Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL SEHAT DEWASA

KELOMPOK 6

Putri Kurniawati ​1032201032


Rahmaniar Jaya Anggraini 1032201035
Risky Indah Safera 1032201052
Regina Julia Yasmine 1032201055
Definisi
Menurut Upton, P. (2012) kesehatan jiwa adalah sikap yang positif
terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri,
keutuhan, kebebasan diri, memiliki persepsi sesuai kenyataan dan
kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan. Baik pada masa
dewasa awal hingga masa lansia setiap individu memiliki tugas
perkembangan. Istilah adult berasal dari kata kerja Latin, seperti juga
istilah adolescence-adolescere berarti tumbuh menjadi kedewasaan.
Klasifikasi Tahap Usia Dewasa

• Masa Dewasa Awal (Young Adult)


Masa ini dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun dimana
perubahan fisik dan psikologis telah mencapai kematangannya. Batasan usia 18 tahun
diambil karena di usia ini seseorang dianggap telah dewasa menurut hukum yang
berlaku di Amerika sejak tahun 1970.

• Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood)


Masa ini dimulai pada usia 40-60 tahun. Rentang usia ini ditandai dengan
terjadinya penurunan kemampuan fisik dan psikologis yang nampak jelas pada semua
orang.

• Masa Dewasa Lanjut (Older Adult)


Masa ini dimulai saat seseroang menginjak usia 60 tahun sampai meninggal dunia,
di mana kemampuan fisik maupun psikologis dirasakan semakin cepat menurun pada
setiap orang
Tahap Perkembangan Usia Dewasa
Keintiman vs Isolasi (Intimacy vs Isolation)
Masa dewasa awal (young adulthood) ditandai adanya kecenderungan intimacy dan isolation. Pada tahap ini
individu sudah mulai selektif membina hubungan yang intim, hanya dengan orang-orang tertentu yangm sepaham.
Pemahaman dalam kedekatan dengan orang lain mengandung arti adanya kerjasama yang terjalin. Akan tetapi,
peristiwa ini akan memiliki pengaruh yang berbeda apabila seseorang tidak mempunyai kemampuan untuk menjalin
relasi dengan orang lain secara baik sehingga akan tumbuh sifat merasa terisolasi.

Generativitas vs Stagnasi (Generativity vs Stagnation)


Tahapan ini merupakan sebuah tantangan pada masa paruh baya. Salah satu tugas untuk dicapai ialah dapat
mengabdikan diri guna keseimbangan antara sifat melahirkan sesuatu (generativitas) dengan tidak berbuat apa-apa
(stagnansi). Orang dewasa perlu menciptakan atau memelihara hal-hal yang akan menjadi penerus hidup mereka,
seperti dengan memiliki anak atau menciptakan suatu perubahan positif yang memberi manfaat bagi orang lain.
Melalui generativitas akan dapat dicerminkan sikap memerdulikan orang lain, sedangkan stagnasi yaitu pemujaan
terhadap diri sendiri atau digambarkan dengan tidak perduli dengan siapa pun.

Integritas Ego vs Keputusasaan (Ego Integrity vs Despair)


Tahapan ini umumnya terjadi ketika masa akhir dari tahapan dewasa. Hal terpenting pada masa ini ialah adanya
refleksi atas kehidupan. Saat beranjak tua, orang berusaha mencapai tujuan akhir yaitu kebijaksanaan, ketenangan
spiritual, dan penerimaan dalam hidup. Orang dewasa akhir perlu melihat ke belakang dalam kehidupan mereka dan
merasakan suatu rasa pemenuhan
Ciri–ciri Usia Dewasa
Masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola
kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Ciri-ciri masa dewasa dini yaitu :

1. Masa Pengaturan (Settle Down)


Pada masa ini, seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan mana yang sesuai, cocok,
dan memberi kepuasan permanen. Ketika ia sudah menemukan pola hidup yang diyakininya dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya, maka ia akan mengembangkan pola-pola perilaku, sikap, dan nilai-nilai
yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.

2. Masa Produktif
Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini merupakan masa-masa yang cocok
dalam menentukan pasangan hidup, menikah, dan organ reproduksi sangat produktif dalam
menghasilkan keturunan (anak).

3. Masa Krisis
Pada masa dewasa dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah dikarenakan seseorang harus
mengadakan penyesuaian dengan peran barunya (pernikahan vs pekerjaan). Jika ia tidak dapat
mengatasinya, maka akan menimbulkan masalah. Ada tiga faktor yang membuat masa ini begitu rumit
yaitu : pertama, individu ini kurang siap dalam menghadapi babak baru bagi dirinya dan tidak dapat
menyesuaikan dengan peran baru. Kedua, karena kurang persiapan, maka ia kaget dengan dua
peran/lebih. Ketiga, ia tidak memperoleh bantuan dari orang tua atau siapa pun dalam menyelesaikan
masalah.
Lanjutan ….
4. Masa Komitmen
Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah komitmen. Ia mulai membentuk
pola hidup, tanggung jawab, dan komitmen baru.

5. Masa Ketergantungan
Pada awal masa dewasa dini sampai akhir usia 20-an, seseorang masih punya ketergantungan pada
orang tua atau organisasi/instansi yang mengikatnya.

6. Masa Perubahan Nilai


Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada dalam masa dewasa dini berubah karena pengalaman
dan hubungan sosialnya semakin meluas. Nilai sudah mulai dipandang dengan kacamata orang
dewasa. Pada masa ini seseorang akan lebih menerima/berpedoman pada nilai konvensional dalam
hal keyakinan. Egosentrisme akan berubah menjadi sosial ketika ia sudah menikah.

7. Masa Penyesuaian Diri


Ketika seseornng telah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih bertanggung jawab karena pada
masa ini ia sudah mempunyai peran ganda (peran sebagai orang tua dan pekerja).

8. Masa Kreatif
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas dalam berbuat apa yang
diinginkan. Namun kreativitas tergantung pada minat, potensi, dan kesempatan. Menurut Dr. Harold
Shyrock, ada lima faktor yang dapat menunjukkan kedewasaan yaitu : ciri fisik, kemampuan mental,
pertumbuhan sosial, emosi, dan pertumbuhan spiritual, dan moral.
Tugas Perkembangan Usia Dewasa

Pada akhir masa remaja, hampir seluruh aspek kehidupan individu telah berkembang
dan siap untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai orang dewasa, diantarnya yaitu :
• Memilih pasangan hidup
• Belajar hidup bersama pasangan
• Memulai hidup berkeluarga
• Membimbing dan mendidik anak
• Mengelola rumah tangga
• Memulai kegiatan pekerjaan
• Menemukan persahabatan dalam kelompok sosial dan tanggung jawab
• Mengembangkan dan memelihara standar kehidupan ekonomi
• Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sebagai orang
setengah baya
Karakteristik Perilaku
a. Perilaku Normal
1) Menjalin interaksi yang hangat dan akrab dengan orang lain
2). Mempunyai hubungan dekat dengan orang-orang tertentu
3). Membentuk keluarga
4). Mempunyai komitmen yang jelas dalam bekerja dan berinteraksi
5). Merasa mampu mandiri karena sudah bekerja
6). Memperlihatkan tanggung jawab secara ekonomi, sosial dan emosional
7). Mempunyai konsep diri yang realistis
8). Menyukai diri dan mengetahui tujuan hidup
9). Berinteraksi baik dengan keluarga
10). Mampu mengatasi strss akibat perubahan dirinya
11). Menganggap kehidupan sosialnya bermakna
12). Mempunyai nilai yang menjadi pedoman hidupya
Lanjutkan ….

b. Perilaku Menyimpang
1). Tidak mempuyai hubungan akrab
2). Tidak mandiri dan tidak mempunyai komitmen hidup
3). Konsep diri tidak realistis
4). Tidak menyukai diri sendiri
5). Tidak mengetahui arah hidup
6). Tidak mampu mnegatasi stres
7). Hubungan dengan orangtua tidak harmonis
8). Bertindak semaunya sendiri dan tidak bertanggung jawab
9). Tidak memiliki nilai dan pedoman hidup yang jelas, mudah terpengaruh
10). Menjadi pelaku tindak antisosial (kriminal, narkoba, tindak asusila)
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Psikososial
Sehat Pada Usia Dewasa

Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
pasien (Lyer 1996, dalam Setiadi, 2012). Pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan psikososial sehat
usia dewasa, diantaranya yaitu :

1) Faktor Kesehatan
a) Tidak ada riwayat penyakit keturunan
b) Tidak ada riwayat alergi
c) Riwayat status nutrisi baik
d) Tidak mempunyai riwayat penyakit kronik
e) Riwayat imunisasi lengkap
f) Gaya hidup sehat (tidak mengkonsumsi rokok, makan makanan bergizi, olah raga teratur dll)
g) Tidak mempunyai riwayat penggunaan NAPZA
h) Tidak terpapar merkuri, tidak terpapar insektisida, radiasi atau zat kimia lain
Lanjutan ….
2. Faktor Protektor dan Risiko Psikologis
a) Mempunyai IQ normal
b) Mempunyai kemampuan komunikasi verbl dan nonverbal yang optimal
c) Mampu membedakan dan memilih mana yang baik dan buruk
d) Mempunyai pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran untuk kematangan diri
e) Konsep diri positif
f) Mempunyai motivasi tinggi
g) Kebiasaan koping adaptif
h) Mampu menahan diri dari dorongan negatif
i) Tidak ada riwayat gangguan dalam proses tumbuh kembang

3. Faktor Sosial budaya


j) Telah menempuh pendidikan formal
k) Memiliki pendapatan dan mandiri dalam ekonomi
l) Memisahkan diri dari autokritas keluarga
Lanjutan …..
c). Tidak mempunyai nilai budaya yang bertentangan dengan nilai kesehatan
d). Mempunyai nilai religi yang baik
e)Berpartisipasi dalam kegiatan politik yang sehat
f). Mampu berhubungan secara dekat dengan lawan jenis
g). Membentuk keluarga baru, mandiri dan bertanggung jawab sosial
h). Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat

4. Faktor Motorik
a) Mengembangkan minat dan hobi
b) Melakukan aktifitas mandiri
c) Berbagi aktifitas dengan pasangan
d) Mengembangkan kemampuan ke arah yang lebih baik

5. Faktor Kognitif
e) Menilai pencapaian hidup
f) Inisiatif tinggi
g) Mempunyai ide-ide yang bermanfaat
h) Menerima perubahan fisik dan psikologis (proses penuaan)
Lanjutan ….
.

6. Faktor Bahasa
a) Mampu menyampaikan pendapat dengan sopan
b) Mampu mengkritik dengan cara yang baik
c) Mampu menyampaikan penolakan dengan cara yang baik
d) Mampu menyampaikan perasaan (isi hati) kepada orang lain dengan cara yang baik

7. Faktor Emosi
e) Arif
f) Bijaksana
g) Mempunyai kebiasaan koping adaptif
h) Mempunyai motivasi tinggi
i) Nyaman dengan pasangan hidup
j) Mampu menahan diri dari dorongan negatif
Lanjutan…

8. Faktor Kepribadian
a. Mengenal kelebihan dan kekurangan diri
b. Mampu menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya
c. Mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki
d. Memanfaatkan sarana dan prasarana dalam menunjang bakat/ potensi/ karir
e. Percaya diri

9. Faktor Spiritual
a) Menganut salah satu agama
b) Mempunyai nilai religi yang baik
c) Rajin menjalankan ibadah
d) Berusaha menghindari perbuatan yang dilarang agamanya

10. Faktor Sosial


e) Perhatian terhadap orang lain
f) Peduli dengan kesulitan orang lain
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu keluarga,
atau komunitas terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan yang aktual
atau potensial dengan tujuan memberikan dasar untuk pemilhan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil (Nursalam, 2015 ).
Diagnosa Keperawatan pada pasien dengan psikosisal sehat usia dewasa
umumnya yaitu : Kesiapan peningkatan perkembangan usia dewasa
Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan yang dapat dilakukan dengan penegakkan diagnosa Kesiapan peningkatan perkembangan
usia dewasa, yaitu :

- Diskusikan dan jelaskan pada individu usia dewasa mengenai perkembangan psikososial yang normal dan
menyimpang
- Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal
- Menerima proses penuaan dan perubahan peran dalam keluarga
- Beinteraksi dengan baik dengan pasangan dan menikmati kebersamaan dengan keluarga
- Perluas dan perbaharui minat/kesenangan
- Manfaatkan kemandirian dan kemampuan/potensi diri secara positif
- Terapi stimulasi perkembangan psikososial usia 30-60 tahun
Implementasi
Menurut Mufidaturrohmah (2017) Implementasi Keperawatan merupakan
pelaksanaan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana perawatan. Tindakan
keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakan kolaborasi.
Tindakan mandiri merupakan aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan
atau keputusan sendiri dan bukan perintah dari petugas kesehatan lain.
Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah penilaian perkembangan dengan mengkaji respon pasien
setelah dilakukan intervensi keperawatan dalam proses asuhan keperawatan yang telah
diberikan untuk mengetahuii keberhasilan pencapaian yang direncanakan
(Mufidaturrohmah, 2017). Penilaian yang dapat dikaji pada pasien dewasa dengan
psikososial sehat, yaitu

1) Individu dewasa mampu memahami karakteristik perkembangan psikososial yang


normal dan menyimpang
2) Individu dewasa mampu memahami cara mencapai perkembangan psikososial yang
normal

3) Individu dewasa mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan


psikososial yang normal
Kesimpulan
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kesehatan jiwa yang baik
adalah kondisi dimana seseorang secara batin berada dalam keadaan tenteram dan
tenang, Kesehatan jiwa dapat didefinisikan juga sebagai suatu kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal.
Kesehatan jiwa dewasa yang sehat adalah kondisi dimana individu yang berusia
dewasa secara batin dalam keadaan tenteram dan tenang, sehingga memungkinkan
untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai