Anda di halaman 1dari 23

DEMOGRAFI LANJUT USIA

Purnomo, Skep. Ns
Secara demografi: sensus
penduduk 1971=5,3 jt
(4,5%), thn 1980=8 jt(5,5%),
1990=11,3 juta (6,4%),
2000=15,3 juta (7,4%),
2015=18,3 jt (8,5%).
Pada thn 2005-2015;
jumlah lansia=jumlah anak
balita=19,3(9%) pnduduk.
Pada tahun 2020-
2025=indonesia urutan ke
4 setelah RRC, India,
Amerika
Meningkatnya umur harapan hidup
dipengaruhi:
1. Majunya perlayanan kesehatan
2. Menurunnya angka kematian bayi dan anak
3. Perbaikan gizi dan sanitasi
4. Meningkatnya pengawasan terhadap penyakit
infeksi
Dampak Permasalahan Yang
Timbul
Proses ini akan belangsung beberapa tahap:
Tahap I Generation gap
Gol. Muda terus mengikuti kemajuan teknologi
Tahap II Generation presure
Lansia smkn banyak, tingkat kes. Meninggkat,
mampu imbangi gol muda, tetap pd posisinya. Isu
usia pensiun 55>60 thn
Tahap III Generation conflik
tahap paling berbahaya. Jml lansia>banyak, smakin
kuat & terus menekan
Upaya pencegahan
1. Menyelenggarakan program pensiun secara
terpadu dan merata
2. Menciptakan lapan kerja atau kegiatan bagi
lansia
3. Meningkatkan bantuan sosial untuk cacat
veteran dan mengupayakan keikuitsertaan
masyarakat
Permasalahan Umum
Dengan pertambahan lanjut usia banyak lansia
yang terlantar
Pola kehidupan keluarga yuang mengarah
pada bntuk keluargakecil
Peningkatan mobilitas lansia menyebabkan
permasalahan pada peningatan kemudahan
transportasi/komunikasi yg belum tersedia
Keterbatasan pembinaan kesejahteraan lansia
oleh pemerintah
PELAYANAN KESEHATAN
LANSIA
Masalah lanjut usia (lansia) juga perlu
mendapatkan perhatian karena jumlahnya
yang terus bertambah setiap tahunnya.
Data BPS menunjukkan bahwa jumlah lansia
terus meningkat dari 5,3 jiwa (1971),
meningkat menjadi 14,4 juta (2000) dan
diperkirakan pada tahun 2020 mencapai 28,8
juta jiwa.
Pertambahan penduduk lansia ini mungkin
disebabkan oleh semakin membaiknya
pelayanan kesehatan dan meningkatnya usia
harapan hidup orang Indonesia.
Lansia pedesaan perlu mendapatkan
perhatian 60% lansia Indonesia tinggal di
pedesaan. Berbeda dengan lansia yang
tinggal di perkotaan dan dekat dengan
fasilitas kesehatan yang lengkap, lansia di
pedesaan sangat minim aksesnya terhadap
fasilitas pelayanan kesehatan da cara hidup
sehat.
Karakteristik Penyakit Lansia
penyakit biasanya bersifat multiple (tidak
berdiri sendiri), saling terkait dan kronis
bersifat degeneratif
sering menimbulkan kecacatan atau kematian
seringkali diserta dengan masalah psikologis
dan sosial
Pasien Lansia v.s. Pasien Geriatri
Pasien lansia adalah pasien yang berusia di atas 60
tahun dengan penyakit tunggal.
Pasien geriatri adalah pasien berusia di atas 60 tahun
dengan penyakit ganda, misalnya komplikasi
diabetes, hipertensi dan penyakit jantung koroner.
Pada pasien geriatri gejala penyakit tidak khas.
Pasien Lansia v.s. Pasien Geriatri
Karakteristik lain pasien geriatri adalah penurunan
daya cadangan faali tubuh, penurunan kemampuan
melakukan aktivitas hidup sehari- hari, mengalami
gangguan nutrisi bahkan mengalami immobilitasi
(harus tirah baring selama hitungan hari hingga
bulan).
penanganan pasien geriatri memerlukan
penanganan yang berbeda dengan pasien biasa.
dilakukan oleh suatu tim dari berbagai disiplin
ilmu secara komprehensif
warga usia lanjut juga rentan terkena demensia
(pikun) dan penurunan kemampuan untuk
melakukan aktivitas kehidupan sehari- hari
(activity of daily living).
Tingkat kemandirian diukur dengan indeks
Barthel yang terdiri atas 10 aspek, antara lain:
kemampuan untuk makan (mandiri atau perlu
bantuan), ke toilet untuk buang air kecil, ke
toilet untuk buang air besar, mandi,
mengenakan pakaian, jalan kaki, transfer dari
berbaring ke duduk, naik turun tangga, dan
menyiapkan makanan sendiri.
Program Pemberdayaan Lansia
Tujuan memberdayakan lansia sehingga
mereka mampu untuk menolong dirinya
sendiri dalam mengatasi masalah
kesehatannya serta dapat menyumbangkan
tenaga dan kemampuannya untuk
kepentingan keluarga dan masyarakat.
Program Pemberdayaan Lansia
sasaran utama yaitu para lanjut usia dan sasaran
antara yaitu keluarga yang memiliki lansia, kelompok
usia pra lansia dan masyarakat.
Kegiatan yang dikembangkan lebih menempatkan
lansia sebagai subjek bersifat kegiatan yang
mempertahankan derajat kesehatan, meningkatkan
daya ingat, meningkatkan rasa percaya diri dan
kebugaran lansia.
Program Pemberdayaan Lansia
Program yang dikembangkan hendaknya berbasis
masyarakat sehingga dapat melibatkan masyarakat
dan keluarga yang memiliki lansia dalam
pengembangan program- programnya.
Kegiatan bisa berupa: need assessment, seminar dan
lokakarya mengenai pengembangan program
pelayanan bagi lansia, posyandu lansia, Taman
Pembinaan Lanjut Usia (TPL), pengumpulan data
lansia serta pengembangan jaringan kerjasama
Pendekatan dalam Pelayanan
Kesehatan Lansia
Pendekatan yang bisa mencakup sehat
fisik, psikologis, spiritual dan sosial
Pendekatan satu aspek tidak akan
menunjang pelayanan kesehatan pada lansia
yg membutuhkan pelayanan komprehensif
Pendekatan eklektik holistik pdkt yg
mencakup aspek psikososial dan lingkungan
yang menyertai
Pendekatan dalam Pelayanan
Kesehatan Lansia,meliputi
Pdkt. Biologis:menitik beratkan pada perubahan2
biologis. Perubahan mencakup anatomi & fisiologi
serta berkembangnya kondisi patologis yg multiple
Pdkt. Psikologis: menekankan pd pemeliharaan dan
pengembangan fs.2 kognitif, afektif, konatif dan
kepribadian
Pdkt sosial budaya: menekankan perhatian pada
masalah2 sosial budaya yang mempengaruhi lansia
Pendekatan Psikologis
Fungsi Kognitif
Kemampuan belajar (learning)
Kemampuan pemahaman (comprehension)
Kinerja (performance)
Pemecahan masalah (problem solving)
Daya ingat (memory)
Motivasi
Pengambilan keputusan
kebijaksanaan
Pendekatan Psikologis
Fungsi afektif
Biologis: perasaan indera, perasaan vital dan
perasaan naluriah
Psikologis: p.diri, p. sosial, p.etis, estetis,
intelek, religius
Fungsi konatif (psikomotor)
kepribadian
Pendekatan Sosial Budaya
disengagement theory of agingproses pelepasan
ikatan/ penarikan diri scr pelan2 tetapi pasti &
teratur dari individu atau masy thd satu sama lain
terjadi scr alamiah dan tidak dpt dihindari. Hal tsb
berlangsung sampai penarikan diri yang terakhir,
yaitu mati
Continuity theoryberdasar asumsi bahwa identity
adlh fungsi hubungan & interaksi dg orang lain.
Pendekatan Sosial Budaya
activity theory orang yg masa mudanya sangat aktif
akan terus memelihara keaktifannya setelah dia tua.
sense of integrity dibangun semasa muda & tetap
terpelihara sampai tua.
Erickson membagi manusia menurut fase
umurnya. Ada masa krisis dlm setiap fase. Pada masa
tua ada pilihan antara sense of integrity dan sense
of despair krn ada rasa takut kematian
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA..

Anda mungkin juga menyukai