Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA & KOMUNITAS

“ AGREGAT REMAJA”

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STASE KELUARGA DAN KOMUNITAS
KELOMPOK 7

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
PONTIANAK TAHUN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-
kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun
dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun
(Keliat, 2016). Remaja memiliki beberapa tugas perkembangan yang harus
dipenuhi. Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya kecenderungan
Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula
oleh kemampuan yang dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan
memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan
membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering
sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh
lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan
pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa
setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. Di antara
kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran, dan seringkali
mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada masing-masing
anggota (Potter & Perry, 2012). Menurut WHO, remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut peraturan menteri kesehatan RI
nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18
tahun. Menurut WHO diperkirakan jumlah remaja didunia sebanyak 1,2
milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia. Menurut data Statistik
Indonesia tahun 2014 jumlah remaja di Indonesia sebanyak 14.392.649 jiwa.
Pada masa transisi, remaja mengalami pertumbuhan secara fisik serta
menunjukkan perkembangan kognitif yang cukup pesat. Perkembangan
kognitif berguna bagi remaja agar siap menghadapi peran-peran serta tugas-
tugas barunya sebagai orang dewasa. Selain itu, juga mulai mengalami
perkembangan sosial dan perkembangan moral (Sarwono, 2011). Remaja
memiliki kecenderungan yang kuat untuk berkelompok dan suka bergabung
dengan kelompok remaja yang sejenis (Sa’id, 2015). Pada saat yang sama,
perkembangan moral remaja juga tengah berada pada tingkatan konvensional,
yaitu suatu tingkatan yang ditandai dengan adanya kecenderungan tumbuhnya
kesadaran bahwa norma- norma yang ada dalam masyarakat perlu dijadikan
acuan dalam hidupnya (Ali &Asrori, 2012). Potter & Perry (2012)
memaparkan bahwa semua tugas perkembangan pada masa remaja
dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-
kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa.
Menurut Ali (2006) tugas perkembangan masa remaja difokuskan kepada
upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha
untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Tugas
perkembangan remaja diantaranya mencapai hubungan baru dan yang lebih
matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, mencari peran sosial
pria dan wanita serta menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya
secara efektif (Potter & Perry, 2012).

