Anda di halaman 1dari 6

MATA KULIAH PROSES DAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN

INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DENGAN KASUS PENURUNAN


CURAH JANTUNG

Dosen Pengampu:

Dr. Siti Nur Kholifah, SKM, M.Kep., Sp.Kom.

Disusun oleh :

Putri Eka Nur Fadilah


P27820721029
Reguler A

JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TINGKAT 1 SEMESTER 2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

TAHUN AJARAN 2021/2022


A. KASUS

Perempuan berusia 68 tahun dirawat di ruang perawatan intermediate dengan keluahan sesak
napas dan mudah Lelah. Riwayat hipertensi sejak 20 tahun yang lalu dan Riwayat infark
miokard 10 tahun yang lalu, tekanan darah 160/100 mmhg, frekuensui nadi 98x/menit,
frekuensi napas 24x/menit, distensi vena jugularis, terdengar ronkhi dan edema ekstermitas
+2, sianosis, CRT >3 detik.

B. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tujuan
Diagnosis Intervensi Keperawatan
No Keperawatan
Keperawatan(SDKI) (SIKI)
(SLKI)
1. penurunan curah jantung Curah jantung  Intervensi Utama:
(D.0008): (L.02008) : Perawatan jantung (I.02075)

Penurunan curah jantung   mengidentifikasi, merawat,


berhubungan dengan Keadakuatan jantung membatasi komplikasi
perubahan preload, afterload memompa darah akibat ketidak seimbangan
kontraktilitas, irama dan untuk memenuhi antara suplai dan konsumsi
frekuensi jantung ditandai kebutuhan oksigen miokard. 
dengan kelelahan, palpitasi, metabolisme tubuh. 
dipsnea, tekanan darah Tindakan Observasi 
meningkat/ menurun, edema, Setelah dilakukan 1. Identifikasi
nadi perifer teraba lemah, intervensi tanda/gejala primer
warna kulit pucat/ sianosis.  keperawatan selama 3 penurunan curah
x 24 jam diharapkan jantung (mis. Dipsnea,
curah jantung kelelahan, edema,
meningkat dengan ortopnea, proxysmal
kriteria hasil: nocturnal dypsnea,
1. Kekuatan nadi peningkatan CVP) 
perifer meningkat 2. Identifikasi
2. Bradikardi tanda/gejala skunder
menurun penurunan curah
3. Takikardi jantung (mis.
menurun Peningkatan berat
4. Tekanan darah badan, hepatomegali,
membaik distensi vena jugularis,
5. Dispnea menurun  palpitasi, ronkhi
6. Palpitasi menurun basah, oligurua, batuk,
7. Lelah menurun kulit pucat) 
8. Edema menurun 3. Monitor tekanan darah
9. Oligurua menurun 4.  Monitor intake dan
10. Pucat/sianosis output cairan
menurun  5. Monitor berat badan
11. Ortopnea setiap hari pada waktu
menurun yang sama
6. Monitor saturasi
12. Batuk menurun oksigen 
7. Monitor EKG 12
sedapan
8. Monitor aritmia
(kelainan irama dan
frekuensi)
9. Monitor nilai
laboraturium jantung
9mis. Elektrolit, enzim
jantung, BNP, Ntpro-
BNP)
10. Monitor fungsi alat
jantung
11. Periksa tekanan darah
dan frekuensi nadi
sebelum dan sesudah
aktivitas
12. Periksa tekanan darah
dan frekuensi nadi
sebelum dan sesudah
pemberian obat 
Tindakan Terapeutik 
1. Posisikan pasien semi-
fowler atau fowler
dengan kaki kebawah
atau posisi nyaman 
2. Berikan diet jantung
yang sesuai (mis.
Batasi asupan kafein,
natrium, kolestrol, dan
makanan tinggi
lemak) 
3. Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi setres,
jika perlu
4. Berikan dukungan
emosional dan spritual
5.  Berikan oksigen
untuk
mempertahankan
saturasi oksigen >94%
Tindakan Edukasi 
1. Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
2.  Anjurkan aktivitas
fisik secara bertahap 
Tindakan Kolaborasi 
1. Kolaborasi pemberian
anti aritmia, jika perlu
2.  Rujuk ke program
rehabilitasi jantung 

C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi keperawatan berdasarkan intervensi utama yang digunakan untuk


pasien dengan penurunan curah jantung berdasarkan standar intervensi keperawatan
Indonesia (SIKI) adalah sebagai berikut :

Intervensi utama :Perawatan jantung (I.02075)

1. Tindakan Obeservasi 

a) Mengidentifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung (mis. Dipsnea,


kelelahan, edema, ortopnea, proxysmal nocturnal dypsnea, peningkatan CVP) 

b) Mengidentifikasi tanda/gejala skunder penurunan curah jantung (mis. Peningkatan


berat badan, hepatomegali, distensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oligurua,
batuk, kulit pucat)

c) Memonitor tekanan darah

d) Memonitor intake dan output cairan

e) Memonitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama

f) Memonitor saturasi oksigen

g) Memonitor EKG 12 sedapan

h) Memonitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)

i) Memonitor nilai laboraturium jantung 9mis. Elektrolit, enzim jantung, BNP, Ntpro-
BNP)

j) Memonitor fungsi alat jantung

k) Melakukan pemeriksan tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah
aktivitas pasien
l) Melakukan permeriksaan tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah
pasien minum obat

2. Tindakan Terapeutik 

a) Memberikan posisi semi-fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman

b) Memberikan diet jantung yang sesuai (mis. membatasi asupan kafein, natrium,
kolestrol, dan makanan tinggi lemak)

c) Memberikan terapi relaksasi untuk mengurangi setres, jika perlu

d) Memberikan pasien dukungan emosional dan spritual

e) Memberikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%

3. Tindakan Edukasi

a) Menganjurkan pasien beraktivitas fisik sesuai toleransi

b) Menganjurkan pasien beraktivitas fisik secara bertahan.

4. Tindakan kolaborasi

a) Mengkolaborasikan pemberian anti aritmia, jika perlu

b) Melakukan rujukan pasien ke program rehabilitasi jantung

D. EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi yang diharapkan yang dapat dicapai pada pasien dengan penurunan curah
jantung adalah : 

a) Kekuatan nadi perifer (Skala; 5 meningkat)

b) Palpitasi (Skala; 5 menurun)

c) Lelah (Skala; 5 menurun)

d) Edema (Skala; 5 menurun)

e) Dipsnea (Skala; 5 menurun)

f) Oligurua (Skala; 5 menurun)

g) Pucat/sianosis (Skala; 5 menurun)


h) Ortopnea (Skala; 5 menurun)

i) Batuk (Skala; 5 menurun)

j) Tekanan darah (Skala; 5 membaik)

Anda mungkin juga menyukai