Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PRAKTIK KLINIS ( PPK)

KEPERAWATAN
RS ISLAM IBNU SINA
PEKANBARU

ACUTE STEMI

Acute Stemi
NAMA PENYAKIT
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian
otot jantung secara permanen akibat insufisiensi aliran darah
koroner oleh proses degeneratif maupun di pengaruhi oleh
banyak faktor dengan ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan
enzim jantung dan ST elevasi pada pemeriksaan EKG.
PENGERTIAN
STEMI adalah cermin dari pembuluh darah koroner tertentu
yang tersumbat total sehingga aliran darahnya benar-benar
terhenti, otot jantung yang dipendarahi tidak dapat nutrisi-
oksigen dan mati.

1. Merokok
2. Hipertensi
ETIOLOGI 3. Akumulasi Lipid
4. Faktor Degeneratif

1. Keluhan utama klasik : nyeri dada sentral yang berat ,


seperti rasa terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk,
rasa diperas, dipelintir, tertekan yang berlangsung ≥ 20
menit, tidak berkurang dengan pemberian nitrat, gejala yang
menyertai : berkeringat, pucat dan mual, sulit bernapas,
cemas, dan lemas.
2. Nyeri membaik atau menghilang dengan istirahat atau obat
MANISFESTASI
nitrat.
KLINIS
3. Kelainan lain: di antaranya atrima, henti jantung atau gagal
jantung akut.
4. Bisa atipik:
a) Pada manula: bisa kolaps atau bingung.
b) Pada pasien diabetes: perburukan status metabolik atau
atau gagal jantung bisa tanpa disertai nyeri dada.

1. Nyeri
2. Intoleransi aktivitas
3. Kecemasan
MASALAH
4. Penurunan curah jantung
KEPERAWATAN
5. Perubahan perfusi jaringan
6. Kelebihan volume cairan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ( PPK)
KEPERAWATAN
RS ISLAM IBNU SINA
PEKANBARU

1. Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri


koroner.
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen
miokard dengan kebutuhan tubuh.
3. Kecemasan (uraikan tingkatannya) b/d ancaman/perubahan
kesehatan-status sosio-ekonomi; ancaman kematian.
4. (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan
frekuensi, irama dan konduksi listrik jantung; penurunan
DIAGNOSA
preload/peningkatan tahanan vaskuler sistemik;
KEPERAWATAN
infark/diskinetik miokard, kerusakan struktuaral seperti
aneurisma ventrikel dan kerusakan septum.
5. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d
penurunan/sumbatan aliran darah koroner.
6. (Risiko tinggi) Kelebihan volume cairan b/d penurunan
perfusi ginjal; peningkatan natrium/retensi air; peningkatan
tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma.

INTERVENSI 1. Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri


KEPERAWATAN koroner.
Tujuan: Menyatakan nyeri berkurang atau hilang.
Kriteria hasil:
a) Menyatakan nyeri dada terkontrol dalam waktu 3 hari.
b) Mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi dalam
waktu 1 hari.
c) Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks dan mudah
bergerak dalam waktu 3 hari.
Intervensi:
a) Pantau nyeri (karakteristik, lokasi, intensitas, durasi),
catat setiap respon verbal/non verbal, perubahan hemo-
dinamik
b) Berikan lingkungan yang tenang dan tunjukkan
perhatian yang tulus kepada klien.
c) Bantu melakukan teknik relaksasi (napas
dalam/perlahan, distraksi, visualisasi, bimbingan
imajinasi)
d) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi:
1) Antiangina seperti nitogliserin (Nitro-Bid,
Nitrostat, Nitro-Dur)
2) Beta-Bloker seperti atenolol (Tenormin), pindolol
(Visken), propanolol (Inderal)
3) Analgetik seperti morfin, meperidin (Demerol)
4) Penyekat saluran kalsium seperti verapamil
(Calan), diltiazem (Prokardia).
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ( PPK)
KEPERAWATAN
RS ISLAM IBNU SINA
PEKANBARU

2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen


miokard dengan kebutuhan tubuh.
Tujuan : mendemontrasikan peningkatan toleransi aktivitas
yang dapat diukur.
Kriteria hasil: melaporkan tidak adanya angina/terkontrol
dalam rentang waktu selama pemberian obat.
Intervensi:
a) Pantau HR, irama, dan perubahan TD sebelum, selama
dan sesudah aktivitas sesuai indikasi.
b) Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas
c) Anjurkan klien untuk menghindari peningkatan tekanan
abdominal.
d) Batasi pengunjung sesuai dengan keadaan klinis klien.
e) Bantu aktivitas sesuai dengan keadaan klien dan
jelaskan pola peningkatan aktivitas bertahap.
f) Kolaborasi pelaksanaan program rehabilitasi pasca
serangan IMA.lium sesuai indikasi.
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman
kehilangan/kematian ditandai dengan ketakutan, gelisah
dan perilaku
Tujuan : mengidentifikasi dan mengenal perasaan pasien.
Kriteria hasil: menyatakan penurunan ansietas/takut.
Intervensi:
a) Identifikasi dan ketahui persepsi pasien terhadap
ancaman/situasi. Dorong mengekspresikan dan jangan
menolak perasaan marah, kehilangan, takut dll.
b) Catat adanya kegelisahan, menolak dan menyangkal
mengikuti program medis.
c) Mempertahankan kepercayaan.
d) Kaji tanda verbal/nonverbal kecemasan dan tinggal
dengan pasien. Lakukan tindakan bila pasien
menunjukkan perilaku merusak.
e) Terima tetapi jangan diberi penguatan terhadap
penggunaan penolakan. Hindari konfrontasi.
f) Orientasikan pasien atau orang terdekat terhadap
prosedur rutin dan aktivitas yang di harapkan.
Tingkatkan partisipasi bila mungkin. Jawab semua
pertanyaan secara nyata. Berikan informasi konsisten;
ulangi sesuai indikasi.
g) Anjurkan pasien atau orang terdekat untuk
mengkomunikasikan dengan seseorang, berbagi
pertanyaan dan masalah.
h) Berikan periode istirahat atau waktu tidur tidak
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ( PPK)
KEPERAWATAN
RS ISLAM IBNU SINA
PEKANBARU

terputus, lingkungan tenang, dengan tipe kontrol pasien,


jumlah rangsangan eksternal.
i) Dukung kenormalan proses kehilangan, melibatkan
waktu yang perlu untuk penyelesaian.
j) Berikan privasi untuk pasien dan orang terdekat.
k) Dukung kemandirian, perawatan sendiri dan pembuatan
keputusan dalam rencana pengobatan
l) Dukung keputusan tentang harapan setelah pulang.
4. (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan
frekuensi, irama dan konduksi listrik jantung; penurunan
preload/peningkatan tahanan vaskuler sistemik;
infark/diskinetik miokard, kerusakan struktuaral seperti
aneurisma ventrikel dan kerusakan septum.
Tujuan : agar tidak terjadi penurunan curah jantung secara
signifikan
Kriteria hasil :
a) Hasil rekaman jantung dalam batas nomal.
b) TTV dalam batas normal
Intervensi :
a) Pantau TD, HR dan DN, periksa dalam keadaan baring,
duduk dan berdiri (bila memungkinkan)
b) Auskultasi adanya S3, S4 dan adanya murmur.
c) Auskultasi bunyi napas.
d) Berikan makanan dalam porsi kecil dan mudah
dikunyah.
e) Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan klien
f) Pertahankan patensi IV-lines/heparin-lok sesuai
indikasi.
g) Bantu pemasangan/pertahankan paten-si pacu jantung
bila digunakan.
5. (Risiko tinggi) Kelebihan volume cairan b/d penurunan
perfusi ginjal; peningkatan natrium/retensi air; peningkatan
tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma.
Tujuan : agar tidak terjadi kelebihan volume cairan
Kriteria hasil :
a) Tidak terjadi retensi urine
b) Protein plasma dalam batas normal
c) Tekanan hidrostatik normal
Intervensi :
a) Auskultasi bunyi napas terhadap adanya krekels.
b) Pantau adanya DVJ dan edema anasarka
c) Hitung keseimbangan cairan dan timbang berat badan
setiap hari bila tidak kontraindikasi.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ( PPK)
KEPERAWATAN
RS ISLAM IBNU SINA
PEKANBARU

d) Pertahankan asupan cairan total 2000 ml/24 jam dalam


batas toleransi kardiovaskuler.
e) Kolaborasi pemberian diet rendah natrium.
f) Kolaborasi pemberian diuretik sesuia indikasi
(Furosemid/Lasix, Hidralazin/ Apresoline,
Spironlakton/ Hidronolak-ton/Aldactone)
g) Pantau kadar kalium sesuai indikasi.
6. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d
penurunan/sumbatan aliran darah koroner.
Tujuan : agar tidak terjadi perubahan perfusi jaringan
Kriteria hasil :
a) Akral dalam suhu normal
b) Ttv dalam batas normal
Intervensi :
a) Pantau perubahan kesadaran/keadaan mental yang tiba-
tiba seperti bingung, letargi, gelisah, syok.
b) Pantau tanda-tanda sianosis, kulit dingin/lembab dan
catat kekuatan nadi perifer.
c) Pantau fungsi pernapasan (frekuensi, kedalaman, kerja
otot aksesori, bunyi napas)
d) Pantau fungsi gastrointestinal (anorksia, penurunan
bising usus, mual-muntah, distensi abdomen dan
konstipasi)
e) Pantau asupan caiaran dan haluaran urine, catat berat
jenis.
f) Kolaborasi pemeriksaan laboratorium (gas darah, BUN,
kretinin, elektrolit)
g) Kolaborasi pemberian agen terapeutik yang diperlukan:
1) Hepari / Natrium Warfarin (Couma-din)
2) Simetidin (Tagamet), Ranitidin (Zantac), Antasida.
3) Trombolitik (t-PA, Streptokinase)

1. Nyeri dada berulang


2. Perubahan gambaran EKG abnormal
3. Perunahan TD menurun dan Nadi meningkat
4. Sesak tiba-tiba
OBSERVASI 5. Pemenuhan nutrisi yang tidak ade kuat
6. Tanda tanda syok
7. Pola ketergantungan
8. Pola istirahat

EVALUASI 1. Nyeri berkurang atau hilang.


2. Kecemasan berkurang
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ( PPK)
KEPERAWATAN
RS ISLAM IBNU SINA
PEKANBARU

3. Tidak terjadi penurunan curah jantung


4. Tidak terjadi syok
5. Pola nafas pasien teratur
6. Cairan dalam tubuh pasien dalam keadaan normal
7. Nutrisi pasien terpenuhi
8. Aktifitas pasien meningkat (normal)
9. Ansietas berkurang atau hilang

1. Menjelaskan tentang mekanisme penyakit yang dialami dan


tatalaksana yang akan dilakukan
2. Makan makanan yang bergizi yang rendah garam dan
rendah lemak
3. Hand hygine
INFORMASI DAN
4. Tanda - tanda terjadinya nyeri yang lama dan tiba – tiba
EDUKASI
5. Anjurkan untuk istirahat yang cukup
6. Mobilisasi seminimal mungkin
7. Anjurkan untuk berolah raga
8. Hindari merokok dan minuman beralkohol

1. Mencapai berat badan optimal


2. Nasehat diet
3. Penghentian merokok
DISCHARGE 4. Olah raga
PLANNING 5. Pengontrolan Hipertensi
6. Tatalaksana Diabetes Melitus dan deteksi Diabetes Melitus
yang tidak dikenali sebelumnya

1. Kontrol sesuai jadwal


NASIHAT PULANG / 2. Komsumsi obat secara teratur
INTRUKSI KONTROL 3. Komsumsi makanan bergizi
4. Menjaga kebersihan diri
1. Dokter umum
PENELAAH KRITIS 2. Dokter spesialis jantung

KEPUSTAKAAN 1. Agustina. 2011. ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) pada


Laki-Laki 54 Tahun Memiliki
2. Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah
Vol. 2. Jakarta: EGC
3. Carpenito, Lynda Juall. 2011. Rencana Asuhan dan
Dokumentasi Keperawatan.Jakarta:EGC
4. kwalak, Welsh.2012. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC
5. Reeves, Charlene J., dkk. 2011. Keperawatan Medikal
PANDUAN PRAKTIK KLINIS ( PPK)
KEPERAWATAN
RS ISLAM IBNU SINA
PEKANBARU

Bedah. Jakarta: Salemba Medika


6. Elliott M. Antman,Eugene Braunwald. (2005). Acute
MyocardialInfarction;Harrison’s Principles

Anda mungkin juga menyukai