Dosen :
Oleh :
1. Adinda Indriyani
2. Ajening Istifara
3. Alifia Eka Putri
4. Amartya Intan P R
5. Fajar Novita Dewi
D3 KEPERAWATAN TINGKAT 2 A
STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA
TAHUN 2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karna atas rahmat
dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “”Keperawatan
Anak”
Segala kemampuan dan daya serta upaya telah saya usahakan semaksimal mungkin,
namun saya menyadari bahwa saya selaku penulisa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, jika terjadi suatu kejanggalan itu datang nya dari saya sebagi penulis makalah
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ 2
BAB II
2.1. Pengkajian.................................................................................7
2.5. Evaluasi............................................................................................9
BAB III
3.1. Kesimpulan..............................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................11
3
BAB I
1.1 Definisi
Difteri merupakan penyakit bakteri akut yang menyerang faring, laring, tonsil,
hidung, terkadang menyerang selaput lendir atau kulit, konjungtiva, dan vagina (chin,
2000). Difteri merupakan penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya kejadian luar
biasa (KLB) dimana munculnya satu kasus difteri sudah dikategorikan sebagai KLB.
Difteri disebabkan oleh infeksi Corrynobacterium Diptheriae dan dapat
1.2 Patofisiologi
Patofisiologi kuman berkembang biak pada saluran nafas atas dan dapat juga
pada vulva kulit mata walupun jarang terjadi. Kuman membentuk pseudomembran
dan melepaskan eksotoksin. Pseudomembran timbul lokal dan menjalar dari laring,
faring dan saluran nafas atas. Kelenjar getah bening akan tampak membengkak dan
jaringan saraf. Sumbatan pada jalan nafas sering terjadi akibat dari pseudomembran
1.3 Pathway
4
1.4. Tumbuh kembang
Selain gejala-gejala tersebut anak sulit untuk mengungkapkan dan menjelaskan kata-
katanya tentang apa yang dia rasakan dan dia alami tentang penyakitnya kepada orang
tuanya. Rasa tidak enak badan, sakit atau ketidaknyamanan yang dirasakan cenderung di
ekspresikan dengan diam hal ini terlihat juga pada saat dilakukan pemeriksaan anak
cenderung diam dan kurang respon terhadap petugas kesehatan.
Penurunan berat badan merupakan suatu indikator dari tumbuh kembang anak tersebut.
mengalami penurunan berat badan dikarenakan anak sulit menelan. Adanya inflamasi
5
pada daerah nasal dan laring menimbulkan akumulasi sekret berlebih sehingga membuat
rasa nyeri dan tidak nyaman di daerah tenggorokan. Selain itu pembengkakan pada
daerah tenggorok juga mengakibatkan saluran tenggorok dan kerongkongan menyempit
sehingga kesulitan untuk menelan. Hal ini mengakibatkan asupan nutrisi anak menjadi
tidak adekuat, dan berespon pada penurunan berat badan si anak. Karena penurunan berat
badan, anak ini otomatis mengalami gangguan tumbuh kembangnya kerana pemenuhan
nutrisi dan gizi menjadi berkurang.
BAB II
6
Konsep Asuhan Keperawatan
2.1 Pengkajian
A. Identitas pasien
B. Keluhan utama : Biasanya pasien dengan keluhan kesulitan bernafas pada waktu tidnyeri
pada waktu makan, dan bengkak pada tenggorokan dan leher
E. Nutrisi : tidak nafsu makan sulit menelan, turgor kulit menurun, BB menurun
F. Aktivitas : tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, pusing, insomnia, kurang tidur
3. resiko kurangnya volume cairan b/d proses penyakit( metabolisme meningkat intake cairan
menurun)
2.3 Intervensi
7
suara napas 3. Kepala lebih
tambahan . tinggi
5.Lakukan memungkinkan
fisoterapi dada jika ekspansi paru dan
perlu. memudahkan
pernapasan .
4. Suara napas
yang tidak efektif
bias menyebabkan
terjadinya obstruksi
jalan napas /
kegagalan
pernapasan.
5. Memudahkan
upaya pernapasan
dalam dan
meningkatkan
drainase secret.
2. Setelah dilakukan 1.Pastikan diet 1.Tinggi
Ketidakseimbangan tindakan kebutuhan karbohidrat protein
nutrisi kurang dari keperawatan pernapasan sesuai dan kalori
kebutuhan tubuh selama proses indikasi. dibutuhkan selama
berdasarkan keperawatan 2. Catat masukan ventilasi untuk
anoreksia diharapkan BB oral saat makan memperbaiki
stabil , pasien dan tawarkan fungsi otot
bebas dari tanda makanan yang pernapasan .
tanda malnutrisi disukai anak. 2. Selera makan
dan pasien dapat 3. Timbanglah BB biasanya buruk dan
mengumpulkan setiap hari. masukan nutrisi
energy untuk 4. Aturlah penting mungkin
beraktivitas pemberian mkanan menurun.
kembali. dalam porsi yang Tawaran makanan
sedikit tapi sering kesukaan dapat
5. Libatkan orang meningkatkan
tua dalam pemasukan oral
pemberian 3. Berguna untuk
makanan . menentukan
kebutuhan kalori,
menyusun tujuan
berat badan dan
evaluasi
keadekutan rencana
nutrisi
4. Meningkatkan
atau
memaksimalkan
8
asupan nutrisi anak.
5. Membantu
dalam memenuhi
asupan nutrisi anak,
karena biasanya
orang tua tahu cara
yang tepat agar
anaknya dapat mau
makan.
2.4 Implementasi
Asuhan Keperawatan Pada Anak
1. Meningkatkan jalan nafas eketif
- Kaji status pernafasan, observasi irama dan bunyi pernafasan
- Atur posisi kepala dengan posisi ekstensi
- Suction kepala dengan posisi ekstensi
- Suction jalan nafas jika terjadi sumbatan
- Berikan oksigen sebelum dan setelah dilakukan suction
- Lakukan fisioterapi dada
- Persiapkan anak untuk dilakukan trakeostomi
- Lakukan pemeriksaan analisa gas darah
- Lakukan intubasi jika ada indikasi
2. Meningkatkan kebutuhan nutrisi
- Kaji ketidakmampuan anak untuk makan
- Memasang NGT untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak
- Kolborasi untuk pemberian nutrisi parenteral
- Menilai indikator terpenuhinya kebutuhan nutrisi (berat badan lingkar lengan, membran
mukosa) yang adekuat.
2.5 Evaluasi
1. Pola napas anak kembali normal .
2. BB stabil , pasien bebas dari tanda tanda malnutrisi dan anak dapat mengumpulkan energi
Untuk beraktivitas kembali .
3. Resiko infeksi tidak terjadi
4. Resiko kurangnya volume cairan tidak terjadi
5. Masalah intoleransi aktivitas teratasi, serta anak dapat beraktivitas sebagaimana mestinya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
9
Difteri merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya pada anak. Penyakit ini
mudah menular dan menyerang terutama daerah saluran pernapasan bagian atas. Untuk
menguji apakah tubuh mengandung antitoksin terhadap kuman difteria dilakukan uji kulit
anoreksia. Gejala lokal nyeri telan, bengkak pada leher. Kelenjar regional sesak napas, serak
sampai stridor. Bila menyerang otot jantung dapat terjadi miokarditis dan bila mengenai
saraf dapat terjadi kelumpuhan. Difteri dapat di cegah dengan imunisasi DPT dan isolasi
3.2 Saran
Penyakit difteri rentan menyerang anak-anak dan perlu penanganan yang cermat
dan tepat. Terutama asuhan keperawatan yang efektif dapat mempercepat proses
DAFTAR PUSTAKA
10