Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR KERJA MAHASISWA

STUDI KASUS 2

Materi : Perkembangan Masa Dewasa


Sasaran Pembelajaran :
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang fase perkembangan, perkembangan individu
(perkembangan kognitif, affektif dan psikomotor) sesuai fase perkembangan, tugas
perkembangan pada fase perkembangan dan masalah perkembangan yang muncul pada fase
perkembangan sesuai kasus.
Strategi Belajar :
 Belajar kelompok
 Bekerja dan belajar mandiri

HASIL KERJA KELOMPOK UNTUK STUDI KASUS 2

Kelompok :1

Anggota Kelompok : 1. Andi Sri Wahyuni (K021171002)

2. A. Nurul Maulida T. (K021171310)

3. Ita Sajek Prayekti (K021171001)

4. Putri Rahmawati Nento (K021171312)

5. Vivid Syahputri A. (K021171512)

6. Yustika R. (K021171514)

HASIL DISKUSI KASUS 2

I. Kata Kunci
Dewasa: Fase dewasa adalah masa peralihan dari masa remaja. Dewasa dimulai
pada umur 19/20 tahun, dimana pada masa dewasa ini juga disebut sebagai masa
reproduktif.

II. Jawaban Pertanyaan Studi Kasus 2 :


NO JAWABAN SUMBER PUSTAKA
1 a. Fase Perkembangan Dewasa Awal
Fase dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Santrok, John W. 2002.
Pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit demi Life Span Development:
sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mentalnya. Dewasa awal Perkembangan Masa
adalah masa peralihan dari ketergantungan ke masa mandiri, baik Hidup, Edisi 5 Jilid 2.
dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan Jakarta: Erlangga.
pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis. Hurlock (1990)
mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun
samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan
psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda ialah mereka
yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi
perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk
masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition), transisi
secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial
(sosial role trantition).
b. Karakteristik Fase Perkembangan Dewasa Awal
Sejalan dengan tingkat perkembangan usianya, maka sikap
keberagamaan pada orang dewasa antara lain memiliki ciri sebagai
berikut:
 Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan
pemikiran yang matang, bukan sekedar ikut-ikutan.
 Cenderung bersifat realitas, sehinggga norma-norma agama
lebih banyak diaplikasikan dalam sikap dan tingkah laku.
 Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama, dan
berusaha untuk mempelajari dan memperdalam pemahaman
keagamaan.
 Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan
tanggung jawab diri hingga sikap keberagamaan merupakan
realisasi dari sikap hidup.
 Bersikap lebih terbuaka dan wawasan yang lebih luas.
 Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga
kemantapan beragama selain didasarkan atas pertimbangan
pikiran, juga didasarkan atas pertimbangan hati nurani.
 Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe
kepribadian masing-masing, sehingga terlihat adanya pengaruh
kepribadian dalam menerima, memahami serta melaksanakan
ajaran agama yang diyakininya.
 Terlihat adanya hubungan antar sikap keberagamaan dengan
kehidupan sosial, sehingga perhatian terhadap kepentingan
organisasi sosial keagamaan sudah berkembang.

2 a. Aspek Perkembangan Psikomotorik Desmita. 2005. Psikologi


Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa Perkembangan.
dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya, dan ada juga Bandung: PT Remaja
yang mengalami masa penurunan. Adapun beberapa gejala Rosdakarya.
penting dari perkembangan fisik yang terjadi selama masa
dewasa, antara lain kesehatan badan, perkembangan
sensori, serta perkembangan otak.
 Kesehatan badan
Bagi kebanyakan orang, awal masa dewasa ditandai
dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan
fisik. Individu memiliki kekuatan yang terbesar,
gerak-gerak refleks mereka sangat cepat. Demikian
juga dengan kemampuan reproduksi mereka.
 Perkembangan sensori
Pada awal masa dewasa, penurunan fungsi
penglihatan dan pendengaran mungkin belum begitu
kentara. Pada masa dewasa akhir barulah terlihat
adanya perubahan-perubahan sensori fisik dari
panca inderanya.
 Perkembangan otak
Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak juga
berangsur-angsur berkurang. Akan tetapi,
perkembangbiakan koneksi neural, khususnya bagi
orang-orang yang tetap aktif, membantu mengganti
sel-sel yang hilang.
b. Aspek Perkembangan Kognitif
 Perkembangan memori
Salah satu karakteristik yang paling sering
dihubungkan dengan orang dewasa dan usia tua
adalah penurunan dalam daya ingat.
 Perkembangan intelegensi
Orang dewasa tidak akan memiliki kemampuan
belajar baik bila pada usia mudanya juga tidak
memiliki kemampuan belajar yang memadai.
c. Aspek Perkembangan Afektif
Pada masa dewasa, individu memasuki peran kehidupan
yang lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa
berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda.
Perbedaan-perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh
peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan
keluarga dan pekerjaan. Selama periode ini, orang
melibatkan diri secara khusus dalam karier, pernikahan, dan
hidup berkeluarga.
3 Tugas-tugas perkembangan yang harus dijalani pada masa dewasa a. Monks, F.J.,
awal menurut Havigurst (1961) adalah: Knoers,A.M.P &
a. Memilih Pasangan Hidup Hadinoto S.R.
Calon pasangan mempersiapkan diri untuk memilih dan 2001. Psikologi
menemukan yang cocok, selaras dengan kepribadian masing- Perkembangan: Peng
masing dan juga menyesuaikan dengan kondisi dan latar antar dalam
belakang kehidupan kedua calon keluarga masing-masing. Berbagai Bagiannya.
b. Belajar Hidup Dengan Pasangan Nikah Yogyakarta: Gajah
Pada dasarnya adalah proses menyesuaikan dua kehidupan Mada University
individu secara bersama-sama dengan cara belajar menyatakan Press.
dan mengontrol perasaan masing-masing pasangan seperti b. Hurlock,E.B.
kemarahan, kebencian, kebahagiaan, kasih sayang, kebutuhan 1993. Psikologi
biologis, sehingga seseorang hidup dengan hangat dan harmonis. Perkembangan: Suat
c. Memulai Hidup Berkeluarga u pendekatan
Pasangan baru yang memulai kehidupan berkeluarga akan sepanjang rentang
memperoleh banyak pengalaman baru yang penting bagi kehidupan. Jakarta:
pasangan dan kehidupan keluarga, seperti hubungan seksual Erlangga.
pertama, hamil pertama, punya anak pertama, konflik pertama
dan interaksi sosial dengan keluarga pasangan.
d. Memelihara anak
Hadirnya anak menjadikan tugas, peran dan tanggung jawab
yang lebih besar bagi pasangan suami istri karena mereka tidak
hanya memikirkan lagi kehidupan mereka sendiri, tetapi juga
belajar memenuhi kebutuhan anak sehingga anak mencapai
perkembangan secara optimal.
e. Mengelola rumah tangga
Kehidupan keluarga dibangun dengan kesiapan keseluruhan baik
fisik dan mental yang bergantung pada kesiapan dan
keberhasilan dalam mengelola rumah tangga sesuai peran, tugas
dan tanggung jawab masing-masing.
f. Mulai bekerja
Dalam menghadapi tugas perkembangan ini, pria dewasa awal
sering menunda mencari calon pasangan hidup sebelum
memperoleh pekerjaan. Berbeda dengan wanita dewasa awal
yang cenderung belum aktif menghadapi tuntutan pekerjaan.
g. Bertanggung jawab sebagai warga negara
Individu dewasa awal sebaiknya mulai menunjukkan rasa
tanggung jawab bagi kesejahteraan baik bagi keluarga, tetangga,
kelompok masyarakat, sebagai warga negara atau organisasi
politik.
h. Menemukan kelompok sosial yang serasi
Pernikahan menunjukkan tujuan dan langkah awal menemukan
kelompok sosial yang serasi. Bersama-sama sebagai pasangan
mencari teman baru, orang-orang seumur mereka dan dengan
orang dimana mereka dapat mengembangkan suatu kehidupan
sosial jenis baru.
4 Secara garis besar ada dua faktor psikologis yang mempengaruhi a. Arifin M.ED, H.M.Drs.
perilaku sehingga terjadi kondisi seperti pada kasus tersebut, yaitu: 1976. Psikologi dan
a. Faktor Biologis: faktor biologis berpadu dengan faktor Beberapa Aspek
sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing Kehidupan
oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis Rohaniyah Manusia.
dalam jiwa manusia. Jadi berdasarkan kasus tersebut, Jakarta: Bulan
kondisi Nn. R dilihat dari faktor tersebut telah deprogram Bintang.
secara genetis dalam dirinya. b. Said, Muh.Prof.Dr.H.,
b. Faktor Sosiopsikologis: faktor sosiopsikologis ada tiga, yaitu Dra. Junimar Affan.
komponen kognitif, konatif, dan afektif. Dari ketiga 1990. Psikologi dara
komponen tersebut, komponen konatif yang sesuai dengan Zaman keZaman.
kasus tersebut, dimana komponen ini merupakan faktor Bandung: Jemmars.
yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan c. Sabri, M. Alisuf.
bertindak. 2006. Pengantar
Psikologi Umum dan
Perkembangan.
Jakarta: Pedoman
ilmu Jaya.
d. Wilcox, Lynn.
2007. Psychosufi:
Treapi Psikologi
Sufistik
Pemberdayaan
Diri. Jakarta: Pustaka
Cendikiamuda.
5 a. Masalah perkembangan kognitif yang terjadi akibat kondisi Nn. R a. Kusumawati, Dewi.
Sebuah studi jangka panjang di awal era 60-an mengatakan 2017. 25 Bahaya
hippocampus yakni otak pada bagian terpenting menyusut Minum Obat
hampir 2% per tahun terhadap mereka yang mengalami obesitas Pelangsing yang
tingkat lanjut, setingkat dengan gejala yang terlihat pada Wajib untuk
penyakit Alzheimer. Nicholas Cherbuin mengatakan, akibat Diketahui. Dalam
penyusutan ini pada akhirnya cenderung kehilangan ingatan, http://dietsehat.co.id
perubahan mood, dan kurangnya konsentrasi serta tindakan /bahaya-minum-
dalam pengambilan keputusan. Selain obesitas, masalah dari Ny. obat-pelangsing.
R yaitu kebiasaanya mengonsumsi obat pelangsing. Dampak dari Diakses tanggal 4
rutin meminum obat pelangsing diantaranya insomnia dan mood September 2017.
swing yang mana perilakunya cenderung berubah-ubah seperti b. Nationalgeographic.c
bipolar. om
b. Masalah perkembangan afektif yang terjadi akibat kondisi Nn. R
Obesitas mampu memberi dampak negatif diantaranya
1) Adanya stigma sosial di beberapa negara barat yang
menyatakan bahwa obesitas sering dianggap malas dan
tidak mempunyai kemauan.
2) Adanya kriteria ideal, sehingga mereka (obesitas) merasa
dirinya tidak pantas dan kurang percaya diri.
3) Adanya kesan streotip yang buruk terhadap obesitas. Pada
umumnya orang-orang beranggapan bahwa gemuk itu tidak
menarik, kebanyakan orang mencibir ketika melihat kesan
obesitas karena dianggap diluar ambang normal tubuh
manusia pada umumnya.
4) Lingkungan kerja dimana beberapa perusahaan merasa
keberatan dengan merekruit pegawai yang mempunyai
berat tubuh berlebihan, dianggap tidak luwes, tidak
menarik secara fisik dan dianggap tidak fleksibel.
Dilain sisi, dampak afektif dari mengkonsumsi obat
pelangsing diantaranya mengalami stress karena berat
badan tidak turun-turun karena di dalam kandungan obat
tersebut mmempengaruhi emosi seseorang dan juga bisa
menimbulkan depresi, mengakibatkan ketergantungan, obat
pelangsing ini juga akan menimbulkan perasaan gelisah yang
berkepanjangan dalam bentuk sering melamun dan merasa
bingung meskipun sedang tidak dihadapkan pada suatu
masalah tertentu.

Kesimpulan Studi Kasus 2 : Berdasarkan hasil diskusi mengenai kasus diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa masa dewasa adalah masa peralihan dari remaja, dimana pada masa
ini aspek yang mempengaruhi perkembangan ialah aspek kongnitif, affektif, dan
psikomotor. Pada masa ini inidividu dapat mengalami beberapa masalah yang diakibatkan
karena belum mampunya melewati tugas perkembangan sehingga individu mudah
mengalami stress.

Anda mungkin juga menyukai