Anda di halaman 1dari 11

1.

2 Manajeman Asuhan Keperawatan Supraventrikular Takikardi


1. Pengkajian
1) Pengkajian primer :
(1) Airway
a. Apakah ada peningkatan sekret ?
b. Adakah suara nafas : krekels ?
(2) Breathing
a. Adakah distress pernafasan ?
b. Adakah hipoksemia berat ?
c. Adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak nafas ?
d. Apakah ada bunyi wheezing ?
(3) Circulation
a. Bagaimanakan perubahan tingkat kesadaran ?
b. Apakah ada takikardi ?
c. Apakah ada takipnoe ?
d. Apakah haluaran urin menurun ?
e. Apakah terjadi penurunan TD ?
f. Bagaimana kapilery refill ?
g. Apakah ada sianosis ?
2) Pengkajian sekunder
(1) Riwayat penyakit
a. Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi
b. Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit
katup jantung, hipertensi
c. Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya
kemungkinan untuk terjadinya intoksikasi
3) Kondisi psikososial
(1) Pengkajian fisik
a. Aktivitas : kelelahan umum
b. Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi
mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur,
bunyi ekstra, denyut menurun; kulit warna dan kelembaban
berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin
menruun bila curah jantung menurun berat.
c. Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut,
menolak,marah, gelisah, menangis.
d. Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran
terhadap makanan, mual muntah, peryubahan berat badan,
perubahan kelembaban kulit
e. Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi,
bingung, letargi, perubahan pupil.
f. Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat
hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
g. Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan
kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels,
ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
h. Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi,
eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus
otot/kekuatan

2. Diagnosa Keperawatan
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan denyut/irama
jantung, perubahan sekuncup jantung: preload, afterload, penurunan
kontraktilitas miokard
2) Perfusi jaringan serebral/perifer tidak efektik berhubungan dengan aliran
arteri terhambat
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakkeimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
4) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis, fisik.
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan, tidak
familiar dengan sumber informasi.
6) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, nyeri, cemas,
kelelahan otot pernapasan, defornitas dinding dada.
3. Intervensi Keperawaatan

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil
1. Penurunan curah Penuruanan curah jantung 1. Ukur tanda-tanda vital: 1. Mengetahui keadaan pasien
jantung berhubungan teratasi setelah dilakukan Tekanan darah, pernapasan, 2. Mengetahui perubahan napas /bunyi
dengan perubahan tindakan keperawatan suhu, nadi. jantung
denyut/irama jantung, selama 1x24jam dengan 2. Monitor bunyi napas, bunyi 3. Mengetahui keadaan pasien
perubahan sekuncup kriteria hasil: jantung 4. Menghindari penimbunan cairan
jantung: preload, 1. Pasien tidak mengeluh 3. Monitor edema 5. Mempercepat pemulihan kondisi
afterload, penurunan pusing 4. Batasi garam sesuai program. 6. Memenuhi kebutuhan oksigen
kontraktilitas 2. Pasien tidak mengeluh 5. Anjurkan untuk bed rest 7. Mengetahui kelainan jantung
miokard. sesak 6. Beri posisi semi fowler 8. Mmencukupi kebutuhan oksigen
3. EKG normal 7. Kolaborasi/lanjutkan 9. Mmempercepat proses
4. Kulit elastis program EKG penyembuhan
5. BB normal 8. Kolaborasi/lanjutkan terapi
6. Suhu normal: 36-370C oksigen
7. Pernapasan 12-21x/mnt 9. Kolaborasi/lanjutkan terapi
8. Tekanan darah 120- obat
129/80-84mmHg
9. Nadi 60-100x/mnt
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
2. Perfusi jaringan Perpusi jaringan serebral 1. Ukur tanda-tanda vital: tekanan 1. Mengetahui kondisi pasien
serebral/perifer tidak teratasi setelah dilakukan darah, nadi, pernapasan, suhu, 2. Mengetahui status keadaan
efektik berhubungan tindakan keperawatan saturasi. pasien
dengan aliran arteri selama 1x24jam dengan 2. Monitor capillary refill time. 3. Mengetahui kemampuan pasien
terhambat. kriteria hasil: 3. Monitor kemampuan aktivitas 4. Mempercepat pemulihan
1. Pasien tidak pasien kondisi
mengeluh pusing 4. Anjurkan untuk cukup istirahat 5. Mengurangi beban kerja pasien
2. Pasien tidak 5. Beri posisi semi fowler 6. Memenuhi kebutuhan oksigen
mengeluh sesak napas 6. Bantu aktivitas pasien secara 7. Menghindari penurunan staus
3. Pernapasan 17- bertahap kesadaran pasien
21x/mnt 7. Cegah fleksi tungkai 8. Mencukupi kebutuhan pasien
4. Tekanan darah 120- 8. Libatkan keluarga dalam 9. Mempercepat pemulihan
129/80-84mmHg pemenuhan kebutuhan pasien kondisi
5. Nadi 60-100x/mnt 9. Beri cukup nutrisi sesuai dengan 10. Mencukupi kebutuhan oksigen
6. CRT: <3 detik diet 11. Mempercepat pemulihan
10. Kolaborasi/lanjutkan terapi oksigen kondisi pasien
11. Kolaborasi/lanjutkan terapi 12. Mempercepat proses
transfusi penyembuhan
12. Kolaborasi/lanjutkan pemberian
obat; nama, dosis, waktu, cara,
indikasi
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
3. Intoleransi aktivitas Intoleransi aktivitas teratasi 1. Ukur tanda-tanda vital: Tekanan 1. Mengetahui keadaan pasien
berhubungan dengan setelah dilakukan tindakan darah, pernapasan, suhu, nadi. 2. Mengetahui kemampuan
ketidakkeimbangan keperawatan selama 1x24jam 2. Monitor kemampuan aktivitas pasien pasien
suplai dan kebutuhan dengan kriteria hasil: 3. Anjurkan untuk cukup istirahat 3. Mempercepat pemulihan
oksigen. 1. Pasien tidak mengeluh 4. Beri posisi semi fowler kondisi
lemas 5. Libatkan keluarga dalam pemenuhan 4. Memenuhi kebutuhan oksigen
2. Pasien tidak mengeluh kebutuhan pasien 5. Mencukupi kebutuhan pasien
pusing 6. Bantu aktivitas pasien secara 6. Mengurangi bebar kerja
3. Pasien tidak mengeluh bertahap pasien
sesak napas 7. Beri cukup nutrisi sesuai dengan diet 7. Mempercepat pemulihan
4. Pernapasan 17-21x/mnt 8. Kolaborasi/lanjutkan terapi oksigen kondisi
5. Tekanan darah 120- 9. Kolaborasi/lanjutkan pemberian 8. Mempercepat penyembuhan
129/80-84mmHg obat; nama, dosis, waktu, cara, rute 9. Mencukupi kebutuhan
6. Nadi 60-100x/mnt oksigen
7. CRT: <3 detik
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
4. Nyeri akut Nyeri akut teratasi setelah 1. Ukur tanda-tanda vital: tekanan darah, 1. Mengetahui kondisi pasien
berhubungan dengan dilakukan tindakan nadi, pernapasan, suhu, saturasi 2. Mengetahui rasa nyeri yang
agen injuri biologis, keperawatan selama 2. Monitor derajat dan kualitas nyeri dirasakan
fisik. 1x24jam dengan kriteria (PQRST) 3. Mengurangi rasa nyeri
hasil: 3. Ajarkan teknik distraksi/relaksasi/napas 4. Untuk mengurangi rasa nyeri
1. Pasien tidak mengeluh dalam 5. Memenuhi kebutuhan oksigen
nyeri 4. Beri posisi nyaman 6. Memenuhi kebutuhan pasien
2. Pasien tidak mengeluh 5. Beri posisi semifowler 7. Mempercepat proses
sesak 6. Libatkan keluarga dalam pemenuhan penyembuhan
3. Pernapasan 17-21x/mnt kebutuhan pasien 8. mengurangi rasa nyeri
4. Tekanan darah 120- 7. Anjurkan untuk cukup istirahat
129/80-84mmHg 8. Kolaborasi/lanjutkan pemberian
5. Nadi 60-100x/mnt analgetik; nama, dosis, waktu, cara,
indikasi
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
5. Kurang pengetahuan Pengetahuan pasien bertambah 1. Kontrak waktu, tempat, dan 1. Menetapkan waktu, tempat,
berhubungan dengan setelah dilakukan tindakan topik dengan pasien dan topik untuk pendidikan
keterbatasan paparan, keperawatan selama 1x45 menit 2. Berikan pendidikan kesehatan
tidak familiar dengan dengan kriteria hasil: kesehatan 2. Meningkatkan pengetahuan
sumber informasi. 1. Pasien bisa menjelaskan 3. Evaluasi pengetahuan pasien pasien
pengertian 4. Anjurkan kepada klien untuk 3. Mengetahui keberhasilan
2. Bisa menyebutkan penyebab melakukan apa yang telah pendidikan kesehatan
3. Bisa menyebutkan tanda dan disampaikan dalam 4. Mengingatkan kembali pada
gejala pendidikan kesehatan pasien
4. Bisa menyebutkan perawatan
5. Bisa menyebutkan pencegahan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
6. Pola napas tidak efektif Pola napas tidak efektif teratasi 1. Ukur tanda-tanda vital: 1. Mencukupi kebutuhan
berhubungan dengan setelah dilakukan tindakan Tekanan darah, pernapasan, oksigen
hiperventilasi, nyeri, keperawatan selama 1x24jam suhu, nadi. 2. Mengetahui kemampuan
cemas, kelelahan otot dengan kriteria hasil: 2. Monitor kemampuan aktivitas pasien
pernapasan, defornitas 1. Pasien tidak mengeluh pusing pasien 3. Mempercepat pemulihan
dinding dada. 2. Pasien tidak mengeluh sesak 3. Anjurkan untuk bedrest kondisi
napas 4. Beri posisi semifowler 4. Mencukupi kebutuhan
3. Pernapasan 17-21x/mnt 5. Bantu aktivitas pasien secara oksigen
4. Tekanan darah 120-129/80- bertahap 5. Mengurangi beban kerja
84mmHg 6. Beri cukup nutrisi sesuai pasien
5. Nadi 60-100x/mnt dengan diet 6. Mempercepat pemulihan
6. CRT: <3 detik 7. Kolaborasi/lanjutkan terapi kondisi
oksigen 7. Mengetahui keadaan pasien
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012: 53).
Dalam melaksanakan tindakan perawatan, selain melaksanakannya secara
mandiri, harus adanya kerja sama dengan tim kesehatan lainnya. Implementasi
merupakan realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan menilai data yang baru. Implementasi tindakan dibedakan menjadi
tiga kategori yaitu: independent (mandiri), interdependent (bekerja sama dengan
tim kesehatan lainnya: dokter, bidan, tenaga analis, ahli gizi, apoteker, ahli
kesehatan gigi, fisioterapi dan lainnya) dan dependent (bekerja sesuai instruksi
atau delegasi tugas dari dokter). Perawat juga harus selalu mengingat prinsip 6S
setiap melakukan tindakan, yaitu senyum, salam, sapa, sopan santun, sabar dan
syukur. Selain itu, dalam memberikan pelayanan, perawat harus melaksankannnya
dengan displin, inovatif (perawat harus berwawasan luas dan harus mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi),
rasional, integrated (perawat harus mampu bekerja sama dengan sesama profesi,
tim kesehatan yang lain, pasien, keluarga pasien berdasarkan azas kemitraan),
mandiri, perawat harus yakin dan percaya akan kemampuannya dan bertindak
dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan berhasil
(Zaidin, 2010: 84).
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah
intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi,
penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan teknikal, intervensi harus
dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan
psikologis dilindungi dan dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan
pelaporan (Gaffar, 2011: 50).

5. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan
lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan yang disesuaikan denagn criteria hasil pada tahap perencanaan. Pada tahap
evaluasi ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu (Setiadi, 2012: 57).
1. Evaluasi formatif
Menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi
dengan respon segera. Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian
format catatn perkembangan denagn berorientasi kepada masalah yang dialami
klien. Format yang dipakai adalah SOAP yaitu S: subjektif ddalah perkembangan
keadaan yang dirasakan klien, dikeluhkan, dan dikemukakan klien; O: objektif
adalah perkembangan yang dapat diamati dan diukur oleh perawat atau tim
kesehatan lain; A: analisis yaitu penilaian dari kedua jenis data apakah
berkembang ke arah perbaikan atau kemunduran; P: perencanaan berdasarkan
hasil analisis yang berisi melanjutkan perencanaan sebelumnya apabila keadaan
atau masalah belum teratasi.
2. Evaluasi sumatif
Merupakan rekapitulasi dari hasil obsevasi dan analisis status pasien pada
waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap perencanaan.
Evaluasi ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan
dicapai. Format yang dipakai adalah format SOAPIER yaitu S: subjektif ddalah
perkembangan keadaan yang dirasakan klien, dikeluhkan, dan dikemukakan klien;
O: objektif adalah perkembangan yang dapat diamati dan diukur oleh perawat atau
tim kesehatan lain; A: analisis yaitu penilaian dari kedua jenis data apakah
berkembang ke arah perbaikan atau kemunduran; P: perencanaan berdasarkan
hasil analisis yang berisi melanjutkan perencanaan sebelumnya apabila keadaan
atau masalah belum teratasi; I: implementasi yaitu tindakan yang dilakukan
berdasarkan rencana; E: evaluasi yaitu penilaian tentang sejauh mana rencana
tindakan dan evaluasi telah dilaksanakan dan sejauh mana masalah klien teratasi;
R: reassesment yaitu bila hasil evaluasi menunjukkan masalah belum teratasi,
pengkajian ulang perlu dilakukan kembali melalui proses pengumpulan data
subjektif, objektif dan proses analisisnya.

Anda mungkin juga menyukai