Anda di halaman 1dari 9

Materi Psikologi Perkembangan

Istilah dewasa menggambarkan segala organisme yang telah matang, tetapi lazimnya
merujuk pada manusia. Dewasa adalah orang yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria
atau wanita seutuhnya. Seseorang dapat saja dewasa secara biologis dan memiliki karakteristik
perilaku dewasa, tetapi tetap diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di bawah umur dewasa
secara hukum. Sebaliknya seseorang dapat secara legal dianggap dewasa, tetapi tudak memiliki
kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan karakter dewasa.
Setelah mengalami masa kanak-kanak dan remaja yang panjang, seorang individu akan
mengalami masa dimana ia telah menyelesaikan pertumbuhannnya dan mengharuskan dirinya
untuk berkecimpung dengan masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Dibandingkan
dengan masa masa sebelumnya, masa dewasa adalah waktu yang palig lama dalam rentang
kehidupan.
Masa dewasa biasanya dimulai sejak usia 18 tahun hingga 40 tahun dan biasanya ditandai
dengan selesainya pertumbuhan puberitas dan organ kelamin anak telah berkembang dan mampu
berproduksi. Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan fisik dan psikologis tertentu
bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-harapan terhadap perubahan
tersebut.

A. Pembagian Masa Dewasa


Elizabeth B. Hurlock membagi masa dewasa menjadi tiga bagian:
1. Masa Dewas Awal (Masa dewasa dini/ Young Adult)
Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu
masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode
komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada
pola hidup yang baru. Kisaran umur 21 higga 40 tahun.
2. Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood)
Masa dewasa madya ini berlangsung di umur 40 sampai 60 tahun. Cirri-ciri yang
menyangkut sosial dan pribadi antara lain: masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana
pria dan wanita meninggalkan cirri-ciri jasmani dan meninggalkan masa dewasa nya dan
memasuki suatu priode dalam kehidupan dengan cirri-ciri jasmani dan perilaku yang baru.
Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-
kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
3. Masa Dewasa Lanjut (Masa Tua/ Oldert Adult)
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari
umur 60 tahun sampai akhir hayat, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik
dan psikologis yang semakin menurun. Adapun cirri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian
pribadi dan sosialnya sebagai berikut: perubahan yang menyangkut kemampuan motorik,
kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan dalam system saraf, dan
penampilan.
B. Ciri-Ciri Manusia Dewasa
Masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola
kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk
memulai kehidupannya memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami/istri dan peran
dalam dunia kerja (berkarier).
Masa dewasa dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini seseorang
dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha untuk dapat
mandiri. Adapun cirri ciri pada masa dewasa dini yaitu:
1. Masa Pengaturan ( Settle Down)
Pada masa ini, seseorang akan mencoba-coba sebelum ia menentukan mana yang sesuai,
cocok, dan member kepuasan permanen. Ketika ia telah menemukan pola hidup yang diyakini
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, ia akan mengembangkan pola-pola perilaku, sikap, dan
nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.
2. Masa Usia Produktif
Dinamakan masa usia produktif arena pada rentang usia ini merupakan masa-masa yang
cocok untuk menentukan pasangan hidup, menikah, da reproduksi/menghasilkan anak. Pada
masa ini organ reproduksi sangat produktif dalam menghasilkan keturunan (anak).
3. Masa Bermasalah
Masa dewasa dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Hal ini dikarenakan
karena seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peran barunya ( Perkawinan vs
pekerjaan). Jika ia tidak dapat mengatasinya, maka akan menimbulkan masalah. Ada tiga faktor
yang membuat masa ini begitu rumit, yaitu: pertama, individu ini kurang siap dalam menghadapi
babak baru bagi dirinya dan tidak dan tidak dapat menyesuaikan dengan babak/peran baru ini.
Kedua, karena kurang persiapan, maka ia kaget dengan dua peran atau lebih yang harus
diembannya secara serentak. Ketiga, ia tidak memperoleh bantuandari orang tua atau siapapun
dalam menyelesaikan masalah.
4. Masa Ketegangan Emosional
Ketika seseorang berusia 20-an (Sebelum 30 tahun) kondisi emosionalnya tidak
terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan mudah memberontak. Pada ,asa ini juga emosi
seseorang sangat bergelora dan mudah tegang. Ia juga khawatir dengan status dalam pekerjaan
yang belum tinggi dan posisinya yang baru sebagai orang tua. Namun ketika telah berumur 30-
an, seseorang kan cenderung stabil dan tenang dalam emosi.
5. Masa Keterasingan Sosial
Masa dewasa dini adalah masa dimana seseorang mengalami “krisis sosial”, ia terisolaso
atau terasingkan dari kelompok sosial. Kegitan sosial dibatasi karena berbagai tekanan pekerjaan
dan keluarga. hubungan dengan teman-teman sebaya juga menjadi renggang. Keterasingan
diintennsifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat untuk maju dalam berkarier.
6. Masa Komitmen
Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah komitmen. Ia
mulai membentuk pola hidup, tanggung jawab, dan komitmen baru.
7. Masa Ketergantungan
Pada awal masa dewasa dini sampai akhir 20-an, seseorang masih punya ketergantungan
pada orang tua atau organisasi yang mengikatnya.
8. Masa Perubahan Nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini berubah karena
pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas. Nilai sudah dipandang dengan kacamata
orang dewasa. Nilai-nilai yang berubah ini dapat meningkatkan kesadaran positif. Alasan kenapa
seseorang berubah nilai-nilainya dalam kehidupan karena agar dapat diterima oleh kelompoknya
yaitu dengan cara mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati. Pada masa ini juga seseorang
akan lebih menerima atau berpedoman pada nilai konvensional dalam hal keyakinan.
Egosentrisme akan berubah menjadi sosial ketika ia telah menikah.
9. Masa Penyesuaian Diri Dengan Hidup Baru
Ketika seseorang telah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih bertanggung jawab
karena pada masa ini ia sudah mempunyai peran ganda (peran sebagai orang tua dan pekerjaan).
10. Masa Kreatif
Dinamakan masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas untuk berbuat apa yang
diinginkan. Namun kreatifitas tergantung pada minat, potensi, dan kesempatan.

Menurut Dr. Harold Syahrock dari Amerika Serikat, ada lima faktor yang dapat
menunjukkan kedewasaan yaitu: cirri fisik, kemampuan mental, pertumbuhan sosial, emosi, dan
pertumbuhan spiritual dan moral.
a. Fisik
Secara fisisk, usia, rangka tubuh, tinggi dan lebarnya tubuh seseorang dapat menunjukkan
sifat kedewasaan pada diri seseorang. Faktor-faktor ini memang biasa digunakan sebagai ukuran
kedewasaan. Akan tetapi segi fisik saja belum menjamin ketepatan bagi seseorang untuk dapat
dikatakan telah dewasa. Sebab banyak orang yang telah cukup usia dan kelihatan dewasa akan
tetapi ternyata dia masih sering memperlihatkan sifat kekank-kanakannya. Oleh sebab itu, dalam
menentukan tingkat kedewasaan seseorang dari segi fisiknya harus pula dengan mengetahui:
apakah dia dapat menentukan sendiri setiap persoalan yang dia hadapi, dan apakah ia telah dapat
membedakan baik buruknya serta manfaat dan ruginya sebuah permasalahan sebuah hidup.
Selain itu juga, adanya kepercayaan pada diri sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain,
tidak cepat naik pittan dan cepat marah, serta tudak menggerutu disaat menderita dan menerima
cobaan dari Tuhan, sehingga nantinya ia dapat dilihat bagaimana tingkat kedewasaan seseoramg
tersebut dalam mengatasi semua persoalan hidup yang ia alami.
b. Kemampuan Mental
Dari segi mental dan rohani, kedewasaan seseorang dapat dilihat. Orang yang tekah
dewasa dalam cara pikit dna tindakannya berbeda dengan orang yang masih kekanak-kanakan
sifatnya. Dapat berpikir secara logis, pandai mempertimbangkan segala sesuatu dengan adil,
terbuka dan dapat menilai semua pengalaman hidup merupakan salah satu ciri-ciri kedewasaan
pada diri seseorang.
Berbagai persoalan hidup ini dapat dibatasi bila ada kemampuan mental pada dirinya .
kemampuan mental ini dapat diusahakan perkembangannya bila orang (calon suami dan istri)
tidak menutu diri dari kemajuan zaman. Selain itu sering membaca buku-buku atau surat kabar
dan majalah merupakan cara baik untuk memupuk perkembangan mental dalam diri seseorang.
Sikap kedewasaan yang sempurna itu jika ada keserasian antara perkembangan fisik dan
mentalnya.
c. Pertumbuhan Sosial
Sifat kedewasaan seseorang dapat dilihat dari pertumbuhan sosialnya. Pertumbuhan
sosial adalah suatu pemahaman tentang bagaimana dia menyayangi pergaulan, bagaimana ia
dapat memahami tentang watak dan kepribadian seseorang, dan bagaimana cara dia mampu
membuat dirinya agar disukai oleh orang lain dalam pergaulannya. Perasaan simpatik kepada
orang lain dan bahkan terhadap seseorang atau hal-hal yang palin tidak ia sukai sekalipun
merukan ciri kedewasaan secara sosial. Orang yang dapat berbuat seperti itu dia pasti pandai
menguasai keadaan meskipun terhadap orang yang berlaku tidak baik terhadap dirinya meskipun
untuk hal yang paling menyakitkan dalam hatintya sekalipun.
d. Emosi
Emosi sangat erat hubungannya dengan segala aspek kehidupan manusi, termasuk
kehidupan yang menyangkut sendi-sendi dalam kehidupan berumah tangga. Emosi adalah
keadaan batin manusia yang berhubungan erat dengan rasa senang, sedih, gembira, kasih sayang,
dan benci. Kedewasaan seseorang itu dapat dilihat dari cara seseorang dalam mengendalikan
emosi. Jika orang pandai mengendalikan emosinya, maka berarti semua tindakan yang
dilakukannya bukan hanya mengandalkan dorongan nafsu, melainkan dia telah menggunakan
akalnya juga. Memyalurkan emosi dengan dikendalikan oleh akan dan pertimbangan sehat akan
dapat melahirkan sebuah tindakan yang telah dewasa, dan yang tepat akan berada pada peraturan
dan norma-norma yang berlaku dalam agama.
Emosi dapat dikendalikan jika dilatih dari hari ke hari. Emosi ini tidak dapat diperoleh
tiba-tiba. Kesungguhan dan kesanggupan seseorang untuk mengendalikan emosi harus telah
dilatih semenjak lama. Orang yang telah menguasai dan mengendalikan emosinya dengan
disertai oleh kamampuan mental yang cukup dewasa, dia pasti dapat mengendalikan dirinya
menuju kehidupan yang bahagia dikarenakan selalu bersifat terbuka dalam menghadapi berbagai
kenyataan-kenyataan hidup, tabah dalam menghadapi setiap kesulitan dan persoalan hidup, dan
dapat merasa puas dan sanggup menerima segala sesutunya dengan lapang dada.
e. Pertumbuhan Spritual dan Moral
Faktor kelima yang dapat dijadikan pedoman bahwa seseorang ini telah dewasa ialah
dengan melihat dari pertumbuhan spiritual dan moralnya. Kematangan spiritual dan moral bagi
seseorang yang mendoron dia untuk mengasihi dan melayani orang lain dengan baik. Oleh sebab
itu, pertumbuhan harus dimulai sejak awal dan dikembangkan untuk dapat menghayati rahmat
Allah Swt. Sehingga, dengan demikian orang tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang pandai
mensyukuri nikmat-Nya.
Seseorang yang telah berkembang pertumbuhan moral dan spiritualnya akan lebih pandai
dan lebih tenang dalam menghadapi berbagai kesulitan dan persoalan hidup yang menimpa
dirinya, sebab dengan demikian segalanya akan dipasrahkan kepada Allah yang maha kuasa
dengan disertai ikhtiar menurut kemampuannya sendiri.

