Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CAMPAK

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Tropik Infeksi

Dosen Pengampu:
Praba Diyan Rachmawati, S.Kep., Ns., M.Kep.
Disusun Oleh:
Kelompok B (Kelas A-1)

1.Nova Alvionita 131711133080 13.Miftahul Desiyan Syaifun M 131711133105


2.Neli Wiidia Astuti 131711133081 14.Feny Deya Virdausi 131711133121
3.Rahmi Yunita 131711133086 15.Elsye S. A. Maniagasi 131711133158
4.Halfie Zaqiyah Gusti P 131711133100 16.Faisol Akbar 131711133158
5.Achmad Yuskir Rizal Rosuli 131711133103 17.Dwi Adven Erina Putri 131711133025
6.Nita Arum Sari 131711133120 18.Dwi Arta Anjani 131711133027
7.Fabiola Tri Ruli O 131711133138 19.Fadhila Setiyasari 131711133045
8.Erni Purwaningsih 131711133142 20.Lusyana Maylanie 131711133047
9.Rahmalia Hidayanti 131711133083 21.Ni Putu Bella Syahira 131711133063
10.Rizqon Hasanan S 131711133084 22.Safitri Ariyanti 131711133064
11.Ayu Hazrina 131711133085 23.Farah Dwita Angelina 131711133141
12.Achmad Haidar Ulinuha 131711133104 24.Dinda Yuniarti 131711133143

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya penyusun bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Pada Klien Dengan Campak.” Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Tropik Infeksi Kelas A-1 2017 Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga.
Makalah ilmiah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah. Untuk
itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Dengan menyelesaikan makalah ini penulis mengharapkan banyak manfaat yang
dapat dipetik dan diambil dari makalah. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
menjadi panduan dan pedoman dalam membuat pengkajian.

Surabaya, 03 November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 3 TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATANError! Bookmark not defined.
2.1 Anamnesa.................................................................................................. 1
2.2 Pemeriksaan Fisik ..................................................................................... 1
2.3 Diagnosis .................................................................................................. 1
2.4 Intervensi Keperawatan ............................................................................ 2
2.5 Kasus ......................................................................................................... 7
2.6 Pengkajian ................................................................................................. 7
2.7 Analisis Data ............................................................................................. 8
2.8 Diagnosis Keperawatan .......................................................................... 11
2.9 Intervensi Keperawatan .......................................................................... 12
2.10 Implementasi dan Evaluasi ..................................................................... 16
BAB 4 Penutup .................................................... Error! Bookmark not defined.0
3.1 Saran ..................................................... Error! Bookmark not defined.0

iii
BAB III
TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Anamnesa
A. Pengkajian
a. Identitas diri :
2.2 Pemeriksaan Fisik :
a. Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia
b. Kepala : sakit kepala
c. Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza, perdarahan
hidung ( pada stad eripsi ).
d. Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa
pahit.
e. Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam
makuler pada leher, muka, lengan dan kaki ( pada stadium Konvalensi
), evitema, panas ( demam ).
f. Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, renchi,
sputum
g. Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh kembang R/
imunisasi.
h. Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare
i. Status Nutrisi : intake – output makanan, nafsu makanan
j. Keadaan Umum : Kesadaran, TTV
2.3 Diagnosis
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi
saluran nafas, produksi secret, inflamasi saluran pernapasan atas
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan rasa gatal, ruam
pada kulit, eritema
3. Hipertermi berhubungan dengan reaksi inflamasi, kenaikann suhu
tubuh.

1
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan reaksi
inflamasi pada saluran cerna, anoreksia, intake nutrisi tidak adekuat.
5. Gangguan sensori persepsi berhubungan dengan konjungtivitis
6. Deficit perawatan diri berhubungan dengan hygiene tidak terjaga.
7. Kurang informasi berhubungan dengan keterbatasan informasi
mengenai penyakit.
2.4 Intervensi Keperawatan
1. Dx 1 : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi saluran
nafas, produksi secret, inflamasi saluran pernapasan atas.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (…X…) jam diharapkan
bersihan jalan nafas efektif dengan criteria hasil
1) Tidak terdapat secret.
2) RR 12-20X per menit
3) Tidak ada suara nafas tambahan (rhonchi)
INTERVENSI RASIONAL
Observasi karakteristik batuk Batuk paling efektif pada posisi
duduk tinggi atau kepala di bawah
setelah perkus dada.
Auskultasi bunyi nafas, catat Beberapa derajat spasme bronkus
adanya bunyi nafas tambahan. terjadi dengan obstruksi jalan
nafas dan dapat dimanifestasikan
adanya bunyi nafas tambahan
Beri posisi semifowler Peninggian kepala dapat
meningkatkan fungsi pernapasan
Ajarkan teknik nafas efektif Memberikan pasien beberapa cara
untuk mengatasi dan mengontrol
dispnea dan menurunkan jebakan
udara
Delegasi dalam pemberian obat Merilekskan otot halus dan
sesuai indikasi (bronkodilator, menurunkan kongesti local,
mukolitik) menurunkan spasme jalan nafas,
dan produksi secret

2
2. Dx 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan rasa gatal, ruam pada
kulit, eritema
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (…X…) jam diharapkan
nyeri terkontrol dengan criteria hasil
1) Skala nyeri 0-3
2) Kemampuan istirahat meningkat
3) Mampu meningkatkan kemampuan aktivitas
INTERVENSI RASIONAL
Observasi tingkat cema, mudah Petunjuk nonverbal ini
tersinggung, menangis, gelisah, mengindikasikan adanya nyeri
gangguan tidur yang dialami
Kaji tipe, lokasi, dan intensitas Nyeri dirasakan, dimanifestasikan,
nyeri dan di toleransi secara individual
Berikan tindakan nyaman seperti Dapat meningkatkan relaksasi
mengubah posisi pasien
Anjurkan pasien jika suhu tubuh Air hangat dapat mengurangi gatal
turun, untuk mengurangi gatal dan menambah rasa nyaman.
dapat dimandikan dengan air
hangat
Delegasi dalam pemberian obat Menurunkan demam dan
analgesik dan antipiretik sesuai inflamasi serta menurunkan
indikasi ketegangan otot

3. Dx 3 : Hipertermi berhubungan dengan reaksi inflamasi, kenaikann suhu tubuh.


Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (…X…) jam diharapkan
suhu tubuh terkontrol dengan criteria hasil
1) Suhu tubuh dalam rentang normal (36-37,2oC)
2) Membrane mukosa lembab
3) Kulit tidak teraba panas

3
INTERVENSI RASIONAL
Pantau suhu tubuh pasien Suhu 38,9oC - 41oC menunjukan
proses penyakit infeksius.
Berikan kompres hangat Dapat membantu mengurangi
demam, penggunaan air
es/alcohol mungkin menyebabkan
kedinginan, peningkatan suhu
secara actual. Selain itu alcohol
dapat mengeringkan kulit.
Anjurkan menggunakan pakaian Pakaian tipis dapat meningkatkan
yang tipis evaporasi.
Delegasi dalam pemberian obat Digunakan untuk mengurangi
antipiretik demam dengan aksisentralnya
pada hipotalamus,

4. Dx 4 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan reaksi


inflamasi pada saluran cerna, anoreksia, intake nutrisi tidak adekuat.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (…X…) jam diharapkan
asupan nutrisi adekuat dengan criteria hasil
1) Berat badan stabil
2) Kebutuhan metabolic terpenuhi
INTERVENSI RASIONAL
Kaji kemampuan untuk Inflamasi pada mulut tenggorokan
mengunyah merasakan dan menyebabkan penurunan
menelan. kemampuan pasien untuk
mengolah makanan.
Berikan perawatan mulut yang Mengurangi ketidaknyamanan,
terus menerus. mulut yang bersih akan
meningkatkan nafsu makan.
Timbang berat badan sesuai Indicator kebutuhan
kebutuhan. nutrisi/pemasukan nutrsi yang
adekuat.

4
Berikan banyak minum (sari Untuk mengkompensasi adanya
buah-buahan, sirup yang tidak peningkatan suhu tubuh dan
memakai es). merangsang nafsu makan
Anjurkan pasien untuk Rasa sakit pada mulut akan
membatasi makanan yang mengiritasi lesi mulut yang akan
menyebabkan mual muntah. menyebabkan pasien untuk
enggan makan.
Kolaborasi dengan ahli diet gizi. Menyediakan diet berdasarkan
kebutuhan individu dengan rute
yang tepat.

5. DX 5 : Gangguan sensori persepsi berhubungan dengan konjungtivitis


Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (…X…) jam diharapkan
pasien dapat meningkatkan ketajaman penglihatan dengan criteria hasil
1) Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan
INTERVENSI RASIONAL
Kaji ketajaman penglihatan, catat Kebutuhan individu dan pilihan
apakah satu atau kedua mata intervensi bervariasi. Sebab
terlibat. kehilangan penglihatan terjadi
lambat dan progresif.
Letakkan barang yang dibutuhkan Memungkinkan pasien melihat
pasien dekat dengan objek lebih mudah dan
jangkauannya. memudahkan panggilan
pertolongan.
Anjurkan untuk meningkatkan Cahaya yang banyak akan
pencahayaan di ruangan membantu untuk pemenuhan
kebutuhan pasien dalam
penglihatan
Delegasi dalam pemberian obat Gangguan penglihatan dapat
tetes mata berakhir 1-2 jam setelah tetesan
mata tapi secara bertahap
menurun dengan penggunaan.

5
6. Dx 6 : Deficit perawatan diri berhubungan dengan hygiene tidak terjaga.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (…X…) jam diharapkan
kemampuan perawatan diri pasien dalam tingakat kemampuan pribadi denngan
criteria hasil
1) Mendemonstrasikan perubahan gaya hidup untuk pemenuhan kebutuhan diri
INTERVENSI RASIONAL
Tentukan kemampuan saat ini Mengidentifikas kebutuhan
dan hambatan untuk intervensi yang dibutuhkan
berpartisipasi dalam perawatan
Ikutsertakan pasien dalam Meningkatkan perasaan control
formulasi rencana perawatan dan meningkatkan kerja sama dan
pada tingkat kemampuan perkembangan kemandirian
Berikan dann tingkatkan Kesederhanaan dapat mengarah
keleluasaan pribadi, termasuk pada keengganan ikut serta dalam
selama mandi perawatan
Anjurkan untuk menggunakan Dapat mempercepat proses
pakaian kemeja pelepasan pakaian tanpa harus
mengganggu ruam-ruam pada
kulit

7. Dx 7 : Kurang informasi berhubungan dengan keterbatasan informasi mengenai


penyakit.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama (…X…) jam diharapkan
pasien memahami penyakitnya dengan criteria evaluasi
1) Pasien menyatakan pemahaman tentang penyakit yang diderita
2) Turut ikut serta dalam prosedur perawatan

6
INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat Tingkat pendidikan akan
pengetahuan/pendidikan pasien mempengaruhi pengetahuan
pasien terhadap penyakitnya
Jelaskan pada orang tua tentang Memberikan pengetahuan
morbili tentang hubungan kepada orang tua tentang
pencegahan dengan vaksinasi pencegahan penyakit anaknya.
campak dan peningkatan gizi agar
tidak mudah timbul komplikasi
Berikan reinforcement saat pasien Meningkatkan rasa ingin tahu
menyatakan pemahamannya dan percaya diri pasien

2.5 Kasus
Seorang anak laki-laki berumur 5 bulan datang ke rumah sakit dibaa
keluarganya dengan keluhan demam 39⁰C sejak 2 hari yang lalu, peraat
melakukan pegkajian : Nadi 130 x/menit , Tekanan Darah 120/70 mmhg, RR
40 x/menit, mengalami muntah lebih dari 5 kali, muntah terutama sehabis
minum susu. Muntahan yang keluar berupa air yang bercampur susu, nafsu
makan menurun. Diseluruh tubuh anak muncul ruam-ruam makulopapular
eritematosa distribusi merata seluruh tubuh dan tampak jelas pada belakang
telinga dan terasa gatal, mata terlihat merah (konjugtivitis) terlihat bercak
putih kelabu pada molar bagian bawah, anak juga mengalami batuk yang
terdengar bunyi grok-grok dan pilek. BAK dan BAB encer, pasien tampak
rewel, keadaan sadar penuh (komposmentis). Kelenjar getah bening
membesar di sekitar leher.

2.6 Pengkajian
1. Pengkajian
A. Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif

7
1. Keluarga pasien mengeluh 1. Nadi 130 x/menit, tekanan darah
anaknya demam 39c sejak 2 120/70 mmhg, RR 40x/menit
hari yang lalu 2. Pasien mengalami muntah lebih
2. Ibu pasien mengatakan dari 5 kali setelah minum susu
anaknya muntah sehabis 3. Muntahan yang keluar berupa
minum susu air dan susu
3. Ibu pasien mengatakan nafsu 4. Nafsu makan pasien menurun
makan anak menurun 5. Diseluruh tubuh anak muncul
ruam-ruam makulopapular
eritematosa
6. Terlihat bercak putih kelabu
pada molar bagian bawah
7. Mata terlihat merah
8. BAB dan BAK pasien terlihat
encer
9. Pasien terlihat gatal pada bagian
belakang telinga
10. Pasien terlihat rewel
11. Pasien mengalami batuk yang
terdengar grok-grok dan pilek
12. Keadaan pasien sadar penuh
13. Pasien terlihat ada kelenjar getah
bening yang membesar disekitar
leher

2.7 Analisis Data


Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS : Ibu pasien mengatakan Morbili virus Hipertermi
anaknya rewel dan ↓
mengalami demam sejak 2 Ditangkap makrofag
hari yang lalu ↓

8
DO : Suhu tubuh anak 39oC Menyebar ke kelenjar
dan akral teraba hangat limfa

Virus sampai RES

Replikasi kembali

Virus sampai ke
multiple tissue site

Reaksi radang

Pengeluaran mediator
kimia

Mempengaruhi
thermostat dalam
hipotalamus

Suhu tubuh meningkat

Hipertermi
DS : Ibu pasien mengatakan Morbili virus Defisit Nutrisi
nafsu makan menurun, ↓
mengalami muntah lebih dari Masuk saluran cerna
5 kali, muntah terutama ↓
sehabis minum susu. Terdapat bercak putih
Terlihat bercak putih kelabu kelabu pada molar
pada molar bagian bawah bagian bawah
DO : ↓
BB anak 10 kg Mulut terasa pahit
Nadi 130 x/menit ↓

9
Tekanan Darah 120/70 mmhg Anorexia
RR 40 x/menit, ↓
Intake nutrisi tidak
adekuat

Defisit nutrisi
DS : Ibu pasien mengatakan Morbili virus Gangguan rasa nyaman
anaknya rewel dan tampak ↓
menggaruk-garuk tubuhnya Ditangkap makrofag
karena gatal ↓
DO : Diseluruh tubuh anak Menyebar ke kelenjar
muncul ruam-ruam limfa
makulopapular eritematosa ↓
distribusi merata seluruh Virus sampai RES
tubuh dan tampak jelas pada ↓
belakang telinga, mata Replikasi kembali
terlihat merah (konjugtivitis) ↓
terlihat bercak putih kelabu Virus sampai ke
pada molar bagian bawah multiple tissue site

Reaksi radang

Pengeluaran mediator
kimia

Histamin

Gatal (nyeri ringan)

Gangguan rasa nyaman
DS: Ibu pasien mengatakan Morbili virus Bersihan jalan nafas tidak
anaknya mengalami batuk ↓ efektif

10
yang terdengar bunyi grok- Masuk saluran
grok dan pilek. pernafasan
DO: Terdengar bunyi batuk ↓
grok-grok Mengendap pada organ
mata terlihat merah ↓
RR 40 x/menit Epitel saluran nafas

Penurunan fungsi silia

Peningkatan sekret

Bersihan jalan nafas
tidak efektif

2.8 Diagnosis
1. Hipertermia b.d. proses infeksi d.d. suhu tubuh diatas nilai normal
2. Defisit nutrisi b.d. keengganan untuk makan d.d. nafsu makan menurun
3. Gangguan rasa nyaman b.d. gejala penyakit d.d. gelisah, merasa gatal, tampak
merintih/menangis
4. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d. proses infeksi d.d. batuk tidak efektif,
sputum berlebih.

11
2.9 Intervensi
No. Diagnosis SLKI SIKI
Keperawatan
1. Hipertermia b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia (I.15506)
proses infeksi d.d keperawatan selama 1x 24 Observasi
suhu tubuh datas jam, suhu tubuh membaik 1. Identifikasi penyebab hipertermia
normal (D.0130) dengan kriteria hasil : 2. Monitor suhu tubuh
Termoregulasi (L.14134) 3. Moninitor komplikasi akibat
1. Suhu tubuh hipertermia
membaik, 36,5̊C- Terapeutik
37,5̊C 1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Longgarkan/lepaskan pakaian
3. Berikan cairan oral
4. Kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila
Regulasi temperature (I.14578)
Observasi
1. Monitor suhu tubuh anak tiap 2 jam

