Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Remaja

Tidak mudah untuk mendefinisikan remaja secara tepat, karena banyak sekali sudut
pandang yang dapat digunakan dalam mendefinisikan remaja. Kata “remaja” berasal dari
bahasa Latin adolescene berarti to grow atau to grow maturity.1 Banyak tokoh yang
memberikan definisi remaja, seperti DeBrun mendefinisikan remaja sebagai periode
pertumbuhan antara masa kanakkanak dan dewasa.2

Elizabeth B. Hurlock Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin (adolescene),
kata bendanya adolescentia yang berarti remaja yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi
dewasa‟‟ bangsa orang-orang zaman purbakala memandang masa puber dan masa remaja
tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan anak dianggap sudah
dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.

Istilah adolescence yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang sangat luas, yakni
mencangkup kematangan mental, sosial, emosional, pandangan ini diungkapkan oleh Piaget
dengan mengatakan, Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintregasi
dengan masarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang
yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam
masalah integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai aspek efektif, kurang lebih
berhubungan dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok.
Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk
mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri
khas yang umum dari periode perkembangan ini.3

Menurut Papalia dan Olds, masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa
kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir
pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluh tahun. Sedangkan Anna Freud, berpendapat
bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang
berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan

1
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta:Kencana, 2011), hlm. 219
2
Ibid. hlm. 220
3
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga,2003), hlm. 206
dengan orangtua dan cita-cita mereka, di mana pembentukan cita-cita merupakan proses
pembentukan orientasi masa depan.4

Hal senada juga di kemukakan oleh Jhon W. Santrock, masa remaja (adolescence) ialah
periode perkembangan transisi dari masa kanak-kanak hingga masa dewasa yang mencakup
perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional.5

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan batasan mengenai siapa remaja secara
konseptual. Dikemukakannya oleh WHO ada tiga kriteria yang digunakan; biologis,
psikologis, dan sosial ekonomi, yakni: (1) individu yang berkembang saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual,
(2) individu yang mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak
menjadi dewasa, dan (3) terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang lebih mandiri.6

Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari
masa anak-anak ke masa dewasa seiring dengan perkembangan fisik, biologis, dan psikis untuk
menuju pada kematangan, jasmani, berfikir, seksual, dan kematangan emosional.

B. Tugas Masa Remaja

Perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku
kekanak-kanakan untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa. Adapun
tugas-tugas pda perkembangan masa remaja menurut Elizabet B.Hurlock adalah sebagai
berikut:

1. Mampu menerima keadaan fisiknya


2. Mampu menerima dan memahami Pengaruh seks usia dewasa.
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
4. Mencapai kemandirian emosional.
5. Mencapai kemandirian ekonomi.

4
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta:Kencana, 2011), hlm. 220
5
Jhon W. Santrock, Adolescence Perkembangan Remaja, (Jakarta: Erlangga,2002), hlm.23
6
S. Wirawan, Psikologi Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 23
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk
melakukan Pengaruh sebagai anggota masyarakat
7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki
dunia dewasa.
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.7

Tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Havighurst sebagaimana dikutip


Gunarsa, sebagai berikut:

1. Menerima kenyataan terjadinya perubahan fisik yang dialaminya dan dapat melakukan
peran sesuai dengan jenisnya secara efektif dan merasa puas terhadap keadaan tersebut
2. Belajar memiliki peranan sosial dengan teman sebaya, baik teman sejenis maupun
lawan jenis sesuai dengan jenis kelamin masing-masing.
3. Mencapai kebebasan dari ketergantungan terhadap orangtua dan orang dewasa lainnya.
4. Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep tentang kehidupan
bermasyarakat.
5. Mencari jaminan bahwa suatu saat harus mampu berdiri sendiri dalam bidang ekonomi
guna mencapai kebebasan ekonomi.
6. Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan
kesanggupannya.
7. Memahami dan mampu bertingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan normanorma dan nilai-nilai yang berlaku.
8. Memperoleh informasi tentang pernikahan dan mempersiapkan diri untuk berkeluarga.
9. Mendapatkan penilaian bahwa dirinya mampu bersikap tepat sesuai dengan pandangan
ilmiah.8

7
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan. hlm. 211
8
Gunarsa, S.D., dan Gunarsa, Y.S., Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga,( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001)
hlm.39.
Sedangkan menurut Erikson menyatakan bahwa tugas utama masa remaja adalah
memecahkan krisis identitas dengan kebingungan identitas, untuk dapat menjadi orang dewasa
unik dengan pemahaman akan diri dan memahami Pengaruh nilai-nilai dalam masyarakat.
“Krisis” identitas ini jarang teratasi pada masa remaja, berbagai isu berkaitan dengan
keterpecahan identitas mengemuka dan kembali mengemuka sepanjang kehidupan masa dewasa

Maka dapat diketahui dari tugas-tugas perkembangan remaja yang harus dilewatinya.
Dengan demikian apabila remaja dalam fase ini remaja gagal menjalankan tugasnya, maka remaja
akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas. dampaknya mereka mungkin akan
lebih cenderung mengembangkan perilaku-prilaku yang menyimpang atau yang biasa di kenal
(deliquency), dan melakukan kriminalitas.9 Untuk itu Pengaruh penting harus dijalankan untuk
selalu memgkontrol agar remaja selalu dalam lingkaran-lingkaran dan tahap-tahap perkembangan
yang berlaku.

9
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.71

Anda mungkin juga menyukai