IV. FISIK
1. Tanda Vital : TD : 122/72 mmHg N : 88 X/menit S : 36,30C P : 20 X/menit
2. Ukur : TB : 147 Cm BB :45 Kg
3. Keluhan fisik √
Jelaskan : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
1
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Pasien mengatakan tidak menyukai bentuk tubuhnya yang
kecil dan pendek dan pasien mengatakan tidak ada yang
istimewa terhadap dirinya.
d. Ideal diri : Pasien mengatakan ingin bekerja untuk orang tuannya dan
membahagiakan ayahnya
3. Hubungan sosial :
a. Orang yang : Pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah
berarti orang tuanya
4. Spiritual
a. Nilai dari keyakinan :
Nilai dari keyakinan yang dianut oleh pasien adalah nilai-nilai islam.
2
b. Kegiatan ibadah :
Pasien mengatakan malas beribadah
GENOGRAM
: Laki – laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Laki – laki
: Perempuan
: Pasien
2. Pembicaraan :
√ √
pembicaraan
Jelaskan : Saat pengkajian pasien terkadang nada bicara cepat dan keras
3. Aktivitas motorik
√
3
4. Alam perasaan
√ Sedih √ Putus asa r
berlebihan
7. Persepsi halusinasi
8. Proses pikir
√
pembicaraan /
perseverasi
Jelaskan : Saat pengkajian pasien bicara berbelit-belit tetapi bisa
menjawab pertanyaan yang diberikan
9. Isi pikir
4
Waham
Somatik
Disorientasi
11. Memori
angka panjang
berkonsentrasi sederhana
5
Masalah : Tidak ada masalah keperawatan
Keperawatan
VII.KEBUTUHAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi / menyediakan kebutuhan :
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Makanan √ Pakaian √ Uang √
Keamanan √ Transportasi √
Perawatan √ Tempat √
Kes tinggal
6
b. Nutrisi
Ya Tidak
Apakah anda puas dengan pola makan anda ? √
Apakah anda makan dengan memisahkan diri ? √
Jika ya jelaskan alasannya
Frekuensi makan sehari : 3 kali
Frekuensi udapan sehari : 2 kali
c. Tidur
Ya Tidak
Apakah ada masalah ? √
Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur ? √
Apakah anda terbiasa tidur siang ? √
Lamanya ±2-3 jam
Apakah yang menolong anda untuk tidur ? Obat Lingkungan yang tenang
Waktu tidur malam : Jam 20.00 Waktu bangun jam 06.00
Beri tanda √ sesuai dengan keadaan klien
Ya Tidak
5. Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan atau hobi √
Jelaskan : Pasien mengatakan menyukai saat-saat ia membantu pekerjaan
orang tuanya (ayahnya).
8
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan perumahan, spesifik : Saat pengkajian, pasien mengatakan tidak ada
masalah dengan rumah tempat tinggal. Selama ini pasien masih ikut orang tuanya (ayah).
Masalah lainnya, spesifik : Saat pengkajian pasien mengatakan bahwa tidak ada
masalah lain untuk saat ini.
9
XII. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Residual Schizophrenia
10
ANALISA DATA SINTESA
NAMA : Tn. M NIRM : 06.6X.XX RUANGAN : Gelatik / 2
TGL DX KEP ETIOLOGI EVALUASI T.T.
21/06 DS: Resiko perilaku kekerasan
2022 Pasien Risiko perilaku kekerasan
mengatakan
mudah marah
Psien
mengatakan Perilaku kekerasan
mudah (core problem)
tersingung
Pasien
mengatakan Isolasi Sosial
ingin memukul
(Menarik Diri)
orang yang
mengejeknya
Pasien nampak
mudah
tersingung
11
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NAMA : Tn. M NIRM : 06.6X.XX RUANGAN : Gelatik / 2
TGL DX KEP IMPLEMENTASI EVALUASI T.T.
21/06 Perilaku Sp1 Pasien S:
2022 kekerasan 1. Mengidentifikasi penyebab PK. Pasien mengatakan bahwa saat
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala marah nada bicaranya selalu
Pukul : PK. tinggi.
