Disusun Oleh :
NIM : 180323013
D3 KEPERAWATAN TINGKAT 3 A
Jl. Kubah Putih No. 7 Rt. 001/014 Kel. Jatibening Kec. Pondok gede Kota Bekasi, Jawa Barat
17412 Telp. (021) 8690 1352.
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
I. Konsep Dasar
A. Konsep Dasar
Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana ginjal tidak lagi
mengekresi produk-produk limbah metabolism. Biasanya karena hiperfusi ginjal
sindrom ini biasa berakibat azotemia (urenia), yaitu akumulasi produk limbah
nitrogen dalam darah dan aligeria dimana haluaran urine kurang dari 400 mm/24
jam ( Tambayong, jan 2000)
Gagal ginjal akut adalah suatu keadaan klinis dimana terjadi penurunan
fungsi ginjal secara mendadak yang berakibat kemampuan ginjal untuk
mempertahankan homeostasis tubuh hilang.
B. Etiologi
1. Pre-renal
2. Intra-renal
a. Kerusakan Nefron : Nekrosis tubular akut, glomerulonefritis
3. Post-renal
C. Manifestasi Klinis
2. Kulit dan membran mukosa kering akibat dehidrasi dan nafas mungkin berbau
urine ( fetouremik)
3. Manifestasi system saraf ( lemah, sakit kepala, kedutan otot dan kejang )
6. Sakit dan nyeri pada tulang dan sendi ( karena kehilangan kalsium dari tulang)
D. Patofisiologi
Ginjal berperan penting dalam regulasi tekanan darah berkat efeknya pada
keseimbangan natrium, suatu penentu utama tekanan darah. Konsentrasi natrium
didalam tubuh dalam menilai tekanan darah. Melalui kerja dua sensor, baik kadar
natrium yang rendah atau tekanan perfusi yang rendah berfungsi sebagai stimulasi
untuk pelepasan renin. Renin yaitu suatu protease yang meningkatkan tekanan
darah dengan memicu vasokontriksi secara langsung dan dengan merangsang
sekresi aldosteron sehingga terjadi retensi natrium dan air. Semua efek ini
menambah cairan ekstrasel utuh kehilangan fungsi ginjal normal akibat dari
penurunan jumlah nefroen yang berfungsi dengan tepat. Bila jumlah nefron
berkurang sampai jumlah yang tidak adekuat untuk mempertahankan
keseimbangan homeostatis, terjadi akibat gangguan fisiologis.
1. Pemeriksaan diagnosis
a. Rontgen Thorax
b. Ultrasonografi Ginjal
c. Test Doppler
d. CT Scan
e. ECG ( Electrocardiogram)
g. Renal Arteriogram
2. Pemeriksaan laboratorium
G. Komplikasi
1. Edema paru-paru
Perihal ini timbul dikarenakan ginjal tidak bisa mensekresi urine serta garam
didalam jumlah cukup. Kerapkali edema paru-paru mengakibatkan kematian.
2. Hiperkalemia
H. Pencegahan
2. Farmako terapi
4. Dialisa
A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
1) Pola nutrisi
Biasanya pasien tidak mampu makan karena pasien mual dan muntah
pasien hanya mampu menghabiskan 3 sendok makan dari porsi yang
disediakan dan pasien minum 2 gelas/hari
2) Pola istirahat
Biasanya pasien tidak dapat tidur dengan tenang dan hanya tidur 4-5
jam/hari
3) Pola eliminasi
Biasanya BAB 2 hari satu kali dengan konsistensi padat dan untuk
BAK dengan urine warna kuning pekat agak kental
4) Personal aktivitas
Biasanya aktivitas pasien dibantu keluarga karena pasien lemah
5) Personal hygene
d. Riwayat psikologis
e. Riwayat sosial
f. Riwayat spiritual
2. Pemeriksaan Fisik
b. Ispeksi :
c. Palpasi
- Perut kembung
e. Auskultasi
- Bunyi nafas
B. Diagnosa Keperawatan
C. Rencana Keperawatan
d. Dehidrasi menurun
4. Berikan asupan
cairan
e. Tekanan darah
membaik
5. Catat intake-
output
f. Turgor kulit
membaik
d. Frekuensi napas
membaik
e. EKG iskemia
membaik
3. Defisit nutrisi Setelah dilakukan 1. Identifikasi status
nutrisi
berhubungan dengan tindakan keperawatan
2. Monitor asupan
mual muntah, selama 2x24 jam defisit makanan
3. Monitor berat
anoreksia nutrisi membaik dengan
badan
kriteria hasil : 4. Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
a. Porsi makanan
konstipasi
yang dihabiskan
5. Berikan makanan
meningkat
tinggi kalori tinggi
b. Nyeri abdomen
protein
menurun
c. Berat badan
membaik
d. Nafsu makan
membaik
DAFTAR PUSTAKA
Herdman & Kamitsuru. 2015. DIAGNOSA KEPERAWATAN Definisi & Klasifikasi 2015-2017
edisi 10.Jakarta :EGC.
Bonez,hery 2011. Gagal ginjal dan penanganan gagal ginjal edisi 1. Jogyakarta : EGC