Kesimpulan
Masa dewasa adalah masa terpanjang setelah masa kanak-kanak dan masa remaja. Masa
ini adalah masa dimana seseorang harus melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan
mulai belajar mandiri karena telah mempunyai tugas dan peran yang baru.
Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa ini jika tidak dioptimalkan dengan baik
akan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri di masa yang akan datang. Perubahan minat,
mobilitas sosial, dan penyesuaian peran seks pada masa ini juga sangat berpengaruh bagi tiap
individu.
Pengertian Psikologi Perkembangan
Psikologi berasal dari bahasa Yunani pshyce yang artinya jiwa. Logos berate ilmu
pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi berarti “ilmu yang mempelajari tentang jiwa, naik
mengenai gejala, proses maupun latar belakangnya”. Psikologi didefinisikan sebagai kajian
saintifik tentang tingkah laku dan proses mental organisme. Tiga ide penting dalam definisi ini
adalah saintifik, tingkah laku, dan proses mental. Saintifik bermakna kajian yang dilakukan dan
data yang dikumpulkan mengikuti prosedur yabg sistematik. Walaupun kaidah saintifik diikuti,
ahli-ahli psikologi perlu membuat berbagai tafsiran berdasarkan temuan yang diperoleh. Ini
dikarenakan subjek yang dikaji ialah hewan dan manusia dan tidak seperti suatu sel (seperti
dalam kajian biologi) atau bahan kimia (seperti dalam kajian kimia) yang secara perbandingan
lebih stabil. Manakala mengkaji tingkah laku hewan atau manusia memang sukar dan perlu kerap
membuat inferen atau tafsiran.
Psikologi perkembangan merupakan bagian dari kajian ilmu psikologi yang mempelajari
tahapan-tahapan dalam tumbuh kembang manusia. Adapun beberapa pendapata para ahli
mengenai definisi dari psikologi perkembangan yaitu:
1. Linda L. Daidoff (1991). Psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari
perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku, dan fungsi mental manusia yang
dimulai sejak terbentuknya makhluk ini melalui pembuahan hingga menjelang mati.
2. M Lenner (1976) psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan
dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup (mempelajari bagaimana proses berpikir
pada anak-anak, memiliki persamaan dan perbedaan, dan bagaimana kepribadian seseorang
berubah dan berkembang daru anak-anak, remaja, sampai tua.
3. David G. Myers (1996) psikologi perkembangan “A branch of psychologu that studies
physical, cognitive, and social change throughout the life span”
4. Kevil L. Seifert & Robert J. Hoffnung (1994) Psikologi perkembangan “ The scientificy study
of how thoughts, feeling, personalit, social relationships, and body of motor skill envolve as an
individual grows older”.
Pada dasarnya para ahli sepakat mengambil kesimpulan bahwa psikologi perkembangan
adalah sebuah studi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara
ontogeny, yaitu mempeljari struktur jasmani, perilaku, maupun funsi mental manusia sepanjang
rentang hidupnya (life span) dari masa konspesi hingga menjelang akhir hayat.
Pengertian perkembangan
Menurut Santrock (1995, 2007) perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai sejak
pembuahan dan terus berlanjut di sepanjang rentag kehidupa individu. Sebagian besar
perkembangan melibatkan pertumbuhan, namun juga melibatkan kemunduran atau penuaan.
Senada dengan Santrock, Hurlock (1980) mengemukakan bahwa perkembangan merupakan
serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman belajar. Dalam proses perubahan yang dialami oleh individu di sepanjang hidupnya
ini mencakup dua proses, yaitu: (1). Evolusi yaitu pertumbuhan dominan pada masa bayi dan
kanak-kanak. (2) Involasi yaitu kemunduran dominan pada masa dewasa akhir. Jadi seiring
dengan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan, maka individu juga mengalami kemunduran.
Memang kondisi kemunduran yang dialami individu ini sering tidak tampak terutama di usia-
usia awal, baru kemudian kelihatan setalah individu memasuki usia pertengahan.
Menurut Baltes (1987) perkembangan meliputi gains (growth) dan losses (decline), jadi
di sepanjang hidup individu selain ada pertumbuhan juga ada penurunan. Sebagai contoh, ketika
masuk sekolah anak-anak mengalami peningkatan pengetahuan dan kemampuan kognitif, tetapi
pada umumnya kreativitasnya menurun karena sering kali mereka harus mengikuti aturan-aturan
tertentu yang terlalu ketat sehingga justru menghambat kreativitasnya..
Pendapat lain yaitu dari Werner yang menyatakan bahwa perkembangan merupakan
suatu proses yang mula-mula global, belum terperinci, dan kemudian semakin lama semakin
banyak, berdiferensiasi, dan terjadi integrasi yang hierarkis. Menurut Schneirla, perkembangan
merupakan perubahan-perubahan progresif dalam organisasi pada organism, dan organism ini
dilihat sebagai system fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya. Perubahan-perubahan
progresif ini meliputi dua faktor, yakni kematangan dan pengalaman (Gunarse, 1997).
Monks, Knoers, dan Hditono (2001) menyebutkan bahwa perkembangan merupakan
proses yang kekal dan tetap menuju ke suatu arah organisasi pada tingkat integrasi yang lebih
tinggi. Pengertian lebih tinggi berarti bahwa tingkah laku tidak mempunyai lebih banyak
diferensi, yaitu tingkah laku tersebut tidak hanya luas melainkan juga mengandung kemungkinan
yang lebih banyak. Pengertian organisasi atau struktur berarti bahwa di antara tingkah laku tadi
ada saling hubungan yang bersifat khas dan menunjukkan kekhususan seseorang pada suatu
tingkat umur tertentu. Selanjutnya Monks mengemukakan bahwa perkembnagan psikologis
merupakan suatu proses yang dinamis. Dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan
menentukan tingkah laku apa yang akan menjadi actual dan terwujud.

Anda mungkin juga menyukai