08:00 3. Mengidentifikasi PK yang dilakukan. Pasien mengatakan bahwa dia
WIB 4. Mengidentifikasi akibat PK. ingin belajar teknik nafas
5. Menyebutkan cara mengontrol. dalam.
6. Membuat pasien memprakteklatihan O:
Cara fisik I : Nafas dalam Ku : Tenang
7. Menganjurkan pasien memasukkan Saat pengkajian pasien terlihat
dalam kegiatan harian gelisah
Saat pengkajian, pasien lebih
sering bicara dengan nada
tinggi.
Saat pengkajian, pasien
memeragakan teknik nafas
dalam.
A:
SP1 Pasien poin 1,2,3,4,5,6
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Evaluasi SP1 pasien
Lanjutkan SP2 Pasien
22/06 Perilaku Sp2 Pasien S:
2022 kekerasan 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Pasien mengatakan bahwa
pasien sebelumnya penyebab kemarahannya
2. Melatih pasien mengontrol PK pasien sering diejek kecil dan
Pukul : dengan Cara fisik II : Pukul bantal / pendek
11:00 kasur. Pasien mengatakan sedikit
12
WIB 3. Menganjurkan pasien memasukkan merasa tenang saat
dalam jadwal kegiatan harian memeragakan teknik nafas
dalam.
Pasien mengatakan jika
pasien sangat ingin
dibimbing latihan selanjutnya
O:
Ku : Tenang
Saat pengkajian, pasien
masih bicara dengan nada
tinggi.
Saat pengkajian, pasien
memeragakan teknik nafas
dalam dan pukul bantal
A:
SP2 Pasien teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
Evaluasi SP2 pasien
Lanjutkan SP3 pasien
23/06 Perilaku Sp 3 Pasien S:
2022 kekerasan 1. Mengevaluasi masalah dan kegiatang Pasien mengatakan
harian sebelumnya. perasaannya lebih tenang
2. Melatih cara mengontrol PK dengan Pasien mengatakan bahwa
cara verbal (meminta menolak dan dia masih mengingat teknik
Pukul : mengungkapkan dengan cara nafas dalam dan pukul
berbicara baik) bantal.
16:00
3. Membimbing pasien cara Pasien mengatakan sedikit
WIB memasukkan dalam jadwal kegiatan merasa tenang saat
harian. memeragakan teknik nafas
dalam dan pukul bantal.
Pasien mengatakan jika dia
suka dengan yang diajarkan
mahasiswa perawat.
Pasien mengatakan jika
pasien sangat ingin
dibimbing latihan selanjutnya
13
O:
Ku : Tenang
Saat pengkajian pasien lebih
antusias.
Saat pengkajian, pasien
sudah terlihat rileks dan
santai.
Pasien mau mempelajari cara
mengontrol PK dengan cara
verbal
A:
SP3 Pasien teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Evaluasi SP 3
Lanjutkan SP4
25/06 Perilaku
SP 4 pasien S:
2022 kekerasan 1. Mengevaluasi kembali masalah dan Pasien mengatakan
latihan harian sebelumnya. perasaannya lebih tenang dan
2. Melatih pasien cara mengotrol PK rileks setelah melakukan
dengan cara spiritual (berdoa, latihan cara mengontrol PK
Pukul : wudhu, sholat) O:
15:30 3. Membimbing pasien cara Ku : tenang
memasukkan dalam jadwal kegiatan Pasien nampak rileks
WIB
harian.
A:
SP 4 teratasi
P:
Lanjutkan lntervensi
Evaluasi SP 4
Lanjutkan SP 5
27/06 Perilaku SP 5 Pasien S:
2022 kekerasan 1. Mengevaluasi masalah dan Pasien mengatakan
kegiatang harian sebelumnya. perasaannya sudah tenang
Pukul :
2. Melatih cara mengontrol PK dengan dan mengetahui beberapa
09:00 cara minum obat cara mengtrol PK
WIB 3. Membimbing pasien cara O:
memasukkan dalam jadwal kegiatan Ku : tenang
harian. Pasien nampak rileks
14
Pasien mampu
mempraktekkan cara
mengtrol PK yang sudah di
ajarkan
Pasien nampak minum obat
yang sudah di sediakan
perawat
A:
SP 5 teratasi
P:
Intervensi di hentikan
15
RENCANA KEPERAWATAN JIWA
Nama Pasien : Tn. M Kelompok : II
NIRM : 06.6X.XX NIM :
Bangsal / tempat : Ruang Gelatik 2 Institusi : UMW Kendari
DIAGNOSA PERENCANAAN
No Tgl KEPERAWATA TINDAKAN RASIONAL
TUJUAN KRITERIA EVALUASI
N KEPERAWATAN
1 21/06 Perilaku Kognitif: Setelah dilakukan intervensi Bina hubungan saling Kepercayaan dari klien
2022 Kekerasan 1. Pasien mampu membina keperawatan maka klien percaya dengan: merupakan hal yang mutlak
hubungan saling percaya menunjukkan tanda-tanda 1. Beri salam setiap serta akan memudahkan
dengan mahasiswa percaya kepada perawat berinteraksi. dalam melakukan
perawat. dengan kriteria hasil : 2. Perkenalkan nama, pendekatan keperawatan
2. Pasien dapat berinteraksi 1. Wajah cerah, tersenyum nama panggilan perawat terhadap klien
dengan orang lain. 2. Mau berkenalan dan tujuan perawat
Psikomotorik : 3. Ada kontak mata berkenalan
1. Ekspresi wajah 4. Bersedia menceritakan 3. Tanyakan dan panggil
bersahabat. perasaan nama kesukaan klien
2. Menunjukkan rasa 4. Tunjukkan sikap empati,
senang, ada kontak mata. jujur dan menepati janji
3. Mau berjabat tangan. setiap kali berinteraksi
4. Mau menyebutkan nama. 5. Tanyakan perasaan
5. Mau menjawab salam. klien dan masalah yang
16
6. Mau duduk dihadapi klien
berdampingan dengan 6. Buat kontrak interaksi
mahasiswa perawat. yang jelas
7. Mau mengutarakan 7. Dengarkan dengan
masalah yang di hadapi. penuh perhatian
ungkapan perasaan klien
Afektif:
1. Pasien sedikit kooperatif
dan antusias mengikuti
sesi latihan yang
diajarkan mahasiswa
perawat.
2. Pasien mampu merasakan
manfaat dari sesi latihan
yang dilakukan.
3. Pasien mampu
membedakan perasaannya
sebelum dan sesudah
latihan.
17
2 22/06 Perilaku Kognitif: Setelah dilakukan intervensi SP1 Menentukan mekanisme
2022 Kekerasan 1. Pasien mampu membina keperawatan maka klien 1. Mengidentifikasi koping yang dimiliki klien
hubungan saling percaya menceritakan penyebab penyebab PK. dalam menghadapi masalah
dengan mahasiswa perilaku kekerasan yang 2. Mengidentifikasi tanda serta sebagai langkah awal
perawat. dilakukannya dengan kriteria dangejala PK. dalam menyusun strategi
2. Pasien mampu hasil : 3. Mengidentifikasi PK berikutnya
menyebutkan penyebab, 1. Menceritakan penyebab yangdilakukan.
tanda gejala, akibat PK perasaan jengkel/kesal 4. Mengidentifikasi akibat
dan PK yang dilakukan. baik dari diri sendiri PK.
3. Pasien mampu maupun lingkungannya. 5. Menyebutkan cara
menyebutkan cara 2. Pasien mampu mengontrol
mengontrol marah. menyebutkan dan 6. Membuat pasien
mendemonstrasikan cara memprakteklatihan Cara
Psikomotorik : mengontrol marah dengan fisik I : Nafas dalam
Pasien mampu teknik nafas dalam. 7. Menganjurkan pasien
mempraktikkan cara latihan memasukkan dalam
fisik dengan tarik nafas kegiatan harian.
dalam.
18
Afektif :
1. Pasien kooperatif.
2. Pasien merasa nyaman
selama interaksi.
3 23/06 Perilaku Kognitif: Setelah dilakukan intervensi Sp2 Pasien Mengkonversi energi dapat
2022 Kekerasan 1. Pasien mampu membina keperawatan maka klien 1. Mengevaluasi jadwal membantu meluapkan emosi
hubungan saling percaya menceritakan penyebab kegiatan harian pasien. dengan cara yang aman.
dengan mahasiswa perilaku kekerasan yang 2. Melatih pasien
perawat. dilakukannya dengan kriteria mengontrol PKdengan
2. Pasien mampu hasil : Cara fisik II : Pukul
menjelaskan kontrol 1. Menceritakan penyebab bantal / kasur.
marah dengan latihan perasaan jengkel/kesal 3. Menganjurkan pasien
fisik dengan pukul bantal baik dari diri sendiri memasukkan dalam
/ kasur. maupun lingkungannya. jadwal kegiatan harian.
Psikomotor : 2. Pasien mampu
1. Pasien mampu menyebutkan dan
mempraktikkan kontrol mendemonstrasikan cara
PK dengan pukul bantal / mengontrol marah dengan
kasur. teknik pukul bantal/kasur.
Afektif :
1. Pasien kooperatif.
2. Pasien merasa nyaman
19
selama interaksi
4. 24/06/ Perilaku Kognitif : Setelah dilakukan intervensi Sp 3 Pasien Pasien mampu melakukan
2022 kekerasan 4. Pasien mampu membina keperawatan maka klien 1. Mengevaluasi masalah cara mengontrol PK dengan
dan kegiatan harian
hubungan saling percaya menceritakan penyebab berbicara baik-baik
sebelumnya.
dengan mahasiswa perilaku kekerasan yang 2. Melatih cara mengontrol
perawat. dilakukannya dengan kriteria PK dengan cara verbal
(meminta menolak dan
5. Pasien mampu hasil :
mengungkapkan dengan
menyebutkan penyebab, 1. Menceritakan penyebab cara berbicara baik)
tanda gejala, akibat PK perasaan jengkel/kesal 3. Membimbing pasien cara
memasukkan dalam
dan PK yang dilakukan. baik dari diri sendiri
jadwal kegiatan harian.
6. Pasien mampu maupun lingkungannya.
menyebutkan cara 2. Pasien mampu
mengontrol marah. menyebutkan dan
mendemonstrasikan cara
Psikomotorik : mengontrol PK dengan
Pasien mampu cara verbal (meminta
mempraktikkan cara latihan menolak dan
fisik dengan tarik nafas mengungkapkan dengan
dalam. cara berbicara baik)
Afektif :
20
3. Pasien kooperatif.
Pasien merasa nyaman
selama interaksi.
5. 25/6/ Perilaku Kognitif: Setelah dilakukan intervensi SP 4 pasien Pasien mampu melakukan
2022 kekerasan 7. Pasien mampu membina keperawatan maka klien 1. Mengevaluasi kembali latihan mengontrol PK
masalah dan latihan
hubungan saling percaya menceritakan penyebab sebelumnya dan mampu
harian sebelumnya.
dengan mahasiswa perilaku kekerasan yang 2. Melatih pasien cara melakukan cara mengtrol PK
perawat. dilakukannya dengan kriteria mengotrol PK dengan dengan cara spiritual
cara spiritual (berdoa,
8. Pasien mampu hasil :
wudhu, sholat)
menyebutkan penyebab, 1. Menceritakan penyebab 3. Membimbing pasien cara
tanda gejala, akibat PK perasaan jengkel/kesal baik memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
dan PK yang dilakukan. dari diri sendiri maupun
9. Pasien mampu lingkungannya.
menyebutkan cara 2. Pasien mampu
mengontrol marah. menyebutkan latihan
sebelumnya dan
Psikomotorik : mendemonstrasikan cara
Pasien mampu mengontrol PK dengan
mempraktikkan cara latihan cara spiritual (berdoa,
fisik dengan tarik nafas berwudhu, sholat)
dalam.
21
Afektif :
4. Pasien kooperatif.
Pasien merasa nyaman
selama interaksi.
6. 27/06/ Perilaku Kognitif: Setelah dilakukan intervensi SP 5 Pasien Pasien mampu
2022 kekerasan 10. Pasien mampu membina keperawatan maka klien 1. Mengevaluasi masalah mendemonstrasikan cara
dan kegiatang harian
hubungan saling percaya menceritakan penyebab mengontrol PK dengan cara
sebelumnya.
dengan mahasiswa perilaku kekerasan yang 2. Melatih cara mengontrol minum obat
perawat. dilakukannya dengan kriteria PK dengan cara verbal
(meminta menolak dan
11. Pasien mampu hasil :
mengungkapkan dengan
menyebutkan penyebab, 3. Menceritakan penyebab cara berbicara baik)
tanda gejala, akibat PK perasaan jengkel/kesal 3. Membimbing pasien cara
memasukkan dalam
dan PK yang dilakukan. baik dari diri sendiri
jadwal kegiatan harian.
12. Pasien mampu maupun lingkungannya.
menyebutkan cara 4. Pasien mampu
mengontrol marah. menyebutkan dan
mendemonstrasikan cara
Psikomotorik : mengontrol PK dengan
Pasien mampu cara minum obat
mempraktikkan cara latihan
fisik dengan tarik nafas
22
dalam.
Afektif :
5. Pasien kooperatif.
Pasien merasa nyaman
selama interaksi.
23
Strategi Tindakan Keperawatan I
Dengan Masalah Utama Perilaku Kekerasan
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
a. DS
1) Pasien mengatakan ingin memukul orang yang mengejeknya kecil dan
pendek
2) Pesian mengatakan mudah marah dan mudah tersinggung
b. DO
1) Nada bicara pasien tinggi.
2) Pasien nampak mudah tersinggung dan curiga
3) Mata pasien nampak melotot
2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kekerasan.
3. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
b. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
c. Pasien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
d. Pasien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan.
e. Pasien dapat menyebutkan cara perilaku kekerasan.
f. Pasien dapat menyebutkan cara mengendalikan perilaku kekerasan.
g. Pasien dapat mengontrol cara fisik perilaku kekerasannya.
4. Tindakan Keperawatan
SP 1 pasien
a. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
b. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
c. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan.
d. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
e. Mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan.
f. Melatih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan fisik (nafas dalam)
g. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
24
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Fase Orientasi
1. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, perkenalkan nama saya reski mahasiswa perawat yang
praktek disini. Bapak namanya siapa? Bapak senangnya dipanggil siapa?”
2. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah hari ini ada keluhan yang
dirasakan?”
3. Kontrak
a. Topik : “Bagaimana jika kita berdiskusi sebentar supaya lebih saling
kenal pak?”
b. Waktu : “Kira-kira kita akan membutuhkan waktu sebanyak ±15
menit saja, apakah bapak bersedia?”
c. Tempat : “Bapak ingin kita berdiskusi dimana? Mungkin bapak
tau tempat yang nyaman untuk bapak.”
Fase Kerja
“Nah pak, bolehkah saya mengetahui apa yang menyebabkan bapak marah-
marah?”
“Lalu apa penyebab marahnya bapak? Dari bapak sendiri atau lingkungan
sekitar?”
“Apakah sebelumnya juga selalu ingin marah seperti saat ini? Saat bapak
marah, apa yang bapak rasakan? Contoh jantung berdebar-debar, mata melotot,
tangan mengepal dan ingin melukai diri sendiri atau orang lain.”
“Apakah dengan marah-marah keadaan bapak akan menjadi lebih baik?”
“Menurut bapak apakah ada cara lain selain marah-marah?”
“Apakah bapak mau belajar mengungkapkan rasa marah dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?”
“Sebenarnya ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan seperti yang hari
ini akan saya ajarkan kepada bapak, latihan teknik nafas dalam ”
“Baik pak. Begini pak, jika sudah ada tanda-tanda muncul marah seperti nada
bicara tinggi, tangan mengepal muncul cara pertama yaitu coba duduk rileks
lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan secara perlahan dari
mulut. Coba lakukan sebanyak 5 kali.”
25
“Bagaimana pak, ayo silahkan dipraktekan.”
“Bagus pak, sebaiknya sering latihan ya pak, sehingga apabila sewaktu-waktu
muncul rasa marahnya, bapak sudah terbiasa.”
Fase Terminasi
1. Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dan belajar
mengendalikan marah?”
2. Evaluasi obyektif
“Baiklah apakah bapak masih ingat kita tadi bicara apa saja?”
“bagus pak bapak masih ingat semua. Sekarang coba di contohkan cara
mengontrol marahnya pak.”
“Bagus pak ternyata bapak masih mengingatnya dan bisa mempraktekkan
teknik nafas dalam”
3. Rencana tindak lanjut
“Nah kalau bapak muncul rasa kesal atau marah terhadap sesuatu, bapak
mau kan mengulangi nafas dalamnya ya pak”
“Bagaimana jika latihan ini dirutinkan dalam kegiatan harian pak. Gausah
banyak-banyak, cukup 5 kali saja ya pak”
4. Kontrak yang akan datang
“Baiklah pak bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk latihan cara
kedua mengontrol marah?”
“Cukup 15 menit saja pak. Bagaimana jika jam 08.00 ditempat ini pak?”
“Baik pak untuk hari ini cukup sekian dulu pak. Terimakasih pak.”
26
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan II
Dengan Masalah Utama Perilaku Kekerasan
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi pasien
a. DS
1) Pasien mengatakan pernah melakaukan tindakan kekerasan
2) Pasien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab
b. DO
1) Pasien terlihat tagang saat bercerita
2) Pasien tampak berbicara nada tinggi
3) Pembicaraan klien kasar jika menceritakan marahnya
2. Diagnosa keperawatan
Perilaku kekerasan.
3. Tujuan
- Melatih cara mencegah/mengtrol PK secara fisik II
- Mengevakluasi latihan nafas dalam
- Melatih cara fisik II (pukul bantal/kasur)
- Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua
4. Tindakan keperawatan
SP 2 pasien
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
b. Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik II yaitu
memukul bantal/kasur.
c. Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.
27
B. Srategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam
“Assalamu’alaikum pak, masih ingat saya pak? Coba siapa nama saya? Iya
benar pak”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini? Apakah bapak masih marah-marah saat
ini? Alhamdulillah ya pak. Bapak masih ingat cara latihan nafas dalam
kemarin?”
2. Fase Kerja
- “Bagaimana pak, apakah bapak sudah lebih baik sejak belajar teknik nafas
dalam kemarin?”
- “Ini ada teknik baru lagi pak, jika bapak sudah tidak bisa mengontrol marah
dengan nafas dalam ya pak. Namanya teknik pukul bantal pak.”
- “Saat bapak marah dan tidak bisa ditahan dengan nafas dalam silahkan dicoba
ya pak. Dilampiaskan marahnya dengan cara memukul bantal ya pak. Mari
saya contohkan”
- “bagaimana pak, apakah bapak bisa mengulanginya?”
- “Bagus sekali pak.”
- “Nanti latihan ini dimasukkan kedalam kegiatan rutin ya pak, cukup 5 kali
sehari barengan dengan nafas dalamnya ya pak. Supaya jadi terbiasa dan bisa
digunakan saat marah”
28
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Nah, bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara kedua ini?”
b. Evaluasi Obyektif
“Baiklah pak, bisakah bapak memeragakan latihan nafas dalam yang kemarin
dan latihan pukul bantal hari ini?”
“Bagus pak, ternyata bapak masih bisa mengingatnya.”
c. Rencana tindak lanjut
“Nanti jika bapak muncul rasa marah, bapak mau kan mempraktekan teknik
ini?”
“Bagaimana jika latihan ini dirutinkan setiap hari pak. Sehari 5 kali saja ya
pak.”
29
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan III
Dengan Masalah Utama Perilaku Kekerasan
C. Proses Keperawatan
5. Kondisi pasien
c. DS
3) Pasien mengatakan pernah mengalami tindakan kekerasan
4) Pasien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab
d. DO
4) Pasien terlihat lebih tenang.
5) Pasien tampak lebih kooperatif.
6) Kontak mata sudah terjalin.
7) Sesekali nada bicara tinggi
6. Diagnosa keperawatan
Perilaku kekerasan.
7. Tujuan
- Melatih cara mengtrol PK secara verbal (meminta dan menolak dengan baik)
- Mengevaluasi jadwal harian untuk cara fisik dua
- Menyusun jadwal latihan mengungkapkan secara verbal
8. Tindakan keperawatan
SP 3 pasien
- Membantu pasien mengendalikan PK secara (evaluasi jadwal harian tentang dua
cara fisik mengendalikan PK)
- Melatih pasien mengungkapkan rasa marah secara verbal ( menolak dengan baik,
meminta dan mengungkapkan perasaan dengan baik.
- Menyusun jadwal kegiatan harian dan masukkan dalam jadwal harian.
30
D. Srategi Pelaksanaan
4. Fase Orientasi
d. Salam
“Assalamu’alaikum pak, masih ingat saya pak? Coba siapa nama saya? Iya
benar pak”
e. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini? Apakah bapak masih marah-marah saat
ini? Alhamdulillah ya pak. Bapak masih ingat cara latihan nafas dalam
kemarin?”
f. Kontrak dan Tujuan
“Baiklah pak seperti janji kita kemarin hari ini kita latihan cara mengontrol
marah ya pak. Bagaimana kalau 15 menit saja pak waktu yang dibutuhkan.
Bapak nyamannya dimana? Bagaimana kalau ditempat yang kemarin saja ya
pak?”
5. Fase Kerja
- “Bagaimana pak, apakah bapak sudah lebih baik sejak belajar teknik nafas
dalam kemarin?”
- “Ini ada teknik baru lagi pak, jika bapak sudah tidak bisa mengontrol marah
dengan nafas dalam ya pak. Namanya teknik pukul bantal pak.”
- “Saat bapak marah dan tidak bisa ditahan dengan nafas dalam silahkan dicoba
ya pak. Dilampiaskan marahnya dengan cara memukul bantal ya pak. Mari
saya contohkan”
- “bagaimana pak, apakah bapak bisa mengulanginya?”
- “Bagus sekali pak.”
- “Nanti latihan ini dimasukkan kedalam kegiatan rutin ya pak, cukup 5 kali
sehari barengan dengan nafas dalamnya ya pak. Supaya jadi terbiasa dan bisa
digunakan saat marah”
31
6. Fase Terminasi
e. Evaluasi Subyektif
“Nah, bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara ketiga ini?”
f. Evaluasi Obyektif
“Baiklah pak, bisakah bapak memeragakan latihan pukul bantal/kasur dan
latihan cara mengungkapkan marah secara verbal hari ini?”
“Bagus pak, ternyata bapak masih bisa mengingatnya.”
g. Rencana tindak lanjut
“Nanti jika bapak muncul rasa marah, bapak mau kan mempraktekan cara
ini?”
“Bagaimana jika latihan cara mengungkapkan marah dengan cara berbicara
baik-baik ini dirutinkan setiap hari pak.”
h. Kontrak yang akan datang
“Baiklah pak. Bagaimana jika besok kita berbincang santai lagi?”
“Seperti hari ini pak. Cukup 15 menit saja ya pak.”
“Besok pagi ditempat ini ya pak.”
“Baik pak untuk hari ini sekian dulu ya pak, terimakasih”
32
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan IV
Dengan Masalah Utama Perilaku Kekerasan
E. Proses Keperawatan
9. Kondisi pasien
e. DS
5) Pasien mengatakan pernah ingin memukul orang karena di hina pendek
dan kecil
6) Pasien mengatakan mudah marah dan mudah tersinggung
f. DO
8) Pasien terlihat lebih tenang.
9) Pasien tampak lebih kooperatif.
10) Nada bicara agak tinggi
10. Diagnosa keperawatan
Perilaku kekerasan.
11. Tujuan
- Melatih pasien dengan cara mengtrol perilaku kekerasan dengan spiritual
- Mengevaaluasi jadwal harian untuk cara fisik II (nafas dalam dan pukul bantal)
dan verbal
- Menyusun jadwal latihan mengtrol PK secara spiritual
12. Tindakan keperawatan
SP 2 pasien
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien sebelumnya
- Melatih pasien mengendalikan PK secara spiritual (diskusikan hasil latihan
mengendalikan PK secara fisik, verbal dan latihan spiritual)
- Menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.
33
F. Srategi Pelaksanaan
7. Fase Orientasi
g. Salam
“Assalamu’alaikum pak, masih ingat saya pak? Coba siapa nama saya? Iya
benar pak”
h. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini? Apakah bapak masih marah-marah saat
ini? Alhamdulillah ya pak. Bapak masih ingat cara latihan nafas dalam
kemarin?”
i. Kontrak dan Tujuan
“Baiklah pak seperti janji kita kemarin hari ini kita latihan cara mengontrol
marah ya pak. Bagaimana kalau 15 menit saja pak waktu yang dibutuhkan.
Bapak nyamannya dimana? Bagaimana kalau ditempat yang kemarin saja ya
pak?”
8. Fase Kerja
- “Bagaimana pak, apakah bapak sudah lebih baik sejak belajar teknik nafas
dalam kemarin?”
- “Ini ada teknik baru lagi pak, jika bapak sudah tidak bisa mengontrol marah
dengan berbicara baik-baik ya pak. Namanya latihan spiritual
(beribadah/berdoa) pak.”
- “Saat bapak marah dan tidak bisa ditahan dengan nafas dalam silahkan dicoba
ya pak. Dilampiaskan marahnya dengan cara berdoa ya pak. Mari saya
contohkan”
- “bagaimana pak, apakah bapak bisa mengulanginya?”
- “Bagus sekali pak.”
- “Nanti latihan ini dimasukkan kedalam kegiatan rutin ya pak, cukup 5 kali
sehari barengan dengan berbicara baik-baik ya pak. Supaya jadi terbiasa dan
bisa digunakan saat marah”
34
9. Fase Terminasi
i. Evaluasi Subyektif
“Nah, bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara kedua ini?”
j. Evaluasi Obyektif
“Baiklah pak, bisakah bapak memeragakan latihan nafas dalam yang kemarin
dan latihan pukul bantal hari ini?”
“Bagus pak, ternyata bapak masih bisa mengingatnya.”
k. Rencana tindak lanjut
“Nanti jika bapak muncul rasa marah, bapak mau kan mempraktekan teknik
ini?”
“Bagaimana jika latihan ini dirutinkan setiap hari pak. Sehari 5 kali saja ya
pak.”
35
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan V
Dengan Masalah Utama Perilaku Tindakan Kekerasan
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi pasien
a. DS
1) Pasien mengetahui cara mengungkapkan marah yang sehat
2) Pasien dapat mempraktekkan apa yang di ajarkan mahasiswa perawat
b. DO
1) Pasien tampak lebih tenang
2) Pasien tampak lebih kooperatif
2. Diagnosa keperawatan
Perilaku kekerasan
3. Tujuan
- Pasien mampu meminum obat dengan benar
4. Tindakan keperawatan
- Mengevaluasi kegiatan latihan sebelumnya yang sudah diajarkan dan mengontrol
perilaku kekerasan dengan cara minum obat.
- Membantu pasien minum obat secara teratur disertai penjelasan guna minum obat
dan akibat berhenti minum obat
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam
“Assalamu’alaikum pak. Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita bertemu lagi
ya pak. Masih ingat nama saya? Coba siapa? Yup betul sekali bapak.”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah bapak sudah melaksanakan
latihan yang kemarin? Ayo ada berapa latihan yang sudah diajarkan?
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan mengontrol marah kemarin?”
c. Kontrak
“Baiklah pak sesuai janji kemarin, hari ini kita akan belajar lagi cara
mengontrol marah ya pak. Bapak berkenan kita ngobrol dimana? Sebentar saja
ya pak, 15 menit saja sudah cukup.”
36
2. Fase Kerja
- “Ayo pak, apakah bapak tau jenis obat yang bapak minum? Diminum berapa
kali?”
- “Apa yang bapak tau tentang obat yang bapak minum?”
- “Nah pak sekarang saya akan menjelaskan 6 cara minum obat yang benar.
1. BCapak harus memastikan obat yang bapak minum sudah benar untuk
bapak.
2. Bapak harus tahu tentang jenis, warna dan obat yang bapak minum
3. Bapak harus tahu berapa dosisnya
4. Bapak harus tahu waktu minum obatnya.
5. Bapak harus tahu cara minum obatnya, apakah itu sebelum makan atau
sesudah makan.
6. Dan yang terakhir ya pak, bapak harus tahu bahwa obat yang bapak
minum harus berkelanjutan artinya tidak boleh putus pemakaiannya ya
pak. Ini semua demi pemulihan bapak.
- “Baik pak, kita masukkan kegiatan ini di jadwal kegiatan haria bapak ya”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah tahu cara mengontrol marah dengan
minum obat?”
b. Evaluasi Obyektif
“Baiklah pak, apakah bapak masih ingat kita tadi berbincang apa saja? Bagus
sekali pak. Sekarang coba sebutkan jenis dan warna obat yang bapak minum.
Nah sekarang sudah berapa cara mengontrol marah yang sudah bapak
pelajari?”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Kalau bisa mulai hari ini dirutinkan ya pak semua yang kita pelajari tadi,
jangan lupa dimasukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak juga ya”
d. Kontrak Yang Akan Datang
“Baiklah pak, untuk hari ini kita cukupkan dulu ya pak. Jika ada kendala atau
kesulitan, silahkan bapak hubungi tim kesehatan atau perawat yang bertugas ya
pak. Terima kasih kerjasamanya. Wassalamualaikum”.
37
POHON MASALAH
PERILAKU KEKERASAN
(CORE PROBLEM)
GANGGUAN DEFISIT
ISOLASI SOSIAL
KOMUNIKASI PENGETAHUAN
VERBAL (CAUSA)
GANGGUAN
KONSEP DIRI
GANGGUAN
PROSES PIKIR
DISTRESS
MASALALU
38