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa/mahasiswi memperoleh informasi dan gambaran
tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Remaja.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan konsep teori tentang remaja.
b. Mampu melaksanakan pengkajian pada remaja dengan masalah
yang ada.
c. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas remaja.
d. Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas
pada remaja.
e. Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan
keperawatan komunitas pada remaja
f. Mampu menyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan
komunitas pada remaja yang bermasalah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Remaja
1. Definisi Remaja
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian,
menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah
adolesens. Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk
menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisologis yang
terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama
perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolesens lebih ditekankan
pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa
pubertas (Soetjiningsih, 2004).
Masa remaja merupakan dekade kedua kehidupan dimana terjadi
perubahan fisik dan psikologis yang besar. Hal ini juga membawa
perubahan dalam interaksi sosial. Masa remaja sebagai kesempatan untuk
menata ke tahap usia dewasa yang sehat dan produktif serta mengurangi
kemungkinan terjadinya masalah kesehatan dimasa yang akan datang.
Masa remaja berlangsung antara umur 10-19 tahun. Pada fase tersebut
terjadi perubahan yang amat pesat baik dalam fase biologis dan
hormonal, maupun bidang psikologis dan sosial.
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat
pertama kali ia menunjukkan tanda - tanda seksual sekundernya sampai
saat ia mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2011). Masa remaja
disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi perubahan dalam sikap,
dan perubahan fisik (Pratiwi, 2013). Remaja pada tahap tersebut
mengalami banyak perubahan baik perubahan secara emosi, tubuh,
minat, pola perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah pada masa
remaja (Hurlock, 2011).
Berdasarkan beberapa pendapat remaja yang telah dikemukakan para
ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang
sedang berada pada masa peralihan dari masa anak- anak menuju masa
dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek
fisik, psikis dan sosial. Dalam proses dinamika ini dapat dikemukakan
ciri remaja yang normal (WHO, 2010) adalah sebagai berikut:
a) Tidak terdapat gangguan jiwa yang jelas atau sakit fisik yang parah;
b) Dapat menerima perubahan yang dialami baik fisik maupun mental
dan sosial;
c) Mampu mengekspresikan perasaannya dengan luwes serta mencari
penyelesaian terhadap masalahnya
2. Klasifikasi Remaja
Dalam Sarwono (2011) ada 3 tahap perkembangan remaja dalam proses
penyesuaian diri menuju dewasa :
a. Remaja Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-13 tahun masih terheran-
heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri
dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu.
Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada
lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang
bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan
yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali
terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para remaja awal sulit
dimengerti orang dewasa.
b. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Tahap ini berusia 14-16 tahun. Pada tahap ini remaja sangat
membutuhkan kawan. Ia senang kalau banyak teman yang
menyukainya. Ada kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai diri
sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat
yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi
kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana : peka
atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis,
idealis atau meterialis, dan sebagainya. Remaja pria harus
membebaskan diri dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu
sendiri pada masa kanak-kanak) dengan mempererat hubungan
dengan kawan-kawan dari lawan jenis.
c. Remaja Akhir (Late Adolescence)
Tahap ini (17-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju periode
dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini:
1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang
lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)
diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri
dengan orang lain.
5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private
self) dan masyarakat umum (the public).
3. Karakteristik Masa Remaja
Menurut (Depkes RI, 2010) karakteristik perkembagan yang normal
terjadi pada remaja dalam menjalankan tugas perkembangannya
mencapai identitas diri, antara lain : menilai diri secara objektif dan
merencanakan untuk mengaktualisasikan kemampuannnya. Dengan
demikian, pada fase ini seorang remaja akan:
a. Menilai rasa identitas pribadi;
b. Meningkatkan minat pada lawan jenis;
c. Menghubungkan perubahan seks sekunder ke dalam citra tubuh;
d. Memulai perumusan tujuan okupasional;
e. Memulai pemisahan diri dari otoritas keluarga.
Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang
kehidupan, masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang
membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya, diantaranya
yaitu (Hurlock, 2005):
a. Masa remaja adalah masa peralihan.
Yaitu peralihan dari satu tahap perkembangan ke perkembangan
berikutnya secara berkesinambungan. Pada masa ini bukan lagi
seorang anak dan juga bukan seorang dewasa. Masa ini merupakan
masa yang sangat strategis, karena memberi waktu kepada remaja
untuk memberntuk gaya hidup dan menentukan pola perilaku, nilai-
nilai, dan sifat-sifat yang sesuai dengan yang diinginkannya.
b. Masa remaja adalah masa terjadi perubahan.
Sejak awal remaja, perubahan fisik terjadi dengan pesat; perubahan
perilaku dan sikap juga berkembang. Ada empat perubahan besar
yang terjadi pada remaja, yaitu perubahan emosi, peran, minat, pola
perilaku (perubahan sikap menjadi ambivalen).
c. Masa remaja adalah masa yang penuh masalah.
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Hal
ini terjadi karena masa remaja belum terbiasa menyelesaikan
masalahnya sendiri tanoa meminta bantuan orang lain. Akibatnya,
terkadang terjadi penyelesaian yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
d. Masa remaja adalah masa mencari identitas.
Identitas diri yang dicari remaja adalah berupa kejelasan siapa
dirinya dan apa peran dirinya di masyarakat. Remaja tidak puas
dirinya sama dengan kebanyakan orang, ia ingin memperlihatkan
dirinya sebagai individu, sementara pada saat yang sama ia ingin
mempertahankan dirinya terhadap kelompok sebaya.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan kekuatan.
Ada stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yang tidak
rapi, tidak dapat dipercaya, cenderung berperilaku merusak,
sehingga menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan
mengawasai kehidupan remaja. Stigma ini akan membuat masa
peralihan remaja ke dewasa menjadi sulit, karena orang tua yang
memiliki pandangan seperti ini akan selalu mencurigai remaja,
sehingga menimbulkan pertentangan dan membuat jarak antara
orang tua dengan remaja.
f. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis.
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca matanya
sendiri, baik dalam melihat dirinya maupun melihat orang lain,
mereka belum melihat apa adanya, tetapi menginginkan
sebagaimana yang ia harapkan.
g. Masa remaja adalah ambang masa dewasa.
Dengan berlalunya usia belasan, remaja yang semakin matang
berkembang dan berusaha memberi kesan sebagai seseorang yang
hampir dewasa, ia akan memusatkan dirinya pada perilaku yang
dihubungkan dengan status orang dewasa, misalnya dalam
berpakaian dan bertindak.
4. Tugas Perkembangan Remaja
Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada
penanganan pada perubahan sikap dan pola perilaku yang kekanak-
kanakkan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa.
(Hurlock, 2005). Menurut Kay (dalam Jahja, 2012) mengemukakan
tugas- tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut:
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur
yang mempunyai otoritas.
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
f. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas
dasar skala nilai, psinsip-psinsip, atau falsafah hidup. (Weltan-
schauung).
g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kekanak- kanakan
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Anak Usia Remaja
Sebagaimana halnya dengan asuhan keperawatan jiwa pada anak, proses
keperawatan juga diterapkan dalam asuhan keperawatan bagi remaja.
1. Pengkajian
Menurut Abdul (2013) Pengumpulan data tentag status kesehatan remaja
meliputi observasi dan interprestasi pola perilaku, yang mencakup
informasi sebagai berikut:
a. Pertumbuhan dan perkembangan
b. Keadaan biofisik (peyakit,kecelakaan)
c. Keadaan emosi (status mental, termasuk proses berfikir)
d. dan pikiran tentang bunuh diri atau membunuh orang lain)
e. Latar belakang sosial budaya, ekonomi, agama
f. Penampilan kegiatan kehidupan sehari hari(rumah, sekolah)
g. Pola penyelesaian masalah (pertahan egoseperti denial,acting out,
menarik diri)
h. Pola interaksi (keluarga, teman sebaya)
i. Persepsi remaja tentang dan atau kepuassan terhadap kesehatannya
j. Tujuan kesehatan remaja
k. Lingkungan (fisik, emosi, ekologi)
l. Sumber materi dan narasumber yang tersedia bagi remaja (sahabat,
sekolah, dan keterlibatanya dalam kegiatan dimasyarakat).
Data yang dikumpulkan mencakup semua aspek kehidupan remaja baik
pada masa lalu maupun sekarangyang diperoleh dari dirir remaja itu
sendiri, keluarga, atau orang lain. Permasalahanya yang biasanya
dihadapi oleh remaja berkaitan dengan citra diri, identitas diri,
kemandirian, seksualitas, peran sosial, dan perilaku seksual yang
menimbulkan perilaku adaptif dan maladaptif.
2. Tujuan
Tujuan pemberian asuhan keperawatan pada usia remaja yaitu keluarga
mampu memahami perilaku yang menggambarkan perkembangan remaja
dan keluarga mampu memahami cara menstimulasi perkembangan
remaja dan keluarga mampu mendemonstrasikan tindakan untuk
menstimulasi perkembangan remaja serta keluarga mampu
merencanakan tindakan untuk mengembangkan kemampuan psikososial
remaja. Sedangkan pada remaja tujuan tindakan ini yaitu remaja mampu
menyebutkan karakteristik perilaku remaja yang normal dan
menyimpang, kemudian remaja mampu menjelaskan cara mencapai
perkembangan serta remaja mampu elakukan tindakan tersebut.
3. Diagnosa Keperawatan
Perawat menggunakan hasil pengkajian untuk menentukan diagnosis
keperawatan. Diagnosa yang dapat ditegakkan yaitu asuhan keperawatan
pada psikosial remaja. Diagnosis tersebut ditegakkan berdasarkan
beberapa batasan karakteristik yang dijelaskan sebelumnya.
4. Rencana tindakan keperawatan
a. Rencana keperawatan membantu remaja memperoleh dan
mempertahankan kesehatan, kesejahteraan dan kualitas hidup dapat
tercapai. Beberapa rencana keperawatan yang dapat diterapkan untuk
diagnosis kesiapan peningkatan perkembangan remaja adalah
Menjelaskan ciri perkembangan remaja yang normal dan
menyimpang.
b. Menjelaskan cara yang dapat dilakukan keluarga untuk memfasilitasi
perkembangan remaja yang normal.
1) Fasilitasi remaja untuk berinteraksi dengan teman kelompok
sebaya
2) Anjurkan remaja untuk bergaul dengan orang lain yang
membuatnya nyaman mencurahlan perasaan nya, perhatian dan
kekawatiran
3) Anjurkan remaja ubtuk mengikuti organisasi yang mempunyai
kegiatan positif ( olah raga, seni, bela diri, pramuka, pengajian)
4) Berteman sebagai teman curhat bagi remaja
5) Berperan sebagai contoh bagi remaja dalam melakukan interaksi
sosial yang baik
6) Beri lingkunga yang nyaman bagi remaja untuk melakukan
aktifitas bersama kelompoknya.
c. Diskusikan dan demonstrasikan tindakan untuk membantu remaja
memperoleh identitas diri
d. Diskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan keluarga untuk
memfasilitasi remaja memperoleh identitas diri.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan yang mencakup perubahan
atau respon masyarakat terhadap program kesehatan yang dilaksanakan
(Nugroho, 2014).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Remaja

Kode KK: Dusun :

RW : RT :

1. Pengkajian
Data Demografi
No Nama Umur J Hub Suku Agama Pend. Pek Gol Kead. Imuni PUS
Anggota K Dlm / Ras Darah Fisik sasi
Keluarga Kelg
1 Tn. S 6 1 1 2 2 6 5 1 1 1 1

2 Ny. M 6 2 2 2 2 6 8 4 1 1 2

3 Tn. R 4 1 3 2 2 6 9 4 1 1 1

4 Nn. A 4 2 3 2 2 5 9 1 1 1 1

Data Sosial Ekonomi


1. Penghasilan rata-rata per bulan:
Penghasilan dari bekerja sebagai karyawan swasta > 2.500.000
2. Kepemilikan dana jaminan kesehatan
Keluarga memiliki jaminan kesehatan berupa BPJS mandiri yang
dibayar perbulan oleh perusahaan tempat dia bekerja

Gizi
1. Frekuensi makan per hari
Keluarga makan 3x dalam sehari
2. Cara pengolahan makanan di keluarga:
Keluarga biasanya mengolah makanan dengan di cuci, di potong
kemudian di masak
3. Konsumsi lauk pauk (daging, tahu, tempe, ikan, dsb):
Mengkonsumsi lauk-pauk setiap hari
4. Konsumsi sayur-sayuran
Keluarga mengkonsumsi sayuran kadang-kadang
5. Konsumsi buah-buahan:
Keluarga mengkonsumsi buah-buahan kadang-kadang
6. Konsumsi garam yodium:
Setiap hari
7. Pantangan makan dalam keluarga
Keluarga tidak ada pantangan dalam mengkonsumsi makanan
Lingkungan Fisik

a. Perumahan
1. Kepemilikan rumah:
 Milik sendiri
2. Jenis rumah:
 Permanen
3. Lantai:
 Tegel/semen
4. Ventilasi:
 >10% dari luas santai
5. Pencahayaan sinar matahari:
 Masuk ke dalam rumah
6. Luas bangunan per orang:
 >8m2/orang
7. Pemanfataan pekarangan:
 Tanaman hias/bunga

b. Pembuangan
1. Di mana keluarga buang air besar:
 WC
2. Bila menggunakan WC, jenis jamban yang digunakan:
 Septic tank

3. Jarak WC dengan sumber air:


 <10 m
4. Kondisi jamban:
 Terawat

c. Sumber air
1. Sumber air untuk mandi/cuci: Sumur Pompa
2. Sumber Air minum : Air Hujan
3. Pengelolaan air minum:
 Dimasak

d. Tempat penampungan air


1. Jenis tempat penampungan air:

 Torn/blong air
2. Kondisi:
 Tertutup

3. Pengurasan:

 Satu bulan sekali


4. Kondisi airnya:
 Tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna

e. Pembuangan sampah dan limbah


1. Tempat pembuangan sampah:
 Dibakar
2. Kondisi tempat sampah:
 Terbuka, tidak kedap air
3. Pembuangan air limbah:
 Got
4. Kondisi saluran limbah:
 Lancar
f. Kandang ternak/unggas
1. Kepemilikan kandang ternak
 Tidak
Status Kesehatan
a. Sarana kesehatan
1. Sarana kesehatan terdekat dengan rumah:
Puskesmas dan Praktek Bidan
2. Pemanfaatan sarana kesehatan:
 Ya
b. Masalah kesakitan
1. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit (3 bulan
terakhir):
 Tidak
2. Sarana pelayanan kesehatan yang sering digunakan
keluarga jika anggota keluarga sakit:

 Puskesmas

c. Kematian
1. Apakah ada anggota keluarga yang meninggal dalam satu tahun
terakhir:
 Tidak

d. KIA/KB
Pasangan usia subur (PUS)
1. Untuk PUS yang akseptor KB, jenis kontrasepsi yang digunakan:

 Suntik

e. Kesehatan anak usia sekolah/Remaja


1. Apakah ada anak usia sekolah/ remaja:
 Ya
2. Jika Ya, usia anak saat ini:
 Lebih dari 12 tahun – 20 tahun
3. Pendidikan anak berada pada tingkat:
 SMP dan SMA
4. Kegiatan anak di luar sekolah:
 Olahraga
5. Apakah ada anak yang menderita penyakit:
 Tidak
6. Bagaimana penggunaan waktu luang anak:
 Main game/gadget, nonton TV
7. Kebiasaan tidak sehat yang dilakukan anak/remaja
 Merokok
f. Kesehatan Dewasa
1. Status gizi saat ini:
 BB Normal

g. Kesehatan lansia

Apakah lansia saat ini bekerja:


 Tidak

B. Askep Komunitas Pada Agregat Remaja


1. Pengkajian
Inti Komunitas
a. Sejarah
Terdapat 98 warga yang berusia antara 13-18 tahun di Desa Jelimpo,
Kec. Jelimpo Kab. Landak. Hasil distribusi remaja berdasarkan
kebiasaan merokok didapatkan bahwa sebagian remaja tidak
memiliki kebiasaan merokok, yaitu sebanyak 72 orang (73%) dan
remaja sebanyak 26 orang (27%) memiliki kebiasaan merokok. Hasil
distribusi remaja berdasarkan alasan remaja tidak merokok
didapatkan bahwa untuk menjaga kesehatan, yaitu sebanyak 50
orang (69,4%) karena dimarahi orang tua sebanyak 10 (13,8%),
karena pemborosan sebanyak 5 orang (6,9%) dan karena lain-lain 7
orang (9,8%).

b. Demografi
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, terdapat 356 KK yang
dikaji yang terdiri dari 1424 penduduk. Perbandingan sex ratio dari
jumlah penduduk yang dilakukan pengkajian. Sebagian besar
penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 705 orang (49,5%)
dan jenis kelamin laki – laki sebanyak 719 orang (50,5%). Hal ini
menggambarkan pertumbuhan penduduk perempuan lebih tinggi,
komposisi jumlah penduduk berdasarkan rentang usia dari 1424
penduduk yang dilakukan pengkajian. Sebagian besar penduduk
yang dikaji terdiri dari kelompok usia dewasa sebanyak 756 (53,1%)
dan sebagian kecil terdiri dari kelompok bayi, balita, balita sejumlah
126 orang (8,8%). Data tersebut menjelaskan data usia produktif
menempati urutan jumlah tertinggi sehingga angka ketergantungan
semakin kecil.
c. Etnisitas
Mayoritas Suku di Desa Jelimpo, Kec. Jelimpo Kab. Landak adalah
dayak.
d. Nilai dan Keyakinan
Penduduk di Desa Jelimpo, Kec. Jelimpo Kab. Landak beragama
Kristen. Banyak berdiri Gereja di sekitar perumahan warga.
Subsistem komunitas
a. Lingkungan
Sebagian besar rumah penduduk telah memenuhi persyaratan lantai
rumah sehat dengan lantai berupa ubin atau semen yang kedap air
dan mudah dibersihkan. Mayoritas penduduk yang dilakukan
pengkajian menyatakan nyamuk sebagai vaktor penyakit terbesar
sebanyak 392 rumah (77.93%) dan sebagian kecil diakibatkan oleh
kecoa sebanyak 16 rumah (2.98%). Kondisi ini mendukung fakta di
lapangan bahwa Desa Jelimpo dengan insiden penyakit Demam
Berdarah Tergolong tinggi akibat faktor penyakit akibat nyamuk.

b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


Distribusi kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke
Puskesmas sebanyak 261 warga (42,86%). Kebiasaan warga untuk
minta tolong bila sakit ke dokter praktik sebanyak 64 warga
(12,70%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke
perawat sebanyak 101 warga (20,01%). Kebiasaan keluarga untuk
minta tolong bila sakit ke bidan sebanyak 107 warga (21,23%).
Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke fasilitas lain
sebanyak 9 warga (1,79%).
c. Ekonomi
Sebagian besar mata pencaharian peduduk yaitu buruh tani sebanyak
278 orang dan karyawan sebesar 356 orang.
d. Transportasi dan keamanan
Transportasi di Desa Jelimpo, Kec. Jelimpo Kab. Landak mayoritas
menggunakan kendaraan roda dua. Sebagian penduduk juga ada
yang menggunakan kendaraan roda empat dalam melakukan
mobilisasi, dan ada juga yang hanya berjalan kaki dalam mengakses
pelayanan kesehatan.
e. Politik dan Pemerintahan
Untuk meminimalkan terjadinya peningkatan jumlah perokok
remaja di Desa Jelimpo, Kec. Jelimpo Kab. Landak banyak
dilakukan program kesehatan mengenai bahaya dari merokok.
f. Komunikasi
Desa Jelimpo, Kec. Jelimpo Kab. Landak tidak memiliki telepon
umum, karena masyarakan sebagian besar menggunakan ponsel
untuk saling berkomunikasi antar masyarakat.
g. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Jelimpo, Kec. Jelimpo Kab.
Landak sebagian besar adalah yang sedang sekolah yaitu sejumlah
530 orang. Sedangkan penduduk yang belum TK sebesar 26 orang,
penduduk TK 96 orang dan tamat S-1 43 orang.
h. Rekreasi
Desa Jelimpo, Kec. Jelimpo Kab. Landak tidak memiliki tempat
rekreasi atau fasilitas rekreasi. Masyarakat Jelimpo biasanya pergi ke
bukit, air terjun, atau ke taman hiburan lain yang letaknya berada di
Kabupaten lain.
Analisa Data
Masalah Kesehatan/
No. Data Subjektif Data Objektif
Keperawatan
1.1 - Hasil pengkajian Ketidakefektifan koping
kesehatan 26 komunitas pada
remaja memiliki kelompok remaja di
kebiasaan Desa Jelimpo, Kec.
merokok Jelimpo Kab. Landak
dalam mengatasi masalah
remaja berhubungan
dengan kurangnya
pengetahuan remaja
mengenai kesehatan
remaja serta kurangnya
keterampilan remaja
dalam meningkatkan
kualitas kesehatan.
Penapisan Perioritas Masalah

No. Masalah Scor

1. Ketidakefektifan koping komunitas pada


kelompok remaja di Desa Jelimpo, Kec. Jelimpo
26
Kab. Landak dalam mengatasi masalah remaja
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
remaja mengenai kesehatan remaja serta
kurangnya keterampilan remaja dalam
meningkatkan kualitas kesehatan.

2. Diagnosa
Ketidakefektifan koping komunitas pada kelompok remaja di Desa
Jelimpo, Kec. Jelimpo Kab. Landak dalam mengatasi masalah remaja
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja mengenai
kesehatan remaja serta kurangnya keterampilan remaja dalam
meningkatkan kualitas kesehatan.
3. Intervensi

Diagnosa Evaluasi

No Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Rancangan Kegiatan Hari/ Tempat


Kriteria Standar
Komunitas Tgl

1. Ketidakefektifan koping Menurunkan Remaja Penyuluhan Memberikan penyuluhan SMP 02 Minimal 80% peserta Remaja dapat
komunitas pada perilaku Desa Kesehatan kesehatan tentang bahaya Jelimpo hadir, serta mampu memahami pendidikan
kelompok remaja di merokok di Jelimpo merokok pada remaja menjelaskan kembali kesehatan tentang
Desa Jelimpo, Kec. Kec. Desa Jelimpo Kec.
kalangan bahaya merokok bahaya merokok yang
Jelimpo Kab. Landak Jelimpo Jelimpo meliputi :
remaja (smp) meliputi :
dalam mengatasi
1. Berikan informasi
masalah remaja 1. Remaja mengatakan
mengenai penyakit,
berhubungan dengan sudah paham tentang
berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan bahaya merokok
remaja mengenai
perilaku merokok
2. Ajarkan pantangan 2. Remaja terlihat
kesehatan remaja serta
terhadap perilaku antusias mengikuti
kurangnya keterampilan
remaja dalam merokok bila sudah penyuluhan tentang

meningkatkan kualitas aktif merokok ajarkan bahaya merokok


kesehatan. cara untuk berhenti 3. Remaja dapat
menjadi perokok aktif mengetahui tentang
3. Berikan informasi bahaya merokok
akurat tentang
konsekuensi perilaku
merokok
4. Berikan penjelasan
tentang bahaya
kandungan zat dalam
rokok
5. Berikan informasi
kepada orang tua atau
wali perilaku anak
mereka yang rentan
melakukan perilaku
merokok
4. Implementasi dan Evaluasi

Implementasi Evaluasi
1. Memberikan informasi mengenai S:
penyakit, berhubungan dengan perilaku - Remaja mengatakan sudah paham
merokok tentang bahaya merokok
2. Mengajarkan pantangan terhadap perilaku
O:
merokok bila sudah aktif merokok
ajarkan cara untuk berhenti menjadi - Remaja terlihat antusias mengikuti
perokok aktif penyuluhan tentang bahaya merokok
3. Memberikan informasi akurat tentang - Remaja dapat mengetahui tentang
konsekuensi perilaku merokok bahaya merokok
4. Memberikan penjelasan tentang bahaya
A:
kandungan zat dalam rokok
5. Memberikan informasi kepada orang tua - Kurangnya pengetahuan remaja

atau wali perilaku anak mereka yang tentang bahanya merokok teratasi

rentan melakukan perilaku merokok sebagian

P:

- Lakukan pemantauan atau pengecekan


kepada remaja apakah sudah
mengurangi angka konsumsi rokok
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi masa
yang yang menyenangkan, meski bukan berarti tanpa masalah. Banyak proses
yang harus dilalui seseorang dimasa transisi kanak-kanak menjadi dewasa ini.
Tantangan yang dihadapi orangtua dan petugas kesehatan dalam menangani
problematika remaja pun akan semakin kompleks. Namun ada penyelesaian
masalah untuk membentuk manusia-manusia kreatif dengan karakter yang
kuat, salah satunya dengan melakukan asuhan keperawatan komunitas pada
kelompok remaja.
Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama di
manaindividu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa, biasanya antara usia 13-20 tahun. Perubahan hormonal pubertas
mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan perkembangan
mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis dan berhadapan
dengan abstraksi.. Remaja dengan jiwa yang masih labil masih perlu
bimbingan melalui penyuluhan agar resiko peningkatan angka kematian dan
perubahan pemeliharaan kesehatan pada remaja kelurahan teratasi.
B. Saran
1. Bagi Remaja
Kesehatan merupakan hal yang paling penting dan utama demi masa
depan nantinya agar cita-cita dapat tercapai, diharapkan dengan adanya
penyuluhan ini remaja menjadi manusia yang kreatif dan berrkarakter
yang kuat dan remaja dapat meningkatkan pemeliharaan kesehatan
2. Bagi Mahasiswa
Makalah ini bisa digunakan sebagai tambahan bahan untuk menambah
wawasan mengenai asuhan keperawatan komunitas khususnya remaja
diharapkan para pembaca dapat menyempurnakan makalah ini lebih baik
lagi

Anda mungkin juga menyukai