Anda di halaman 1dari 9

Tahapan Perkembangan Mental dan Perubahan Kesehatan pada Dewasa dan

Lansia

I. Tahapan Perkembangan Mental

a. Dewasa Awal
Masa dewasa ini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur
40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif. Kekhasan tingkah laku kognitif, orang
dewasa yang matang perkembangan kognitifnya lebih sistematis dalam
memecahkan masalah. Orang dewasa awal mulai berpikir yang lebih liberal
dan bijaksana dalam mengambil keputusan tentang cara pemecahan masalah,
sehingga peningkatan toleransi terhadap hal – hal yang tidak diinginkan.
Awal masa dewasa awal biasanya di tandai dengan meninggalkan
rumah masa kecil dan memasuki dunia kerja. Seseorang mengembangkan
tujuan hidup dan membuat pilihan karier. Kehidupan mereka seringkali
berpusat pada karier yang membentuk bagian penting dari identitas mereka
(Vaillant & Vaillant, 1900; Levinson, 1990, 1992).
Lima ciri orang beranjak dewasa ( Jeffrey Arnett, 2006) :
1. Eksplorasi Identitas ( relasi romantic dan pekerjaan ).
2. Ketidakstabilan ( tempat tinggal, relasi romantic, pekerjaan, dan
pendidikan ).
3. Self Focused ( kurang terlibat dalam kewajiban sosial, melakukan
tugas dan berkomitmen terhadapt orang lain, memiliki otonomi besar
dalam mengatur kehidupannya sendiri. ).
4. Felling in between ( tidak menganggap remaja atau sepenuhnya
dewasa).
5. Usia dengan berbagai kemungkinan, individu memiliki peluang untuk
mengubah kehidupan mereka.

b. Dewasa Madya
Pada umumnya usia dewasa madya atau usia setengah baya dipandang
sebagai usia antara 40 tahun – 60 tahun. Pada akhirnya, masa ini ditandai oleh
perubahan fisik dan mental. Pada usia 60 tahun seringkali seseorang
mengalami penurunan fisik disertai dengan penurunan daya ingat.
Pada usia setengah baya kemampuan kognitifnya yang menurun adalah
kemampuan mengingat, berpikir, mekanisme yang memerlukan kecepatan dan
keakuratan input melalui panca indra agar dapat mengamati gerak, perbedaan,
perbandingan dan pengelompokan atau pengkategorian. Tentu saja tidak
semua orang dewasa pertengahan makin meningkat kemampuan kognitif
pemecahan masalah.
Menurut Jung, tahap ini ditandai dengan munculnya kebutuhan nilai
spiritual, kebutuhan yang selalu menjadi bagian dari jiwa, tetapi pada usia
muda dikesampingkan karena pada usia itu orang lebih tertarik dengan nilai
materialistik. Pada usia pertengahan orang sudah berhasil menyesuaikan diri
dengan lingkungan, memiliki pekerjaan mantap, menikah, punya anak, ikut
serta dalam kegiatan sosial. Tiba-tiba mereka menemukan dirinya kehilangan
tidak tahu makna dan tujuan hidupnya sendiri. Mereka tidak lagi berminat
kepribadiannya menjadi kosong. Mereka membutuhkan nilai-nilai baru yang
dapat memperluas pandangan hidup yang materialistik. Usia pertengahan
adalah usia realisasi diri. Mereka ingin memahami makna kehidupan dirinya,
ingin memahami kehidupan di dalam diri mereka sendiri.
 Fase- fase Kognitif Masa Dewasa
1. Tahap mencari prestasi ( Achieving stage )
Terjadi pada masa dewasa awal. Berkaitan dengan perencanaan dimasa
depan ( karir dan perolehan pengetahuan).
2. Tahap tanggung jawab ( responsibility stage )
Dimulai sejak masa dewasa awal. Terjadi ketika keluarga sudah
terbentuk, pemenuhan kebutuhan pasangan dan turunan.
3. Tahap eksekutif ( Executive stage )
Terjadi pada masa dewasa madya. Individu memfokuskan pada kegiatan
yang bermakna bagi dirinya.
c. Lansia

