Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERKEMBANGAN INDIVIDU

“TUGAS – TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA DAN UPAYA GURU


BK DALAM MENGATASI MASALAH PERKEMBANGAN ”

Dosen Pengampuh :

Zulfikri, S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh :

Andini Resky Mulyani

220404500012

BK 2-D

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata “remaja” berasal dari bahasa Latin adolescene berarti to grow atau to grow
maturity. Menurut Papalia dan Olds dalam Saputro (2018) Masa remaja adalah masa
transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya
dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal
dua puluh tahun. Sedangkan menurut Anna Freud berpendapat bahwa pada masa
remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan
dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan
dengan orangtua dan cita-cita mereka, di mana pembentukan cita-cita merupakan
proses pembentukan orientasi masa depan.
Perkembangan adalah suatu proses perubahan dalam diri individu yang bersifat
kualitatif atau fungsi psikologis yang berlangsung secara terus menerus ke arah yang
lebih baik/progresif menuju kedewasaan. Perkembangan remaja, ditandai dengan
adanya beberapa tingkah laku, baik tingkah laku positif maupun tingkah laku yang
negatif. Hal ini dikarenakan pada masa ini remaja sedang mengalami masa panca roba
dari masa anak-anak ke masa remaja (Sarwono, 2019).
Setiap orang akan menjalani tugas-tugas perkembangannya mulai dari anak-
anak, remaja, orang dewasa sampai ke lansia. Ada beberapa tugas perkembangan yang
harus dilalui agar kehidupan menjadi bahagia dan tidak mengalami permasalahan yang
berarti, khususnya bagi orang dewasa awal, karena masa dewasa awal ini masa
puncaknya perkembangan bagi setiap orang. Pada tahap perkembangan ini, harus
didukung oleh pemahaman orang tua terhadap kondisi remaja yang sedang mencari jati
dirinya (Putri, 2018).
Oleh karena itu, peran orang tua sebagai kawan dan sahabat lebih diperlukan
pada masa ini dari pada peran orang tua sebagai pengatur dan penentu keputusan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, sehingga penulis menyusun makalah ini guna
mengetahui apa saja yang menjadi tugas-tugas perkambangan pada masa remaja.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tugas – Tugas Perkembangan Remaja


Tugas perkembangan bersifat selamanya, dalam arti setiap periode
perkembangan individu memiliki tugas perkembangan yang harus diselesaikan.
Menurut Hurlock dalam Kurniawati, dkk. (2019) menyebutkan bahwa tugas
perkembangan merupakan social expectations, yang artinya setiap kelompok budaya
mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan
memeroleh perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus
diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila
berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal
akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga
akan mengalami kesulitan (Hatadi, 2014).
Menurut Daulay, dkk. (2021) Sejalan dengan perubahan-perubahan yang
terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari
tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase
perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas
perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila individu mampu menyelesaikan tugas
perkembangan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, dan kebahagian juga akan
menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase
berikutnya. Beberapa perubahan yang dialami remaja adalah perubahan fisik, psikis,
dan sosial.
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh
berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami
remaja membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran,
perasaan maupun gangguan perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan
pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan. Hal
ini berbeda dengan pendapat Oktaviani (2018) mengungkapkan bahwa tugas
perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya sikap dan meninggalkan perilaku
kekanak-kanakan serta berusaha untuk kemampuan bersikap dan perilaku secara
dewasa.
Tugas-tugas perkembangan berhubungan dengan sikap, perilaku dan
keterampilan yang seharusnya dikuasai individu sesuai dengan tahap
perkembangannya,apabila tugas perkembangan tersebut dapat dipenuhi dengan baik,
maka dapat membawa kebahagiaan, namun apabila individu tersebut gagal untuk
memenuhi suatu tugas, maka memungkinkan munculnya hambatan dalam pelaksanaan
tugas perkembangan yang selanjutnya dan memungkinkan munculnya ketidak
kebahagiaan (Dewi, 2018).
Berdasarkan beberapa pendapat tentang tugas perkembangan di atas, dapat
disimpulkan bahwa tugas perkembangan remaja adalah suatu tahap yang dialami
seseorang remaja dalam menjalankan kehidupannya sebagai salah satu bentuk wujud
kemampuan dari seorang individu yang telah mampu mengembangkan dirinya dan
mampu beradaptasi dengan lingkungannya.
B. Tugas – Tugas Perkembangan Remaja
Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja. Masa ini
merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan
merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa
yang sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi dengan baik, remaja harus menjalankan
tugas-tugas perkembangan pada usinya dengan baik.
William Kay, sebagaimana dikutip Saputro (2018) mengemukakan tugas-tugas
perkembangan masa remaja sebagai berikut:
1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mempunyai
otoritas.
3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan teman
sebaya, baik secara individual maupun kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya.
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya
sendiri.
6. Memeperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai,
prinsip-prinsip, atau falsafah hidup (weltanschauung).
7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-
kanakan.
Selanjutnya, dalam membahas tujuan tugas perkembangan remaja, Saputro
mengemukakan pendapat Luella Cole yang mengklasifikasikannya ke dalam sembilan
kategori, yaitu:

1. Kematangan emosional.
2. Pemantapan minat-minat heteroseksual.
3. Kematangan sosial.
4. Emansipasi dari control keluarga.
5. Kematangan intelektual.
6. Memilih pekerjaan.
7. Menggunakan waktu senggang secara tepat.
8. Memiliki falsafah hidup.
9. Identifikasi diri.

Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk fase remaja dikemukakan oleh


Havighurst yang dikutip oleh Hatadi (2014) sebagai berikut:

1. Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara efektif.


2. Menerima peranan sosial jenis kelamin sebagai pria/Wanita.
3. Menginginkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab
social.
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5. Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-
laki.
6. Perkembangan skala nilai.
7. Secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih adekwat.
8. Persiapan mandiri secara ekonomi.
9. Pemilihan dan latihan jabatan.
10. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

Selanjutnya, Adapun tugas- tugas perkembangan menurut Hurlock, sebagai


berikut :

1. Mampu membina keadaan fisiknya.


2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan
jenis
4. Mencapai kemandirian emosional
5. Mencapai kemandirian ekonomi
6. Mengembangkan konsep dan ketrampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota anggota masyarakat
7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8. Mengembakan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk
memasuki dunia dewasa
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
keluarga.
C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Lancarnya Pelaksanaan Tugas-Tugas
Perkembangan Remaja
Keberhasilan atau gagalnya pencapaian tugas perkembangan pada masa remaja
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pelaksanaan tugas perkambangan remaja tidak lepas dari karakteristik
individu, lingkungan, dan perilaku. Dalam Pratiwi & Wahyuni (2019) mengemukakan
pendapat Zimmerman bahwa ada tiga faktor :
a. Individu
Faktor individu terbagi menjadi tiga antara lain:
1) Pengetahuan individu yaitu semakin banyak dan beragam pengetahuan yang
dimiliki seseorang maka semakin membantu seseorang dalam melakukan
tugas perkembangan.
2) Kemampuan Metakognisi yaitu semakin tingggi kemampuan metakognisi
individu makan akan semakin membantu pelaksanaan tugas perkembangan
pada individu.
3) Tujuan yang ingin dicapai, yaitu semakin banyak dan kompleks tujuan yang
diraih maka semakin besar kemungkinan individu melakukan tugas
perkembangan.
b. Perilaku
Perilaku yaitu bagaimana individu menggunakan kemampuan yang dimiliki
dalam melaksanakan tugas perkembangannya. Semakin besar upaya yang
dikerahkan individu dalam mengorganisasikan kegiatan maka secara tidak langsung
akan meningkatkan tugas perkembangan yang terjadi pada individu.
c. Lingkungan
Lingkungan berkaitan dengan bagaimana lingkungan dapat mendukung atau
tidak mendukung individu dalam pelaksanaan tugas perkembangan individu
tersebut.

Tugas-tugas perkembangan pada remaja banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor


disekitarnya. Perkembangan fisik dan psikis remaja dapat mempengaruhi kelancaran
dalam pelaksanaan tugas perkembangan remaja. Faktor perkembangan fisik pada
remaja mempengaruhi kelancaran pelaksanaan tugas perkembangan remaja memiliki
rata-rata 19,56 dengan kriteria sedikit. Sedangkan kurang lancarnya pelaksanaan tugas
perkembangan remaja memiliki kategori cukup banyak dengan rata-rata 28,80 pada
faktor psikis. Remaja disini tidak memiliki tempat yang jelas, mereka berada di fase
mencari jati diri atau fase topan dan badai. Remaja tidak termasuk anak-anak dan juga
belum secara penuh disebut sebagai orang dewasa. sehingga remaja sendiri belum
mampu memaksimalkan fungsi fisik dan psikis yang ada dalam dirinya.
(Muftianingrum, dkk. 2019)

Sedangkan, menurut Hurlock yang dikutip oleh Fallis (2013) mengemukakan


bahwa tugas perkembangan remaja dipengaruhi oleh lingkungan sosial, gambaran citra
tubuh, motivasi diri, pengetahuan, kepribadian, ketersediaan fasilitas, bimbingan untuk
mempelajari tugas perkembangan, kreatifitas, dan pemenuhan tugas perkembangan
sebelumnya serta dukungan dari keluarga. Berdasarkan pendapat dari para ahli, dapat
disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi lancarnya tugas perkembangan yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.

D. Masalah - Masalah Pencapaian Tugas Perkembangan Remaja


Menurut Hurlock dalam Fallis (2013) Ada beberapa masalah yang dialami
remaja dalam memenuhi tugas - tugas perkembangan, yaitu masalah pribadi dan
masalah khas yang terjadi pada remaja. Masalah pribadi yaitu masalah-masalah yang
berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan,
emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai. Sedangkan masalah khas remaja adalah
masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah
pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang
keliru.
Selain itu adapun hal lain yang menjadi masalah yaitu tiugas perkembangan
pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan
harapan-harapan baru yang dialami remaja, membuat remaja mudah mengalami
gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku. Selain
itu, stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka
mengambil resiko dengan melakukan kenakalan.
Menurut Netrawati, dkk. (2018) Masa remaja ditandai dengan adanya berbagai
perubahan, baik secara fisik maupun psikis. Adanya perubahan yang terjadi pada
remaja dapat menimbulkan problema atau masalah tertentu pada dirinya. Apabila
masalah remaja tidak disertai dengan upaya pemahaman diri dan pengarahan diri secara
tepat, dapat menjurus pada berbagai tindakan kenakalan remaja dan kriminal.
Permasalahan yang terjadi pada remaja sangat bervariasi mulai dari masalah sosial,
pribadi, belajar dan individu. Permasalahan remaja dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a) Permasalahan berkaitan dengan perkembangan kognisi dan bahasa
Pada masa remaja awal ditandai dengan perkembangan kemampuan
intelektual yang pesat. Namun ketika, si remaja tidak mendapatkan
kesempatan pengembangan kemampuan intelektual, terutama melalui
pendidikan di sekolah, maka boleh jadi potensi intelektualnya tidak akan
berkembang optimal. Begitu juga masa remaja, terutama remaja awal
merupakan masa terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing.
Namun dikarenakan keterbatasan kesempatan dan sarana dan prasarana,
menyebabkan si remaja kesulitan untuk menguasai bahasa asing. Tidak bisa
dipungkiri, dalam era globalisasi sekarang ini, penguasaan bahasa asing
merupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan hidup dan karier
seseorang. Namun dengan adanya hambatan dalam pengembangan
ketidakmampuan berbahasa asing tentunya akan sedikit-banyak
berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya.
b) Pemasalahan berkaitan dengan perilaku sosial, moralitas, dan keagamaan
Masa remaja disebut pula sebagai masa social hunger (kehausan sosial),
yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di
lingkungan kelompok sebayanya (peergroup). Penolakan dari peer group
dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan dia sebagai isolated dan
merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh
rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga
dan memiliki kehormatan dalam dirinya. Problema perilaku sosial remaja
tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi
dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di sekolah. Hal
ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai
adanya keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk
melepaskan ketergantungan dan dapat menentukan pilihannya sendiri,
namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua, terutama secara
ekonomis. Sejalan dengan pertumbuhan organ reproduksi, hubungan sosial
yang dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan adanya
keinginan untuk menjalin hubungan khususdengan lain jenis dan jika tidak
terbimbing dapat menjurus tindakan penyimpangan perilaku sosial dan
perilaku seksual. Pada masa remaja juga ditandai dengan adanya keinginan
untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak
terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam
dirinya maupun dengan lingkungannya.
c) Permaslahan berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan emosional
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self
identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan
menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika
remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis
identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk
sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang
sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan
belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan
pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering merasa tertekan dan
bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku agresif.
Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan
emosinya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam pencapaian tugas
perkembangan pada masa remaja dapat menyebabkan masalah-masalah yang terjadi
baik itu masalah pribadi maupun masalah yag khas terjadi pada remaja dan hal tersebut
tentunya dipengaruhi oleh kemajuan teknologi saat ini.
E. Upaya Guru BK dalam Mengentaskan Masalah-Masalah Perkembangan Remaja
Remaja di sekolah terkadang memperlihatkan masalah- masalah yang
bersumber dari lingkungan dan tidak terpenuhinya tugas perkembangan dengan baik.
Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori
yang bisa dianggap wajar, tapi perlu mendapatkan perhatian dari guru khususnya guru
BK. Masalah-masalah remaja tentunya tidak dapat dibiarkan begitu saja karena akan
mempengaruhi perkembangan remaja. Oleh karena itu perlu peran guru BK atau
konselor untuk mengarahkan, membimbing dan mendampingi siswa dalam
menghadapi masalah-masalah di sekolah. Permasalahan remaja khususnya yang terkait
dengan tugas perkembangan perlu mendapatkan penanganan yang profesional.
Profesionalitas seorang guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik
sangatlah penting. Semakin guru itu bisa menunjukkan kinerja yang baik, maka siswa
akan dapat merasakan manfaat dari pelayanan guru tersebut. Guru Bimbingan dan
Konseling (BK) merupakan salah satu tenaga pendidik yang dapat membantu masalah-
masalah remaja di sekolah. Keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah dijadikan
tempat untuk membantu memandirikan siwsa agar mereka mampu berkembang sesuai
dengan tugas-tugas perkembangannya.
Dalam membantu permasalahan siswa terkait dengan tugas-tugas
perkembangannya dapat dibantu dengan pendekatan konseling analisis transaksional.
Pada pendekatan ini guru BK akan membantu siswa untuk menampilkan ego state yang
tepat sehingga dapat memenuhi tugas-tugas perkembangannya. Permasalahan-
permasalahan yang dialami siswa akan dianalisis dengan strategi life position supaya
siswa dapat menampilkan perilaku yang seharusnya.
Untuk membantu permasalahan remaja yang terkait dengan perkembangannya
perlu pelayanan yang khusus sehingga dapat dibantu dengan optimal. Permasalahan
remaja ini harus dicarikan solusinya. Salah satu solusinya adalah dengan program
konseling analisis transaksional. Konseling analisis transaksional digunakan untuk
menganalisis sampai melakukan prognosis kepada siswa remaja. Pendekatan analisis
transaksional merupakan salah satu cara untuk membantu permasalahan-permasalahan
remaja dengan tujuan;
1. Membantu siswa mengatasi masalah-masalah perkembangan dengan
menggunakan pendekatan konseling analisis transaksional.
2. Menggunakan analisis ego state untuk memfasilitasi perubahan perilaku.
3. Membantu remaja mencapai life position untuk mencapai perkembangan
yang optimal
4. Memberikan keterampilan pada guru BK untuk terampil menggunakan
pendekatan analisis transaksional dengan mengunakan teknik life position.
5. Dengan pendekatan analisis transaksional guru BK dapat membantu siswa
mencapai life position Saya OK, Kamu OK.

Pendekatan konseling Analisis transaksional salah satu pendekatan yang


menekankan pada hubungan interaksional mencakup aspek-aspek kepribadian dan
dinamika sosial yang disusun berdasarkan pengalaman. Pendekatan AT dalam
mencapai tujuan mengarahkan siswa fokus pada situasi “di sini dan sekarang”, dengan
mengajarkan pemodelan perilaku yang tepat, dan membantu siswa menetapkan tujuan
pribadi yang akan memberikan bantuan pada pencapaian perkembangan yang
optimal.(Netrawati, dkk. 2018)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tugas perkembangan remaja adalah suatu tahap yang dialami seseorang remaja
dalam menjalankan kehidupannya sebagai salah satu bentuk wujud kemampuan dari
seorang individu yang telah mampu mengembangkan dirinya dan mampu beradaptasi
dengan lingkungannya. Tugas perkembangan masa remaja difokuskan untuk
meningkatkan sikap dan perilaku kekanak- kanakan serta berusaha bersikap dan
berperilaku secara dewasa. Adapun tugas perkembangan remaja menurut Hurlock,
diantaranya mampu membina keadaan fisiknya, mencapai kemandirian emosional,
mencapai kemandirian ekonomi, mampu menerima dan memahami peran seks usia
dewasa dan masih ada beberapa tugas perkembangan yang dikemukakan oleh para ahli.
Keberhasilan atau gagalnya tugas perkembangan dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal yang terjadi pada diri individu. Dari faktor – faktor
tersebuut, dapat menimbulkan masalah yang terjadi pada remaja dalam pelaksanaan
tugas perkembangan yaitu maslaah pribadi dan masalah khas yang terjadi masa remaja
pada umumnya. Dengan terjadinya masalah itu maka diperlukan upaya untuk
mengentaskan permasalahan dalam menjalankan tugas – tugas perkembangan remaja.

B. Saran

Agar tidak terjadinya penyimpangan perkembangan atau kelambatan


perkembangan, maka remaja dituntut untuk berusaha menyelesaikan tugas – tugas
perkembangannya sesuai dengan tahapnya, dengan cara mengikuti berbagai macam
hal-hal yang dapat membantu tugas perkembangan tersebut. Dalam hal ini, peran orang
tua dan lingkungan sekitar sangat penting dalam menjalankan tugas perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA

Daulay, W., Wahyuni, S. E., & Nasution, M. L. (2021). Optimalisasi Perkembangan Remaja
Melalui Tkt (Terapi Kelompok Terapeutik) Di Kecamatan Medan Amplas Dan Medan
Johor. Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin, 4(2), 73–81.
https://doi.org/10.36341/jpm.v4i2.1552

Dewi, M. C. (2018). Faktor yang mempengaruhi pemenuhan tugas-tugas perkembangan


remaja di SMP negeri 39 Meringin. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689–1699.

Fallis, A. . (2013). Hubungan Antara Peran Ayah Terhadap Pemenuhan Tugas Perkembangan
Remaja. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Hatadi, H. (2014). Tugas Perkembangan. Jurnal PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK


DAN REMAJA, 1(2), 223.

Kurniawati, N. A., Solehuddin, & Ilfiandra. (2019). Tugas Perkembangan pada Anak Akhir.
Journal of Innovative Counseling : Theory, Practice & Research, 3(2), 83–90.

Muftianingrum, Y., Pudjiastuti, S. E., & Sawab, S. (2019). Efektivitas Edukasi Konsep Diri
Untuk Meningkatkan Pengetahuan Perkembangan Remaja. Jendela Nursing Journal,
3(1), 11. https://doi.org/10.31983/jnj.v3i1.4494

Netrawati, N., Khairani, K., & Karneli, Y. (2018). Upaya Guru BK untuk Mengentaskan
Masalah-Masalah Perkembangan Remaja dengan Pendekatan Konseling Analisis
Transaksional. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 2(1), 79.
https://doi.org/10.29240/jbk.v2i1.463

Oktaviani, J. (2018). BAB II Kosep perilaku Remaja. Universitas Muhammadiyah Semarang,


51(1), 51.

Pratiwi, I. W., & Wahyuni, S. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self Regulation
Remaja Dalam Bersosialisasi. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Pengembangan Sdm,
8(1), 1–11. https://ejournal.borobudur.ac.id/index.php/psikologi/article/view/589

Putri, A. F. (2018). Pentingnya Orang Dewasa Awal Menyelesaikan Tugas


Perkembangannya. SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling, 3(2), 35.
https://doi.org/10.23916/08430011
Saputro, K. Z. (2018). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja. Aplikasia:
Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, 17(1), 25.
https://doi.org/10.14421/aplikasia.v17i1.1362

Sarwono. (2019). Psikologi Remaja. 297.

Anda mungkin juga menyukai