tahun ajaran 20102011. Jumlah
keseluruhan siswa sebanyak 638 orang.
Jumlah kelas sebanyak 18 akan diacak
sehingga mendapatkan dua kelas yang akan
dijadikan sampel penelitian, kemudian dipilih
lagi secara acak untuk dijadikan satu
kelompok kontrol dan satu kelompok
eksperimen. Subyek
penelitiannya adalah 64 siswa masing- masing
kelompok 32 siswa.
141
ISSN: 2301-6167
142
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: ISSN: 2301-6167
143
ISSN: 2301-6167
144
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: ISSN: 2301-6167
145
ISSN: 2301-6167
146
PSIKOPEDAGOGIA ISSN: ISSN: 2301-6167
147
ISSN: 2301-6167
REVIEW JOURNAL
Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui tinggat kematangan
atau kesiapan siswa SMK dalam mengambil karir yang didinginkan
sebenarnya
Subyek Penelitian Siswa SMK N 11 Bandung kelas X
Medote Penelitian Metode penelitian yang digunakan ini adalah Experimen dan dapat
dilakukan dengan beberapa tahap yaitu : 1. Tahap Pralapangan, dengan
menggunakan survey yaitu penjajakan lapangan, untuk mencari data dan
informasi kematangan karir siswa SMK N 11 Bandung, dan juga
penelusuran literatur serta administrasi perijinan kepada pihak yang
berwenang. 2. Tahap Pekerjaan Lapangan atau Eksperimen, eksperimen
dengan memberikan treatment sebagai usaha untuk meningkatkan
kematangan karir dengan kegiatan kelompok selama 6 pertemuan dalam
setiap pertemuan menggunakan waktu 45 menit. Dan 6 pertemuan itu
untuk melakukan kegiatan pretes dan posttes
Hasil Penelitian Dari data yang didapat dalam penelitian eksperimen untuk meningkatkan
kematangan siswa SMK dalam memilih karir didapat peningkatan
denganupaya treatment yang harus disertai dengan pemberian informasi
menggunakan media layanan bimbingan klasikal (1983; Melien Wu and
Chen-Chieh Chang: 2009) dan bahwa kematangan karir dibentuk pula
denga adanya penguatan dari keutuhan orang tua (flee-Yeong Lee dan
Kenneth F.
Hughey 2001) dan serta adanya kematangan karir yang baik ditunjukan
bahwa kopetensi yang terencana dan terkait pula dengan penerimaan
sosial serta realisasi diri, semakin kuat kematan kematangan seseorang
dalam perencanaan dan eksplorasi maka akan semakin kuat kematangan
kairnya (Mark L. Savickas, William C. Briddick and C. Edward Watkins,
Jr 2002).
Kekuatan Pemberian treatment kepada siswa berupa informasi tentang dunia kerja
dan peningkatan eksplorasi siswa terhadap dunia kerja dapat membuat
siswa mempunyai gambaran jelas akan perencanaan karir mereka untuk
kedepannya
Kelemahan Kelemahan penelitian ini adalah waktu yang digunakan pada penelitian
eksperimen terlalu dini untuk kelas X, dan penelitian tidak dilaksanakan
pada siswa kelas XII untuk perencanaan karir yang akan segera dipilih
oleh siswa
Manfaat penelitian Dengan adanya sebuah peneletian eksperimen tentang pengembangan
bimbingan karir untuk pematangan karir siswa SMK sangatlah membantu
dalam memilih atau merencanakan seperti apa kedepannya nasib yang
akan ditempuh oleh siswa SMK itu sendiri guna menanggulangi adanya
kebingungan siswa dalam memilih karir untuk kedepannya yang nantinya
dapat menyebabkan adanya pengangguran jika kebingungan siswa dalam
memilih karir tersebut masih terus belanjut
148