Anda di halaman 1dari 14

GAGAL JANTUNG

KIRI (LEFT HEART


FAILURE)
KELOMPOK 2
 EZRA PERONIKA
 FIRDA MUZDALIFAH
 IKA SARASWATI
 MAYA INDAH SARI
 MEGA MILLENIAWATI
 MILA SARI SAFITRI
 NENG PUTRI LAKSANA
 YULINA SRI PERTIWI
PENGERTIAN

Gagal Jantung Kiri adalah ketidakmampuan Ventrikel kiri


memompa darah dari paru ke aorta dan sirkulasi sistemik.
Pada gagal jantung kiri volume dan tekanan darah menumpuk
di atrium kiri, menurun melalui vena pulmonalis sehingga
volume dan tekanan darah vena pulmonal meningkat di paru
paru, dan memaksa cairan masuk ke jaringan paru (Brunner &
Suddarth’s textbook of medical-surgical nursing. 12th ed,
2010)
ETIOLOGI
Iskemia Miokard Infark Miokard yang luas

Kardiomiopati
Gangguan Irama Jantung Berat

Hipertensi
Stenosis Aorta

Aterosklerosis arteri koroner


TANDA DAN GEJALA
1. Kongesti paru meliputi : dispneu, batuk, ronki paru, dan tingkat
saturasi oksigen yang rendah; Suara jantung ekstra, S3, atau
"ventricular gallop," dapat dideteksi pada auskultasi
2. Dispnea saat aktivitas (DOE), ortopnea, dispnea nokturnal
paroksismal (PND).
3. Batuk awalnya kering dan tidak produktif; dapat menjadi lembab
seiring waktu.
4. Bibasilar crackles berkembang menjadi crackles di semua bidang
paru-paru.
5. Oliguria dan nokturia.
6. Pusing, gelisah, kulit pucat, dan keringat dingin
7. Takikardia, palpitasi, dan kelelahan
PATOFISIOLOGI

Kegagalan ventrikel kiri terjadi karena bagian


ventrikel kiri jantung tidak dapat memompa
dengan baik sehingga keadaan tersebut dapat
menurunkan aliran darah dari jantung sebelah kiri
keseluruh tubuh. Akibatnya darah akan mengalir
balik ke dalam vaskulator pulmonal. Pada saat
terjadinya aliran balik darah kembali menuju
ventrikuler pulmonalis, tekanan kapiler paru akan
meningkat (> 10mmHg) melebihi tekanan kapiler
osmotic (>25 mmHg). Keadaan ini akan
menyebabkan perpindahan cairan intravaskuler ke
dalam interstitium paru dan menginisiasi edema.
PENGKAJIAN
a. Identitas

identitas pasien dan identitas penanggung jawab


b. Keluhan utama
Pasien biasanya mengeluhkan sesak napas
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan sesak napas, batuk, lemah, mudah lelah, cemas dan gelisah
d. Riwayat penyakit dahulu
Perawat menanyakan penyakit apa yang pernah dialami pasien misalnya infark miokard
kronis, penyakit katup jantung dan lainnya
e. Riwayat kesehatan keluarga
Perawat menanyakan keluarga pasien pernah memiliki riwayat penyakit seperti
hipertensi, gagal jantung, dan lainnya.
f. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola Persepsi dan tata laksana kesehatan: pada saat klien mengalami sesak   biasanya
memilih untuk istirahat supaya meringankan atau mengurangi sesak  yang dialami
2. Pola nutrisi dan metabolisme: pasien dengan gagal ginjal kiri biasanya memiliki pola
nutrisi yang kurang baik karena kehilangan nafsu makan .
3. Pola eleminasi: pasien mengalami oliguri
4. Pola aktivitas : pasien akan mengalami gangguan pada pola aktivitas karena mengalami
sesak sehingga akan mudah lelah
5. Pola istirahat : sesak yang dialami klien dapat mengganggu kenyamanan pola
istirahat/tidur pasien
6. Pola kognitif dan persepsi : berhubungan dengan pengetahuan pasien terhadap penyakit
yang diderita
7. Pola hubungan peran : peran keluarga sangat dibutuhkan dalam merawat dan mengobati
pasien dengan gagal jantung kiri

g. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : CM, wajah tampak pucat, tampak lelah
2. Sistem kardiovaskuler :
inspeksi : adanya parut, keluhan kelemahan fisik
Palpasi : denyut nadi perifer melemah, thrill
Perkusi : pergeseran batas jantung
Auskultasi : tekanan darah menurun, bunyi jantung tambahan
3. Sistem Respirasi : terlihat sesak, napas cuping hidung, dan frekuensi napas
melebihi normal
4. Sistem urogenital : klien dengan gagal jantung kiri biasanya mengalami oliguri
5. Sistem integument : klien kulit kering dan pucat

h. Pemeriksaan Diagnostik
1. EKG
2. Sonogram
3. Scan jantung
4. Kateterisasi jantung
5. Rontgen dada
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan Curah Jantung Berhubungan Dengan


Perubahan Frekuensi Jantung, Perubahan Kontraktilitas
2. Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan Dengan
Ketidakseimbangan Ventilasi-Perfusi
3. Hipervolemia Berhubungan Dengan Gangguan Aliran
Balik Vena
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Kep Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Penurunan Curah Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tanda gejala primer penurunan
Jantung Berhubungan keperawatan selama 2 x 24 jam curah jantung (meliputi dispnea, kelelahan,
Dengan Perubahan diharapkan curah jantung edema, ortopnea, paroxysmal nocturnal
Frekuensi Jantung, meningkat. dyspnea, peningkatan CPV)
Perubahan Kriteria hasil : 2. Identifikasi tanda gejala sekunder penurunan
Kontraktilitas 1. Takikardi menurun curah jantung (meliputi peningkatan berat
2. Lelah menurun badan, hepatomegali, distensi veria jugularis,
3. Edema menurun palpitasi, rokhri besar oliguria batuk, kulit
4. Dispneu menurun pucat)
5. Oliguria menurun 3. monitor BB dan saturasi O2
6. PND menurun 4. Monitor keluhan nyeri dada
7. Suara jantung S3 menurun 5. Monitor EKG 12 sadapan
8. Tekanan darah membaik 6. Periksa TTV
7. Berikan oksigen
8. Berikan diet jantung yang sesuai
9. Anjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi
10. Kolaborasi pemberian antiaritmia jika perlu
LANJUTAN…
No Diagnosa Kep Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
2. Gangguan Pertukaran Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor frekuensi irama, kedalaman
Gas Berhubungan keperawatan selama 2 x 24 jam dan upaya napas
Dengan diharapkan pertukaran gas 2. Monitor pola napas
Ketidakseimbangan meningkat 3. Monitor kemampuan batuk efektif
Ventilasi-Perfusi Kriteria hasil : 4. Monitor adanya produksi sputum
1. Dispneu menurun 5. Monitor adanya sumbatan jalan napas
2. Bunyi napas tambahan 6. Auskultasi bunyi napas dan palpasi
menurun kesismetrisan paru
3. Pusing menurun 7. Monitor saturasi oksigen
4. Napas cuping hidung 8. Monitor nilai AGD
menurun 9. Monitor X-ray toraks
5. PCO2 dan PO2 membaik 10. Atur posisi untuk memaksimalkan
6. Pola napas membaik potensial ventilasi
11. Berikan terapi oksigen
12. Kolaborasi pemberian obat yang
diresepkan untuk mempertahankan
keseimbangan asam basa
LANJUTAN…
No Diagnosa Kep Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
3. Hipervolemia Setelah dilakukan tindakan 1. Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis,
Berhubungan Dengan keperawatan selama 3 x 24 jam ortopnea, dispnoa, edema, JVPICVP meningkat,
Gangguan Aliran Balik diharapkan keseimbangan cairan reflek hepatojugular positif, suara napas tambahan)
Vena meningkat 2. Identifikasi penyebab hypervolemia
Kriteria hasil : 3. Monitor status hemodinamik (mis. frekuensi
1. Asupan cairan sedang jantung, tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP,
2. Haluaran urin sedang CO, Cij, jika tersedia)
3. Edema menurun 4. Monitor intake dan output cairan.
4. Berat badan membaik 5. Monitor kecepatan infus secara ketat
6. Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang
sama
7. Batasi asupan cairan dan garam
8. Anjurkan melapor jika pengeluaran urin 0,5
ml/kg/jam dalam 6 jam
9. Ajarkan pasien dan keluarga cara mengukur dan
mencatat asupan dan haluaran cairan
10. Kolaborasi pemberian diuretic
11. Kolaborasi pemberian continuous renal
replacement therapy (CRRT), jika perlu.
DAFTAR PUSTAKA

Johnson, Joyce Young. 2010. Handbook for Brunner & Suddarth’s textbook of
medical-surgical nursing. 12th ed. Philadelphia : Lippincot Williams & Wilkins
Saferi, Andra, Yessie M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta : Nuha
Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai