Anda di halaman 1dari 10

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A. Pengkajian
Tetapkan penatalaksanaan dasar untuk mendapatkan informasi tentang status terakhir
pasien sehingga semua penyimpangan yang terjadi dapat segera diketahui. Termasuk
riwayat nyeri dada, dispnea, palpitasi, pingsan atau berkeringat.
1. Riwayat Kesehatan
Pasien yang mengalami infark miokard (biasanya disebut serangan jantung)
memerlukan intervensi medis dan perawatan segera dan mungkin tindakan
penyelamatan nyawa misalnya : pengurangan nyeri dada atau pencegahan disritmia.
Untuk pasien seperti ini, beberapa pertanyaan terpilih mengenai nyeri dada dan gejala
yang berhubungan (seperti napas pendek atau palpitasi), alergi obat, dan riwayat
merokok ditanyakan bersamaan dengan pengkajian kecepatan, irama jantung, tekanan
darah, dan pemasangan infus.
Pertanyaan yang sesuai mencakup :

Pernapasan
1. Pernahkah anda mengalami sesak napas ?
2. Kapan anda mengalami sesak napas ?
3. Bagaimana anda membuat napas anda menjadi lebih baik ?
4. Apa yang membuatnya menjadi lebih buruk ?
5. Berapa lama sesak napas tersebut mengganggu anda ?
6. Aktivitas penting apa yang anda hentikan akibat gangguan napas anda?
7. Apakah anda menggunakan obat untuk memperbaiki pernapasan anda?
8. Apakah obat yang anda minum mempengaruhi pernapasan anda ?
9. Kapan biasanya anda minum obat ?

Sirkulasi
1. Gambarkan nyeri yang anda rasakan di dada.
2. Apakah nyeri menyebar ke lengan, leher, dagu atau punggung ?
3. Adakah sesuatu yang tampaknya menyebabkan nyeri ?
4. Berapa lama biasanya rasa nyeri berlangsung ?
5. Apa yang dapat meringankan rasa nyeri ?

27
6. Apakah anda mengalami penambahan atau pengurangan berat badan akhir-akhir
ini?
7. Apakah anda mengalami pembengkakan pada tangan, kaki atau tungkai (atau
pantat bila lama tidur) ?
8. Apakah anda pernah mengalami pusing atau rasa melayang ? Pada situasi apa hal
itu terjadi.
9. Apakah anda mengalami perubahan pada tingkat energi anda ? tingkat kelelahan ?
10. Apakah anda merasakan jantung anda berpacu, meloncat atau berdenyut cepat ?
11. Apakah anda mengalami masalah dengan tekanan darah anda ?
12. Apakah anda mengalami sakit kepala ? Apa yang kemungkinan menyebabkannya?
13. Apakah anda mengalami tangan atau kaki terasa sangat dingin ? kapan biasanya
terjadi ?

Urinasi
1. Apakah jumlah haluaran urine anda normal ?
2. Apakah anda sering terbangun pada malam hari untuk ke toilet ? berapa kali ?
kapan anda mulai merasakannya ?
3. Apakah anda meminum diuretika ? Kapan anda meminumnya ?

Mental
1. Apakah jalan pikiran anda secepat biasanya ? sejelas sebelumnya ?
2. Apakah anda mudah tertawa atau menangis dari biasanya ?
3. Kapan anda mulai merasakan perubahan tersebut ?
4. Apakah anda meminum obat yang mungkin berpengaruh pada pikiran anda

2. Pengkajian fisik
Penting untuk mendeteksi komplikasi dan harus mencakup hal-hal berikut:
a. Tingkat kesadaran.
b. Nyeri dada (temuan klinik yang paling penting).
c. Frekwensi dan irama jantung : Disritmia dapat menunjukkan tidak
mencukupinya oksigen ke dalam miokard.
d. Bunyi jantung : S3 dapat menjadi tanda dini ancaman gagal jantung.

28
e. Tekanan darah : Diukur untuk menentukan respons nyeri dan pengobatan,
perhatian tekanan nadi, yang mungkin akan menyempit setelah serangan
miokard infark, menandakan ketidakefektifan kontraksi ventrikel.
f. Nadi perifer : Kaji frekwensi, irama dan volume.
g. Warna dan suhu kulit.
h. Paru-paru : Auskultasi bidang paru pada interval yang teratur terhadap tanda-
tanda gagal ventrikel (bunyi krakles pada dasar paru).
i. Fungsi gastrointestinal : Kaji motilitas usus, trombosis arteri mesenterika
merupakan potensial komplikasi yang fatal.
j. Status volume cairan : Amati haluaran urine, periksa adanya edema, adanya
tanda dini syok kardiogenik merupakan hipotensi dengan oliguria.

3. Pengkajian Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium.
a. SGOT
b. Laktat dehidrogenase (Alfa-HBDH)
c. Isoenzim CPK-MB (CK-MB)
d. LDH

Pemeriksaan diagnostik
a. Echocardiogram
b. Elektrokardiografi
c. Pemeriksaan radioisotope

B. Diagnosa, rencana/ intervensi keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
ditandai dengan : nyeri dada dengan / tanpa penyebaran, wajah meringis gelisah
delirium perubahan nadi, tekanan darah.

Tujuan : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan selama di RS


Kriteria Hasil: Nyeri dada berkurang misalnya dari skala 3 ke 2, atau dari 2 ke 1
ekpresi wajah rileks / tenang, tak tegang, tidak gelisah, nadi 60-100 x / menit, TD
120/ 80 mmHg

29
Intervensi Rasional
Mandiri                       
1. Kaji keluhan nyeri dada, 1. Mengetahui lokasi dan derajat nyeri.
memperhatikan awitan, faktor Pada iskemia miokardium nyeri dapat
pemberat atau penurun memburuk dengan inspirasi dalam,
gerakan atau berbaring dan hilang
dengan duduk tegak atau membungkuk.
2. Memberikan lingkungan yang tenang
dan tidakan kenyamanan. Misalnya
2. Ajarkan teknik relaksasi
merubah posisi, menggunakan kompres
hangat, dan menggosok punggung

Kolaboratif  
Berikan obat-obatan sesuai indikasi:
1. Agen non steroid, mis: 1. Dapat menghilangkan nyeri, menurunkan
indometasin(indocin);ASA(aspirin) respon inflamasi.
2. Antipiretik mis: ASA/asetaminofen 2. Untuk menurunkan demam dan
(tylenol) meningkatkan kenyamanan.
3. Steroid 3. Diberikan untuk gejala yang lebih berat.
4. Oksigen 3-4 liter/menit 4. Memaksimalkan ketersediaan oksigen
untuk menurunkan beban kerja jantung
dan menurunkan ketidaknyamanan
karena iskemia.

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan frekuensi atau irama


jantung, gangguan preload, gangguan afterload, iskemia ventrikel, hipovolemia

Tujuan : Curah jantung membaik, mempunyai haluaran urin dalam batas normal,
menunjukkan warna kulit normal
Kriteria Hasil : tidak ada edema, tidak ada disritmia, haluaran urin normal, TTV
dalam batas normal,.
Intervensi Rasional
Mandiri  
1. Pantau irama dan frekuensi jantung 1. Takikardia dan disritmia dapat terjadi
saat jantung berupaya untuk
meningkatkan curahnya berespon
terhadap demam. Hipoksia, dan asidosis
karena iskemia.
2. Memberikan deteksi dini dari terjadinya
2. Auskultasi bunyi jantung. komplikasi misalnya GJK, tamponade
Perhatikan jarak / tonus jantung, jantung.
murmur, gallop S3 dan S4. 3. Menurunkan beban kerja jantung,
3. Dorong tirah baring dalam posisi memaksimalkan curah jantung
semi fowler 4. Meningkatkan relaksasi dan

30
mengarahkan kembali perhatianPerilaku
4. Berikan tindakan kenyamanan ini dapat mengontrol ansietas,
misalnya perubahan posisi dan meningkatkan relaksasi dan menurunkan
gosokan punggung, dan aktivitas kerja jantung
hiburan dalam toleransi jantung 5. Manifestasi klinis dari GJK yang dapat
menyertai endokarditis atau miokarditis

5. Dorong penggunaan teknik


menejemen stress misalnya latihan
pernapasan dan bimbingan imajinasi
Kolaboratif
1. Berikan oksigen komplemen 1. Meningkatkan keseterdian oksigen untuk
fungsi miokard dan menurunkan efek
metabolism anaerob,yang terjadi sebagai
akibat dari hipoksia dan asidosis.
2. Dapat diberikan untuk meningkatkan
kontraktilitas miokard dan menurunkan
beban kerja jantung pada adanya GJK
2. Berikan obat – obatan sesuai dengan ( miocarditis)
indikasi misalnya digitalis, diuretic 3. Diberikan untuk mengatasi pathogen
yang teridentifikasi, mencegah kerusakan
jantung lebih lanjut.
3. Antibiotic/ anti microbial IV 4. prosedur dapat dilakuan di tempat tidur
untuk menurunkan tekanan cairan di
sekitar jantung.
5. Penggantian katup mungkin diperlukan
untuk memperbaiki curah jantung
4. Bantu dalam periokardiosintesis
darurat

5. Siapkan pasien untuk pembedahan


bila diindikasikan

3. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perubahan kemampuan


hemoglobin mengangkut oksigen, penurunan Hb dalam darah, hipovolemia, gangguan
aliran arteri, ketidakseimbangan ventilasi dan aliran darah
Tujuan : mempertahankan keadekuatan aliran darah melalui pembuluh darah kecil
ekstremitas untuk mempertahankan fungsi jaringan.
Kriteria Hasil: daerah perifer hangat, tak sianosis, gambaran EKG tak menunjukan
perluasan infark, RR 16-24 x/ menit, tak terdapat clubbing finger, kapiler refill 3-5
detik, nadi 60-100x / menit, TD 120/80 mmHg.

31
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Evaluasi status mental. Perhatikikan 1. Indicator yang menunjukkan embolisasi
terjadinya hemiparalisis, afasia, sistemik pada otak.
kejang, muntah, peningkatan TD.
2. Selidiki nyeri dada, dispnea tiba-tiba 2. Emboli arteri, mempengaruhi jantung dan /
yang disertai dengan takipnea, nyeri atau organ vital lain, dapat terjadi sebagai
pleuritik, sianosis, pucat akibat dari penyakit katup, dan/ atau
disritmia kronis
3. Dapat mencegah pembentukan atau migrasi
3. Tingkatkan tirah baring dengan tepat emboli pada pasien endokarditis. Tirah
baring lama, membawa resikonya sendiri
tentang terjadinya fenomena
tromboembolic.
4. Meningkatkan sirkulasi perifer dan aliran
4. Dorong latihan aktif/ bantu dengan balik vena karenanya menurunkan resiko
rentang gerak sesuai toleransi. pembentukan thrombus.
Kolaborasi
Berikan antikoagulan, contoh heparin, Heparin dapat digunakan secara profilaksis bila
warfarin (coumadin) pasien memerlukan tirah baring lama,
mengalami sepsis atau GJK, dan/atau
sebelum/sesudah bedah penggantian katup.
Catatan : Heparin kontraindikasi pada
perikarditis dan tamponade jantung. Coumadin
adalah obat pilihan untuk terapi setelah
penggantian katup jangka panjang, atau adanya
thrombus perifer.

4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi-ventilasi


Tujuan : Oksigenasi dengan GDA dalam rentang normal (pa O2 < 80 mmHg, pa Co2
> 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg )
Kriteriahasil
Tidak sesak nafas, tidak gelisah, GDA dalam batas Normal ( pa O2 < 80 mmHg, pa
Co2 > 45 mmHg dan Saturasi < 80 mmHg )

Intervensi Rasional
Mandiri  
1. Evaluasi frekuensi pernafasan dan 1. Kecepatan dan upaya mungkin meningkat
kedalaman. Contoh adanya dispnea, karena nyeri, takut, demam, penurunan
penggunaan otot bantu nafas, volume sirkulasi, hipoksia atau diatensi
pelebaran nasal. gaster.
2. Lihat kulit dan membran mukosa 2. Sianosis bibir, kuku, atau daun telinga

32
untuk adanya sianosis. menunjukkan kondisi hipoksia atau
3. Tinggikan kepala tempat tidur letakkan komplikasi paru
pada posisi duduk tinggi atau 3. Merangsang fungsi pernafasan/ekspansi
semifowler. paru. Efektif pada pencegahan dan perbaikan
  kongesti paru.
Kolaborasi  
Berikan tambahan oksigen dengan kanul Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru untuk
atau masker, sesuai indikasi
kebutuhan sirkulasi khususnya pada adanya
gangguan ventilasi

5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen


miocard dan kebutuhan, kelemahan umum, tirah baring dan imobilitas,
Tujuan : Terjadi peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan tindakan
keperawatan selama di RS.
Kriteria Hasil : Klien berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuan klien,
frekuensi jantung 60-100 x/ menit, TD 120-80 mmHg, menoleransi aktivitas yang
biasa dilakukan

Intervensi Rasional
Mandiri
1. Kaji respon pasien terhadap 1. Miokarditis menyebabkan inflamasi dan
aktivitas. Perhatikan adanya dan kemungkinan kerusakan sel-sel miokardial,
perubahan dalam keluhan sebagai akibat GJK. Penurunan pengisian dan
kelemahan, keletihan, dan dispnea curah jantung dapat menyebabkan
berkenaan dengan aktivitas pengumpulan cairan dalam kantung perikardial
bila ada perikarditis. Akhirnya endikarditis
dapat terjadi dengan disfungsi katup, secara
negatif mempengaruhi curah jantung
2. Membantu derajat dekompensasi jantung dan
2. Pantau frekuensi dan irama
pulmonal, penurunan TD, takikardia, disritmia,
jantung, tekanan darah, dan
takipnea adalah indikasi intoleransi jantung
frekuensi pernapasan sebelum dan
terhadap aktivitas.
sesudah aktivitas dan selam di
3. Demam meningkatkan kebutuhan dan
perluka
konsumsi oksigen, karenanya meningkatkan
3. Mempertahankan tirah baring
beban kerja jantung, dan menurunkan toleransi
selama periode demam dan sesuai
aktivitas
indikasi.
4. Pada saat terjadi inflamasi klien mungkin
dapat melakukan aktivitas yang diinginkan,
4. Membantu klien dalam latihan kecuali kerusakan miokard permanen.
progresif bertahap sesegera
mungkin untuk turun dari tempat
tidur, mencatat respon tanda vital
dan toleransi pasien pada 5. Ansietas akan terjadi karena proses inflamasi

33
peningkatan aktivitas dan nyeri yang di timbulkan. Dikungan
5. Evaluasi respon emosional diperlukan untuk mengatasi frustasi terhadap
hospitalisasi.
Kolaborasi  
Berikan oksigen suplemen Peningkatan ketersediaan oksigen mengimbangi
peningkatan konsumsi oksigen yang terjadi dengan
aktivitas.

6. Ketakutan berhubungan dengan pelepasan neurotransmitter, sumber alamiah (nyeri)


Tujuan : pasien akan memperlihatkan pengendalian diri terhadap ketakutan
Kriteria Hasil : Klien tampak rileks, Klien dapat beristirahat, TTV dalam batas
normal

Intervensi Rasional
1. Identifikasi persepsi pasien terhadap 1. Menggali informasi dan mendapatkn data
pemeriksaa yang akan diberikan tentang kondisi kecemasan klien
padanya 2. Pasien mungkin tidak menunjukkan masalah
2. Kaji tanda verbal/nonverbal adanya secara langsung tetapi kata-kata/tindakan dapat
kecemasan menunjjukan adanya agitasi, marah dan gelisah
3. Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnosa
& prosedur tindakan
3. Jelaskan pengertian, tujuan, prosedur
kerja dan persiapan tindakan yang 4. Keterlibatan akan membantu memfokuskan
akan diberikan (kateterisasi jantung) pasien dalam arti positip dan memberikan rasa
4. Libatkan pasien/orang terdekat dalam kontrol
rencana tindakan & dorong partisipasi
maksimum dalam persiapan prosedur
tindakan.

7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang fungsi jantung /


implikasi penyakit jantung dan status kesehatan yang akan datang , kebutuhan
perubahan pola hidup ditandai dengan pernyataan masalah, kesalahan konsep,
pertanyaan, terjadinya kompliksi yang dapat dicegah.
Tujuan : Pengetahuan klien tentang kondisi penyakitnya menguat setelah diberi
pendidikan kesehatan selama di RS.
Kriteria Hasil : Menyatakan pemahaman tentang penyakit jantung, rencana
pengobatan, tujuan pengobatan & efek samping / reaksi merugikan, menyebutkan
gangguan yang memerlukan perhatian cepat.

34
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien 1. Mengetahui tingkat kemampuan dan
dan keluarga pengetahuan pasien dan keluarga sebelum
diberikan intervensi
2. Berikan informasi kepada pasien 2. Menambah pengetahuan baru bagi pasien dan
dan keluarga berhubungan dengan keluarga. Juga dapat membantu mengurangi
penyakit pasien kecemasan klien, termasuk keluarga
3. Meningkatkan harga diri pasien dan keluarga
3. Berikan kesempatan kepada klien
dan keluarga untuk bertanya atau
mengungkapkan perasaannya 

35
DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association, American College of Cardiology Foundation Pocket Guideline


2011. Managenet of patient with unstable angina/ST Elevation myocardial infarction
American Heart Association, American College of Cardiology Foundation. 2013.
Management of ST elevation Myocardial Infarction
Smeltzer, Suzanne., Bare, Brenda,. 2001. Brunner & Suddarth Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, edisi 8, vol. 2, EGC: Jakarta.
Doenges E. Marilynn, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3, cetakan I. EGC: Jakarta.
Guyton, Arthur C & John E.Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 11. EGC:
Jakarta.
Rokhaeni, Heni, dkk. 2001. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler. Bidang Pendidikan dan
Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional “Harapan Kita”:
Jakarta.
Ganong W.F,2010. Patofisisologi penyakit ;pengantar Menuju Kedokteran klinis. EGC
Jakarta.
Price A Sylvia dkk . 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
EGC ,Jakarta.
Wilkinson, J.M., Ahern, N.R, 2011. Buku saku diagnosis keperawatan NANDA NIC NOC,
Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta
Buku ajar Ilmu penyakit dalam jilid II.Edisi ke-5. 2009. Jakarta. Interna Publishing

36

Anda mungkin juga menyukai