Seseorang dikatakan usia lanjut bila seseorang telah mencapai 60 tahun


keatas dan memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi biologis,
psikologis, sosial, mental. Penurunan tidak hanya dapat dilihat dari
kemampuan fisiknya tetapi juga kemampuan sosial dan psikologis. (Mubarak,
2010). Menurut Hurlock hidup pada lansia, salah satu yang amat penting, ciri-
ciri usia lanjut cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk
daripada yang baik dan kepada kesengsaraan daripada ke kebahagiaan.

Perasaan tidak berguna dan tidak diinginkan membuat banyak lansia


mengembangkan perasaan rendah diri dan marah. Perasaan ini tentu saja tidak
membantu untuk penyesuaian social dan pribadi yang baik. Sehubung dengan
itu, Butler dalam ( Hurlock, 1996 ) menyatakan bahwa orang lanjut usia secara
tidak proporsional menjadi subjek bagi masalah emosional dan mental yang
berat. Insiden psikopatologi timbul seiring dengan bertambahnya usia.
Gangguan fungsional keadaan depresi dan paranoid terus bertambah.

Disfungsional dan psikopatologi yang dialami lansia seperti yang


dikatakan Butler tersebut, disebabkan oleh beberapa bahaya yang terjadi pada
masa lansia antara lain masalah kesehatan, ekonomi, hubungan dalam
keluarga, dan masalah psikologi ( Hurlock, 1996 ). Untuk menajaga
keseimbangan kualitas pada hidup lansia, salah satu yang amat penting
menurut Hardywinoto dan Setiabudhi adalah aspek psikologis dan prilaku.

Perkembangan psikologi terdiri dari beberapa aspek :

 Aspek Intelektual
Penurunan kemampuan intelektual pada lansia adalah sesuatu
yang tidak bisa terhindarkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor seperti penyakit, kecemasan ataupun depresi. Namun,
kemampuan intelektual dapat dipertahankan dengan cara
menciptakan lingkungan yang dapat melatih dan merangsang
kemampuan intelektual mereka. Cara tersebut juga bisa
mengantisipasi terjadinya kepikunan pada mereka.

 Aspek Emosional
Adanya perasaan tidak enak yang harus dihadapi oleh para
lanjut usia seperti merasa tersisih, merasa tak dibutuhkan lagi,
penyakit yang tak kunjung sembuh ataupun kematian pasangan
akan menimbulkan rasa tidak percaya diri, depresi, ketakutan
sehingga lanjut usia sulit menyelesaikan suatu masalah dan
melakukan penyesuaian diri.

Maksud dari penyesuaian diri pada usia lanjut disini adalah


kemampuan usia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat
perubahan fisik maupun sosial psikologis yang dialaminya dan
kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari
lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan
mekanisme psikologis yang tepat sehingga memenuhi
kebutuhannya tanpa menimbulkan masalah baru.

 Aspek Spiritual
Beberapa penelitian menunjukan bahwa seseorang yang telah
mencapai tahap usia lanjut akan lebih dekat dengan agama. Hal
ini menunjukan bahwa adanya tingginya level seperti dalam hal
kepuasan dalam hidup, harga diri dan optimisme. Kebutuhan
spiritual berpengaruh besar terhadap ketenangan batin para
lansia begitu juga dalam hal kesehatan fisik maupun mental.

 Aspek Kepribadian
Perkembangan kepribadian bersifat dinamis, yang artinya
selama individu tersebut masih mampu bertambah
pengetahuannya dan mau belajar serta menerima pengalaman
baru atau hal-hal positif maka kepribadiannya semakin matang
dan mantap. Bagi lansia yang sehat, kepribadiannya tetap
berfungsi dengan baik tergantung dari tingkat depresi yang
dialami pada fase kehidupan sebelumnya.

