Di susun oleh:
Hengky Hikmawan Nugraha
(200102023)
CKD (Chronic Kidney Disease) atau gagal ginjal kronis (GGK) merupakan
kondisi di mana terjadi penurunan fungsi ginjal secara signifikan selama beberapa
waktu (lebih dari 3 bulan), sehingga CKD juga sering dianggap sebagai gagal ginjal
kronis. Ginjal berfungsi sebagai penyaring ‘limbah’ dan kelebihan cairan dari dalam
tubuh kita yang nantinya akan diekskresikan sebagai urine. Ketika gangguan ginjal
sudah cukup berat,maka‘limbah’dan kelebihan cairan akan mengendap pada tubuh
dan menyebabkan berbagai penyakit.sebagai kondisi dimana ginjal mengalami
penurunan fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana
kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan
keseimbangan elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia.
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinis
2. Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis, kuku
tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
D. Patofisiologis
Pada awal perjalanannya, keseimbangan cairan, penanganan garam, dan
penimbunan produk sisa masih bervariasi dan bergantung pada bagian ginjal yang
sakit. Sampai fungsi ginjal menurun < 25% normal, manifestasi klinis gagal ginjal
kronis mungkin minimal karena nefron yang sehat mengambil alih nefron yang rusak.
Seiring dengan makin banyak nefron yang mati, nefron yang tersisa menghadapi
tugas yang semakin berat, sehingga nefron akan rusak dan mati. Sebagian dari siklus
kematian ini tampaknya berkaitan dengan tuntuan pada nefron-nefron yang ada
untuk meningkatkan reabsorpsi protein. Pada saat penyusutan progresif nefron-
nefron, terjadi pembentukan jaringan parut dan 21 aliran darah ginjal akan
berkurang. Pelepasan renin akan meningkat bersama dengan kelebihan beban cairan
sehingga dapat menyebabkan hipertensi. Hipertensi akan memperburuk kondisi
gagal ginjal, dengan tujuan agar terjadi peningkatan filtrasi protein-protein plasma.
Kondisi akan bertambah buruk dengan semakin banyak terbentuknya jaringan parut
sebagai respon dari kerusakan nefron dan secara progresif fungsi ginjal menurun
drastis dengan manifestasi penumpukan metabolit-metabolit yang seharusnya
dikeluarkan dari sirkulasi sehingga akan terjadi sindroma uremia berat yang
memberikan banyak manifestasi pada setiap organ.
E. Pemeriksaan penunjang
1. Radiologi : Menilai keadaan ginjal dan derajat komplikasi ginjal.
b. Biopsi Ginjal dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel jaringan untuk
diagnosis histologis.
2. Foto Polos Abdomen : Menilai besar dan bentuk ginjal serta adakah batu atau
obstruksi lain.
4. USG : Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkin ginjal , anatomi sistem
pelviokalises, dan ureter proksimal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi sistem
pelviokalises dan ureter proksimal, kandung kemih dan prostat.
5. Renogram : Menilai fungsi ginjal kanan dan kiri , lokasi gangguan (vaskuler,
parenkhim) serta sisa fungsi ginjal.
10. EKG : Untuk melihat kemungkinan adanya hipertrofi ventrikel kiri, tandatanda
perikarditis, aritmia karena gangguan elektrolit (hiperkalemia).
11. Biopsi Ginjal : Dilakukan bila terdapat keraguan dalam diagnostik gagal ginjal
kronis atau perlu untuk mengetahui etiologinya.
- Berat Jenis : Kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan kerusakan
ginjal berat).
F. Penatalaksanaan Medis
4. Asupan alcohol
5. Olahraga
6. Asupan garam
G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan gagal ginjal kronik adalah sebagai
berikut:
a. Hipertensi
b. Infeksi traktus urinarius
c. Obstruksi traktus urinarius,
d. Gangguan elektrolit dan
e. Gangguan perfusi ke ginjal.
H. Pathway
I. Diagnosa keperawatan
- Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas
- Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan pentilasi-perfusi
- Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorsi nutrien
Pola 2 5 priodik
napas
• Monitor tingkat
kecemasan akibat terapi
Keterrangan:
oksigen
• Membuuruk
• Monitor integritas
• Cukup memburuk
mukosa hidung akibat
• Sedang
pemasangan oksigen
• Cukup membaik
Teraupetik
• Pertahankan kepatenan
jalan napas
• Siapkan dan atur
peralatan pemberian
oksigen
• Gunakan perangkat
oksigen yg sesuai dengan
tingkat mobilitas pasien
Edukasi
• Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
Edukasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
DAFTAR PUSTAKA
https://askepevery.blogspot.com/2017/07/laporan-pendahuluan-ckd.html
https://www.indonesiare.co.id/id/article/chronic-kidney-disease
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose
Medis dan Nanda Nic-Noc Jilid 2 Edisi Revisi. Yogyakarta : Mediaction Publising. 2015
rahayu, oktaviani. laporan pendahuluan chronic kidney disease (ckd).