Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DAN MODEL KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Dini Auliya Agustin (18016)

2. Dita Aulia Athani (18018)

3. Fitratul Illahi (18028)

4. Meidayanti (18036)

5. Mila Sari Safitri (18038)

6. Nadha Kamilia Salsabila (18041)

7. Suci Ashriani (18069)

Mata Pelajaran : Keperawatan Keluarga

Tingkat :3B

AKADEMI KEPERAWATAN HERMINA MANGGALA HUSADA


JAKARTA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada tuhan yang maha esa , atas
rahmat dan karunia-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
Yang merupakan bukti tertulis bahwa kami telah melaksanakan Tugas Mata
Kuliah Keperawatan Keluarga, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Ns. Suryani Hartati, M.Kep. Sp.Kep.Mat selaku Direktur Akademi


Keperawatan Manggala Husada.
2. Ns. Musripah,M.Kep selaku dosen koordinator dan pengajar mata kuliah
keperawatan keluarga.

Kami menyadari bahwa isi dari Makalah ini masih banyak


kekurangannya mengingat akan keterbatasan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu dimohon kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan
sarannya demi penyempurnaan isi laporan ini di masa yang akan datang dan
semoga makalah ini bermanfaat bagi banyak orang.

Jakarta, 04 Mei 2021

Kelompok 2

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan keperawatan di masyarakat mempunyai sasaran dari tingkat


individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pelayanan keperawatan di
masyarakat bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam
pemeliharaan kesehatan. Dalam hal ini terdapat peran dan fungsi perawat
dalam pelayanan keperawatan keluarga yang merupakan unsur penting
dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri. Keluarga adalah
salah satu aspek terpenting dari perawatan. Keluarga merupakan unit
terkecil dalam masyarakat yang merupakan entry point dalam upaya
mencapai kesehatan masyarakat secara optimal.

Keluarga juga disebut sebagai sistem sosial karena terdiri dari individu-
individu yang bergabung dan berinteraksi secara teratur antara satu
dengan yang lain yang diwujudkan dengan adanya saling ketergantungan
dan berhubungan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini,
keluarga mempunyai anggota yang terdiri dari ayah, ibu dan anak atau
sesama individu yang tinggal di rumah tangga tersebut. Sehingga menjadi
penting dalam membutuhkan pelayanan kesehatan seperti halnya individu
yang dapat melakukan tugas sesuai perkembangannya. Tingkat kesehatan
individu berkaitan dengan tingkat kesehatan keluarga begitu juga
sebaliknya tingkat kesehatan keluarga dapat mempengaruhi derajat
kesehatannya. Untuk itu jika terdapat disfungsi pada keluarga maka akan
berdampak pada satu atau lebih anggota keluarga bahkan keseluruhan
keluarga. Untuk itu diperlukan keperawatan keluarga yang merupakan
pelayanan holistik yang menempatkan keluarga dan komponennya
sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi (Depkes RI, 2010).

Dalam hal ini diperlukan peran perawat untuk menunjang pelayanan

2
keperawatan keluarga agar menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia. Pelayanan keperawatan
keluargamerupakan salah satu area pelayanan keperawatan di masyarakat
dengan memobilisasi sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di
keluarga dan sumber-sumber dari profesi lain. Di Indonesia penerapan
pelayanan kesehatan keluarga sudah dilakukan, dilaksanakan, dan
diterapkan melalui dengan adanya Program Indonesia Sehat tetapi dalam
melakukan peningkatan dalam pelayanan kesehatan keluarga masih
kurang disebabkan karena kurangnya fasilitas alat-alat kesehatan yang
digunakan untuk menunjang pelayanan kesehatan yang lebih baik. Dalam
hal ini diperlukan dukungan pemerintah dan masyakarat dalam
mewujudkan pelayanan kesehatan menjadi lebih baik dan lebih
maju(Depkes RI, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengetahui definisi konsep keperawatan keluarga?
2. Mengetahui tipe keperawatan keluarga ?
3. Mengetahui fungsi keperawatan keluarga ?
4. Mengetahui tugas perkembangan keluarga ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang konsep model keperawatan
Keluarga.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa Mampu Memahami konsep keperawatan keluarga.
2. Mahasiswa Mampu Memahami pengertian keluarga.
3. Mahasiswa Mampu Memahami tipe bentuk keluarga.
4. Mahasiswa Mampu Memahami fungsi keluarga.
5. Mahasiswa Mampu Memahami tugas perkembangan keluarga.

3
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Keperawatan Keluarga


Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Kemenkes, 2016).
Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah proses pemberian
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik
keperawatan (Depkes RI, 2010)

2.2 Tipe Keluarga


Berbagai tipe keluarga yang perlu Anda ketahui adalah:
a) Tipe keluarga tradisional, terdiri dari beberapa tipe di bawah ini :
1) The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri
dari suami istri dan anak, baik anak kandung atau angkat.
2) The dyad family (Keluarga dyad), suatu rumah tangga yang
terdiri dari suami istri tanpa anak. yang perlu Anda ketahui,
keluarga ini mungkin belum mempunyai anak atau tidak
mempunyai anak, jadi ketika nanti Anda nmelakukan
pengkajian data dan ditemukan tipe keluarga ini perlu Anda
klarifikasi lagi datanya.
3) Single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
4) Single adult yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang dewasa. Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang
tidak menikah atau tidak mempunyai suami.
5) Extended family, keluarga yang terdiri dari keluarga inti
ditambah keluarga lain. paman, bibi, kakek, nenek dan lain-

4
lain. Tipe keluarga ini banyak dianut oleh keluarga Indonesia
terutama di daerah pedesaan.
6) Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri
di rumah (Baik suami/istri atau keduanya), dimana anak-
anaknya sudah membangun karir sendiri atau sudah menikah.
7) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama
atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang
pelayanan seperti dapur dan kamar mandi yang sama.

b) Tipe keluarga yang kedua adalah tipe keluarga non tradisional, tipe
keluarga ini tidak lazim ada di Indonesia, terdiri dari beberapa tipe
yaitu :
1) Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang
terdiri dari orang tua dan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama
diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
3) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai
persamaan sex tinggal dalam satu rumah sebagaimana
pasangan suami istri.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga
yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada
saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

2.3 Fungsi Keluarga


Fungsi perawat keluarga menurut friedman dkk.(2013) adalah sebagai
berikut.
1. Pelaksanaan
Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah memberikan

5
pelayanan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, mulai
pengkajian sampai evaluasi. Pelayanan diberikan karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta
kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat promotif,
preventif, kuratif, serta rehabilitatif.
2. Pendidik
Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah mengidentifikasi
kebutuhan, menentukan tujuan, mengembangkan, merencanakan, dan
melaksanakan pendidikan kesehatan agar keluarga dapat berperilaku
sehat secara mandiri.
3. Konselor
Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan
konseling atau bimbingan kepada individu atau keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu
untuk membantu mengatasi masalah kesehatan keluarga.
4. Kolaborator
Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan
kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian
masalah kesehatan di keluarga

Berdasarkan UU No.10 tahun 1992 PP No.21 tahun 1994 tertulis


fungsi keluarga dalam delapan bentuk yaitu :
a. Fungsi Keagamaan
1). Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan
tujuan hidup seluruh anggota keluarga.
2). Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup
sehari-hari kepada seluruh anggota keluarga.
3). Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari
dalam pengamalan dari ajaran agama.

6
4). Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar
anak tentang keagamaan yang kurang diperolehnya
diseko lah atau masyarakat.
5). Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga
beragama sebagai pondasi menuju keluarga kecil
bahagia sejahtera.
b. Fungsi Budaya
1). Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk
meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan
bangsa yang ingin dipertahankan.
2). Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk
menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai.
3). Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang
anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai
pengaruh negatif globalisasi dunia.
4). Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang
anggotanya dapat berpartisipasi berperilaku yang baik
sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam
menghadapi tantangan globalisasi.
5). Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan
seimbang dengan budaya masyarakat atau bangsa untuk
menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil bahagia
sejahtera.
c. Fungsi Cinta Kasih
1). Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang
telah ada antar anggota keluarga ke dalam simbol-
simbol nyata secara optimal dan terus-menerus.
2). Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar
keluarga secara kuantitatif dan kualitatif.
3). Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan
duniawi dan ukhrowi dalam keluarga secara serasi,
selaras dan seimbang.

7
4). Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang
mampu memberikan dan menerima kasih sayang
sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
d. Fungsi Perlindungan
1). Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik
dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun
dari luar keluarga.
2). Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis
dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang
datang dari luar.
3). Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan
keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
e. Fungsi Reproduksi
1). Membina kehidupan keluarga sebagai wahana
pendidikan reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga
maupun bagi keluarga sekitarnya.
2). Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah
pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan
fisik maupun mental.
3). Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik
yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara
dua anak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam
keluarga.
4). Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai
modal yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
f. Fungsi Sosialisasi
1). Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan
keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi
anak pertama dan utama.

8
2). Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan
keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari
pemecahan dari berbagai konflik dan permasalahan
yang dijumpainya baik di lingkungan sekolah maupun
masyarakat.
3). Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak
tentang hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan
kematangan dan kedewasaan (fisik dan mental), yang
kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun
masyarakat.
4). Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi
dalam keluarga sehingga tidak saja bermanfaat positif
bagi anak, tetapi juga bagi orang tua, dalam rangka
perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera.
g. Fungsi Ekonomi
1) Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di
dalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang
kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga.
2) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi
keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran keluarga.
3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar
rumah dan perhatiannya terhadap anggota keluarga
berjalan secara serasi, selaras dan seimbang.
4) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai
modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
h. Fungsi Pelestarian Lingkungan
1). Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan internal keluarga.

9
2). Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan eksternal keluarga.
3). Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang dan
antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup
masyarakat sekitarnya.
4). Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan hidup sebagai pola hidup keluarga menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera (UU No.10 tahun 1992
PP No.21 tahun 1994, dalam Setiadi 2008).

2.4 Tahap perkembangan keluarga


Terdapat 8 (delapan) tahap perkembangan keluarga yang perlu Anda pelajari
yaitu :
1. Keluarga baru menikah / pemula Tugas perkembangannya adalah
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan
b. Membina hubungan persaudaraan, teman dan kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Tahap perkembangan keluarga yang kedua adalah keluarga dengan
anak baru lahir. Tugas perkembangannya adalah :
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap.
mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam keluarga.
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orang tua dan kakek nenek.
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah Tugas perkembangannya
adalah :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, dan keamanan.
b. Mensosialisasikan anak

10
c. Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di
luar keluarga
4. Keluarga dengan anak usia sekolah Tugas perkembangannya adalah
a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja Tugas perkembangannya adalah
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak
6. Keluarga melepas anak usia dewasa muda Tugas perkembangannya
adalah
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak
b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan
c. Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
atau istri
7. Keluarga dengan usia pertengahan Tugas perkembangannya adalah
a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orang tua lansia dan anak-anak
c. Memperkokoh hubungan perkawinan
8. Keluarga dengan usia lanjut Tugas perkembangannya adalah
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

11
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan
hidup).

12
BAB 3
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Keluarga merupakan unit terkecil dimasyarakat terdiri atas dua
atau lebih individu yang saling tergantun satu dengan yang lain terhadap
berbagai dukungan, antara lain dukungan emosional dan ekonomi.
Keluarga mempunyai lima fungsi yang harus dijalankan dalam kehidupan
sehari-hari, lima fungsi tersebut adalah fungsi afektif, sosialisasi, ekonomi,
reproduksi dan perawatan kesehatan. Selama siklus kehidupan, keluarga
memiliki delapan tahap perkembangan keluarga. Setiap tahap
perkembangan merupakan periode kritis, artinya keluarga perlu
memahami dan menyesuaikan tugas perkembangan yang harus
dilaksanakan disetiap tahap perkembangan.
3.2.Saran
Demikian makalah ini yang dapat kami sajikan, diharapkan
pemabaca terutama mahasiswa dapat memahami pembelajaran mengenai
konsep keluarga. Penulis mengharapkan agar setiap mahasiswa dapat
menerapkan teori konsep keluarga ini dengan baik saat memasuki dunia
kerja maupun saat bermasyarakat.

13
DAFTAR PUSTAKA
Kholifah, Nur, Siti. (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta:
Kemenkes RI.
Kholifah, Nur, Siti, dkk. (2018). Modul Praktik Klinik Keperawatan Keluarga.
Surabaya: Poltekkes Surabaya.
Kholifah, Siti Nur dkk. (2020). Modul Praktik klinik keperawatan Keluarga.
Surabaya : Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan.
Kholifak, Siti Nur.., Wahyu Widagdo. (2016). Modul Keperawatan
Keluarga.Jakarta : Kementriian Kesehatan RI.
Zainul, Ulfahmi Azmawi. (2018). Peran Keluarga Terhadap Kesehatan Jiwa
Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Samata Dan Puskesmas
Bontoramba.. Makassar : Universitas Islam Negeri Alauddin.

14
15

Anda mungkin juga menyukai