Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

“GAGAL GINJAL AKUT”

NAMA : AINURRAHMA PAWENNANGI

NIM : 2209200414201002

PROGRAM D3 KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA

2024
BAB I

PENDAHULUAN

I. Konsep Dasar

A. Konsep Dasar

Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana ginjal tidak lagi
mengekresi produk-produk limbah metabolism. Biasanya karena hiperfusi
ginjal sindrom ini biasa berakibat azotemia (urenia), yaitu akumulasi produk
limbah nitrogen dalam darah dan aligeria dimana haluaran urine kurang dari
400 mm/24 jam ( Tambayong, jan 2000)

Gagal ginjal akut adalah suatu keadaan klinis dimana terjadi penurunan
fungsi ginjal secara mendadak yang berakibat kemampuan ginjal untuk
mempertahankan homeostasis tubuh hilang.

B. Etiologi

1. Pre-renal

a. Hipovolemia : Perdarahan, Dehidrasi, Muntah, diare dan diaforeis,


pengisapan lambung, diabetes melitus, dan diabetes insipidus, luka
bakar, dan drainase luka, sirosis, pemakaian diuretik yang tidak sesuai,
peritonitis
b. Penurunan curah jantung : gagal jantung kongestif, infark miokard,
tamponade jantung, disritmia
c. Vasodilatasi sistemik : sepsis, asidosis, anafilaksis
d. Hipotensi dan hipoperfusi : gagal jantung, syok

2. Intra-renal

a. Kerusakan Nefron : Nekrosis tubular akut, glomerulonefritis


b. Perubahan Vaskular : koagulopati, hipertensi malignant, stenosis
c. Nefrotoksin : antibiotik ( gentamisin, tobramisin, neomisin, kanamisin
dan vankomisin), kimiawi ( karbon tetraklorida dan timbal ), logam
berat ( arsenik dan merkuri ), nefritis interstitial akibat obat ( tetrasiklin,
furosemid, tiasid, dan sulfanomid ).

3. Post-renal

a. Obstruksi ureter dan leher kandung kemih : kalkuli, neoplasma,


hiperplasia prostat.

C. Manifestasi Klinis

1. Pasien tampak sangat menderita dan mual muntah, diare


2. Kulit dan membran mukosa kering akibat dehidrasi dan nafas mungkin
berbau urine ( fetouremik)
3. Manifestasi system saraf ( lemah, sakit kepala, kedutan otot dan kejang )
4. Perubahan pengeluaran produksi urine sedikit, dapat mengandung darah
5. Anoreksia ( disebabkan oleh akumulasi produk sisa nitrogen )
6. Sakit dan nyeri pada tulang dan sendi ( karena kehilangan kalsium dari
tulang)
7. Kelelahan ( akibat anemia)
8. Hipertensi, peningkatan BB dan Edema

D. Patofisiologi

Ginjal berperan penting dalam regulasi tekanan darah berkat efeknya


pada keseimbangan natrium, suatu penentu utama tekanan darah. Konsentrasi
natrium didalam tubuh dalam menilai tekanan darah. Melalui kerja dua sensor,
baik kadar natrium yang rendah atau tekanan perfusi yang rendah berfungsi
sebagai stimulasi untuk pelepasan renin. Renin yaitu suatu protease yang
meningkatkan tekanan darah dengan memicu vasokontriksi secara langsung
dan dengan merangsang sekresi aldosteron sehingga terjadi retensi natrium
dan air. Semua efek ini menambah cairan ekstrasel utuh kehilangan fungsi
ginjal normal akibat dari penurunan jumlah nefroen yang berfungsi dengan
tepat. Bila jumlah nefron berkurang sampai jumlah yang tidak adekuat untuk
mempertahankan keseimbangan homeostatis, terjadi akibat gangguan
fisiologis.
Gagal ginjal melakukan fungsi metaboliknya dan untuk membersihkan
toksin dari darah selain itu gagal ginjal akut disebabkan dengan berbagai
macam keadaan seperti gangguan pada pulmoner yaitu nafas dangkal,
kussmaul, dan batuk dengan sputum. Gangguan cairan elektrolit dan
keseimbangan aam dan basa. Gangguan pada kardiovaskuler sepeti hipertensi,
nyeri dada, gangguan irama jantung dan edema. Edema merupakan tanda dan
gejala yang umum pada kelebihan volume cairan. Edema merujuk kepada
penimbunan cairan di jaringan subkutis dan menandakan ketidak seimbangan
gaya-gaya starling ( kenaikan tekanan intravaskuler atau penurunan tekanan
intravaskuler) yang menyebabkan cairan merembes ke dalam ruang interstitial.
Edema akan terjadi pada keadaan hipoproteinemiadan gagal ginjal yang parah
( tambayong jsn 2013.

E. Pathway

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan diagnosis
a. Rontgen Thorax
b. Ultrasonografi Ginjal
c. Test Doppler
d. CT Scan
e. ECG ( Electrocardiogram)
f. CVP (Central Venous Pressure)
g. Renal Arteriogram

2. Pemeriksaan laboratorium

a. Lab darah lengkap : WBC, RBC, HCT, Platelet


b. Analisa elektrolit : sodium, potassium, calsium, kalium, natrium
c. AGD : PCO2, PO2, HCO3, saturasi O2, PH
d. BUN , ceatinin, klirens kreatinin
e. Enzim hepar : SGOT, SGPT
f. Urinalisis : berat jenis urine, osmolalitas dan natrium urine

G. Komplikasi

1. Edema paru-paru

Perihal ini timbul dikarenakan ginjal tidak bisa mensekresi urine serta
garam didalam jumlah cukup. Kerapkali edema paru-paru mengakibatkan
kematian.

2. Hiperkalemia

Hiperkalemia ( kandungan kalium darah yang tinggi ) yakni situasi dimana


konsentrasi kalium darah kian lebih 5 meq/l darah. Konsentrasi kalium
darah yang lebih dari 5,5 meq/l bisa merubah system konduksi listrik
jantung, jika perihal ini terus berlanjut, irama jantung j adi tidak normal
serta jantungpun berhenti berdenyut.

H. Pencegahan

1. Pembatasan diet natrium dan cairan


2. Farmako terapi
3. Terapi IV untuk memperbaiki syok ( bila syok menyebabkan kegagalan)
4. Dialisa

II. Asuhan keperawatan

A. Pengkajian

1. Riwayat keperawatan

a. Identitas Pasien : Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,


alamat, No CM, diagnosa keperawatan.
b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama

Biasanya pasien dengan diagnose GGA kencing terasa sesak, mual,


muntah.

2) Riwayat penyakit sekarang

Biasanya pasien mengeluh badan terasa lemah, kencing terasa


sesak, mual dan muntah dan penambahan BB, nyeri tekan pada
abdomen, anoreksia dan lemak.

3) Riwayat penyakit yang lalu

Menanyakan pasien apakah pernah merasakan penyakit GGA


sebelumnya.

4) Riwayat penyakit keluarga

Menanyakan kepada keluarga apakah keluarga pasien pernah


mengalami penyakit yang sama dengan penyakit yang dialami
pasien.

c. Pola kebiasaan sehari-hari


1) Pola nutrisi

Biasanya pasien tidak mampu makan karena pasien mual dan


muntah pasien hanya mampu menghabiskan 3 sendok makan dari
porsi yang disediakan dan pasien minum 2 gelas/hari

2) Pola istirahat

Biasanya pasien tidak dapat tidur dengan tenang dan hanya tidur 4-5
jam/hari

3) Pola eliminasi

Biasanya BAB 2 hari satu kali dengan konsistensi padat dan untuk
BAK dengan urine warna kuning pekat agak kental

4) Personal aktivitas

Biasanya aktivitas pasien dibantu keluarga karena pasien lemah

5) Personal hygene

Biasanya personal hygiene pasien dibantu keluarga karena keadaan


umum pasien lemah

d. Riwayat psikologis

Menanyakan pada pasien apakah ia merasa cemas dan berharap cepat


sembuh

e. Riwayat sosial

Biasanya pasien GGA dapat berinteraksi dengan keluarga dan keluarga


pasien lainnya

f. Riwayat spiritual
Menanyakan pada pasien apakah pasien berdoa untuk kesembuhan
penyakitnya dan mau berobat kerumah sakit.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-tanda vital : keadaan umum, kesadaran, tekanan darah, respirasi,


nadi, suhu
b. Ispeksi :

- Endema pada kedua tungkai


- Pasien terlihat lemah dan tebaring ditempat tidur

c. Palpasi

- Nyeri tekan pada abdomen bagian bawah

d. Perkusi

- Perut kembung

e. Auskultasi

- Peristaltik usus terdengar sedikit lemah


- Bunyi nafas

B. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi


ginjal
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemi dan nyeri sendi sekunder
terhadap gagal ginjal
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan mual muntah, anoreksia

C. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi


Keperawatan
Kriteria Hasil
1. Resiko ketidak Setelah dilakukan 1. Monitor tanda
seimbangan cairan tindakan keperawatan tanda vital
berhubungan selama 2x24 jam 2. Monitor berat
dengan kerusakan keseimbangan cairan badan harian
fungsi ginjal meningkat dengan 3. Monitor hasil
kriteria hasil : pemeriksaan
laboratorium
a. Haluaran urine
(mis:
meningkat
hematokrit, Na,
b. Edema menurun
K, Cl, berat
c. Asupan cairan
jenis urine,
meningkat
BUN)
d. Dehidrasi
4. Berikan asupan
menurun
cairan
e. Tekanan darah
5. Catat intake-
membaik
output
f. Turgor kulit
membaik

2. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Monitor lokasi


berhubungan tindakan keperawatan dan
dengan anemi dan selama 2x24 jam ketidaknyaman
nyeri sendi aktivitas meningkat an selama
sekunder terhadap dengan kriteria hasil : melakukan
gagal ginjal aktivitas
a. Frekuensi nadi
2. Monitor pola
meningkat
dan jam tidur
b. Keluhan lelah
3. Monitor
menurun
kelelahan fisik
c. Tekanan darah
dan emosional
membaik
d. Frekuensi napas
membaik
e. EKG iskemia
membaik

3. Defisit nutrisi Setelah dilakukan 1. Identifikasi status


nutrisi
berhubungan tindakan keperawatan
2. Monitor asupan
dengan mual selama 2x24 jam defisit makanan
3. Monitor berat
muntah, anoreksia nutrisi membaik dengan
badan
kriteria hasil : 4. Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
a. Porsi makanan
konstipasi
yang dihabiskan
5. Berikan makanan
meningkat
tinggi kalori tinggi
b. Nyeri abdomen
protein
menurun
c. Berat badan
membaik
d. Nafsu makan
membaik
DAFTAR PUSTAKA

Baradero,Mary2011,ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL,Jakarta : EGC

Herdman & Kamitsuru. 2015. DIAGNOSA KEPERAWATAN Definisi & Klasifikasi 2015-
2017 edisi 10.Jakarta :EGC.

Setyohadi,Sally & Putu,2016. Gagal Ginjal. Jakarta: Rineka Cipta.

Bonez,hery 2011. Gagal ginjal dan penanganan gagal ginjal edisi 1. Jogyakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai