BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa Remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa
dewasa, pada masa remaja terjadi beberapa perubahan dari bentuk tubuh serta
kematangan kognitif sel otak secara sempurna dan remaja pola berpikir
remaja di lingkungan sosialnya semakin luas. Di masa Transisi ini remaja
mencari jatidiri sehingga sering terjadi kenakalan-kenakalan remaja,
perkelahian, geng-geng remaja, perbuatan asusila, premanisme semakin
marak terjadi.1 Beberapa diantara remaja pada masa ini sering terjadi
penyalahgunaan narkotika dan minuman keras pada remaja semakin dari
tahun ke tahun semakin meningkat.2
World Drug Report (2012) menyatakan bahwa pada tahun 2010
terdapat sekitar 230 juta orang atau sekitar 5% penduduk dunia usia 15-64
tahun yang menyalahgunakan obat setidaknya satu kali dalam 12 bulan. Dari
semua jenis penyalahgunaan obat, ganja merupakan zat yang paling banyak
digunakan yaitu antara 119 juta sampai 224 juta. Selain itu 13% dari
pengguna narkotika suntikan telah terjangkit HIV (sekitar 20 %), hepatitis C
(46,7%) dan hepatitis B (14,6 %) . Hal ini terus menambah beban global
penyakit dan setidaknya sekitar 1 dari setiap 100 kematian di antara orang
dewasa disebabkan dengan penyalahgunaan obat (UNODC,2012).2 Penelitian
lain dilakukan pula oleh Purnomowardani dan Koentjoro yang
mengemukakan bahwa sebagian besar korban penyalahgunaan narkotika dan
minuman keras adalah remaja, yang terbagi dalam golongan umur 1416
tahun (47,7%); golongan umur 1720 tahun (51,3); golongan umur 2124
tahun (31%). Tinjauan dari tingkat pendidikan dan latar belakang status
ekonomi keluarga. (Purnomowardani & Koentjoro, 2000).1
Masalah penyalahgunaan narkotika dan minuman keras pada remaja
saat ini menjadi perhatian yang cukup banyak. Karena kenakalan remaja
merupakan perilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh remaja. 3 Masa
transisi pada remaja perlu diwaspadai karena remaja merupaka agen
1
2
B. TUJUAN PENULISAN
Pengembangan aplikasi teori/model Meleis Transisi dalam
pengembangan instrumen pengkajian komunitas perilaku kenakalan remaja
dengan penyalahgunaan narkotika dan minuman keras bisa di pergunakan
dalam asuhan keperawatan di praktik komunitas.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP REMAJA
1. Pengertian Remaja
Adolesen (remaja) adalah masa transisi dari anak-anak menjadi
dewasa.4 Istilah adolescence berasal dari kata adolescere yang berarti
tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa (Hurlock 1994).5 Adolescence
artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan
dan sosial serta emosional.5
2. Tahap Perkembangan Remaja
Ada tiga Tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri
remaja, yaitu :
a. Remaja Awal (Early Adolescence)
Pada tahap ini remaja berusia 10-12 tahun masih merasa heran
dan bingung terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. 4 Remaja
mengembangkan pemikiran baru, tertarik dengan lawan jenis dan
mudah terangsang bila ada sentuhan dari lawan jenisnya. Hal ini
menyebabkan para remaja awal sulit dimengerti orang dewasa.5
b. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Usia remaja 13-14 tahun. Pada tahap ini remaja mebutuhkan
banyak teman, menyukai teman yang mempunyai kepribadian yang
sama dengannya, perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa kanak-
kanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari
lawan jenis.6
c. Remaja Akhir (Late Adolescence)
Usia pada tahap ini 16-19 tahun terjadi masa konsolidasi menuju
dewasa dan mempunyai beberapa kriteria, yaitu : minat terhadap
fungsi yang intelek, mencari pengalaman yang baru dan bersatu
dengan orang, identitas seksual tidak akan berubah, perhatian kepada
diri sendiri dan orang lain.6
B. KENAKALAN REMAJA
Menurut M. Arifin, istilah kenakalan remaja merupakan terjemahan
dari kata Juvenile Delinquency yang dipakai di dunia Barat. Istilah ini
mengandung pengertian tentang kehidupan remaja yang menyimpang dari
berbagai pranata dan norma yang berlaku umum. Baik yang menyangkut
kehidupan masyarakat, tradisi, maupun agama, serta hukum yang
berlaku.10
Perilaku kenakalan remaja tentang penyalahgunaan narkotik dan
minuman keras dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami
peningkatan yang cukup signifikan.3 Hasil penelitian Badan Narkotika
Nasional (BNN) bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan
6
4. Asumsi Teori
Asumsi dari teori ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nursing
- pemberi pelayanan pelayanan utama pada klien dan
keluarganya yang berada dalam proses transisi
- Transisi mengakibatkan perubahan serta merupakan hasil dari
perubahan
b. Person
- Transisi melibatkan pergerakan dari proses dan berubah dalam
pola fundamental kehidupan, dimana merupakan manifestasi
dari semua individu
- Transisi menyebabkan perubahan dalam identitas, peran,
hubungan, kebiasaan, dan pola perilaku.
- Kehidupan sehari-hari dari klien, linkungan dan interaksi
terbentuk oleh alam, kondisi, arti, dan proses pengalaman
transisi klien
c. Health
- Proses transisi bersifat kompleks dan multidimensional.
Transisi memiliki pola yang multiple dan kompleks.
- Semua transisi berkarakteristik mengalir dan berubah
sepanjang waktu
- Perubahan dan perbedaan tidak dapat ditukar walaupun merka
bersinonim dengan transisi
d. Environment
- Kerentanan berhubungan dengan pengalaman transisi,
interaksi, dan kondisi lingkungan yang mengekspose individual
terhadap potensi kerusakan, problematic atau perpanjangan
pemulihan kesehatan atau kegagalan koping yang sehat.13
13
BAB III
APLIKASI TEORI/MODEL TRANSISI MELEIS DALAM PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGKAJIAN KOMUNITAS
AGREGAT REMAJA DENGAN MASALAH PENYALAHGUNAAN NARKOTIK DAN MINUMAN KERAS
Pengkajian
Transisi fisik Transisi Kognitif Transisi Moral Transisi Spiritual Transisi Sosial
Perubahan fisik pada -pengetahuan Persepsi remaja tentang - Seberapa kuat Hubungan remaja dengan:
remaja pria dan remaja tentang narkotik dan miras: kepercayaan dan agama -orangtua
wanita : narkotik dan miras -tindakan tentang yang dianut -teman sebaya
-Perubahan jenis -kapan mulai penyalahgunaan narktoik - Ketaatan dalam -kelompok sosial
menjalankan -masyarakat
kelamin mengetahui tentang dan miras
kepercayaan dan agama
-kesesuaian peran narkotik dan miras -hukum tentang pengedar yang dianut
dengan jenis -respon tentang dan pemakai narkotik dan - Nilai kepercayaan dan Akses remaja terhadap
kelamin adanya miras agama yang dianut narkoba :
penyalahgunaan - tentang narkoba -teman sebaya
narkotik dan miras - Pola budaya dan sosia -media sosial
ekonomi
- Norma tentang Pelayanan konseling tentang
penyalahgunaan narkotik dan miras:
narktotik dan miras -di keluarga
-di sekolah
-di masyarakat
14
14
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Teori Transisi ini terdapat input (nature transition) yang akan
mempengaruhi transisi dari klien, nature transisi akan dihambat atau
difasilitasi tergantung dari kondisi dan situasi yang ada di dalam dirinya,
komunitas, dan sosial dari klien, dalam proses yang transisi di harapkan
nantinya akan mencapai outcome yang positif (transisi yang sehat) sehingga
klien akan berada kembali dalam situasi stabil setelah transisi. Adanya proses
transisi dari input-proses-outcome, sama-sama dipengaruhi oleh nursing
therapeutic.
B. Saran
Transition theory menyediakan arahan untuk praktik keperawatan
dengan berbagai tipe transisi oleh penyediaan perspektif yang komprehensif
pada konsep nature dan tipe transisi, kondisi transisi, dan indikator proses
serta outcome.
15
15
DAFTAR PUSTAKA
13. Alligood MR. Nursing Theorist And Their Work. 8th ed. Missouri:
Elsevier; 2014.
14. Meleis AI. TRANSITIONS THEORY. 2010.
15. Afaf Meleis, Deanne Karen Hilfinger Mesias eun-OI. Experiencing
Transitions: An Emerging Middle- Experiencing Transitions: An Emerging
Middle-Range Theory. 2000;(January 2014):180.
17
METODE SUMBER
NO TOPIK SUB TOPIK SUB SUB TOPIK ITEM PENGKAJIAN
A O W DS DATA
1 Demografi Remaja yang - Data umum - Umur Remaja dan
tinggal dengan - Jenis kelamin keluarga
keluarga - Riwayat kesehatan remaja
- Pendidikan
- Lingkungan
- Status kesehatan
- Struktur keluarga
- Fungsi keluarga
3 Sifat Transisi Jenis - Usia remaja mulai - Perilaku yang berdampak pada Remaja
- Perkembangan menggunakan kesehatan remaja Remaja
- Situasional miras - Kemampuan Antisipasi
- Kapan remaja pencegahan penggunaan narkotik
- Sehat Sakit
dan miras
- Organisasional mulai
- Konsekuensi dari perilaku positif
menggunakan - Mulai memakai narkotik dan miras Remaja
narkotik dan miras
18
Keterangan Metode :
A : Angket
O : Observasi
W : Wawancara
DS : Data sekunder
20