Namun, tidak sedikit juga yang menyebutkan bahwa saat usia


lanjut seseorang biasanya akan kembali ke masa kanak-kanak.
Artinya, tindakan yang dilakukan harus diperlihatkan kepada
orang lain jika tidak mereka tidak akan memperoleh kepuasan.
Masa muda seorang lansia sering diartikan sebagai karikatur
kepribadiannya di masa lansia.

II. Perubahan Kesehatan

a. Dewasa awal
Pada masa ini terjadi pertumbuhan hebat pada jaringan seperti
misalnya otot dan tulang, dan ini secara langsung mempercepat kematangan
system reproduksi. Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik,
misalnya tumbuh rambut halus, perubahan suara, dan menstruasi.
Desmita (2015:234) membagi 3 perubahan perkembangan fisik pada
masa dewasal awal, yaitu antara lain:

1. Kesehatan badan
Bagi kebanyakan orang, masa dewasa ditandai dengan memuncaknya
kemampuan dan kesehatan fisik. Mulai dari sekitar usia 18 hingga 25 tahun,
individu memiliki kekuatan yang terbesar, gerak-gerak reflek mereka sangat
cepat. Lebih dari itu, kemampuan reproduktif mereka berada di tingkat yang
paling tinggi. Akan tetapi, pada usia mulai dari 40-50 wanita mengalami
perubahan kemampuan reproduktif, yakni mulai mengalami monopouse atau
berhentinya menstruasi dan hilangnya kesuburan.
Bagi laki-laki, proses penuaan selama masa pertengahan dewasa tidak
begitu kentara. Hanya beberapa kemunduran fisik, seperti berkurangnya
produksi air mani, frekuensi orgasme yang cenderung merosot. Pada usia 30-
an hingga 40-an umumnya pria menyadari bahwa dirinya tidak lagi berada
pada puncak kemudaannya. Tidak bisa lagi berlari cepat, mengangkat benda
yang berat, dan sedikit tidur. Penglihatan dan pendengarannyapun mulai
berkurang ketajamannya, daya ingatnya melemah, sulit dalam hal belajar dan
mengingat informasi teetentu. mereka lebih mudah terkena penyakit parah.
2. Perkembangan sensori
Pada awal masa dewasa, penurunan fungsi penglihatan dan
pendengaran mungkin belum begitu kentara. Akan tetapi, pada masa dewasa
tengah perubahan-perubahan dalam penglihatan dan pendengaran merupakan
dua perubahan fisik yang paling menonjol.
3. Perkembangan otak
Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur-angsur
berkurang. Tetapi perkembangbiakan koneksi neural (neural connection),
khususnya bagi orang-orang yang tetap aktif, mampu mengganti sel-sel yang
hilang.
b. Dewasa Madya
Pada usia ini terjadi penurunan fungsi biologis, dukungan sosial
budaya seperti pendidikan, karir, dan relasi mencapai puncaknya (Willis &
Schaie, 2005). Perubahan fisik pada usia ini meliputi :
 Kulit berkerut dan mengendur.
 Rambut lebih tipis dan berwarna keabu-abuan.
 Kuku jari tangan bergerigi, menjadi lebih tebal, dan lebih rapuh.
 Berkurangnya tinggi tubuh karena menyusutnya tulang dan bertambahnya
berat badan tubuh.
 Kepadatan tulang menurun sehingga sendi menjadi kaku dan sulit
digerakkan.
 Kemampuan penglihatan dan pendengaran menurun.
 Meningkatnya resiko terkena penyakit seperti kardiovaskular, tekanan darah
tinggi, diabetes, dan obesitas.
 Tidur menjadi lebih bermasalah.
 Stres menjadi pemicu timbulnya penyakit.
 Kekebalan tubuh menurun.
Saat seseorang pada masa dewasa madya terjadi perubahan
seksualitas. Pada wanita terjadi monoupause saat akhir 40 atau awal 50an.
Gejala menoupause meningkat pada wanita yang merokok, minum-minuman
beralkohol, menggunakan kontrasepsi oral, depresi dan mengkonsumsi
makanan dengan kandungan gula tinggi (Sabia dkk, 2008). Pada laki-laki
terjadi penurunan aktivitas hormone seksual (testosteron), disfungsi ereksi,
gaya hidup yang berpengaruh pada disfungsi ereksi, dan jarang melakukan
aktivitas seksual.
c. Lansia

Usia Permulaan tua menurut UndangUndang Nomor 13 Tahun 1998


tentang lanjut usia menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia tua. Proses
menua dan lanjut usia merupakan proses alami yang dialami oleh setiap orang
(Kementrian Kesehatan RI, 2014). Proses penuaan adalah normal,
berlangsung secara terus menerus secara alamiah.. Menua merupakan proses
penurunan fungsi struktural tubuh yang diikuti penurunan daya tahan tubuh.
Setiap orang akan mengalami masa tua, akan tetapi penuaan pada tiap
seseorang berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor herediter,
nutrisi, stress, status kesehatan dan lain-lain (Stanley, 2006).

Perubahan usia datang tanpa disadari (Rafknowledfe, 2004).


Penurunan kondisi fisik/fisiologis yang di alami lansia ditandai dengan kulit
yang mulai keriput, penglihatan dan pendengaran berkurang, gigi ompong,
mudah lelah, gerakan lamban (Maryam, 2008). Perubahan fisik yang terjadi
pada lanjut usia antara lain :
 Sistem Indra
Sistem pendengaran : Prebiakusis (gangguan pada
pendengaran) oleh karena hilangnya kemampuan (daya)
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara
atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit
dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun.
 Sistem Intergumen
Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak elastis kering
dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi
tipis dan berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atropi
glandula sebasea dan glandula sudoritera, timbul pigmen
berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot.
 Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia antara lain
sebagai berikut : Jaringan penghubung (kolagen dan elastin).
Kolagen sebagai pendukung utama kulit, tendon, tulang,
kartilago dan jaringan pengikat mengalami perubahan menjadi
bentangan yang tidak teratur.
 Kartilago
Jaringan kartilago pada persendian lunak dan mengalami
granulasi dan akhirnya permukaan sendi menjadi 16 rata,
kemudian kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang
dan degenerasi yang terjadi cenderung kearah progresif,
konsekuensinya kartilago pada persendiaan menjadi rentan
terhadap gesekan.
 Tulang
Berkurangnya kepadatan tualng setelah di obserfasi adalah
bagian dari penuaan fisiologi akan mengakibatkan osteoporosis
lebih lanjut mengakibatkan nyeri, deformitas dan fraktur.
 Otot
Perubahan struktur otot pada penuaan sangat berfariasi,
penurunan jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan
jaringan penghubung dan jaringan lemak pada otot
mengakibatkan efek negatif.
 Sendi
Pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament
dan fasia mengalami penuaan elastisitas.
DAFTAR PUSTAKA

Desmita. ( 2015 ). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.
Hutapea, Bonar. ( 2011). Emotional Intelegence dan Psychological Well-
being pada Manusia Lanjut Usia Anggota Organisasi berbasis
Keagamaan di Jakarta. INSAN Vol. 13 No. 02.
Karepowan, Stevany Ribka, Mona Wowor, Mario Katuuk.( 2018). Hubungan
Kemunduran Fisiologis dengan Tingkat Stres pada Lanjut Usia di
Puskesmas Kakasekasen Kecamatan Tomohon Utara. E-journal
Keperawatan (e-Kp) Volume 6 Nomor 1..
Robert S, Feldman. ( 2012). Pengantar Psikologi. Jakarta : Salemba
Humanika.
Santrock J.W. (2002). Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai