Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

“STEMI”

SRI RESKI WULANDARI


N202101132

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN TN. J

DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANG ICU RSI.


AHMAD YANI SURABAYA

Laporan ini telah disahkan pada

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

……………………… ……………………….

NIP
LAPORAN PENDAHULUAN
STEMI
A. Konsep Dasar Stemi
1. Pengertian
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian
otot jantung secara permanen akibat insufiensi aliran darah koroner
oleh proses degenerative maupun dipengaruhi oleh banyak faktor yang
ditandai nyeri dada, peningkatan enzim jantung dan ST evaluasi pada
pemeriksaan EKG.
2. Etiologi
3. Patofisiologi
Penyakit jantung disebabkan oleh adanya penimbunan abnormal
lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding pembuluh
darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan
penurunan aliran darah ke jantung (Suddarth, 2014). STEMI terjadi
jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri
vascular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok,
hipertensi dan akumulasi lipid.
4. Manifestasi klinis
a.  Keluhan utama klasik : nyeri dada sentral yang berat , seperti rasa
terbakar,ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas,
dipelintir, tertekan yang berlangsung ≥ 20 menit, tidak berkurang
dengan pemberian nitrat.
b.  Nyeri membaik atau menghilang dengan istirahat atau obat nitrat.
c.  Kelainan lain: di antaranya atrima, henti jantung atau gagal jantung
akut.
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Ekg
2. Pemeriksaan laboratorium
5. Penatalaksanaan
a. Terapi Fibrinolitik, Tujuan terapi fibrinolitik adalah melarutkan
thrombus, menetapkan kembali aliran darah koroner,
meminimalkan ukuran infark, mempertahankan fungsi ventrikel
kiri.
b. Terapi Antikoagulan, untuk membatasi pembentukan fibrin lebih
lanjut dan membantu mencegah tromboembolisme
c. Terapi Inhibitor Trombosit, aspirin untuk mencegah
pembentukan thrombus dan vasokontriksi arteri. non fatal dan
mortalitas pada pasien yang mengalami angina stabil, angina
tidak stabil, atau infark miokardium sebelumnya.
6. Komplikasi
1. Mati mendadak
2. Aritmia
3. Nyeri menetap
4. Angina
5. Gagal jantung
B. Konsep Proses Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian Primer
1) Airway
- Sumbatan atau penumpukan sekret
- Wheezing atau krekels
2) Breathing
- Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
- RR ≥ 24x/menit
- Irama irreguler dangkal
- Ronchi, krekels
- Ekspansi dada tidak penuh
- Penggunaan otot bantu nafas
3) Circulation
- Nadi lemah tidak teratur
- Takikardia
- Td meningkat/menurun
- Edema
- Gelisah
b. Pengkajian sekunder
1) Aktifitas
Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup
menetap, jadwal olahraga tidak teratur
Tanda : takikardi, dispnea pada istirahat atau aktifitas.
2) Sirkulasi
Gejala : penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah, DM
Tanda :
- TD dapat normal/naik/turun, perubahan postural dicatat dari
tidur sampai duduk atau berdiri.
- Nadi : dapat normal, penuh atau tidak kuat atau lemah/kuat,
kwalitas dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur
( disritmia )
- Bunyi jantung : bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin
menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilitis atau
komplain ventrikel.
3) Integritas ego
Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata,
gelisah, marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri.
4) Eliminasi
Tanda : normal, bunyi usus menurun.
5) Makanan/cairan
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat,
muntah, perubahan BB
6) Hygiene
Tanda/gejala : kesulitan melakukan tugas perawatan
7) Neurosensori
Tanda : perubahan mental, kelemahan
Gejala : pusing, berdenyut selama tidue ataun saat bangun
( duduk atau istirahat )
8) Nyeri atau ketidak nyamanan
Gejala :
- Nyeri dada yang timbul mendadak
- Lokasi : tipikal pada dada anteriol, substernal, prekordial,
dapat menyebar ketangan, rahang, wajah.
- Kualitas : “crushing”, menyempit, berat, menetap, tertekan,
seperti dapat dilihat.
- Intensitas : biasanya 10 ( pada skala 1-10 ), mungkin
pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami.
9) Pernafasan
Tanda :
- Peningkatan frekuensi pernafasan
- Nafas sesak/kuat
- Pucat, sianosis
- Bunyi nafas ( bersih, krekels, mengi ), sputum
Gejala :
- Dispnea tanpa atau dengan kerja
- Batuk dengan atau tanpa produksi sputum
- Riwayat merokok, riwayat penyakit pernafasan kronis.
10) Interaksi sosial
Tanda : kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi,
menarik diri.
Gejala : stress, kesulitan koping dengan stressor yang ada
misal : penyakit, perawatan di RS.
2. Diagnosa Keperawayan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pincedera fisik
3. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut
Kriteria Hasil :
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang - Tanda vital
dalam rentang normal
Intervensi :
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
- Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
- Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses
keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana
keperawatan (Potter& Perry, 2010). Implementasi keperawatan
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhan pasien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan
keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan
komunikasi (Dinarti & Muryanti, 2017)
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan
lainnya (Padila, 2012). Menurut Setiadi (2012) dalam buku Konsep
& penulisan Asuhan Keperawatan, Tahap evaluasi adalah
perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan
pasien
DAFTAR PUSTAKA

Baradero, M., Dayrit, M., & Siswadi, Y. (2008). Seri Asuhan Keperawatan Klien
Gangguan Kardiovaskuler. Jakarta: EGC

Doenges at al ( 2000 ),Rencana Asuhan Keperawatan,Ed.3,EGC,Jakarta

Doengoes, M. E. (2006). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Pasien. Jakarta: EGC

Ewinanto., Santoso, E., Putranto, N., Tedjasukmana, P., Sukmawan, R., Rifqi, S.,
Kasiman, S. (2018). Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut Edisi
Keempat. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia

Hastuti, Y. E., Elfi, E.F., & Pertiwi. D. (2013). Hubungan Kadar Troponin T
dengan Lama Perawatan Pasien Infark Miokard Akut di RSUP Dr. M.
Djamil Padang,

Morton, P. G., Fontaine, D.,Hudak, C.M.,& Gallo, B. M. (2011).


KEPERAWATAN KRITIS. Jakarta: EGC

Smeltzer. C. S & Bare. B. (2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Brunner & Suddarth Edisi 8. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai