Anda di halaman 1dari 16

Infark

miokardiu
m
Kelompok 3
DEFINISI
Infark miokard adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh penurunan
suplai darah akibat penyempitan kritis arteri koroner karena aterosklerosis atau
penyumbatan total arteri koroner oleh embolus atau trombus.

Infark Miokard Akut (IMA) merupakan salah satu penyakit


kegawatdaruratan kardiovaskuler. Tanda gejala IMA yang menyertai pasien
datang ke Instalasi Gawat Darurat adalah keluhan nyeri dada. Nyeri dada
merupakan respon yang terjadi akibat iskemia pada miokard. Nyeri dada yang
tidak tertangani lebih dari 20 menit akan mengakibatkan kerusakan jantung
yang bersifat irreversible. (Keperawatan et al., 2019)
ETIOLOGI
FARKTOR YANG TIDAK DAPAT DIUBAH FAKTOR YANG DAPAT DIUBAH

01 USIA 01 MEROKOK

02 OBESITAS
02 JENIS
KELAMIN
0
HIPERTENSI
3
03 RIWAYAT
KELUARGA
04 HIPER
KOLESTEROLEM
IA
MANIFESTASI
KLINIS
1. Timbul nyeri dada yang bisanya mendadak
berlangsung terus menerus
2. Mual dan muntah
3. Rasa lemah
4. Kulit menjadi dingin, lembab dan pucat
karena vasokontriksi simpatis
5. Output urine menurun
6. Takikardia
7. Rasa cemas (stress)
KLASIFIK
ASI
1. Klasifikasikan IMA berdasar EKG
- IMA ST-elevasi (STEM I)
- IMA non ST-elevasi (NSTEMI)
1. Berdasarkan pada perbedaan patogologis, klinis dan prognostik.
Terdapat 5 tipe infark miokard (Thygesen et al., 2012):
- Infark miokard tipe 1
- Infark miokard tipe 2
- Infark miokard tipe 3
- Infark miokard tipe 4
- Infark miokard tipe 5
PATOFISIO
LOGI
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
● EKG
● Biomarker Jantung
● Infark miokard dapat dideteksi secara akurat dengan high
resolution cardiac MRI.
● Angiografi
● Pemeriksaan I maging
● Pemeriksaan laboratorium data laboratorium, disamping
marka jantung, yang harus dikumpulkan di ruang gawat
darurat adalah tes darah rutin, gula darah sewaktu, status
elektrolit, koagulasi darah, tes fungsi ginjal, dan panel
lipid (PERKI 2015).
PENATALAKSANAAN
TERAPI
OKSIGEN ANTI KOAGULAN
Suplemen oksigen dengan masker atau nasal heparin unfractionated, inhibitor thrombin
cannula diindikasikan untuk pasien yang
langsung, dan wafarin membatasi pembentukan
terengah-engah, hipoksia (saturasi oksigen
<90%) ), atau yang dengan gagal jantung. fibrin lebih lanjut dan membantu mencegah
(Cabello et al., 2013). tromboembolisme

ANALGESIC TERAPI
REFERFUSI
Nitrat, Morfin diberikan dengan dosis 2-4 mg TERAPI
secara intravena FIBRINOLITIK
CORONARY ARTERI BYPASS
GRAFTING (CABG)
ASPIRIN DAN
KLOPIDPGREL
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN Pemeriksaan fisik
1. IDENTITAS PASIEN 1. B1 (Breathing)
2. KELUHAN UTAMA : biasaya pasien mengeluh nyeri
2. B2 (Blood)
dada
3. B3 (Brain)
3. Riwayat penyakit sekarang kaji kapan timbul masalah, riwayat
4. B4 (Bladder)
trauma, penyebab, gejala (tiba-tiba/perlahan), lokasi, obat yag
5. B5 (Bowel)
diminum dan cara penanggulangan.
6. B6 (Bone)
4. Riwayat penyakit dahulu Kaji apakah ada riwayat penyakit
jantung
5. Riwayat kesehatan keluarga Kaji apakah ada anggota keluarga
yang pernah mengalami penyakit yang sama, kaji apakah ada
anggota keluarga yang merokok
Diagnosa keperawatan
1. Penurunan curah jantung b/d perubahan irama jantung
(D.0008)
2. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (mis. Infark
miokrdium) (D.0077)
3. Pola napas tidak efektif b/d deformitas dinding dada
(D.0005)
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA SLKI SIKI
1. Penurunan curah jantung b/d Setelah diberikan tindakan keperawatan selama Perawatan Jantung (I.02075)
perubahan irama jantung (D.0008) kurang lebih 1 jam penurunan curah jantung Observasi :
teratasi dengan kriteria hasil 1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
Perfusi Miokard (L.02011) (meliputi dispnea, kelelahan, edema, ortopnea, paroxysmal
1. Nyeri dada menurun nocturnal dyspnea, peningkatan CVP).
2. Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung
2. Takikardi membaik
(meliputi peningkatan berat badan, hepatomegali, distensi
3. Bradikardi membaik vena jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulir
pucat).
4. Tekanan darah membaik
3. Monitor aritmia.
Terapeutik :
4. Posisikan pasien semi-fowler dengan kaki ke bawah atau
posisi nyaman.
5. Berikan diet jantung yang sesuai (mis. batasi asupan kafein,
natrium, kolesterol, dan makanan tinggi lemak).
Edukasi :
6. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi.
7. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap.
Kolaborasi :
8. Kolaborasi pemerian antiaritmia, jika perlu.
9. Rujuk ke program rehabilitasi jantung.
2. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (mis. Setelah diberikan tindakan keperawatan selama Manajemen Nyeri (I.08238)
iskemia) (D.0077) kurang lebih 1 jam Observasi :
Tingkat Nyeri (L.08066) 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
1. Keluhan nyeri menurun kualitas, intensitas nyeri.
2. Pola napas membaik 2. Identifikasi skala nyeri.
3. Tekanan darah membaik 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
Edukasi :
4. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain).
5. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan).
Terapeutik :
6. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
7. Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri.
Kolaborasi :
8. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
3. Pola napas tidak efektif b/d deformitas Setelah diberikan tindakan keperawatan selama Manajemen Jalan Napas (I.01011)
dinding dada (D.0005) kurang lebih 1 jam Observasi :
Pola Napas (L.01004) 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
1. Dispnea menurun usaha napas)
2. Frekuensi napas membaik 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling,
3. Kedalaman napas membaik mengi, wheezing, ronkhi kering )
Terapeutik :
3. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma servikal)
4. Posisikan semi-Fowler atau Fowler.
Edukasi :
5. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
6. Anjurkan teknik batuk efektif.
Kolaborasi :
7. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
Manajemen gawat darurat
Pasien masuk IGD

NYERI DADA, SESAK NAPAS

ARWAY BREATHING CIRCULATION DISABILITY

- PEMBERIAN OKSIGEN
- MENGONTROL TANDA-TANDA VITAL
- PEMASANGAN INFUS
- PEMBERIAN ANALGETIK
- TERAPI FIBROLITIK
Peran dan fungsi perawat
Fungsi Perawat:
Fungsi Independen
Fungsi Dependen
Fungsi Interdependen

Anda mungkin juga menyukai