Anda di halaman 1dari 16

49

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian adalah rancangan penelitian, desain penelitian ini
merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan dan berperan sebagai pedoman
atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2017). Jenis
desain dari penelitian ini adalah desain penelitian korelasional dengan
menggunakan pendekatan cross sectional.
Desain penelitian korelasional bertujuan mengungkap hubungan korelatif dua
variabel (Nursalam, 2017). Desain penelitian cross sectional yaitu jenis penelitian
yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan
dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2017). Penelitian ini
menggunakan desain kolerasional yaitu untuk melihat hubungan tingkat
pengatahuan ibu balita tentang status gizi pada balita dengan kejadian ISPA di
wilayah kerja UPT Puskesmas Kayon Palangka Raya.

3.2 Kerangka Kerja


Kerangka kerja merupakan tahap yang penting dalam suatu penelitian yaitu
menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar
variabel baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2017).
Kerangka kerja adalah kerangka yang menyatakan tentang urutan langkah dalam
melaksanakan penelitian (Suparyanto, 2009). Adapun kerangka kerja dapat dilihat
pada bagan berikut.

49
50

Populasi
Seluruh ibu balita dengan anak penderita ispa yang berkujung ke Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Kayon Palangka Raya

Sampling
Teknik sampling yang digunakan yaitu Non Probability dengan
menggunakan Purposive sampling

Sampel
Ibu Balita yang Berkunjung ke Puskesmas Kayon Palangka Raya dengan
kriteria inklusi.

Informed Consent

Variabel Independen Variabel Dependen


Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Kejadian ISPA dan gizi di wilayah
tentang Status Gizi Pada Balita kerja UPT Puskesmas Kayon
Palangka Raya

Menggunakan Kuesioner

Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating

Analisa Data
Menggunakan Spearman’s Rank

Hipotesis H1 Diterima

Penyajian Hasil
Disajikan dalam bentuk diagram dan persentase

Bagan 3.1 Kerangka Kerja Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Status
Gizi Pada Balita dengan Kejadian ISPA di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Kayon Palangka Raya Tahun 2020
51

3.3 Identifikasi Variabel


Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap seseuatu (benda, manusia dan lain-lain). Dalam riset, variabel
dikarakteristik sebagai derajat, jumlah dan perbedaan. Variabel juga merupakan
konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk
pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian. Konsep yang dituju dalam suatu
penelitian bersifat konkret dan secara langsung bisa diukur (Nursalam, 2017).
Jenis variabel diklasifikasikan menjadi bermacam-macam tipe untuk
menjelaskan penggunaanya dalam penelitian. Variabel yang diidentifikasi pada
penelitian ini adalah:
3.3.1 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya
menentukan variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel ini juga dikenal dengan nama
variabel bebas artinya bebas dalam memengaruhi variabel lain (Hidayat, 2014).
Variabel independen dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu balita
tentang status gizi pada balita.
3.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya di pengaruhi variabel
terikat. Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan
ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2017).
Variabel dependen pada penelitian ini adalah kejadian ISPA di wilayah kerja UPT
Puskesmas Kayon Palangka Raya.

3.4 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang definisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur)
itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya
memungkinkan peneliti untuk melakukan obeservasi atau pengukuran secara
cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh
orang lain (Nursalam, 2017).
Menurut Hidayat (2014), Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel
secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga
52

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat


terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan
parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara dimana
variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya.
Menurut Notoatmodjo (2010), Definisi oprasional ini penting dan di perlukan
agar pengukuran variabel atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara
sumber data (responden) yang satu dengan responden yang lain.
53

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang Status Gizi Pada Balita dengan Kejadian ISPA di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kayon Palangka Raya Tahun 2020.
Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor

Variabel
Independen
Tingkat Suatu keadaan status 1. Tahu dan memahami Kuesioner Ordinal Nilai:
pengetahuan gizi balita yang tentang: Bila menjawab benar nilai = 1
ibu tentang diukur dengan 1) Status Gizi Lebih Bila menjawab salah nilai = 0
status gizi menggunakan 2) Status Gizi Baik Rumus: Sp
pada balita pengukuran 3) Status Gizi Kurang N= × 100%
antropometri berat 4) Status Gizi Buruk Sm
badan menurut umur. Keterangan :
N : Nilai pengetahuan
Sp: Nilai yang didapat berdasarkan total
pernyataan yang dipilih
Sm: Total Maksimun
Kategori Pengetahuan:
1. Baik ≥75-100%.
2. Cukup 56-74%.
3. Kurang <55%
54

Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor

Variabel
Dependen:
Kejadian Jumlah balita yang ISPA: Kuesioner Ordinal 1. Nilai
ISPA di pernah menderita ISPA 1. ISPA Ringan ISPA Ringan : 1
wilayah atau sedang sakit ISPA 2. ISPA Sedang ISPA Sedang : 2
kerja UPT 3. ISPA Berat ISPA Berat :3
Puskesmas
Kayon Skor disesuikan dengan tanda dan
Palangka gejala dari balita
Raya Tanda dan gejala pada no 1-4
ISPA Ringan, no 5-10 ISPA
Sedang dan no 11-17 ISPA Berat.

Kategori ISPA:
1) ISPA Ringan : 76-100%
2) ISPA Sedang : 56-75%
3) ISPA Berat : < 56%
55

6.5 Populasi, Sampel Dan Sampling


6.5.1 Populasi
Populasi adalah subjek (misalnya manusia; klien) yang memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan (Nursalam, 2017). Populasi dalam penelitian ini 30 ibu balita
yang berkujung ke Puskesmas Kayon Palangka Raya.
6.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
sebagai subjek penelitian melalui sampling, Nursalam (2017). Dari data tentang
populasi diatas akan diseleksi kriteria sampel yang terdiri dari kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi. Sampel pada penelitian ini yaitu Ibu Balita yang Berkunjung ke
Puskesmas Kayon Palangka Raya dengan kriteria inklusi.
Kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi bias hasil
penelitian. Kriteria sampel dibedakan menjadi dua bagian, yaitu kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi (Nursalam, 2017).
6.5.2.1 Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau dan akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus menjadi
pedoman saat menentukan kriteria inklusi (Nursalam, 2017).
Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:.
1) Ibu yang memiliki anak balita dengan ISPA
2) Ibu balita yang tidak buta huruf atau bisa membaca
3) Bersedia menjadi responden
4) Ibu balita yang dapat bekomunikasi dengan baik dan kooperatif
6.5.2.2 Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau yang mengeluarkan subjek
yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena berbagai sebab (Nursalam,
2017: 172).
Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Ibu balita yang tidak kooperatif
2) Ibu balita yang tidak dapat membaca dan menulis serta tidak dapat
berkomunikasi dengan baik
3) Ibu balita yang tidak bersedia untuk menjadi responden
56

6.5.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam
pengambilan sempel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan
keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2017). Pada penelitian ini pegambilan
sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling. Purposive Sampling, yaitu
suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi
sesuai dengan yang di kehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian),
sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal
sebelumnya.

6.6 Tempat Dan Waktu Penelitian


6.6.1 Waktu Penelitian
Penelitian hubungan tingkat pengetahuan ibu balita tentang status gizi pada
balita dengan kejadian ISPA di wilayah kerja UPT Puskesmas Kayon Palangka
Raya dilaksanakan pada bulan maret atau april tahun 2020.
6.6.2 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data
selama penelitian berlangsung hubungan kejadian ISPA di wilayah kerja UPT
Puskesmas Kayon Palangka Raya . Penelitian akan di laksanakan di wilayah kerja
UPT Puskesmas Kayon Palangka Raya.

6.7 Uji Validitas dan Reabilitas


6.7.1 Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat validitas
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
yang rendah (Arikunto, 2006 dalam Budiman, 2013). Uji validitas dilakukan untuk
menguji validitas setiap pertanyaan angket. Teknik uji yang digunakan adalah
korelasi Pearson Product Moment. Jika pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan
tersebut tidak dapat digunakan. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid kemudian
baru secara bersama-sama diukur reliabilitasnya.
57

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS


melalui tahap-tahap sebagai berikut (Susilo, 2015).
1) Input data dalam format SPSS.
2) Klik analisa dan pilih scale kemudian klik → di reliability analysis.
3) Pindahkan seluruh item pernyataan pada → kotak item. Blok seluruh item
pernyataan pada kotak sebelah kiri dan pindahkan ke kotak di kanannya.
Kotak model ALPHA tetap saja.
4) Pada kotak Descriptives for → pilih kotak kecil scale if item deleted
kemudian → continue dan OK.
5) Out-put validitas dan reliabilitas
6) Pada kolom corrected item-total correction bandingkan dengan tabel r.
Apabila lebih besar dari nilai tabel r, maka item dinyatakan valid. Apabila
nilai corrected item-total correction ada yang lebih kecil dari nilai r tabel
maka item tidak valid dan sebaiknya dikeluarkan dari instrumen penelitian.
Pada nilai yang bersifat marginal dapat dilakukan perbaikan pernyataan pada
item kuisioner.
Rumus:
Pearson Product Moment:
𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋). (∑ 𝑌)
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√[𝑛. ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ] . [𝑛. ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 ]
Keterangan:
rhitung = koefisien korelasi
∑Xi = jumlah skor item
∑Xi = jumlah skor total (item)
N = jumlah responden
Rumus Uji t:
𝑟 √(𝑛−2)
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√(1−𝑟 2 )

Keterangan:
T = nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
R = koefisien korelasi hasil 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
N = jumlah responden
58

Jika nilai t hitung > t tabel dengan taraf signifikan 0,05 berarti valid maka
pertanyaan dinyatakan valid untuk digunakan penelitian (Hidayat, 2014). Uji
validitas akan dilaksanakan di UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya
6.7.2 Uji reliabilitas
Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana
hasil pengukuran tersebut tetap konsisten atau sama bila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Budiman, 2013).
Pertanyaan yang sudah valid dilakukan uji reliabilitas dengan cara
membandingkan r tabel dengan r hasil. Jika nilai r hasil adalah alpha yang terletak
di awal output dengan tingkat kemaknaan 5% (0,05) maka setiap pertanyaan
dikatakan valid, jika r alpha lebih besar dari konstanta maka pertanyaan tersebut
reliabel (Budiman, 2013). Nilai reliabilitas dapat dilihat pada tabel luaran reliability
statistics pada nilai Alpha Cronbach’s (Susilo, 2015).
Menurut Budi (2006), tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach
diukur berdasarkan skala Alpha 0 sampai 1. Apabila skala alpha tersebut
dikelompokkan ke dalam 5 kelas dengan range yang sama, maka ukuran
kemantapan alpha dapat dipresentasikan ke dalam tabel berikut.
Tabel 3.2 Tabel Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Cronbach atau α
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20 Kurang reliable
> 0,20 – 0,40 Agak reliabel
> 0,40 – 0,60 Reliabel
> 0,60 – 0,80 Cukup reliabel
> 0,80 – 1,00 Sangat reliable
Sumber: Budi (2013).
Setelah dilakukan uji reliabilitas, hasil yang didapatkan nilai cronbach alpha
0,84 sehingga menurut tabel di atas nilai ini berarti sangat reliabel dan layak untuk
disebarkan kepada responden (Nursalam, 2017).
59

6.8 Pengumpulan Data, Instrumen Pengumpulan Data dan Analisa Data


6.8.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data yang
akan dilakukan dalam penelitian. Metode pengumpulan data terdiri atas wawancara,
observasi, dokumen dan kuesioner atau angket. Studi pendahuluan dilakukan sebagi
awal untuk mengetahui fenomena yang ada (Hidayat, 2014). Langkah-langkah
dalam pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian dan teknik
instrumen yang digunakan. Selama proses pengumpulan data, peneliti
memfokuskan pada penyediaan subjek, memperhatikan prinsip-prinsip validitas
dan reliabilitas, serta menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi agar data dapat
terkumpul sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (Nursalam, 2017).
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan pada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam 2017).
6.8.2 Instrument Pengumpulan data
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner atau angket. Angket
atau questionnaire merupakan cara pengumpulan data berupa angket atau kuesioner
dengan beberapa pertanyaan. Alat ukut ini digunakan bila responden jumlahnya
besar dan dapat membaca dengan baik yang dapat mengungkapkan hal-hal yang
bersifat rahasia. Angket terdiri atas tiga jenis yakni (1) angket terbuka atau tidak
berstruktur yang memberikan kebebasan responden untuk mengungkapkan
permasalahan, (2) angket tertutup atau berstruktur merupakan angket yang dibuat
sedemikian rupa sehingga responden hanya memilih atau menjawab pada jawaban
yang sudah ada, dan (3) checklist atau daftar cek merupakan daftar yang berisi
pertanyaan atau pernyataan yang akan diamati dan responden memberikan jawaban
dengan memberikan cek (√) sesuai dengan hasil yang diinginkan (Hidayat, 2014).
Pada penelitian ini peneliti menggunakan angket atau kuesioner yang berisi
26 pernyataan dan 17 pertanyaan dengan jenis checklist atau daftar cek terbagi
menjadi:
1) Pernyataan pengetahuan ibu tentang status gizi balita terdiri dari 26 soal,
pernyataan dengan pilihan benar (B) atau salah (S).
2) Pertanyaan tentang kejadian ISPA terdiri dari 17 soal tentang kejadian ISPA.
60

6.8.3 Analisis Data


Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan
pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
mengungkapkan fenomena (Nursalam, 2017: 197).
Setelah data terkumpul melalui angket atau kuesioner maka dilakukan
pengolahan data yang melalui beberapa tahapan sebagai berikut.
6.8.3.1 Seleksi Data (Editing)
Proses pemeriksaan data dilapangan sehingga dapat menghasilkan data yang
akurat untuk pengelolaan data selanjutnya kegiatan yang dilakukan adalah
memeriksa apakah semua pertanyaan penelitian sudah dijawab dan jawaban yang
atau tertulis dapat dibaca secara konsisten.
6.8.3.2 Pemberian Kode (Coding)
Setelah dilakukan editing selanjutnya penulis memberikan kode tertentu
pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisa data.
Pemberian kode pada penelitina ini adalah sebagai berikut:
1) Responden
Kode: R1, R2, R,.....dan Seterusnya
2) Umur
Kode: 1 = Umur <16 Tahun
2 = Umur 17-34 Tahun
3 = Umur 35-49 Tahun
4 = Umur > 49 Tahun
3) Pendidikan
Kode : 1 = Tidak sekolah
2 = SD
3 = SMP
4 = SMA/SMK
5 = Akademi/Perguruan tinggi
4) Pekerjaan
Kode: 1 = PNS
2 = Swasta/karyawan
61

3 = Wiraswasta/pengusaha
4 = Petani/Buruh Tani
5 = TNI/POLRI
6 = IRT
7 = Tidak bekerja
6.8.3.3 Menentukan Skor (Scoring)
Scoring adalah menentukan skor/nilai untuk setiap item pertanyaan,
tentukan nilai terendah dan tertinggi, tetapkan jumlah kuesioner dan bobot masing-
masing kuesioner.
1) Tingkat Pengetahuan Ibu Balita
Nilai bobot skor pengetahuan:
Baik :1
Cukup : 2
Kurang : 3
(1) Rumus :
𝑠𝑝
N = x 100 %
𝑠𝑚

Keterangan :
N : nilai pengetahuan
sp : skor yang di dapat
sm : skor tertinggi maksimum
Kategori Penilaian:
(1) Kategori Baik 76-100%.
(2) Kategori Cukup 56-75%
(3) Kategori Kurang < 55%.
2) Kejadian ISPA
1) Skor 1: ISPA Ringan
2) Skor 2: ISPA Sedang
3) Skor 3: ISPA Berat
Kategori Penilaian:
(1) Kategori ISPA Ringan 76-100%
(2) Kategori ISPA Sedang 56-75%
(3) Kategori ISPA Berat <55%
62

6.8.3.4 Pengelompokan data (Tabulating)


Tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat tabulasi yaitu
memasukan data ke dalam tabel, mengatur semua angka sehingga dapat dihitung
dalam berbagai kategori. Tabulasi dilakukan setelah proses editing dan scoring
selesai. Pada tahap ini, jawaban-jawaban responden yang sama dikelompokkan
dengan teliti dan teratur lalu dihitung lalu dijumlahkan kemudian dituliskan dalam
bentuk tabel distribusi.
1) Analisa Univariat
Analisis univariat adalah adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel
atau per variabel pada penelitian ini terlebih dahulu akan dilakukan analisis
univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi yang disajikan dalam bentuk
tabel. Menurut Ghozali (2011: 4), distribusi frekuensi merupakan uji statistik yang
sesui untuk skala ordinal. Analisa univariat adalah analisis yang bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan antara lain: nama/kode responden, umur,
pendidikan dan pekerjaan.
2) Analisa Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis
hubungan dua variabel yang dapat bersifat simetris tak saling mempengaruhi, saling
mempengaruhi, dan variabel satu mempengaruhi variable lain. Metode bivariat
untuk parametrik adalah uji korelasi dan regresi sederhana dan untuk non-
parametrik adalah uji korelasi Spearman. Variabel yang akan dianalisis pada
penelitian ini adalah hubungan tingkat pengetahuan ibu balita tentang status gizi
pada balita dengan kejadian ISPA di wilayah kerja UPT Puskesmas Kayon
Palangka Raya.

6.9 Uji Statistik


Uji statistik spearman’s rho merupakan uji untuk statistik mengamati 2
variabel X dan Y adalah dalam bentuk skala ordinal, maka derajat korelasi dicari
dengan koefisien korelasi spearman. Prosedurnya terdiri atas mengamati kedua
variabel dalam bentuk ranking, dengan mencari perbedaan dari masing-masing
pengamatan yang sudah berpasangan. penghitung koefisien korelasi Spearman
dengan rumus:
63

ρ = 1 – 6 ΣD2
n (n2 – 1)
Keterangan:
D1 = perbedaan antara 2 pengamatan berpasangan
N = jumlah kelayakan
Ρ = koefisien korelasi spearman
Langkah-langkah spearman’s rho pada program SPSS adalah sebagai
berikut:
1) Masuk program SPSS
2) Klik variabel view pada SPSS data editor
3) Masukkan data dalam bentuk kode pada kolom nama.
4) Pada kolom decimal angkanya dirubah menjadi 0.
5) Pada kolom label tuliskan variabel atau parameter penelitian.
6) Pada kolom values masukan kode dan keterangannya
7) Untuk kolom-kolom lain boleh tidak diisi
8) Buka data view SPSS data editor, maka didapat kolom variabel
9) Ketik data sesuai variabelnya
10) Klik Analyze pilih correlate kemudian pilih bivariat.
11) Masukan variabel independen dan dependennya ke dalam kolom variables
12) Pilih correlation coefficients pilih spearman dan pada kolom test of
significant pilih two tailled danklik flag significant corelations.
13) Klik ok
14) Kemudian hasil output akan didapatkan pada kolom correlations.
Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan spearan rank test yang
menggunakan kemaknaan 5% atau nilai alpha 0,05 (5%) dimana kriteria pengujian
sebagai berikut:
(1) Bila p Value ≤ α (0,05) hubungan tersebut secara statistik ada hubungan
yang bermakna.
(2) Bila p Value ≥ α hubungan tersebut secara statistik tidak ada hubungan
yang bermakna.

6.10 Etika Penelitian


64

Melakukan penelitian ini perlu mengajukan ijin kepada kepala Puskesmas


Kayon Palangka Raya untuk mendapatkan persetujuan penelitian mengenai
masalah etika yang harus diperhatikan.
6.10.1 Informed Consent (Lembar persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitian dengan
responden penelitian dengan memberikan lembaran persetujuan. Informed consent
diberikan penelitian dilakukan memberikan lembaran persetujuan untuk menjadi
responden, (Nursalam 2017). Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti
maksud dan tujuan peneliti, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka
mereka harus menandatangai lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,
maka peneliti harus menghormati hak pasien (Hidayat, 2014).
6.10.2 Anonimity (Tanpa nama)
Menjaga kerahasian identitas subjek, penelitian tidak mencantumkan nama
subjek pada lembaran pengumpulan data (kuesioner), tetapi lembaran tersebut
diberi nomor kode tertentu dikumpulkan dijamin kerahasian oleh penelitian.
(Nursalam, 2017).
6.10.3 Confidentialitiy (Kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang responden harus
dijaga karena itu merupakan privasi responden. Tidak ada seorangpun yang dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh responden dengan bukti
lembar persetujuan. Diskusi tentang responden harus diluar area pelayanan,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang responden dengan tenaga
kesehatan lain harus dihindari (Nursalam, 2017).

Anda mungkin juga menyukai