12
2. Monitor tekanan darah, frekuensi
pernapasan, nadi
Terapeutik
1. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi
yang adekuat
2. Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi (I.03119)
keengganan untuk keperawatan selama 3x24 Observasi
makan d.d nafsu jam, nutrisi membaik 1. Identifikasi status nutrisi
makan menurun dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi alergi
(D.0019) Status Nutrisi (L.03030) 3. Identifikasi makanan yang disukai
1. Porsi makanan 4. Identisikasi kebutuhan kalori dan
yang dihabiskan jeis nutrient
meningkat (5) 5. Monitor asupan makanan
2. Berat badan 6. Monitor berat badan
membaik (5) Terapeutik
3. Nafsu makan 1. Lakukan oral hygiene sebelum
membaik (5) makan
2. Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
Promosi berat badan (I.03136)

13
Observasi
1. Monitor adanya mual muntah
2. Monitor Berat badan
3. Gangguan rasa Setelah dilakukan asuhan Manajemen Kenyamanan Lingkungan
nyaman b.d gejala keperawatan 1x24 jam (I.08237)
penyakit d.d gelisah, masalah keperawatan Observasi
merasa gatal, Gangguan rasa nyaman 1. Identifikasi sumber
tampak akan berkurang dengan ketidaknyamanan
merintih/menangis Kriteria Hasil : 2. Monitor kondisi kulit
(D.0074) Status Kenyamanan (L. Terapeutik
08064) 1. Hindari paparan kulit terhadap iritan
1. Tidak gatal dan 2. Sediakan ruangan yang nyaman
ruam-ruam merah 3. Sediakan ruangan yang nyaman dan
2. Tidak gelisah mendukung
3. Tidak menangis 4. Fasilitasi kenyamanan lingkungan
yaitu tentang kebersihan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan manajemen
lingkungan
Libatkan keluarga dalam perawatan

14
4. Bersihan jalan Setelah dilakukan asuhan Manajemen Jalan Napas (I.01011)
napas tidak efektif keperawatan 1x24 jam Observasi
b.d proses infeksi masalah keperawatan 1. Monitor Pola Napas
d.d sputum Bersihan jalan napas tidak 2. Monitor bunyi napas tambahan
berdarah (D.0001) efektif akan berkurang 3. Monitor sputum
dengan Kriteria Hasil : Terapeutik
Bersihan Jalan Napas 1. Posisikan semi-fowler atau fowler
(L.01001) 2. Berikan minum hangat
1. Batuk tidak 3. Lakukan fisioterapi dada
terdengar bunyi 4. Lakukan penghisapan lendir kurang
grok-grok dari 15 detik
2. Frekuensi napas Edukasi
normal, 40-60 kali Libatkan keluarga dalam proses perawatan
per menit
3. Produksi sputum
berkurang

15
2.10 Implementasi dan Evaluasi
No Nama Dx Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
1 Hipertermia b.d 08.35 1. Memonitor suhu tubuh pasien 09.20 S : Pasien mengatakan masih
proses infeksi
d.d suhu tubuh 08.87
(Hasil : 36,5 derajat celcius )
2. Melonggarkan pakaian pasien √ merasa lemas √
O : Suhu tubuh 36 derajat celciu
datas normal 08.40 3. Melakukan kompres dingin pada dahi,
s, pasien tampak pucat
(D.0130) leher, dada, abdomen,
aksila A : Masalah teratasi
09.00 4. Memonitor TTV P : intervensi selesai
Hasil :
- TD : 120/ 80 mmHg
- RR : 22x per menit
- Nadi : 95 x per menit
09.05 5. Memberikan asupan cairan per oral
2 Defisit Nutrisi 11.30 1. Memonitor asupan nutrisi pasien ( Hasil : 11.47 S: Pasien mengatakan sudah bisa
b.d keengganan Sisa makanan tinggal sedikit ) makan dengan lahap
untuk makan d.d 11.35
nafsu makan
2. Memonitor berat bada pasien
( Hasil : Berat badan mulai ada pening √ O: Pasien hanya mengabiskan √
makanan sesuai porsinya
menurun katan )
(D.0019) 11.40 3. Mengidentifikasi makanan yang disukai A : Masalah teratasi
pasien P : Intervensi selesai
(hasil : pasien menyukai semua jenis
makanan)
11.45 4. Mengidentifikasi alergi pasien
(Hasil : Pasien tidak memiliki alergi )
3 Gangguan rasa 12.10 1. Melaksanakan pemeriksaan kulit pasien 13.10 S : Pasien mengatakan rasa gatal
nyaman b.d (Hasil: gatal – gatal dan ruam merah mulai mereda karena pemberian
gejala penyakit
d.d gelisah, 12.15
pada kulit pasien)
2. Memfasilitasi kenyamanan pasien dengan √ salep dan teknik retraksi serta
manajemen lingkungan yang √
merasa gatal, : diberikan

16
tampak 12.15  menghindarkan dari bahan bahan O : ruam merah pada tubuh klien
merintih/ kimia yang dapat mengiritasi kulit sedikit menghilang, perilaku
menangis  menempatkan pasien ruangan suhu gelisah pasien mulai menghilang
12.15 normal dan berhenti menangis
 mengganti sprei dan selimut bila A : Masalah teratasi sebagian
12.17 sudah kotor P : Lanjutkan Intervensi
 mengedukasi pasien tujuan pemberian salep, retraksi gatal,
12.20 dilaksanakannya manajemen dan manajemen lingkungan
lingkungan
(Hasil: pasien nyaman dan rasa sakit
berkurang)
3. Memberi edukasi pada pasien untuk tidak
12.30 menggaruk kulit yang terasa gatal sembari
ajarkan teknik pengalihan rasa gatal
tersebut dengan menggerak gerakkan
bagian tubuh lain atau retraksi visual
dengan menonton film dll
(hasil : pasien dapat mulai meretraksi
rasa gatal)
4. Berkolaborasi dengan dokter dan farmasi
12.40 untuk mengobati ruam merah pasien
dengan memberikan salep, bila perlu
(hasil : ruam merah pasien mulai
menghilang)

4 Bersihan jalan 13.35 1. Mengkaji pola napas klien (RR), (Hasil : 14.30 S : Pasien mengatakan lebih lega
napas tidak RR awal adalah 40x/menit) bernafas dan sudah tidak sesak
efektif b.d proses 13.37
infeksi d.d
2. Mengkaji suara napas tambahan dengan
auskultasi klien √ O : suara nafas crackles pasien
mulai menghilang bersamaan √
dengan keluarnya sputum dari

17
sputum (Hasil : didapatkan suara napas tambahan jalan nafas klien , klien tampak
berdarah klien yaitu CRACKLES dengan irama lebih lega dan tidak gelisah,
”grok – grok” ketika batuk dan pilek serta produksi sputum klien
karena adanya produksi sputum di jalan mulai berkurang
nafas) A : masalah jalan nafas teratasi
13.38 3. Memposisikan pasien semi fowler atau P : intervensi nebulizer,
fowler dengan nyaman fisioterapi dada, dan suction
(hasil : pasien merasa nyaman dengan dapat diulangi apabila gejala
semifowler) yang sama muncul kembali,
13.40 4. Memberikan air hangat pada pasien untuk serta berkoordinasi dengan
meningkatkan kelancaran jalan nafas tenaga medis lain untuk
klien, dilakukan sebelum tindakan penanganan pasien lebih lanjut
nebulizer apabila gejala muncul kembali
(hasil : pasien merasakan jalan nafas dan tidak kunjung sembuh
lebih lancar namun masih terasa sesak)
13.45 5. Memberikan terapi nebulyzer bagi klien
namun sebelumnya mengajarkan pasien
cara batuk efektif
(hasil : pasien merasakan pelonggaran
jalan nafas dan merasakan inin batuk)
14.00 6. Memberikan terapi fisioterapi dada bagi
klien untuk merangsang pengeluaran dan
perontokan sputum di jalan nafas
(hasil: pasien mulai batuk dan
mengeluarkan sputum)
14.10 7. Memfasilitasi klien untuk membatukkan
dahak / sputum yang terkumpul.
(Hasil:Sputum dapat keluar sedikit demi
sedikit adn jalan nafas klien mulai
14.15 lancar)

18
8. Melakukan penghisapan lendir dengan
suction untuk melonggarkan jalan nafas,
dilakukan maksimal 15 detik. Sputum
yang terakumulasi dapat terangkat.
(Hasil: Sputum yang tertinggal dapat
dikeluarkan dan klien mulai dapat
bernafas dengan lancar serta suara napas
14.17 tambahan “crackles” mulai menghilang)
9. Memberikan edukasi kepada klien dan
keluarga klien bahwa bersihan jalan napas
sangat penting, dan menganjurkan
keluarga untuk segera melapor ke ners
apabila pasien mengalami penyumbatan
jalan nafas kembali.
(hasil : keluarga dan pasien faham akan
edukasi tersebut)

19
BAB IV
PENUTUP

3.1 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan
di atas.

20

Anda mungkin juga menyukai