Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 6 PSIKOLOGI AGAMA-D

1. Abdul Mujib Ridwan (18410208)


2. Rifqi Minchatul ‘Ulya (18410212)
3. Inayah (18410216)
4. Dyah Yufi Syafi’atul (18410218)
5. Labbaika Sayyida M (18410220)
6. Wildan Falahuddin (18410241)

MASA DEWASA AWAL

1. Definisi Masa Dewasa Awal


 Secara etimologi, istilah dewasa (adult) berasal dari bahasa latin, yakni bentuk
lampau partisipel dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi
kekuatan dan ukuran yang sempurna (grown to full size and strength)” atau
telah menjadi dewasa (matured). Dalam bahasa Belanda, dewasa diartikan
sebagai “volwas’sen”, vol artinya adalah penuh was’en yang artinya tumbuh,
sehingga volwasen berarti “sudah tumbuh dengan penuh, selesai tumbuh atau
dewasa”. Dengan pengertian tersebut, maka orang dewasa adalah individu
yang telah menyelesaikan pertumbuhannya.
 Masa Dewasa Awal (muda, dini). Menurut Elizabeth B. Hurlock, adapun masa
ini dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun dimana
perubahan fisik dan psikologis telah mencapai kematangannya. Batasan usia 18
tahun diambil karena di usia ini seseorang dianggap telah dewasa menurut
hukum yang berlaku di Amerika sejak tahun 1970.
 Menurut Erikson sebagaimana dikutip oleh F.J. Monks menyebutkan prinsip
setiap tahapan usia. Adapun prinsip usia dewasa adalah : pada usia dewasa
awal ditandai oleh penemuan intimitas atau isolasi diri. Artinya, ia dapat
berkembang menjadi pribadi yang dapat menemukan keakraban dengan
pasangannya, ataupun dapat sebaliknya, menjadi pribadi yang selalu
mengisolasi dirinya. Hal tersebut tergantung dari sikap dan pola asuh orangtua
serta lingkungan keluarga yang membentuknya.
Ciri-Ciri Perkembangan Pada Masa Dewasa Awal :
a. Perkembangan Fisik
Ciri-ciri perubahan fisik pada masa dewasa awal relatif dapat dipadang sama pada
semua individu, meskipun terdapat perbedaan-perbedaan dalam perilaku mereka.
Dengan kata lain, di usia ini terdapat perubahan-perubahan yang berlaku secara
universal tetapi bukan berarti perilaku seseorang di usia ini dapat dipandang secara
pukul rata menunjukkan kesamaan. Misalnya, pada umumnya usia dewasa awal akan
menyadari adanya perubahan dan permulaan penurunan fisik saat melewati usia 30
tahun. Namun, sejalan dengan kematangan pribadinya, mereka mempunyi gaya hidup
tersendiri yang membedakan individu yang satu dengan lainnya meskipun usianya
sebaya. Pola-pola tingkah laku dan gaya hidup tertentu merupakan pengaruh dari
matangnya kelenjar endokrin saat menginjak usia dewasa (masa pubertas).
Pematangan kelenjar endokrin ini termasuk salah satu aspek perkembangan fisik
terpenting bagi setiap individu saat memasuki usia dewasa.

b. Perkembangan Intelektual
Ketika seseorang telah memasuki tahap operasi formal, maka pada perkembangan
intelegensinya semakin konstan (stabil), dan bahkan menunjukkan penurunan
kecepatan perkembangannya saat memasuki usia 16 tahun. Pada tahap ini terbentuk
pada masa remaja sampai usia 16 tahun. remaja pada usia ini telah mampu berfikir
secara logis tentang berbagai gagasan yang bersifat abstrak. Ketika seseorang telah
memasuki usia dewasa awal, mereka telah mampu berfikir obyektif serta dapat
mengambil kesimpulan yang abstrak dari kenyataan yang ada. Sementara Elizabeth
B. Hurlock mengungkapkan bahwa puncak perkembangan intelektual atau kekuatan
respon seseorang terjadi pada usia 20 tahun sampai 25 tahun Pada usia ini umumnya
seseorang berada dalam tahap belajar di perguruan tinggi. Sesudah itu kemampuan
intelektual sedikit demi sedikit mengalami penurunan. Sebenarnya yng menurun
adalah kecepatan perkembangan integensinya, bukan penurunan intelektual atau
kemampuan berfikir drastis, sebab setelah remaja perkmbangan intelektual
seseorang menjadi konstan.
c. Perkembangan Emosi
Ketika seseorang memasuki usia dewasa awal, terjadi pemantapan dan kestabilan
dalam emosi sebagai hasil belajar dan pengalaman yang telah dilalui. Usia dewasa
awal telah berkemampuan menghadapi rangsangan yang makin rumit dan semakin
mampu mengendalikan emosinya. Rangsangan yang menimbulkan emosi direspon
dengan prilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang dihormati. Selain itu, usia
dewasa awal semakin diplomatis dan mampu berpura-pura menutupi perasaannya,
sangat mungkin mereka bersikap tersenyum memuji, namun dengan rasa benci di
hati, mereka semakin mampu berdrama dengan topeng kepribadian yang sedang
mencari bentuknya. Usia dewasa awal merupakan periode emosional yang disebut
juga masa ”ketegangan emosi” (period of emotional tension). Artinya, pada usia ini
seseorang banyak menghadapi berbagai masalah emosi dalam kehidupannya. Pada
hakikatnya, usia dewasa awal merupakan kelompok manusia yang berada di ambang
pintu memasuki tugas-tugas orang dewasa. Umumnya mereka masih duduk di
bangku kuliah atau telah menamtkan bangku kuliah, sehingga dituntut untuk
berperan sebagai orang dewasa. Apalagi bagi mereka yang tidak mengenyam
bangku kuliah akan lebih cepat dituntut untuk berperan sebagai orang dewasa. Laki-
laki dan wanita di usia dewasa awal akan disibukkan dengan masalah-masalah yang
berhubungan dengan penyesuaian diri dalam berbagai aspek utama kehidupan orang
dewasa.

d. Perkembangan Sosial
Perilaku maladjusment sering dijumpai dalam diri orang usia dewasa awal,
utamanya yang baru saja menamatkan pendidikan formalnya. Berakhirnya masa
remaja dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa, seperti
karier dan kehidupan perkawinan, menyebabkan hubungan dengan teman-teman
sebayanya semakin renggang. Bersamaan dengan itu, keterlibatan dalam kegiatan
kelompok di luar rumah semakin berkurang seiring kesibukan meniti karier.
Akibatnya, untuk pertama kalinya orang dewasa awal akan mengalami keterpencilan
sosial, yang disebut oleh Erickson sebagai krisis ketersaingan (isolation crisis).
Betapa berat tantangan dan tugas yang dihadapi usia dewasa awal, karena menurut
John P. Dworetzki menyebut usia dewasa awal sebagai masa coba-coba dan masa
timbulnya banyak kesulitan dalam kehidupan sosial. Mereka harus menghadapi
beberapa keputusan penting yang berhubungan dengan kehidupan sosial, seperti
hubungan dengan lawan jenis, anak-anak, teman seprofesinya, persahabatan baru
dan tugas kenegaraan lainnya. Masa Dewasa awal disebut sebagai usia yang belum
matang dalam hubungan sosial sehingga pertumbuhan jiwa sosialnya masih tetap
berkembang sejalan usia kedewasaannnya.

2. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal


Havighurst (Dalam Mappiare, 1983: 252) menyebutkan bahwa tugas-tugas
perkembangan pada masa dewasa awal adalah sebagai berikut:
a. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri)
Pada umumnya, pada masa dewasa awal ini individu sudah mulai berpikir dan
memilih pasangan yang cocok dengan dirinya, yang dapat mengerti pikiran dan
perasaannya, untuk kemudian dilanjutkan dengan pernikahan (menjadi pasangan
hidupnya)
b. Belajar hidup bersama dengan suami istri
Masing-masing individu mulai menyesuaikan baik pendapat, keinginan, dan minat
dengan pasangan hidupnya. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga
c. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga
Dalam hal ini masing-masing individu sudah mulai mengabaikan keinginan atau hak-
hak pribadi, yang menjadi kebutuhan atau kepentingan yang utama adalah keluarga
d. Dituntut adanya kesamaan cara serta faham
Hal ini dilakukan agar anak tidak merasa bingung harus mengikuti cara ayah atau
ibunya. Maka dalam hal ini pasangan suami istri harus menentukan bagaimana cara
pola asuh dalam mendidik anak-anaknya.
e. Mengelola rumah tangga
Dalam mengelola rumah tangga harus ada keterusterangan antara suami istri, hal ini
untuk menghindari percekcokan dan konflik dalam rumah tangga.
f. Mulai bekerja dalam suatu jabatan
Seseorang yang sudah memasuki masa dewasa awal dituntut untuk dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri, yaitu dengan melalui jalan bekerja. Adapun dalam
pekerjaannya tersebut, individu dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
g. Mulai bertanggung jawab sebagai warga Negara secara layak
Seseorang yang dikatakan dewasa sudah berhak untuk menentukan cara hidupnya
sendiri, termasuk dalam hal ini hak dan kewajibannya sebagai warga dari suatu
Negara.
h. Memperoleh kelompok sosial yang seriama dengan nilai-nilai atau fahamnya.
Setiap individu mempunyai nilai-nilai dan faham yang berbeda satu sama lain. Pada
masa ini seorang individu akan mulai mencari orang-orang atau kelompok yang
mempunyai faham yang sama atau serupa dengan pemahaman dirinya.

3. Perkembangan Jiwa Keagamaan


Selain mengalami pembentukan fisik, intelektual, emosi (psikis) dan sosial, usia
dewasa awal juga mengalami perkembangan dalam kematangan jiwa beragama.
Kematangan dari berbagai segi ini merupakan unsur pembentuk kepribadian usia
dewasa awal. Tugas utama orang tua adalah membawa anak-anak mereka menuju
kedewasaan penuh dalam berbagai segi perkembangan. Dengan begitu, mereka akan
menjadi pribadi yang matang dan bertanggungjawab terhadap kehidupannya di dunia
dan di akhirat. Berbeda dengan remaja, pemikiran dan emosi usia dewasa awal sudah
mulai stabil dan mantap. Dalam kehidupan bergama, mereka sudah mulai melibatkn diri
dalam kegiatan-kegiatan keagamaan.
Dengan pikirannya yang kritis, mereka sudah dapat membedakan antara agama
sebagai ajaran dengan manusia sebagai penganutnya, beberapa di antaranya ada yang
shaleh dan ada yang tidak. Di usia seperti inilah sangat dimungkinkan seseorang
memilki kemantapan dan kesadaran beragama yang cukup matang (dewasa). Namun
tercapainya kematangan kesadaran beragama bergantung pada banyak hal.
Diantaranya,tingkat intelegensinya, kematangan emosinya dan pengalaman hidup serta
keadaan lingkungan sosialnya. Umur kalender seseorang belum tentu sejalan dengan
kematangan mental, kemantapan beragama, mapun kedewasaan pribadinya. Banyak
dijumpai orang dewasa yang berumur 40 tahun belum memiliki kesadaran beragama
yang mantap, bahkan mungkin kepribadiannya masih belum dewasa (immature). Sikap
keberagamaan untuk usia dewasa muda agak sulit untuk di ubah, meskipun perubahan
keyakinan dalam hal agama masih mungkin terjadi di usia berapapun, meski pada
umumnya proses tersebut didasarkan pada pertimbangan yang matang dan lama, dan
juga karena hidayah dari Allah SWT. Sebab, beragama bagi orang dewasa sudah
merupakan sikap hidup dan bukan sekedar ikut-ikutan semata.

4. Sampel Keagamaan Dalam Perspektif Islam


Dalam Islam, istilah “dewasa awal” terdapat dalam beberapa misalnya pada surat
al-Ahqaf ayat 15:

Artinya :
“Kami perintahkan kepada manusia supaya bebuat baik kepada dua orang tuanya, ibunya
mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula,
mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah
dewasa dan umumnya mulai sepuluh tahun ia pun berdo’a: Ya Tuhanku Tunjukilah aku
mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang Engkau ridhai berilah kebaikan
kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat
kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”

Dalam ayat diatas kalimat yang mengandung pengertian dewasa adalah lafadz
balagh al-Syuddah yang berarti “mencapai usia dewasa”. Mencapai usia dewasa
bermakna usia dewasa awal. Dalam Lisan al Arab kata al-Asyuddah diartikan sebagai
seseorang yang sudah banyak pengalaman dan pengetahuan. Al-Asyudda adalah jamak
dari kata Syuddah yang memiliki arti yang mempunyai kekuatan dan kesabaran atau
ketabahan.

Anda mungkin juga menyukai